Part 10

Suasana di kediaman Atmaja semakin mencengkam. Sudah lebih dari satu minggu Vania pergi dari rumah,Burhan sudah tidak tau lagi harus mencari putri kesayangannya di mana,ia sudah mengerahkan pengawalnya untuk mencari keberadaan sang putri,namun sampai saat ini tidak sedikit pun ia menemukan jejaknya.

Ia tau persis apa yang membuat putrinya melarikan diri,perjodohan dengan adiknya Jenah adalah faktor utamanya. "Aku akan berhenti menjodohkan putri ku dengan dengan adik mu, Jehan."

Jehan terperanjak. "Kenapa?"

"Perjodohan itu yang membuat putri ku pergi."

"Jangan putus asa sayang.. Vania itu masih muda,pikirannya masih juga masih labil,dia belum tau mana yang baik mana yang buruk.. Kita harus mengarahkannya sayang." Kembali ia mempengaruhi suaminya.

"Tapi aku tidak mau putri kesayangan ku kabur-kaburan seperti ini,aku bahkan tidak tau bagaimana keadaannya sekarang,dia tidur di mana,sudah makan apa belum? atau.. bisa jadi saat ini ia sedang berada dalam bahaya.

Dan benar saja,saat ini putri kesayangannya sedang di sekap seseorang di sebuah gudang kosong yang letaknya jauh dari keramaian.

Ia belum sadarkan diri akibat tamparan di pipinya,dan obat bius yang mereka suntikan saat di dalam mobil.

"Bos,bentar lagi gadis ini bakalan sadar. Gimana nih?"

"Gila..nih cewek cantik juga,kalo gak di cicipin dulu sayang banget nih." Gumamanya dalam hati.

"Apa gak sebaiknya kita hubungin si Arga bos,Jangan-jangan si Arga gak peduli sama nih cewek. "

"Jangan.. jangan,jangan dulu hubungin si Arga,gue mau nikmatin dulu tubuh gadis ini?" Ucapnya dengan senyum menyeringai.

"Tapi bos..?"

"Berisik lo ah.. Mana obat bius yang satu lagi?" pintanya pada anak buahnya.

"Obat bius yang mana bos?"

"Obat bius yang bisa bikin cewek ini kepanasan."

"Oh.. itu. Tenang bos,gue ambilin."

salah satu anak buahnya,berlari ke sebuah ruang kecil,ia mengambil apa yang di minta, Setelah mendapatkan apa yang di cari,dia pun kembali ke tempat penyekapan lalu menyerahkan obat itu langsung ke tangannya bosnya. "Ini bos,obat yang bakal buat nih cewek kepanasan selama 3 hari."

"Mantap,pinter juga lo." ia menepuk bahu anak buahnya.

"Sekarang,kalian pergi,tinggalkan gudang ini,gue cuma mau berduaan sama dia."

"Siap bos,puas-puasin deh.."

Sesuai perintah,mereka pun pergi dan membiarkan bos nya menikmati tubuh gadis mungil itu. "Kapan lagi kan." pikirnya.

"Siap-siap baby,kita nikmati malam berdua." Perlahan ia mulai menyuntikan obat itu dan berhasil masuk semua.

Namun sayangnya,sesaat setelah menyuntikan obat itu ke dalam tubuh Vania,tiba-tiba sebuah mobil menerobos masuk ke dalam dengan menabrakan tembok. "Duaar.. "

Tepat sasaran,Seketika tubuh preman itu pun jatuh terpental cukup jauh,namun ia masih sanggup untuk berdiri walaupun tertatih. "An**m" pria itu mendengus kesal tak terasa keningnya mengeluarkan darah segar akibat benturan.

"Woy.." Panggilnya kepada anak buah yang sudah ia usir tadi.

Sekuat tenaga Arga menginjak pedal gas,sekali ia memasukan gigi,ia bisa pastikan,kecepatan yang di hasilkan mobil ini mampu membunuh orang yang ada di hadapannya.

Preman itu berteriak memanggil anak buahnya,namun mereka tak juga menampakan diri,ia lupa,kalau tadi ia sudah mengusir mereka untuk meninggalkan gedung. "Bodoh..kenapa juga kalian benar-benar pergi,kali ini siapa yang bakal nolongin gue?" Ucapnya penuh ketakutan menghadapi mobil Arga yang sudah siap menabraknya.

Arga sangat geram,tangannya sudah siap berada di atas pedal gigi,sekali ia menekannya,habis lah orang itu.

Saat ia akan benar-benar menabrakan preman itu,Arga melihat Vania tersadar dari pingsannya,ia langsung memerintahkan Evan untuk bertukar posisi dengannya. "Van,tukar posisi. Lo tabrak orang itu,gue selamatin bocil."

"Ok bos."

Setelah berhasil bertukar posisi,Arga langsung keluar dari mobil,lalu berlari sekencang-kencangnya ke arah Vania.

Saat ia berlari,preman itu pun ikut berlari ke arah Vania dengan membawa balok kayu yang akan ia gunakan untuk memukul kepala gadis itu.

"Van sekarang." Berteriak sambil berlari.

Evan langsung mamasukan gigi dan mobil itu melaju dengan kencangnya lalu. "Bruugh..." tapat,Evan berhasil menabrak penjahat itu,namun ia masih sadar,ia melihat senjata api di hadapnnya lalu. "Jder..jder.." Ia menembak ke arah Arga,beruntung tembakan itu meleset,Arga dan Vania berhasil lolos.

"Evan mobilnya." Arga berteriak sambil berlari menggendong Vania menghindari tembakan yang di layangkan musuh.

Melihat temanya dalam bahaya,Evan kembali melajukan mobilnya menghampiri Arga. "Buruan Ga masuk."

Pintu bagian penumpang sudah terbuka, Arga langsung masuk ke dalam bersama Vania,sebelum pintu tertutup,Evan sudah melajuakn mobilnya sangat kencang.dan akhirnya mereka berhasil kabur.

"Wow..gila.. Seru Bebz.." Ia berkata pada kekasihnya yang saat ini sedang fokus membawa mobil.

"Gimana aksi gue,hebat kan bebz..?" Jangankan dia,Evan saja masih tak percaya dengan apa yang sudah terjdi barusan.

Kesalahan yang sering Evan lakukan saat sedang menghadapi musuh-musuh Arga,tidak untuk kali ini,semua berjalan dengan sempurna.kurang sih,karna preman itu belim mati.

Namun berbeda situasinya dengan suasana di jok penumpang. Vania sangat sulit untuk kembali sadar,dengan susah payah ia membuka matanya namun terasa sangat berat,bahkan saat Arga menyipratkan air ke mukanya,tetap ia tidak bisa sadarkan diri sepenuhnya.

"Kenapa dia gak sadar-sadar bos?" Tanya Evan sambil melirik situasi di jok penumpang dalam spion kecil yag menggantung.

"Gue gak tau,gedein AC nya,kayaknya dia kepanasan." Pinta Arga,saat melihat keringat yang bercucuran di wajah gadis itu.

"Jangan gde-gde bebz,aku kedinginan.

"Udh,kamu diem dulu,kyaknya si bocil dalam bahaya."

"Van,keringetnya malah tambah banyak."

"Jangan-jangan dia di racun bos?"

"Gue gak tau Van. E..eh.. kenapa dia malah buka baju?"

Kesadaran Vania belum sepenuhnya kembali,tapi ia cukup tau kalau di hadapannya saat ini adalah Arga. "Om.." ucapnya terdengar sangat lirih.

"Dia sadar bos?"

"Dia tau ini gue,tapi...?" Masih kebingungan.

"Bocil,lo ngapain?" Arga menahan tangan Vania yang hampir membuka bajunya.

"Kenapa Ga?" Penasaran.

"Udah lo fokus aja ke depan." Saut Arga yang masih menahan tangan Vania yang hendak membuka bajunya karna kepanasan.

"Dia mau buka bajunya bebz."

"Om..tolong..aku.." Vania kembali berucap,suaranya terdengar semakin lirih.

Bukan hanya Arga yang merinding mendengar suara Vania,Evan yang sedang fokus pada jalan pun merasakan hal yang sama. "Brow.. Kayaknya si bocil di kasih obat peran**ang deh."

"Apa iya?" Ia mengernyitkan dahinya terheran.

"ini AC udah paling dingin bro,dia masih kepanasan kan?"

Arga mengangguk.

"Sudah bisa di pastikan,si bocil beneran di kasih obat perangsang mas bro,tugas lo malam ini bakalan berat banget nih kayaknya.

"Om,tolong aku,aku kepanasan..lepaskan tangan ku."

"Wah..jangan gila Cil."

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejaknya ya kak.

Like

komen

follow

Biar selalu semangat UP setiap hari 🤗💝🙏

Terpopuler

Comments

Lina ciello

Lina ciello

waduhhh sakno vania rekk ... obat perangsang dosis tinggi kuin😩

2022-12-09

0

Siti Aisyah

Siti Aisyah

waaah gawat...gimana nyembuhin nya...jgn samai mereka kelepasan thor kasihan vania nya

2022-07-29

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁

bagaimana kira-kira cara arga membantu vania

2022-06-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!