Renz segera mengangkat dan menggendong Erin yang ternyata pingsan, Renz memanggil-manggil Dokter dan Dokter meminta Renz membawa ke UGD.
Shemee ketakutan karna ia juga baru kali ini melihat kakaknya seperti itu, Erin di periksa dan di pasangi infus.
"Kalian keluarganya?" Tanya dokter.
"Saya suaminya," ucap Renz.
"Saya adiknya, dok apa yang terjadi dengan kakak saya," cemas Shemee.
"Dia tidak apa-apa, hanya kondisinya sedang drop, faktor kelelahann panasnya tinggi, itulah yang membuatnya mengeluarkan darah," kata dokter.
"tapi dia tidak sakit apa-apa kan dok, hanya kelelahan biasa kan?" Tanya Renz.
"Sejauh ini saya katakan tidak, istri anda tidak punya riwayat sakit apa-apa, hanya saja saya sarankan biarkan dia istirahat yang cukup dan jangan membuatnya stres, dia sangat kurus seperti banyak menanggung masalah, kalau tidak makan ya tidak mungkin kan, karna kau pengusaha besar di kota ini," kata Dokter.
Teringat Erin saat memprtahankan sekolah dan banyak nya masalah di hari-harinya, begitupun sampai hari ini. Renz merasa bersalah ia pun mendekati Erin yang masih belum sadar, Shemee pun mulai berbicara.
"Dia meninggalkan rumah sudah 5 bulan ini, ayah mengusirnya karna kakak bertengkar hebat dengan ibu tiri kami, ibu tiri kami banyak mengadu sembarangan pda ayah, saat itu aku tidak dirumah karna harus pergi ke asrama, tapi kakak, dia tidak tahan dengan perlakuan ibu tiri kami.(Shemee meneteskan air mata)terakhir ayah bilang pernah melihat kakak di kantormu, saat itu ayahku bertemu denganmu membicarakan bisnis, ayah melihat kakak di lift baru keluar dari ruanganmu(di eps 03) maka dari itu ayah memintaku kemari mencari tau, ternyata benar kalian ingin menikah," terang Shemee.
Renz manggut-manggut bukan karna tau tapi karna ia tidak mau bilang jika ia sendiri lupa. Tak lama Erin sadar, ia melihat ke arah Renz dan Shemee.
"Aku dimana! Kenapa aku di infus?" Tanya Erin lemah.
"Kau tadi pingsan kak," terang Shemee.
"Ohh, tapi sekarang aku sudah baik-baik saja, bisakah kamu panggilkan dokter untuk melepas ini," Erin memegang selang infusan.
"Jangan banyak tingkah, kau maaih lemah, besok kau pulang bersama Sahira dan Shemee kerumah, tidak baik kalian terus disni, terlebih Sahira, dia masih kecil untuk tidur dirumah sakit," kata Renz.
"Renz, bisakah kau mengabulkan keinginanku," pinta Erin.
"Apa?" Tanya Renz.
"Biarkan Sahira dirumah, Jangan bawa dia krmbali ke asrama, aku akan mengurus nya, bagaimana pun dia sudah menjadi keponakanku juga kan," kata Erin.
"Akan aku fikirkan, yang jelas besok pagi kalian pulang, Jojo akan mengantar kalian kerumah, aku mau melihat nenek dulu, Shemee jaga kakakmu," kata Renz lalu baranjak pergi.
keesokan harinya
Erin sudah nampak sehat, ia pun pulang bersama Shemee dan Sahira di antar Jojo, sedang Renz menunggui neneknya, nenek sudah sedikit membaik ia sudah bisa interaksi dengan Renz walaupun masih sulit.
Erin Shemee dan Sahira sudah sampai, Shemee terkejut dengan rumah Renz yang begitu mewah.
"Kak, kau sekarang tinggal disni dan sekarang kau istri pengusaha besar," kagum Shemee.
"Hu'um" singkat Erin.
"Kau tidak perlu tau, aku hanyalah istri sementara Renz sampai nenek benar-benar pulih," batin Erin.
"Erin, sekrang kau kan istri kak Renz, kau bisa tidur di kamar kakak," kata Jojo. Shemee membantu Erin berjalan mengikuti Jojo.
"Tidak Jo, aku tidak bisa," kata Erin.
"Kenapa! ini kan kamarmu juga, masuklah," pinta Jojo.
Mau tidak mau, Erin masuk ke kamar Renz, kamarnya begitu rapi, bersih dan wangi, benar-benar pria idaman wanita,pasti banyak wanita yang patah hati karena Renz menikah.
"Erin! Bisa kah kau mengambilkan pakaian kak Renz di lemarinya, dia akan kekantor saat aku sampai di Rumah Sakit, banyak pekerjaan yang terbengkalai,"kata Jojo.
Erin bingung dan asal memberi kemeja, tapi tanpa di sadari pilihan Erin adalah kemeja kesukaan Renz.
"Kakak, aku bersama Sahira dikamarnya, kamar Sahira juga besar, kasihan dia tidur sendri, biar aku temani dia," ucap Shemee.
"Rapi Shemee, apa tidak sebaiknya kau pulang, ayah akan mencarimu saat ayah tau kau denganku ayah akan mengusirmu juga," sedih Erin.
"Tidak akan kak, justru ayah lah yang memintaku untuk menemanimu, ayah ingin bertemu denganmu tapi ayah bingung, kakak tau sendiri bagaimana bibi ema,"kesal Shemee.
"Kata-kata ayah begtu menyakitkan, walaupun aku sudah memaafkan tapi aku belum bisa bertemu dengannya, aku kecewa sama ayah," sedih Erin.
Diumah Renz begitu banyak pelayan, semua menghormati Erin karena mereka tau siapa Erin, sebuah mobil masuk ke halaman, pelayan pun meminta Erin keluar menemui tamu nya.
"Mereka dari butik nona, kau bisa temui mereka," kata pelayan sopan.
"Butik! untuk apa," bingung Erin.
"Ayo kak, kita lihat," ajak Shemee.
egawai butik membawakan 5 tas yang berisikan beberapa lembar pakaian, itu adalah pakaian-pakaian yang sangat mahal.
Telphon rumah berbunyi, pelayan memanggil Erin.
"Nona, ini dari tuan Renz," kata pelayan. Erin pun menerima telphon lalu berbicara dengan Renz
"Hem," sahut Erin.
"Aku mengirim orang butik kerumah, kau pilih yang mana kau suka, atau jika kau mau kau bisa mengambil semua," kata Renz.
"Tidak perlu, bajuku juga masih bagus." ucap Erin menutup panggilan dari Renz. Erin kembali ke depan dan meminta pegawai butik membawa semua pakaiannya, tapi Shemee melarang.
"Kalian bisa pergi dan tinggalkan saja semua ini," pinta Shemee.
"Tapi she," kata Erin.
Pegawai butik pun pergi, mereka meninggalkan baju-baju serta gaun yang mereka bawa untuk Erin.
"Kau ini payah kak, punya suami kaya tapi tidak memanfaatkan semuanya," goda Shemee.
"Sudahlah, aku mau istirahat," kata Erin kembali ke kamar Renz.
Erin yang kelelahan tertidur di tempat tidur Renz, sangking nyenyaknya ia tidak sadar jika sudah jam 11 siang, pelayan pun datang untuk membangunkan Erin, ia sampai terkejut karna terlalu pulas tidur.
"Nona, makan siang sudah siap," kata pelayan membungkuk.
"Lain kali kalian tidak perlu seperti ini, aku akan makan kok dan berhentilah membungkuk, kita ini sama saja,aku akan turun nanti,aku mau mandi dulu," kata Erin.
Pelayan membawakan gaun untuk Erin tanpa Erin tau sebelumnya.
Renz melupakan berkasnya ia pun pulang, sesampainya di rumah ternyata kamarnya terkunci.
"Kenapa di kunci," kesal Renz.
Renz mengambil kunci cadangan, sementara Erin masih di kamar mandi.
"Di mana berkas itu," bingung Renz mengobrak-abrik kamarnya.
Erin membuka pintu kamar mandi dan terkejut ada Renz di kamar, Erin hanya memakai handuk, ia pun malu karena ada Renz.
"Ke-kenapa kau ada disini!" Kejut Erin menutupi bagian pundaknya dengan kedua tangannya.
"Ini kamarku, seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan disni?" Tanya Renz yang tidak kalah terkejutnya.
"Jojo, dia yang menyuruhku tinggal di kamarmu sekarang, bukannya kamu yang suruh?" Tanya Erin dengan suara yang naik 1 oktaf.
Renz menatap Erin, perlahan mendekati gadis yang hanya memakai handuk menutupi tubuh polosnya.
"Ka-kau mau apa! aku bisa berteriak, jangan mendekat," bentak Erin.
Renz tidak perduli, ia tetap mendekati Erin sampai Erin mentok di lemari pakaian, kini Renz berada di hadapan Erin begitu dekat.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments