#KOMA eps 4
dengan kesal Erin berjalan cepat. Tidak perduli banyak pasang mata yang meliriknya dengan sinis setelah kejadian waktu itu, terlebih kariawan wanita yang sudah di patahkan hatinya hanya karna seorang Erin Paramita.
"dasar orang kaya orang sombong, dia fikir aku bisa luluh hnya karna dia membayarkan sewa rumaku dia pikir dia siapa!" gerutu Erin kesal.
karna jalan yang cepat, sampai-sampai Erin menubruk Jojo yang baru datang dari luar kantor.
"maaf, aku tidak sengaja," kata Erin
"kau! kau ini Erin kan?" Tanya Jojo
"kau mengenalku!" bingung Erin
"siapa sih yang tidak kenal denganmu, bukan hanya di kota ini bahkan di luar negeri sana saja kau di kenal, ohh ya kenalkan namaku Joshua, kau bisa memangilku Jojo" pria itu mengulurkan tangannya.
"kau kan sudah tau siapa aku, aku permisi dulu" pamit Erin meninggalkan Jojo.
"aku belum bertanya, mau apa dia kemari?" Tanya Jojo pada dirinya sendiri.
Jojo pergi ke ruangan Renz, Renz sedang ada tamu dari luar kota.
"Kak! Boleh aku masuk?" Tanya Jojo
"Masuk lah Jo, tapi tunggu sebentar ya aku masih ada tamu," kata Renz
"santai saja kak!" Kata Jojo.
tak berapa lama urusan Renz dengan tamunya itu selesai, tamunya pun keluar, setelah itu giliran Jojo yang duduk di depan Renz.
"ka! ini proposal yang kau minta(Renz mengambil lalu membacanya) tadi aku bertemu Erin, apa dia menemuimu?" tanya Jojo.
Renz menutup proposalnya dan menatap Jojo dengan tatapan penuh selidik.
"Kak! apa arti tatapanmu itu, tenang saja aku tidak mengganggunya," kata Jojo dengan gaya sok cool nya.
"aku heran padamu Jo, apa setiap bertemu wanita kau selalu akrab dengan mereka?" Tanya Renz.
"kenapa! Apa kau cemburu ya,"goda Jojo
"untuk apa!" Seru Renz
"ya untuk apapun, ka Renz aku ini kan keren, jadi rasanya rugi saat mempunyai wajah yang tampan tapi tidak menggoda wanita," sombong Jojo.
"kau ini," kekeh Renz.
"ka, tadi kan aku bertnya Erin tadi kemari untuk apa, minta tanggung jawab ya," ledek Jojo
"sebenarnya aku itu sudah berbaik hati Jo, aku memberi mereka waktu yang cukup lama untuk mereka meninggalkan sekolah, awalnya mereka setuju tapi Erin membuatku kesal, berkali kali dia kemari meminta aku membatalkan semuanya, pun aku tidak suka jika ada orang yg merendahkanku terlebih membawa bawa statusku yang masih lajang sampai sekarang, dia juga berani mengatakan aku tidak laku," omel Renz kesal.
Jojo tertawa terpingkal-pingkal, sebenarnya apa yang di katakan Erin semua itu benar.
"Kenapa! apa ada yang salah?" Tanya Renz
"jelas tidak ada yang salah, memang Erin benar mengatakan itu, umurmu sudah 34 tahun jangnkan istri, pacar saja tidak punya," ledek Jojo.
"Sialan lo! (Renz melempar pulpen ke arah Jojo) tadi saat aku mau minta maaf krna perlakuanku kemaren ehh dia malah marah," ucap Renz.
"memangnya apa permintaan maaf seperti apa yang kau lakukan kak?" Tanya Jojo.
"aku hanya membantunya, membayarkan uang sewa rumahnya tapi dia malah marah, aku juga baru tau jika Erin di keluarkan dari sekolah, makanya aku ingin minta maaf dengan cara membantunya," jelas Renz.
"wajarlah Erin marah, mana ada wanita yang sudah di permalukan sampai-sampai dia di pecat, terus kamu membayarkan rumah sewanya, dia pasti merasa kau menganggapnya wanita gampangan ka, yang habis di sakiti lalu di bayar," jelas Jojo.
"Lalu aku harus bagaimana?" Tanya Renz.
"ya bersikaplah santai ka, juga wanita itu kalau marah jangan di balas dengan amarah juga, kau harus bisa meredam,"ucap Jojo
"apa wanita semua begitu?" Tanya Renz
"tidak juga, hanya beberpa yang seperti itu, tapi kalau aku lihat sebenarnya Erin itu, eh! tunggu tunggu kenpa kau sangat penasaran dengan Erin, atau jangan-jangan." Selidik Jojo.
"ah sudahlah Jo, fikiranmu itu terlalu mengada-ada, aku mau pergi menjemput Sahira," ucap Renz berdiri mengambil Jas yang ia taruh di kursi lalu memakainya.
"Sahira! aku boleh ikut gak ka, aku juga sangat rindu dengan Sahira," kata Jojo
"bereskan pekerjaanmu lalu susul aku di parkiran,"ucap Renz
****
Erin sampai di rumah sewanya, ia terkejut karena barang-barangnya ada diluar semua,
"ya tuhan kenapa barang-barangku di luar semua,"kejut Erin yang baru tiba di rumah.
"karena kamu harus pergi dari rumah ini, kamu sendiri yang mengambil semua uang sewa yang di berikan pacarmu, jadi terimalah semua ini"ucap pemilik rumah berlalu pergi
"tapi bi, aku harus kemana?" Tanya Erin
"itu bukan urusanku." Tegas pemilik rumah.
"aku harus pergi kemana, aku tidak mungkin pulang kerumah," sedih Erin
Erin pun kebingungan, ia tiba-tiba teringat shelo, ia pun menelpon shelo teman mengajarnya di TK.
shelo meminta Erin kerumahnya, Erin bisa tinggal sementara sampai Erin mendapatkan rumah sewa lagi, Erin sangat senang begitupun shelo yang biasa tinggal sendiri sekarang mempunyai teman.
"aku sangat berterimakasih shelo, kau sangat baik, aku tidak tau harus kemna lagi," sedih Erin.
"santai saja Erin, aku juga sngat senang karna aku punya teman untuk mengobrol kalau malam," kata Shelo
****
Renz mengemudikan mobilnya ke arah sebuah asrama putri, Jojo sangat senang karena sudah sangat lama ia tidak bertemu sahira.
"bagaimana wajah Sahira sekarang, karna terakhir kali bertemu dengannya saat umur Sahira 2 tahun," ucap Jojo
"Sekarang dia semakin cantik dan pintar Jo, dia juga semakin tinggi, tidak lama lagi dia akan menyaingimu menjadi model,"ledek Renz.
"Benarkah, kalau begitu aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya, semoga dia masih mengenali pamannya yang tampan ini," puji Jojo pada dirinya sendiri.
ponsel Renz berbunyi namun ia tidak bisa mengangkat telphon kalau sedang menyetir.
"Jo tolong angkat ponselku, takutnya penting," pinta Renz
"Dari nenek kak, ya! hallo nek ada apa?" Tanya Jojo
"Jo, kenapa kamu yang angkat ponsel Renz, dimana dia? Katakan pada Renz jangan sampai lupa menjemput Sahira, "ucap nenek
"kami sedang menjemput Sahira nek, kau tenang saja," kata Jojo.
"ya sudah kalian hati-hati jangan sampai telat," ucap nenek lalu menutup telponnya
tak berapa lama mereka pun sampai di asrama putri, satu persatu anak keluar dari gerbang dan di jemput orang tuanya, kini giliran seorang gadis keluar dari gerbang, gadis berumur 7 tahun dengan rambut di kepang dua clingak clinguk mencari seseorang.
"Sahira," panggil Renz
Sahira mencari sumber suara yang memanggilnya itu, sahira tersenyum senang saat menemukan apa yang di carinya.
"papiiii."teriaknya
Renz memeluk Sahira lalu mencium kedua pipi keponakannya tersebut dengan gemes.
"kau sudah siap bertemu nenek?" tanya Renz.
"siap dong pi! Seru Sahira
"hemm, Sahira memeluk papi Renz tapi tidak memeluk paman Jojo,"cemberut Jojo
"kau siapa"tanya Sahira
"aku juga saudara papimu Sahira" ucap Jojo
"kalau begitu sini aku peluk" Sahira menghampiri Jojo lalu memeluknya juga.
Jojo berjongkok dan memeluk keponakannya itu? mereka pun kembali ke rumah Renz yang dimana nenek juga tinggal, cukup jauh perjalananya, saat mereka sampai hari sudah lumayan gelap.
Sahira berlari dari parkiran menuju dalam rumah, dia berteriak teriak memanggil nenek nya. Seharusnya Sahira memanggil nenek dengan sebutan atuk, tapi nenek tidak mau.
"nenek nenek kau dimana! Sahira pulang nek,"teriak Sahira
"sahira," panggil nenek langsung memeluknya.
"Nenek sangat rindu dengan Sahira, bagaimna sekolahmu sayang?" Tanya nenek
"sangat baik nek, aku selalu mendapat nilai terbaik di sekolah" oceh bocah manis itu.
"wwowww benarkah, kalau begitu nenek akan memberikan hadiah untuk mu sayang."ucap nenek
"nek! aku ke atas dulu," kata Renz
"Jojo juga nek,"
"kalian mandi dulu lalu kita makan malam bersama, ayo Sahira ke kamar kita taruh barang-barangmu," ajak nenek.
saat makan malam Sahira meminta Renz untuk mengantarnya besok kesuatu tempat.
"papi,bseperti biasa kalau aku pulang kau akan mengajakku ke makam mama kan, aku sangat rindu mama!" Kata Sahira
Sahira berumur 5 tahun saat mama nya meninggal karena bunuh diri akibat stres yg berkepanjangan.
"iya, tapi agak siang ya karena papi ada miting, atau mau pergi sama paman Jojo?" Tanya Renz melirik ke Jojo.
"duh ka, aku tidak tau dimana makam ka hanah," kata Jojo
"Sahira pergi dengan nenek saja ya"pinta nenek
"nek, sebaiknya Sahira pergi denganku, aku akan usahakan secepatnya pulang menjemput Sahira" kata Renz
"atau begini saja, karena makam Hanah tidak terlalu jauh dari katormu, kau ajak saja Sahira ke kantor setelah rapatmu selesai kau bisa langsung membawanya" ide nenek
"ide yang bagus nek."ucap Jojo
*****
keesokan harinya.
"ayo Sahira kita bisa kesiangan ke kantor" ajak Renz
"aduh papi, papi selalu saja mementingkan pekerjaan daripada aku," omel Sahira
"tidak sayang, pokoknya Sahira yang lebih penting dari apapun termasuk pekerjaan, tapi ini pekerjaan yang sangat penting jadi ayo kita harus cepat" ajak Renz memakaikan sepatu untuk Sahira yang sedang cemberut dengan menyilang kedua tangan didadanya.
"kalau sama Sahira lembut banget, tapi dengan Erin kasar" ledek Jojo
"Jo!"tegur Renz
"ia ia, ayo cantik kita ke mobil"ajak Jojo.
***
di tempat lain Erin sedang mengajar sampai ketika beberapa wali murid berdatangan ke sekolah, dari jauh Erin melihat ada bebrpa orang ke ruangan kepsek, tak selang beberapa lama shelo datng memberitahu Erin untuk ke ruang kepsek.
"kepala sekokah memanggilmu..pergilah biar aku yang menggantikanmu dulu"ucap shelo
Erin masuk ter buru-buru ke kantor dan disana sudah banyak berkumpul para wali murid.
"ada apa bu?" Tanya Erin
"Nah ini dia orangnya ibu-ibu, langsung saja ya bu, kami semua ingin anda berhenti mengajar di sini, kami tidak mau anak-anak kami di ajari sama wanita ganjen seperti mu" omel wali murid.
"tapi apa kesalahan saya bu,"bingung Erin
"ini!" Kata wali murid memperlihatkan vidio nya dngan Renz.
"Renz Adipratama itu pria terhormat, orang kaya yang di segani, sementara kamu siapa? kamu pasti menggodanya untuk mengambil simpati dan biar kamu bisa jadi orang kaya kan, gadis-gadis sepertimu ini sangat banyak di jalanan," marah wali murid.
Erin hanya bisa menangis, Renz harus klarifikasi tentang vidio itu, karena vidio itu Erin menjadi susah untuk mendapat pekerjaan, ia pun kebingungan padahal itu bukan kesalahanya, mungkin menurut Renz vidio itu biasa tapi tidak dengan Erin, bgtu berat yang ia tanggung karrna vidio ciuman itu.
"baik bu saya akan keluar dari sekolah ini, permisi" sedih Erin
Erin mengambil tas nya lalu pergi setelah berpamitan pada Shelo.
****
2 jam Sahira menunggu Renz dan Jojo rapat, Sahira bosan dan memutuskan untuk pergi sendri.
"Seingatku makam mama tidak jauh dari kantor papi," gumam Sahira.
Sahira pergi tanpa meminta ijin dari Renz, ia berjalan kaki menuju pemakam, jauh semakin jauh Sahira berjalan ia pun kebingungan, Sahira tersesat dan mulai ketakutan, dari kejauhan nampk Erin berjalan kaki dengan sesekali mengomeli dirinya sendiri.
"sial! kenpa aku selalu sial seperti ini, baru juga 2 hari kerja ehhh di pecat lagi dan sekarang matahari begtu terik baru jam 10 pagi tapi langit cerah banget, panas"gerutu Erin.
Sahira duduk di pinggir jalan menangis ketakutan, Erin nampak dari jauh melihat Sahira, Erin pun buru-buru mendekatinya.
"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Erin.
"aku mau ke makam mama." Kata Sahira sesegukkan.
"tapi kenpa sendiri, dimna papamu?" Tanya Erin lagi.
"tadi aku mau pergi dengan papi, tapi papi masih rapat dan belum selesai, dia lama sekali, aku sudah sangat rindu dengan mama," tangis Sahira.
"kasihan sekali,om namamu siapa?" Tanya Erin duduk di samping Sahira.
"aku Sahira tante," gadis kecil itu mengenalkan namanya.
"Nama nya cantik seperti orangnya, kalau tante namanya Erin." Katanya memperkenalkan diri.
"kau harus telphon papimu, mungkin sekarang dia sedang cemas" bujuk Erin.
****
di kantor
"masa tidak ada yang lihat Sahira, apa saja krrja kalian."marah Renz
***
"Aku tidak punya ponsel tante, tapi aku ingat kok nomer papi,"kata Sahira
"biar tante yang menelphon. papimu ya." Kata Erin
Sahira memberikan no ponsel Renz pada Erin, Erin pun akhirnya menelphon nomer Renz .
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Bunga Syakila
diulang aithor semangat 💪💪💪
2021-06-15
0