Erin memberanikan diri masuk ke ruangan Renz, di dalam sudah ada Ob yang membersihkan Renz, ia berdiri di depan jendela kaca membelakangi Erin.
"Aku kira kamu hanya sombong dan angkuh, ternyata kamu juga tempramen," kata Erin
"Mau apa kamu masuk lagi?" Tanya Renz masih membelakangi Erin.
"Seharusnya kamu bertqnya lebih dulu denganku untuk apa aku bertemu dngan kak Rey," kata Erin.
"Kak Rey! Bahkan panggilanmu padanya sudah sangat dekat, semua sudah jelas, mungkin saja kalian sudah menjalin hubungan," sinis Renz.
"Kenapa mungkin! Bahkan kamu tidak yakin bukan, hanya karna foto-foto yang di kirim orang tidak brtanggung jawab itu lalu kamu luapkan emosimu, kamu fikir aku wanita gampangan hah, setelah ini semua aku sadar ternyata aku sudah salah menyukaimu," bentak Erin.
"Pergi dari hadapanku, aku tidak mau melihat wajah wanita sepertimu," usir Renz. Betapa sakit hati Erin, bahkan melihat wajahnya pun Renz tidak mau.
Erin menaruh sebuah amplop undangan lalu pergi, Renz masih diam berdiri di depan jendela tanpa melihat kepergian Erin.
"Bagaimana?" tanya Jojo.
"Aku akan bertahan hanya sampai nenek benar-benar sembuh, percuma selama beberapa hari ini aku mulai membuka hatiku dan mau menerimanya tapi dia tidak bisa merubah sifatnya angkuh dan kerasnya, aku pulang dulu Jo," pamit Erin.
Jojo masuk ke ruangan Renz, Jojo melihat sebuah undangan tergeletak di atas meja kerja Renz.
"Reymond dan Erika, apa ini punya mu kak?" Tanya Jojo. Renz berbalik lalu melihat Jojo memegang sesuatu di tangannya.
"Apa itu?" Tanya Renz.
"Undangan pertunangan kak, ini untukmu dan Erin. Pertunangan Reymond dan Erika tulisannya," Kata Jojo.
Renz dengan cepat mngambil undangan itu, dari fotonya wajah itu memang wajah Reymond.
"Reymond akan bertunangan dan aku menuduh Erin tanpa menanyakannya langsung ohh sial," umpat Renz lalu berlari keluar ruangan mencari Erin, mungkin saja Erin masih di area kantornya, tapi Erin keburu naik taksi saat Renz sampai di lobi kantor.
"Dua fikir dia siapa, seenaknya berbicara kasar, memang dia suamiku tapi tidak seperti itu caranya, belum tau yang sebenarnya langsung marah," gerutu Erin.
Renz mengejar Erin menuju rumah, tapi Erin tidak pergi kerumah, justru ia kesekolah tempat Shelo mengajar.
"Erin kau kemari, kejutan sekali," kata Shelo.
"Aku lagi ada masalah, jadi biarkan aku disini dulu ya," kata Erin.
Shelo dan Erin pergi ke taman bermain, karna Shelo adalah guru TK jadi ia sedikit santai saat mengajar.
"Ceritakan, kau kenapa? Ohh iya sebelumnya aku mau memberimu selamat, selamat ya akhirnya Renz mengumumkan pernikahan kalian." Kata Shelo.
"Itu dia masalahnya," ucap Erin.
"masalah! apa maksudmu?" Tanya Shelo.
"Iya, nih ya tadi pagi sebelum aku kantor Renz, aku bertemu lebih dulu dengan kak Reymond guru idolaku masa sekolah, kata kak Reymond ada hal penting, ternyata disana ada yang memata-matai kami orang itu memotret kami lalu mengirimnya ke Renz, Renz itu orangnya tempramen dan saat aku mau masuk ke ruangannya hampir saja aku terkena lemparannya, aku yakin orang yang memotretku itu iri dan mau menghancurkan pernikahanku," ucap Erin kesal.
"Emm terus sekarang bagaimana, kamu mau minta pisah," selidik Shelo.
"Ya gak sampai segitunya juga aku minta pisah, ini hanya kesalah pahaman saja, sebenarnya kak Reymond menemuiku itu karna ingin mengundangku dan Renz di acara pertunangannya, entah siapa orang jahat itu," kesal Erin.
"Ouhhh begitu," kata Shelo.
Erin menceritakan apa saja pda Shelob karna baginya Shelo adalah sahabat yang baik mau mendengarkan keluhanya belum lagi di saat Erin kesusahan Shelo lah yang membantunya, Shelo banyak memberi masukan walaupun ada yang Erin tidak tau dari Shelo yakni Shelo ingin merebut Renz dari Erin.
"Huft, aku sekarang lega terima kasih kau memang sahabatku Shelo, walaupun kita baru berteman aku sudah sangat nyaman jika cerita denganmu di banding adikku sendri," kata Erin.
"Iya sama-sama, datanglah kalau kau lagi ada masalah, aku siap mendengar curhatan sahabatku ini," ucap Shelo memeluk Erin. Di belakang Shelo tersenyum licik.
Sedang dirumah Renz mencari cari Erin tapi tidak menemukannya, ia ke kamar nenek pun Erin tidak ada.
"Kau kenpa Renz, kenpa mencari Erin, bukannya dia tadi ke kantormu mau memberimu kejutan tapi kamu malah pulang," bingung nenek. Renz mengusap kasar wajahnya.
"Renz ada apa?" Tanya nenek sedikit membentak.
"Aku menuduhnya berselingkuh nek, aku menyesal aku emosi dan hampir melukainya," sesal Renz duduk di ujung tempat tidur nenek.
"Astagfirullah Renz, kamu itu kenpa? Apa yang Erin lakukan sampai kamu seperti itu, kamu tudak tau betapa bahagianya Erin tadi, dia mau memberimu kejutan dengan tidak memberitahumu kalau dia mau ke kantor, wajahnya sngat bahagia," kata nenek.
"Aku salah nek, aku mau minta maaf, tadi Erin lebih dulu pulang tapi dia belum sampai, kemana dia nek?" Tanya Renz.
Terdengar suara taksi berhenti di jalan depan, Erin baru sampai dari sekolah Shelo, Renz segera menemui Erin.
"Kamu dari mana? aku mencarimu" tanya Renz.
"Untuk apa mencariku, bukannya kamu tidak mau melihatku," ucap Erin jutek.
"Erin tunggu, kita harus bicara," kata Renz.
Erin tak mau mendengarkan Renz, ia masuk ke kamar dan mengambil tas kopernya, membuka lemari dan menaruh semua pakaiannya ke koper.
"Kamu mau kemana?" Tanya Renz.
"Bukan urusanmu, kau sendri kan yang bilang tidak mau melihatku, aku mau pergi lagipula nenek sudah membaik, jangan lupakan kita hanya menikah sementara, kubur perasaan yang ada," kasar Erin.
Renz merebut koper Erin lalu membuangnya ke kamar mandi.
"Renz kamu ini kenapa, kamu membuat pakaianku semua basah," omel Erin kesal.
Rennz langsung memeluk Erin dqri belakang, Erin ingin melepaskan diri tapi pelukan Renz terlalu kuat.
"Tidak, kau jangan pergi, aku mohon kamu tetap disni, aku minta maaf karna kasar denganmu, aku menyesal maafkan aku," kata Renz.
Erin melihat ketulusan dari Renz tapi tidak segampang itu memaafkannya, Renz harus mendapat balasannya.
"Erin, aku tidak mau kehilanganmun aku tidak mau kau dekat dengan orang lain, aku cemburu aku-aku mencintaimu, please Erin aku tidak mau kau pergi," Renz memelas memohon.
"Permintaan maaf saja tidak cukup, kau harus melakukan sesuatu untukku," kata Erin.
"Apa! katakan," Renz membalik posisi Erin kini mereka saling berhadapan.
"Aku mau kamu merubah kebiasaanmu, kamu itu kurang senyum jadi senyumlah pada semua kariawanmu saat mereka tersenyum padamu, aku mau setiap pagi kamu memberiku sebuket mawar merah siangnya membelikanku es crim dan sorenya choklat, malam pun kau harus menceritakan cerita menarik sebelum aku tidur," jelas Erin.
"Apa tidak ada cara lain, misalkan menciumimu setiap saat dan waktu," goda Renz. Renz mau menyosor tapi di tahan Erin.
"Tidak, itu berlaku sampai hari ulang tahunmu, tapi untuk tersenyum dengan kariawan itu kau harus lakukan setiap hari." Tegas Erin.
"Tapi apa kau mau menerimaku seutuhnya sebagai suamimu setelah itu dan menerima cintaku?" Tanya Renz memegang kedua tangan Erin.
"Tergantung, lakukan dulu yang aku mau, aku akan tetap disni dan aku akan memberimu jawaban saat ulang tahunmu nanti, bagaimana?" Tanya Erin.
"Itu masih 8 hari lagi, bagaimana untuk hari ini, apa sekarang kamu sudah memaafkanku tentang kejadian tadi," kata Renz. Erin menggeleng.
"Jalani syaratku kalau kau mau mendapatkan maafku," tegas Erin. Erin pun melepaskan genggaman Renz di tangannya.
Erin masuk ke kamar mandi mengumpulkan pakaiannya, sementara Renz memikirkan semuanya...
"Semahal itu kah caraku minta maaf," gumam Renz pelan.
"Tidak mahal Renz," sahut Erin dari kamar mandi.
"Setajam itu pendengarannya, wanita yang luar biasa," gumam Renz lagi dengan tersenyum.
Renz kembali ke kantor, sementara Erin ke kamar nenek tertawa cekikikan.
"Maaf ya nek, aku harus mleakukan itu semua, aku hanya ingin Renz belajar menghargai orang lain, lagipula aku sudah memaafkan Renz karna itu juga salahku, tidak memberitahu Renz lebih dulu," sesal Erin.
"Tidak apa-apa sayang, nenek selalu mendukungmu kalau itu untuk kebaikan Renz," kata Nenek.
"Aku ingin tau apa dia melakukannya di kantor saat ini," khayar Erin tersenyum senang
Di kantor Renz menyapa semua kariawan bahkan OB sekalipun, ia tersenyum dengan semuanya, para kariawan justru takut dengan perubahan sikap Renz, mereka beranggapan jika mungkin mereka akan di pecat, Jojo pun tidak mengerti apa yang terjadi.
"Kakak, kau tersenyum?" Tanya Jojo heran.
"Lalu kenapa, apa aku tidak boleh senyum?" Tanya Renz.
"Bu-bukan begitu, aku hanya curiga apa yang di lakukan Erin sampai kau seperti ini," kata Jojo mengikuti sepupunya itu masuk keruangannya.
"Apa aku boleh berhenti tersenyum sekarang, wajahku mulai keram," kata Renz saat sudah sampai di ruangannya.
Jojo cekikikan tertawa melihat Renz yang memijat pipinya pelan, tak lama ponsel Jojo berbunyi,panggilan itu dri Erin, Jojo sedikit menjauh mengangkat telphon dari Erin.
"Erin apa yang telah kamu lakukan sampai-sampai ka Renz bisa berubah seprti itu, padahal tadi dia seperti monster saat marah, kau tau! Semua kariawan justru takut dengan sikap kak Renz sekarang," kata Jojo.
"Tidak ada, itu kemauannya sendri," tawa Erin.
"Kamu bohong padaku, kamu punya hutang penjelasan padaku, baiklah aku tutup telphonnya, kak Renz melirikku," bisik Jojo.
"Huhh, nanti sore coklat malam cerita, jadi gak sabar menunggunya pulang," tawa Erin karna sukses mengerjai.
#Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ely Jung
lucu dehh 🤣🤣
2022-10-27
0
Safaraz Aufa Azalia
lanjut Thor...🤣🤣🤣
2021-03-22
0