Di tengah Badai.

Di acara konferensi pers, Anie mantan kekasih Renz pun memberi tantangan agar Renz mau mencium Erin, keduanya nampak kebingungan.

"Lihatlah Renz, kau tidak bisa melupakan aku bukan, kau sebenarnya masih mencintaiku, aku datang kemari karena aku mau memastikannya," batin Anie.

Erin dan Renz saling menatap, tangan Erin sudah mulai gemetar, memang bukan pertama kali ia di cium oleh Renz karna waktu itu pernah juga, tapi kali ini kasusnya berbeda, kini ia adalah istri seorang pengusaha besar yang terkenal, semua infotainment dan berita mulai mengekspose mereka, dari rumah pun Reymond sedang menonton acara Erin dan Renz.

"Kasihan Erin, ia terlihat tidak nyaman dengan semua ini, dia pasti menikah karna terpaksa dengan Renz," gumamnya.

Renz mengedipkan kedua matanya kode meminta ijin pada Erin, Erin mengerti tapi belum yakin dengan semua ini, Renz perlahan mendekati Erin, Erin menutup matanya, Renz hampir menyentuh bibir Erin ketika Anie meminta mereka berhenti, senyum sinis tersungging di bibir Renz melirik Anie, Erin pun membuka matanya...

"Kenpa, kau bilang aku harus mencium istriku kan, kenaoa kamu menghentikannya?" Tanya Renz.

"Kau benar-benar keterlaluan Renz," kesal Anie dan pergi.

Renz tersenyum senang melihat ekspresi Anie yang marah padanya, sementara Erin masih mematung, mungkinkah Renz sengaja agar Anie cemburu, mungkinkah Renz masih menyimpan perasaan pada Anie, Erin pun menggeleng pelan.

Satu jam kemudian, semua wartawan pulang yang menandakan semua sudah berakhir, Renz mebuka sosmed nya dan mendapat banyak ucapan, tapi yang lebih banyak adalah ucapan kekecewaan para wanita, Erin melirik ke arah ponsel Renz.

"Bnyak juga ya yang patah hati, beruntungnya aku," ledek Erin.

"Aku bersyukur, dengan ini tidak ada lagi wanita yang mengejar- kejar ku," angkuh Renz.

"Sombong sekali, eh iya ngomong-ngomong kenpa kau bisa putus dengan model itu, bukankah dia perfek dan sangat cocok denganmu," kata Erin.

"Tdak usah membahas wanita itu, aku mau ke asrama Sahira," ucap Renz mengambil kunci mobilnya.

"Renz! Kamu sudah janji kan tidak akan membawa Sahira ke asrama, setelah semua ini kenapa kamu masih mau mngirim Sahira, aku tidak akan membiarkan Sahira ke asrama lagi," kesal Erin merebut kunci mobil Renz.

"Siapa yang mau mengirim Sahira, aku hanya akan mengambil bebrpa berkas dan mendaftarkannya di sekolah daerah sini dengan catatan kau yang mengurus Sahira dan juga nenek," kata Renz.

"Kau pasti bohong, aku mau ikut" kata Erin.

"kemana?" Tanya Renz.

"Ya ke asrama lah, aku harus memastikan kau tidak bohong," kata Erin lagi.

"Tidak usah, kau jaga nenek aku buru-buru, mana kuncinya," pinta Renz.

"Iya baik-baik, nih." Erin memberikan kunci mobil yang di ambilnya tadi.

Ponsel Erin berbunyi panggilan itu dari Reymond, sedang Renz belum pergi Erin mengangkat telphonnya.

"Ya ka Reymond, ada apa?" Tanya Erin. Reymon meminta Erin menemaninya makan siang.

"Ya aku bisa, nanti aku kesana," kata Erin lalu mematikan ponselnya.

Renz mendengar itu kupingnya pun memanas.

"Dari siapa, guru idolamu itu!" Sinis Renz.

"Iya, katanya mau mengajakku makan siang, Renz apa boleh aku pergi," mohon Erin.

"Untuk apa kau mau menemuinya, tidak kau tidak boleh pergi kau tetap dirumah," titah Renz.

"Tapi kau sudah janji setelah konferensi pers ini kau tidak akan mengekangku, walaupun jalan dengan temanku, kau todak konsisten," kesal Erin.

"Ya tapi dia kan pria apa lagi kau pernah menyukainya," omel Renz.

"Kau ini kenapa sih, aaa kau cemburu ya!" goda Erin.

"Apa! Cemburu, jangan kebanyakan mimpi, aku melarangmu itu karena tidak baik seorang wanita yang bersuami jalan dengan seorang pria selain suaminya, sudah kau dirumah saja," perintah Renz.

"Kau itu egois," ucap Erin kesal.

Renz berfikir sejenak, jika ia pergi tidak ada yang mengawasi Erin, Jojo dan Sahira pasti sibuk dengan nenek.

"Erin, apa kau mau ikut denganku ke asrama Sahira," ajak Renzm

"Kenapa aku harus ikut, tadi kamu melarangku ikut, tidak aku tidak mau," ketus Erin.

"Tadi kamu memohon-mohon mau ikut, giliran aku mengajakmu kau justru tidak mau, ayo cepat mau ikut gak," ajak Renz lagi.

"Aku sudah gak mood," malas Erin. Renz menarik Erin menuju ke mobilnya.

"Kau ini, memang paling senang jika di paksa ya," gregetan Renz. Erin sudah duduk di mobil dan memainkan ponselnya, ia malas berdebat dengan Renz.

"Kirim pesan padanya, kau tidak jadi pergi, kau pergi denganku," ucap Renz tersenyum penuh kemenangan.

"Kau ini selain sombong dan angkuh, kau juga bawel ya," kesal Erin.

Erin pun mengirimkan pesan pada Reymond jika dia tidak jadi makan siang dengannya, Reymond hanya tersenyum melihat isi pesan Erin. Perjalanan ke asrama lumayan jauh, memakan waktu sampai 3 jam.

"Kau menaruh Sahira di asrama yang jaraknya sejauh ini," heran Erin.

"Iya, aku melakukan ini karna keluarga dari ayah Sahira ingin mengambil, selain aku menyekolahkannya disana ini sebagai tanda rasa sayangku agar Sahira aman dan tetap di dekatku," kata Renz.

"Lalu nenek tau jika Sahira mau di ambil keluarga ayahnya?" Tanya Erin.

"Tidak, maka dari itu nenek sangat marah saat aku menaruh Sahira di asrama, karna jika Sahira di bawa entah kapan aku dan nenek bisa melihat Sahira lagi, hanya Sahira peninggalan Hanah, mereka ingin membawanya ke Belanda," kata Renz.

"Maaf Renz, aku juga tidak tau dan langsung menuduhmu tanpa tau penyebabnya." Kata Erin.

Cuaca di perjalanan tiba-tiba berubah, mendung pekat muncul dngan petir-petirnya.

"Tadi nya cuaca cerah, kenpa bisa berubah," bingung Renz.

"Sebelum pergi seharusnya kau cek cuaca hari ini, cuaca ekstrim akan sering terjadi kedepannya Renz, hari ini akan ada badai menyelimuti kota dan sekitarnya," kata Erin.

"Kepa baru bilang sekarang," kesal Renz.

"Aku juga baru lihat di berita ini Renz," ucap Erin memprlihatkan ponselnya.

Hujan mulai turun sangat deras sampai jarak pandang berkurang, sebuah pohon besar tumbang di depan jalan mereka,

mau putar arah pun tidak bisa kare a badai sudah terjadi, satu-satunya cara adalah tetap bertahan di mobil sampai situasi mereda.

"Coba aku tau, lebih baik dirumah," sesal Erin. Renz melihat ke arah Erin.

"Apa! Memang benarkan seharusnya aku dirumah saja," kata Erin lagi.

"Sebenarnya apa sih isi di kepalamu itu, aku bingung denganmu," ucap Renz melihat ke arah Erin.

Erin tidak menjawab, ia memainkan ponselnya tanpa melihat ke arah Renz.

tiba-tiba petir menggelegar terdengar, spontan Erin melempar ponselnya nya ia langsung memeluk Renz, pelukan Erin cukup erat sampai Renz kewalahan, saat sudah mereda Erin pun melepas pelukannya.

"Maaf Renz, aku sedikit kaget," Kata Erin.

"Kaget tapi meluknya kenceng banget, sampai nemplok gitu," batin Renz. Ia senyum-senyum sendiri.

Erin melihat kursi belakang terdapat 2 buah kotak besar donat.

"Itu, kau mau bawa keasrama?" Tanya Erin.

"Tadinya, tapi sepertinya tidak jadi, ini sudah waktunya makan siang tapi kita terjebak badai, kalau kau lapar kau bisa memakannya," kata Renz

Erin kegirangan, karna susah menjangkau Erin pun pindah ke belakang, ia duduk menikmati donat, ia pun memberikannya pada Renz juga yang duduk di depan.

Renz pindah ke kursi belakang mereka makan lalu sesekli bercerita, Renz mengusap coklat yang menempel di pinggir bibir Erin, mereka pun jadi salah tingkah, beberpa kue donat pun sudah habis.

"Renz, ceritakan bagaimna masa kecilmu," kata Erin.

"Kau ingin tau?" Tanya Renz.

"Iya ceritakan" Erin sangat antusias.

"Tidak indah seperti anak kebanyakan, dari kecil aku dan Hanah hidup seperti tidak punya orang tua, mereka sibuk dan menitipkan kami dirumah nenek, lihalah sampai sekarang menengok nenek saja mereka todak sempat, apalagi sekarang aku sudah me ..." ucapan Renz tertahan saat Erin menyandarkan kepalanya di pundak Renz

Erin tertidur, Renz menyibak pelan rambut yang menutupi separuh wajah Erin.

"Jika di lihat Erin begitu cantik, tapi ia sangat bawel," batin Renz, Rens tersenyum ia pun menyandarkan kepalanya di kepala Erin dan memberanikan diri menggenggam tangan Erin, mereka pun tertidur bersama di tengah badai.

#bersambung..

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!