Karena kesalah pahaman akhirnya Renz dan Erin bertengkar, ini pertengkaran pertama mereka setelah mneikah, sore itu di rumah sakit nenek meminta pulang ia ingin di rawat dirumah karena sudah bosan di Rumah Sakit, awalnya Jojo dan Renz menolak tapi akhirnya mereka sepakat, karena Jojo juga sudah 3 hari tidak masuk kerja ia sibuk mengurus neneknya, sore itu juga ambulance membawa nenek ke rumahnya, alat-alat di pasang di samping tempat tidurnya, nenek harus istirahat total, Sahira senang karena nenek ada dirumah, begitupun Renz yang sudah capek bolak balik ke Rumah Sakit.
"Akhirnya aku bisa tidur nyenyak di kamarku," kata Jojo.
"Istirahat lah Jo, aku yang akan menemani nenek malam ini," kata Renz meminta Jojo kembali ke kamarnya.
"Tidak perlu, kau punya istri sekarangn kau harus bersamnya, lagipula kalian kan pengantin baru," ucap nenek.
"Erin tidak masalah jika aku menemani nenek disni, biarkan dia tidur di kamar," kata Renz mlirik ke arah Erin.
"Nek, aku buatkan teh untukmu ya," Erin pergi dari semua yang berkumpul di kamar nenek.
"Begini saja nek, biar aku yang temani nenek disni, biar papi dan mami Erin gak berantem mulu," ucap Sahira dengan lugu.
"Sahira," tegur Renz.
"Seharusnya kalian menikmati masa-masa pernikahan kalian, sana pergilah temui Erin," pinta nenek.
Renz keluar pergi ke kamarnya, Erin yang baru selesai membuatkan teh pun di minta pergi ke kamar Renz.
Renz dan Erin kini berada di dalam satu kamar, Renz menaruh jasnya di atas tempat tidur lalu Erin mengambilnya dan merapikannya.
"Kau masih marah padaku, maaf aku yang salah," sesal Erin
"Siapa pria itu?" Tanya Renz.
"Ohh dia, namanya Reymond, waktu aku masih sekolah dulu kak Reymond itu guru olah raga, hampir semua siswi di sekolah menyukai kak Reymond.
"Termasuk kamu!" Kata Renz.
"Iya," jujur Erin.
"Mulai beso jangan pernah temui dia lagi, besok pagi aku akan mengadakan konferensi pers di rumah, istirahatlah dan bangun lebih awal," kata Renz.
"Renz, aku mau tanya selama ini kamu tidak punya pacar ya, sampai-sampai aku berteman dengan pria pun kamu atur, aku kan cuma istri sementara," kesal Erin.
"Itu bukan urusanmu, patuhi aturanku atau sekolah jadi taruhannya, aku mau mandi," ucap Renz masuk ke kamar mandi.
"Aku yakin dia itu tidak punya pacar dari dulu, kasihan sekali hidupnya," ledek Erin.
Makan malam sudah tersedia, semua duduk menikmati makanan yang di hidangkan, Jojo clingak clinguk mencari seseorang.
"kenapa Jo?" Tanya Erin.
"Aku tidak melihat shemee!" Seru Jojo.
"Shemee, dia tadi siang pulang, karena ayahku memintanya pulang," kata Erin.
"Lalu kenapa ayahmu tidak memintamu pulang?"tanya Renz. Ia lupa jika Erin punya masalah besar dengan ayahnya.
Erin terdiam, dia menyudahi makan malamnya, Renz bingung tapi bersikap cuek.
"Kak, kenapa kau tanyakan itu," kata Jojo.
"kenapa, apa aku salah," ucap Renz masih mengunyah makannya.
"Ya tentu saja salah, kau tidak tau ya kalau dia di usir ayahnya karna dia ribut dengan ibu tirinya, ayahnya selalu membela istrinya dan mengusir Erin" Jojo menjelaskan.
Renz baru ingat Shemee pernah menceritakan hal serupa padanya, ia pun menghentikan makannya dan masuk ke kamar menemui Erin, di kamar Erin sedang mencari alas untuk tidur di lantai.
"Kau sedang apa?" Tanya Renz.
"Aku mau tidur, apa kau punya selimut cadangan untukku tidur?" Tanya Erin.
"Tidurlah di kasur, aku akan menemani nenek, Erin kau baik-baik saja kan, maaf aku sudah lancang mengenai keluargamu," kata Renz.
"Tidak masalah, kamu pun tidak perlu tau semua masalahku kan," kata Erin.
Renz merasa tidak enak karna sudah mengungkit sakit hati Erin, saat ingin ke kamar mandi kaki Renz tersandung sprei yg di letakkan Erin di lantai, Renz jatuh menimpa tubuh Erin tepat di atas kasur, benar-benar tepat di atas tubuh Erin, lama Renz menatap Erin begitupun Erin.
"Kau berat,"kaya Erin berusaha menghindar karna wajahnya mulai memerah.
"Maaf aku tersandung," kata Renz kembali berdiri.
Renz melihat sprei berserakan di lantai, Renz meminta Erin merapikanya lalu ia pergi ke kamar mandi, bayangan wajah Erin dan sesuatu yang ada di tubuh Erin selalu melintas di fikiran Renz, setelah membasuh wajahnya Renz keluar dan melihat Erin menarik selimut bersiap tidur, Renz mematikan lampu lalu keluar menuju kamar neneknya, tapi pintu kamar neneknya terkunci, itu pasti di sengaja Jojo dan Sahira.
"Pasti ini ulah mereka," kesal Renz.
Ponsel Renz berbunyi, panggilan itu dari sekertarisnya, Renz lupa menyiapkan berkas untuk lusa, Renz kembli ke kamarnya dan membuka laptop perlahan tanpa mengganggu Erin yang tertidur.
"ku harus kerjakan sekarang, kalau besok bisa tidak sempat," fikir Renz mulai mengetik.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, mata Renz sudah mengantuk, padahal biasanya ia bisa tidur di jam 2 malam, namun malam ini terasa berbeda, Renz menutup laptopnya tanpa sadar ia naik ke kasurnya, ia tidur di sebelah Erin, hanya berhalat guling mereka tidur begtu dekat, entah apa yang terjadi guling di antara mereka terjatuh, udara begtu dingin malam itu, Erin merasa ada yang hangat ia bisa meraskan, Erin tidur memeluk lengan Renz yang cukup berotot.
Keesokan harinya Erin masih tidur dengan posisi kepalanya di lengan Renz, bagian wajahnya menempel di dada Renz, sedang Renz menekuk lengannya lalu memegang kepala Erin, tapi suara ketuka Jojo membuat mereka terbangun, perlahan Erin membuka matanya.
"Apa ini!" Gumam Erin menengadah melihat Renz masih terlelap tidur, sontak Erin terkejut lalu mendorong Renz, Renz yang tidak siap juga masih tidur terbangun saat Erin mendorong keras dirinya sampai terjatuh.
Erin menutup mulutnya melihat Renz terjatuh dari kasur miliknya..
"Ma-maaf, Renz!" Gugup Erin.
"Cepat lah mandi dan ganti pakaianmu,hari ini akan ada konferensi pers pagi ini," kata Renz mengusap-usap pahanya yg sakit.
"Apa! Konferensi pers," kejut Erin.
"Iya, bukannya aku sudah bilang semalam!" Kata Renz masih duduk di lantai sedangkan Erin tetap di tempat tidur.
"Iya kau sudah bilang, tapi kenapa pagi, kenapa gak sore, aku belum siap, apa kau tidak malu jika aku berdandan biasa," kata Erin lagi.
"Kau mandilah lebih dulu, setelah kau selesai pakai gaun ini, MUA akan datang nanti," Renz beranjak bangun dari duduknya lalu membuka lemari memberikan gaun untuk di pakai Erin.
Setengah jam berlalu, Erin yang lebih dulu masuk kamar mandi kini sudah siap untuk di rias, satu MUA merias wajah dan yang lain mengurus rambut Erin, bag putri Erin di rias begitu cantik, Renz memperhatikan Erin yang sedang di rias sesekali Renz menyunggingkan senyuman, Renz pun bersiap siap menggunakan jas nya.
"Sudah selesai tuan," kata MUA.
Semua sudah selesai, para MUA keluar dari kamar hingga meninggalkan Renz dan Erin.
"Nanti kau cukup bilang iya atau tidak, jangan bicara yang membuat orang curiga," kata Renz.
"Baik, aku turuti tapi setelah ini kau jangan mengekangku, aku mau berteman dengan siapapun termasuk kak Reymond bagaimana?" Tanya Erin.
"Baik, tapi jika sedikit saja kamu melakukan kesalahan, jangankan berteman, saling telphon pun jangan harap," ancam Renz
Jojo masuk memberitahu Renz jika para wartawan sudah datang, Jojo membisikkan sesuatu pada Renz, Renz terkejut tapi mencoba tenang, Erin melihat perubahan di wajah Renz pun menaruh curiga.
Renz keluar lebih dulu menyapa semua wartawan, tak lama Erin pun keluar, dengan banyaknya wartawan membuatnya gugup dan hampir jatuh tersandung, Renz memeganginya dengan senyuman yang sangat manis, tidak seperti biasa.
"Dasar pencitraan, dia tidak mau harga dirinya jatuh di depan orang banyak," batin Erin membalas senyum Renz.
Beberapa pertnyaan di lontarkan Renz lah yang lebih banyak menjawab, dari kerumunan wartawan seorang wanita yang begitu cantik dan anggun mendekati Renz juga Erin.
"Hai Renz, akhirnya kau menikah juga, kenpa tidak mengundangku," ucap nya.
Erin terkejut melihat super model yang menyapa mereka.
"Aku menunggu nenek pulih baru membuat pesta, apa kabar Anie," sapa Renz.
"Aku baik, istrimu sangat cantik, aku fikir kau tidak akan menikah setelah kepergianku ke Amerika," kata Anie.
Erin mendekati Jojo lalu berbisik.
"Apa hubungan Renz dengan super model itu Jo?" Tanya Erin berbisik.
"Anie itu mantannya kak Renz," bisik Jojo balik.
"Mantan!" Batin Erin terkejut.
"Ohh ya, kenpa kalian sedikit canggung ya, seperti bukan pasangan pengantin baru, Renz kiss dong istrimu," sinis Anie.
Erin terkejut dan melihat Renz begtu juga Renz, tanpa memberi aba-aba Renz merangkul pinggang Erin mendekat lalu memberanikan diri mengecup kening Erin.
"Maaf," bisik Renz. Kamera pun menyorot mereka.
Anie belum puas, ia yakin Erin hanyalah istri bohongan karena ia yang baru tiba dari Amerika, Anie mengira Renz menikahi Erin hanya untuk memanasinya saja, dengan lantang Anie meminta Renz mencium bibir Erin, Erin terbelalak kaget begitupun Renz, di tambah wartawan menyoraki mereka berdua, Jojo pun tak kalah histerisnya.
"Renz! kening itu biasa, ayo lah," bujuk Anie. Ia akan tau jika Renz masij menginginkannya atau tidak dengan cara seperti ini.
Renz dan Erin pun saling tatap dan salah tingkah,
#Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments