Part 14

Semakin hari,Arga semakin menyayangi gadis itu,ia tidak tau perasaan apa ini? Sayang seperti adik kah? Atau... Cinta dan rasa ingin memiliki? Tapi..gadis terlalu belia untuk ia cintai. Gadis itu benar,ia manggilnya dengan panggilan om,usia yang terpaut jauh,membuat Arga tidak percaya diri untuk mengutarakan perasaannya.

Sudah hampir satu bulan Vania tinggal bersama Arga,selama itu juga Arga tidur di luar,kali ini bukan di bawah lantai lagi,tapi di atas sofa,sofa yang ia beli dari uang hasil perjanjiannya dengan Megan.

Rumah yang ia tempati saat ini pun sudah menjadi miliknya,baru kemarin ia membelinya,dan uang itu jelas dari Megan,apa yang Megan inginkan dari Arga Sampai ia mau membelikan rumah untuknya?

Bukan hanya rumah,ia bahkan membayarkan semua utang-utangnya sampai lunas,Arga tidak menyadari kalau ini adalah siasat Megan untuk menjerat Arga masuk ke dalam hidupnya.

"Ini bukan kehidupan yang benar Vania,hidup satu atap tanpa pernikahan,tidak pernah di benarkan. Jadi gue harap lo mau gue anter pulang." Itu lah kata yang pernah Arga utarakan.

Minggu ini,selepas ujian sekolah berakhir,Arga berencana membawa Vania pulang ke rumahnya,rumah yang Vania maksud terletak di tempat kumuh,dan hidup dengan kemiskinan.

Vania tidak berterusterang tentang kehidupan yang sebenarnya?ia bahkan melarang Satria untuk tidak membongkar rahasianya kepada Arga.ia tidak mau Arga memperlakukannya dengan cara yang berbeda,tidak sehangat ini,ia takut kebaikan Arga semata-mata karna uang,walaupun kenyataannya ia tidak segila itu dengan uang.

"Aku akan pergi dari sini om?tapi tidak pulang ke istana terkutuk itu,aku muak dengan mereka,aku muak dengan papah yang terus saja patuh pada istri barunya."

Jadwal hari ini,menemani Megan di sebuah acara besar bersama kolega bisnisnya. "Nanti sore gue gak bisa jemput,gue ada kerjaan." Ucapnya sambil mengaduk-aduk sambal di atas tumpukan nasi uduk yang ia beli.

"Hhmm.." Jawab Vania yang sama-sama sedang menikmati sarapan.

Sempat terdiam untuk beberapa saat,sebelum Vania kembali memulai percakapan. "Om.."

"Apa?" Arga mengunyah kerupuk,kriuk kriuk.

"Om sebetulnya kerja apa sih? Kadang kerja,kadang di rumah,kadang pulang cepet,kadang pulang malem banget." Vania bertanya tanpa menghentikan aktifitasnya,ia mengambil telur milik Arga dari piringnya.

"Ehh...itu punya gue." Ucap Arga dengan mulut penuh dengan nasi.

"He..he.. punya ku habis." Saut Vania cengengesan.

Arga menggelengkan kepalanya,lalu kembali menyantap sarapannya.

"Om,jawab pertanyaan ku tadi." Vania kembali bertanya.

"Lo gak perlu tau." Jawab ya singkat.

"Tapi aku penasaran. Ayo kasih tau aku."

"Yang penting gue menghasilkan banyak uang,lo gak perlu tau sumber uang gue dari mana." Sarapan Arga habis lebih dulu,ia bangkit dari duduknya lalu membuang bungkusan tadi ke dalam tong sampah.

"Om sekarang mau ke mana lagi?" Vania meninggalkan sarapannya yang belum habis,ia mengikuti langkah Arga masuk ke dalam kamar.

"Tugas." Jawabnya lagi dan lagi sangat singkat.Ia merapihkan bajunya di depan cermin,baju yang ia kenakan terkesan mewah,Vania semakin penasaran dengan pekerjaan Arga.

Selesai merapihkan baju,Arga kembali ke luar,sedang Vania masih berdiri di depan cermin seraya berfikir. "Apa aku ikutin aja kali ya." Gumamnya. Ia masih bergelut dengan pikirannya,mencari cara untuk mengetahui pekerjaan apa yang sedang Arga geluti sekarang.

"Vania..." panggil Arga dari luar.

Vania pun menjawab. "Iya om." Ia bergegas keluar menemui Arga,dan berdiri di depannya. "Kenapa om?"

"kapan lo mulai ulangan?" Arga bertanya sambil mengikat tali sepatu.

"Besok."

"Besok gue anter lo ke sekolah."

Vania mengangguk. "Boleh."

Arga merogoh sakunya,mengeluarkan uang pecahan 100.000 sebanyak 5 lembar. "Nih..buat pegangan."

Mulut Vania menganga. "Banyak banget om?"

"Udah buruan ambil."

Ia menerima uang pemberian Arga,lalu memasukan uang itu ke dalam saku celananya. "Makasi ya om"

"Hhmm... lo jangan lupa,habis ujian,gue anter lo pulang,lo udah tau kan apa alasannya?"

"Iya om." Jawabnya sedikit sendu. Sebetulnya ia tidak mau keluar dari rumah ini,Vania merasakan kenyamaan hidup bersama dengan Arga,tapi...apa boleh buat,yang di katakan Arga benar. Hidup satu atap tanpa pernikahan adalah sebuah kesalahan.

Tidak sampai di situ,Vania sedang merencanakan sesuatu dengan kedua temanya,ia meminta Satria mencarikan rumah kumuh di pinggiran ibu kota,dan pasangan suami istri paru baya untuk menjadi orangtua palsunya.

"Gimana sat? Kamu udah dapet rumah?" Tanya Vania pada Satria yang saat ini sedang duduk di Cafe tempat Vania bekerja. Satria datang bersama Clara.

"Rumah sih udah,cuma.. orangtua yang belum."

"Gimana dong? waktu kita tinggal satu minggu,aku gak mau om Arga tau kalau aku anak orang kaya.

"Ya..habis gimana? banyak yang nolak jadi orangtua palsu,padahal kita udah nawarin bayaran besar loh." Timpal Clara.

Mereka terdiam kembali seraya berfikir.

"Nia..." Satria kembali membuka suara.

Vania menoleh ke arahnya.

"Apa gak sebaiknya kamu pulang aja? kamu mesti sekolah loh,kalaupun kamu ikut ujian,tapi nilai harian kamu gak ada,kamu bisa gak naik kelas nantinya." Evan mencoba memberi pengertian,ia juga tidak mau kalau Vania terus berkeliaran di luar,karna itu bisa membahayakan dirinya.

"Kamu tau kan Van,aku kabur karna punya alasan."

"Aku tau,tapi..coba kamu hubungin papah kamu,bilang sama dia,kalau kamu mau pulang,tapi minta dia berhenti menjodohkan kamu dengan om om itu."

"Gak mungkin Van,papah dalam pengaruh ibu tiri ku."

"Kamu belum mencobanya Nia."

"Evan benar,sebaiknya lo coba dulu." timpal Clara.

"Kalau gue pulang.. gimana sama om Arga?"

"Kenapa lo mikirin dia?"

"Karna gue suka,gue cinta sama dia Ra,kalau gue pulang,kapan gue bisa ketemu dia lagi?"

"Vania...sejak kapan lo suka sama om om itu?"

"Sejak dia bersikap baik sama gue,dia jagain gue,di ngerawat gue dengan baik Ra,gue nyaman hidup sama dia."

"Tapi itu gak bener,kalian gak bisa hidup bersama tanpa pernikahan."

"Gue tau Ra,om Arga juga bilang kayak gitu,mangkannya dia minta gue pulang ke rumah gue."

"Om itu tau perasaan lo?" Clara kembali bertanya.

Vania menggelengkan kepalanya. "Ngga,dia gak tau kalau gue cinta sama dia."

"Apa menurut lo,om Arga juga suka sama lo?"

"Kalau itu gue gak tau,tapi...gue berharap dia punya rasa yang sama kayak yang gue rasain."

Mendengar pengakuan cinta Vania terhadap Arga,Satria merasakan perih di dalam hatinya,ternyata orang yang ia cintai,malah mencintai oranglain. "Aku akan terus berusaha mendapatkan cinta mu Nia." Batin Evan bergumam.

"Nia.." Clara menggenggam tangan sahabatnya. "Lo harus pulang,rumah om Arga bukan tempat lo,masa depan kita masih panjang,lo harus pikirin itu."

"Tapi om Arga..?"

"Lupain dia." Timpal Satria.

"Van..."

"Lupain dia Vania."

Setelah membaca,jagan lupa untuk meninggalkan jejaknya ya.

Berikan apresiasi para Reader utuk karya Author yang receh ini.tinggalakan

LIKE

KOMEN

VOTE

And Follow me 🤗🙏

Terpopuler

Comments

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁

ngomong gampang lupain dia... tapi prakteknya yg susah Satria...

2022-06-21

0

Opung Boru Caroline

Opung Boru Caroline

kasitau aja lu baik" aja.tp jgn plg kerumah ibu tiri.ngontrak atau apalah namanya sebab kk tirimu ancaman juga buat lo jika tau kamu dekat dgn arga

2021-08-24

0

Momy Victory 🏆👑🌹

Momy Victory 🏆👑🌹

jangan pulang tapi minta beliin apartemen dan transfer uangnya ke papanya,bilang males satu rumah.

2021-05-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!