Vania : Besok sebelum ujian anter gue ke rumah om Arga.
Clara : Mau ngapain?
Balas Clara.
Vania : Gue harus ketemu dia. Gue gak bisa konsen kalau gak ketemu dia.
Clara : Nanti lo gak mau ikut ujian lagi.
Vania : Gue tetep ikut ujian ko,gue cuma pengen ketemu dia aja,habis itu kita langsung ke sekolah. Gue janji.
Cukup lama menunggu balasan Clara,Vania sempat melirik ke arah Jehan sedang berbicara dengan papahnya,sementara para ART sibuk membereskan meja makan,karna makan malam sudah berakhir.
Tak lama.ponselnya kembali berdering,balasan dari Clara.
Clara : Ok,nanti gue jemput lo.
Vania : Gue tunggu.
Selesai balas membalas pesan dengan Clara,Ia pun berpamitan dengan Jehan dan Burhan untuk istirahat di kamarnya.
Saat menaiki anak tangga,terdengar suara seorang pria berteriak tidak karuan di dekat ruang utama. Vania pun menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang. "Kak Daniel?"
Daniel atmaja,Pria 30 tahun itu adalah kakak kandung Vania,dia menjabat sebagai direktur utama di perusahan milik papahnya.
Sebetulnya dia orang baik,hanya saja dia berteman dengan orang-orang yang tidak tepat,hingga ia sering kali pulang ke rumah dengan keadaan mabuk.
Masih berdiri di tempat yang sama,Vania melihat kakaknya masuk ke dalam ruang makan,dan hal biasa pun terjadi,Burhan selalu mencambuk putranya dengan sabuk tatkala ia pulang dalam keadaan mabuk.
Berusaha tidak perduli,ia pun menutup rapat-rapat telinganya,kembali ia berjalan menaiki anak tangga menuju kamar.
Pukul 06.00,masih sangat pagi untuk seorang pelajar berangkat sekolah,ia sudah rapih dengan seragamnya,segera meninggalkan rumah sebelum Burhan dan yang laninya bangun,kecuali para ART yang sudah di sibukan dengan masing-masing tugas mereka.
"Non,mau ke mana?" Tanya bi Narmi yang saat ini sedang membersihkan lemari pajangan.ia berjalan menghampiri Vania dengan kemoceng di tangannya.
"Mau sekolah lah bi. Bibi gak liat aku udah pake seragam?" Saut Vania berusaha biasa saja.
"Iya.. Bibi lihat non,tapi...sepagi ini?" Tidak ada yang berangkat sekolah sepagi ini. Fikirnya.
"Iya,aku ada janji sama bu Inez di sekolah."
"Oh..,yang mau mengajar non belajar."
Vania mengangguk. "Iya."
"Ya udah kalau gitu,hati-hati ya non."
"Iya Bi..Aku jalan ya Bi,bilang papah kalau aku berangkat sama Clara."
"Baik non."
Akhirnya Vania berhasil keluar dari rumah,tanpa harus melewati rintangan terberat,yaitu ibu tirinya, Jehan. Kalau sampai dia tau Vania berangkat sepagi ini,ia tidak akan mudah percaya dengan alasan apapun,dan papahnya? Pasti akan sangat percaya pada nenek sihir itu.
Vania hanya memiliki waktu 2 jam untuk menemui Arga di rumahnya,waktu dua jam sebetulnya habis di perjalanan,karna jarak tempuh dari rumahnya menuju rumah Arga membutuhkan waktu tempuh sekitar 40-50 menit,itu pun kalau jalanan tidak macet.
Dan,bersyukurlah,karna mereka berangkat lebih pagi,jalanan masih sepi,dan tepat pukul 06.50 mobil mereka tiba di depan halaman rumah Arga.
"Om.." Ia memanggil di depan pintu,dengan berteriak. Sedang Clara menunggu Vania di dalam mobil.
Arga yang baru saja tertidur,karna sepanjang malam banyak memikirkan Vania,samar-samar mendengar suara itu,ia mengabaikannya. "Hanya mimpi." Ujar Arga,yang tingkat kesadarannya berada di level 60%.
Belum mendapat jawaban,kembali Vania berteriak. "Om Argaaaa...."
Suara Vania terdengar semakin jelas,akhirnya ia pun bagun,bahkan langsung berdiri. "Vania? Apa iya?" Masih tidak percaya. "Ayo teriak lagi,kalau sekali lagi suara itu ada,berarti lo benar-benar ada di sini." Ucapnya penuh harap.
Dan akhirnya,suara itu terdengar kembali,bahkan sangat jelas. "Om Arga yang paling ganteng tingkat kecamatan,banguuuuun....."
Tanpa berfikir panjang,Arga langsung tancap gas... Arga berlari bak Artis india yang sedang mengejar kekasihnya di atas jembatan cinta,pintu yang nampak jauh dari mata sangat sulit untuk ia raih,dan akhirnya Vania sendiri yang membuka pintu itu.
"Jglek.." "nggak di kunci?" Ucapnya pelan. Perlahan ia membuka pintu itu,lalu..... Ia melihat Arga berjalan dengan langkahnya yang gontai seperti orang mabuk,lebih tepatnya masih ngantuk.
Ia pun melangkah masuk ke dalam dengan melipat kedua tangannya di dada. "Pantesan lama banget buka pintunya,nyawanya belum kumpul?" Vania mendengus kesal,karna waktunya hanya tersisa beberapa menit saja,akibat Arga kelamaan membuka pintu.
"Siapa lo?" Arga berlalu meninggalkan Vania yang masih berdiri di ruang tamu.
Ia mengekor dari belakang,mengikuti langkah Arga menuju meja. "Iisshh..apa sih." Ucap Vania yang masih berdiri di belakang Arga.
"Ngapain lo dateng lagi ke sini?" Ia menuangkan air ke dalam gelasnya.
"Kenapa? gak boleh?"
"Gak.., lo gak boleh dateng ke sini."
"Oh ya..?" Saut Vania mulai terpancing emosi.
Arga diam,ia mengeluarkan satu batang rokok dari bungkusnya,menyalakan rokok itu lalu menghisapnya. "Khuff.." membuang asap rokok itu jauh ke udara.
Sikap dingin Arga,berhasil membuat Vania kesal. Ia memutar tubuhnya hendak pergi,namun dalam hitungan persekian detik,ia menarik tangan gadis itu,sampai ia jatuh di atas pangkuannya. "Lo udah dateng,dan gak bisa pergi gitu aja." Ucapnya dengan sorot mata tajam,menatap keindahan dua bola mata Vania dari jarak yang sangat dekat.
"Aku datang memang untuk pergi Om."
Arga mengernyitkan dahinya. "Maksud lo apa?"
"Aku datang ke sini mau kasih tau om,kalau untuk sementara kita gak bisa ketemu dulu." Vania menautkan kedua tangannya ke atas bahu Arga.
"Kenapa?" Tanyanya singkat.
"Aku kan lagi ujian,dan...gara-gara hampir dua bulan aku gak masuk,jadi banyak pelajaran yang harus aku kejar."
Arga terdiam seraya berfikir. "***Sejatinya lo seorang pelajar,dan fokus lo memang sekolah,apa gue salah cinta sama anak sekolahan? apa gue gila***?"
"Om.." Suara Vania menyadarkan Arga dari lamunannya.
"Kenap?"
"Aku harus pergi?"
"Sekarang?"
Vania mengangguk.
Arga melepaskan pelukannya,lalu Vaniapun beranjak dari pangkuan Arga. "Om mau kan nunggu aku?" Tan Vania setelah ia berdiri.
"Berapa lama?"
"Satu bulan,cuma satu bulan. Kita gak akan ketemu, dan gak akan ada komunikasi apapun."
"Lo nguji gue?"
"Om,,, aku gak nguji ko, aku cuma mau lulus dengan nilai terbaik."
Diam sejenak sebelum Kembali bicara. "Ok, gue tagih janji lo,lo harus lulus dengan nilai terbaik."
"Aku akan berusaha om." Ucapnya sangat antusias.
"Jangan nemuin gue dengan nilai buruk lo. "
"Aku janji. Nilai ku pasti bagus "
"Sekarang pergilah,dan tepati janji lo."
Vania tersenyum,lalu melangkah pergi,namun langkah kakinya tertahan di ambang pintu, ia memutar tubuhnya ke belakang,seraya berkata. "Om Arga. I LOVE U."
Boleh kali jempolnya di tekan.🤗🤗
LIKE
KOMEN
VOTE
Follow
💋🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
yang ditakutkan adalah kakak Vania si megan bertindak cepat menjebak arga agar mau menikah dengannya...
2022-06-29
0
ẅ͜͡üɭäN⃟●⃝ғғ♕︎٭ཽ࿐🐊
manisnya 🥰🥰🥰🥰
2022-03-30
0
Sri Wahyuni
semangat kaka💪💪💪💪💪🌹 salam sehat selalu🤲
2021-10-29
1