Part 17

Mengetahui kalau semalam Arga mabuk,pagi sekali Evan membawa sarapan untuk sahabatnya sebelum dia berangkat ke bengkel.

Masih pagi sekali,ia di suguhi pemandangan HOT di rumah Arga,pemandangan yang tak biasa,membuat Evan terheran-heran. "Ko bisa sih kalian ngelakuin itu?" Evan bertanya sambil mengeluarkan satu persatu nasi uduk yang ia bawa,Vania dan Arga mengambil satu jatahnya.

"Kita gak ngapa-ngapain. Lagian." PLAK.. "Lo juga maen masuk aja ke kamar orang,kalau nih bocah lagi ganti baju giman?" Timpal Arga pada sahabatnya yang sembarangan itu.

"Kalau dia lagi ganti baju sih itu namanya bonus." Ucapnya pelan,namun masih terdengar di telinga Arga.

"Kam*ret emng lo ya."

"Sorry..sorry bro.."

Vania malah cengenesan mendengar obrolan 2 kucrut itu.

"Kamu lagi..malah ketawa,lain kali kalau tidur,pintunya di kunci. Nih..orang kayak gini." Menunjuk pada Evan yang duduk di sebelahnya. "Banyak berkeliaran di sini."

"Termasuk om?" Ia menyangga dagunya dengan satu tangan,menatap wajah Arga sambil mengedipkan matanya menggoda.

"Gue..? Ya nggak lah,gue sih beda." PD.

"Kata siapa beda? Sama aja,om inget semelam om narik tangan ku buat..."

Belum selesai bicara Arga langsung membekam mulut Vania dengan jengkol. "Kkmm.." Sekalian aja di kunyah jengkolnya. "Om tuh ngapain sih?"

"Kalau ngomong jangan sembarangan." Saut Arga.

"Aku gak sembarangan ko." Diam sejenak merasakan makanan asing yang masuk ke dalam mulutnya. "Enak juga nih makanan,apa namanya?" Bertanya pada Evan.

"Jengkol,namanya JENG..KOL.." Saut Evan. "Jadi maksud lo semalem lo nanganin Arga pake....."

"Berisik..berisik...berisik.. Lo." Evan di hujani pukulan dari sahabatnya.

"Cewek lo yang ngomong sembarangan,kenapa juga gue yang kena." Aiishh...

"Udh diem,buruan makan,habis itu pergi lo."

Akhirnya tiga serangkai itu pun diam,menyantap sarapan tanpa membuat keributan lagi.

Arga pergi ke dapur guna membuang bungkusan tadi dan membawa minuman untuk Vania.

Karna penasaran,Evan menggeser kursinya lebih dekat dengan pisisi duduk Vania. "Jadi... semalam si Arga lo apain sampe bisa nahan nafsunya? Pake tangan lo? Atau pake.."

"Pake apa?" Vania nampak biasa saja,menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

"Wah..kalau itu gue gak bisa lanjutin."

"Dua-duanya betul."

"What...? Khak..? ha..ha.. gila nih bocah,pengalam lo banyak juga ya."

Tak lama setelah itu Arga datang membawa secangkir teh tawar hangat untuk Vania. "Ngomongin apa lo?" Ia meletakan cangkir itu di atas meja.

Evan langsung menjauh dari Vania. "Kepo.."

Setelahnya Evan pun peri meninggalkan rumah Arga menuji bengkel tempat ia bekerja. "Mantep juga tuh anak kecil." bergimam sambil berjalan ke luar.

Masih duduk di tempat yang sama,Vania meletakan gelas kosong di atas meja,kebetulan saat itu juga ponselnya berdering,ponsel yang di berikan Satria. "Halo.." Ucapnya setelah sambungan telfon terhubung.

"Gawat Nia." Saut Clara dari sebrang sana.

"Kenapa?"

"Sekolah kita dalam pengawasan ketat polisi."

"Ko bisa?" Expresi Vania mulai berubah. Mata Arga terus mengawasi raut wajah cantik itu.

"Bokap lo pasti tau lo bakalan dateng ke sekolah buat ujian,mangkannya sekolah di awasin sama orang-orang suruhan bokap lo."

Vania berusaha biasa saja,karna tidak ingin Arga ciriga padanya. "WA aja yah,gue lagi mau jln nih." Berbohong.

"Ok,kita Chat aja." Sambungan telfon pun terputus. Vania mulai mengetik pesan untuk Clara.

Vania : Ra.. nanti kita ketemu di persimpangan deket sekolah.

Clara : Om Arga?

Vania : Nanti gue dateng sendiri.

Clara : Bisa?

Vania : Harus bisa.

Clara : Ok..ya udah kalau gitu,kita dateng lebih awal,kita ketemu di sana. Pesan terakhir yang Clara kirim untuk Vania.

Selesai membalas pesan,ia menyimpan ponselnya ke dalam saku.

"Kita berangkat sekarang?" Arga bertanya sambil berdiri memakai jaketnya.

"Hhmm..aku sekolah siang om."

Arga mengernyitkan dahinya. "Ko siang?"

"Ya..karna..memang jadwal ujian ku siang." Ucapnya terbata.

"Lo yakin?"

Vania mengangguk sebagai jawaban. Terus lo mau ngapain habis ini?" Arga kembali duduk di kursi yang tadi.

"Aku..mau..ketemu temen-temen dulu ya om." Pintanya. Kali ini wajah Vania nampak serius.

"Ya udah,jangan lama-lama,ntar lo kesiangan."

Vania langsung berdiri lalu menghampiri kursi Arga. "Om.."

"Apa?" Arga mendongakan kepalanya menatap wajah Vania yang berdiri di sebelahnya.

Vania menarik tangan Arga untuk berdiri lalu "CUP.." Satu ciuman manis mendarat di bibir Arga.

Arga tercengang. "Vania?"

"Semalem aku seneng ko bisa bantu om."

"Jangn bilang gitu dong,gue kan malu." Arga menggaruk tengkuk lehernya yag tidak gatal karna grogi.

Vania tersenyum manis. "Ya udah,aku.. jalan dulu ya om."

Arga menarik tangan Vania sebelum ia melangkah keluar,lalu. "Cup.." Kali ini Arga yang mencium bibir manis itu,cukup lama,setelah itu ia melepaskan ciumannya. "Nia.."

"Hhmm..?"

"Ada yang mau gue omongin." Arga masih memeluk pinggang Vania. "Gue..suka sama lo."

Diam..Vania diam terkejut dengan pernyataan cinta Arga yang terkesan mendadak,bahkan di saat Vania akn pergi.

"Gue cinta sama lo."

Senyum simpul nampak di wajah Vania. "Om serius? om gak lagi mainin perasaan anak kecil kayak aku kan?" Vania bertanya dengan menatap intens wajah tampan itu.

Arga mengangguk tanpa ragu. "Setelah lo lulus sekolah,gue bakal ngelamar lo,nanti lo kasih tau alamat rumah lo di mana . Ok..?"

Mengenai hal itu Vania tidak mampu bicara,ia memilih menundukan matanya menatap dada bidang Arga. "Masalah pekerjaan,lo gak perlu khawatir,gue pasti nemuin kerjaan sebelum ngelamar lo."

"Melamar? bagaimana ini? seharusnya aku bahagia mendengar pernyataan cinta dari om Arga,apa lagi dia akan melamar ku,me jadikan ku istrinya? apa yang harus aku lakukan? om Arga pasti membenci ku kalau tau aku berbohong,tapi aku juga gak mau kehilangan dia." Batin Vania bergumam.

"Cup.." Arga kembali mengecup bibir gadis itu. "Kenapa bengong? Lo gak suka sama gue?"

"Aahh..nggak ko om,om tau kan,sebelumnya aku lebih dulu suka sama om,mana mungkin aku gak suka."

"Terus..kenapa bengong?:

"Eemm... nggak apa-apa. Aku..cuma kaget aja denger om mau melamar ku." Ucap Vania berusaha biasa saja.

"Ya udah,lo mau pergi kan?" Arga melepaskan pelukannya.

"Iya om,aku harus pergi." Saut Vania sambil menautkan tas kecil ke atas bahunya.

"Ya udh,hati-hati,jangan lama-lama maenya."

"Iya om,aku...pamit ya om."

"Ok."

Kali ini langkah Vania sangat berat,ia takut setelah bertemu Burhan,ia tidak bisa menemui Arga lagi. Tapi mau bagaimana lagi,dia harus ujian,dan itu dia lakukan untuk masa depannya.

Yang di katakan Clara saat itu benar,dia harus memikirkan masa depan nya juga,tapi ia tak ingin kehilangan Arga,Akhirnya Vania memberanikan diri datang ke sekolah lalu...

"Aku pasti kembali om,aku akan membujuk papah? kalau papah gak mau memenuhin keinginan ku,aku akan kembali menemui mu,dan kita akan menikah walaupun tanpa restu papap ku."

Semua orang berkumpul membentuk lingkaran mencegah Vania untuk tidak kabur lagi. Dari kejauhan ia melihat Burhan menuruni anak tangga menghampiri dirinya.

"Vania putri ku.."

Boleh kali jempolnya di tekan.🤗🤗

LIKE

KOMEN

VOTE

Follow

lanjut 💋🙏🙏

Terpopuler

Comments

Siti Aisyah

Siti Aisyah

jgn ada salah paham yaa thor, antara arga dan vania nanti nya ...pasti arga gak mau klo vania ternyata anak orang kaya...

2022-07-29

0

Herlina Riansyah

Herlina Riansyah

mntapp arga jentel bgt 🥰🥰🥰🥰

2022-02-17

0

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

vania arga semoga bersatu

2021-10-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!