Part 2

"Lo gak bisa lari lagi Arga aditama." Senyum menyeringai nampak di wajah salah satu preman yang berada di barisan paling depan.

"Sial" Arga mendengus kesal harus berurusan lagi dengan para preman ini.

Tak ingin membuang kesempatan emas,para preman itu menyerang Arga tanpa ampun,bukan satu lawan satu,mereka mengeroyok Arga secara bersamaan.

Vania yang berada di belakang Arga hanya bisa menjerit saat para preman itu mengeroyoknya,satu persatu para preman jatuh tersungkur karna perlawanan Arga.

"Wow.. Hebat." Vania berdecak kagum melihat kehebatan Arga dalam ilmu bela dirinya. "Om..ayo om,lawan"

"Om hebat."

"Awas om."

"Ayo om."

Suara Vania sangat mengganggu konsentrasi seorang Arga yang sedang sibuk melawan para preman itu,hingga akhirnya ia mendapat satu pukulan tepat di punggunya. "Aiissh..." ia memutar tubuhnya,menendang preman itu tepat di pelipisnya hingga preman itu pun tersungkur.

Arga mengambil kesempatan saat semua preman berada di luar Lift,segera ia menutup pintu Lift. "Ting...pintu Lift tertutup,menekan tombol lantai dasar,dengan nafas terngah-engah ia bersandar pada dinding Lift.

Lain hal dengan Vania,dia masih terkagum bagaimana Arga melawan para preman tadi. "Keren om,om hebat.. empat jempol buat om." Ucapnya mengacungkan dua jempolnya.

Ko hanya dua?dua lagi? ya di kaki 🤭

Dia bahkan tidak sadar kalau saat ini Arga sedang menahan emosi karna ocehan Vania yang sangat mengganggu telinganya,ia mendengus kesal bersandar pada dinding Lift sambil menahan sakit di punggungnya.

Tidak ada habisnya gadis itu mengoceh. Arga kehilangan kesabaran. "Bisa diem gak lo? " Arga berteriak,suaranya terdengar sangat menggema.

Seketika tawa Vania memudar,wajahnya berubah takut,suasana di dalam Lift sangat menakutkan,bahkan suasana kuburan saja kalah seramnya dengan suasana saat ini.

"Sekali lagi lo buka suara,gue..." Menggeram sambil mengepal kuat tangannya. "Gue habisin lo."

"Maaf om." Hanya kata itu yang mampu Vania ucapakan.

"Gara-gara lo,punggung gue sakit." Iisstt...dia meringis kesakitan sambil memegang punggungnya.

"Aku nggak ngelakuin apa-apa ko." Masih dalam posisi yang sama,tanpa bergerak.

"Lo emang gak ngelakuin apa-apa,tapi mulut lo gak bisa diem." Ucapnya dengan sorot mata tajam.

Jagan jawab lagi Vania kalau kamu mau selamat,kamu gak tau di level berapa batas emosinya saat ini? Aah...mungkin masih dalam level normal.

"Aku kan cuma kagum,baru kali ini aku melihat orang yang pintar berkelahi,om betul-betul hebat loh,aku lihat sendiri para preman itu tersungkur satu persatu.." Terus bicara tanpa jeda. Perintah untuk tetap diam tak di indahkan oleh Vania,tak henti-hentinya ia mengoceh hingga batas kesabaran Arga saat ini sudah habis.

Rasanya ingin sekali menjahit mulut itu,atau sekedar menamparnya,tapi itu sangat tidak mungkin,memukul wanita,sama saja dia menjatuhkan harga dirinya. Bagaimana bisa seorang pria menampar wanita? kalau bukan banci namanya. Itu prinsip seorang Arga aditama.

Ingat ya penekanan pada kata BANCI bagi pria yang berani memukul istrinya. Isst..apa sih,wanita pokoknya.

Kembali ke Arga.

Tak ada lagi pilihan selain membekam mulut gadis itu dengan mulutnya. Arga berjalan menghampiri gadis itu lalu mencium bibirnya sangat kasar. "Mmm..." ia berontak,memukul dada Arga sekuat tenaga,tapi usahanya percuma,tenaga pria itu sangat kuat dengan luapan emosinya.

Hingga akhirnya Vania menendang alat vital pria itu dengan kakinya. "Bugh..."

"Aaww..." Arga melepaskan ci*mannya ia berjongkok menahan sakit di area Vitalnya.

"Om fikir aku gak bisa melawan? Khak..!" Ucapnya sambil menyeka bibirnya yang basah,dan membetulkan rambut yang berantakan,ia menyisir rambutnya dengan jari.

Arga masih berjongkok menahan sakit,tidak bisa,melawan seorang wanita tidak akan pernah bisa menang.

Begitu pintu Lift terbuka,Arga berusaha berdiri tegak,dengan nafas terngah-engah menahan sakit.

Dia berlalu begitu saja meninggalkan Vania di dalam Lift tanpa sepatah katapun.

Karna rasa penasarannya,Vania berusaha membuntuti Arga dari kejauhan. "kayaknya dia mau pulang ke rumahnya deh." Batin Vania bergumam.

Cukup menempuh waktu 15 menit dengan berjalan kaki,akhirnya pria itu sampai pada tujuannya.

"Oh..jadi ini rumah om itu,sangat kecil,bahkan lebih kecil dari kamar mandi ku." ucap Vania bersembunyi di balik tembok rumah orang lain.

Setelah Arga masuk ke dalam rumahnya,Vania mulai kebingungan harus bermalam di mana,mengetuk pintu rumah itu sama saja dia mengetuk pintu ajalnya,pergi tidur di pinggir jalan lebih tidak mungkin bisa-bisa dia terjaring razia sat*ol PP.

Hingga akhirnya ia menghampiri rumah Arga,ia melihat ada kursi di depan rumahnya yang kebetulan tertutup tirai,ia memutuskan untuk bermalam di sana,dan berencana akan bangun sebelum pemilik rumah itu bangun.

Waktu cepat berlalu,matahari mulai menampakan cahayanya menembus sela-sela tirai,menyinari wajah Vania yang sangat cantik.

Ciptaan tuhan begitu sempurna,bahkan dalam posisi mulut menganga saja tidak merubah sedikit pun kecantikannya.

Jam berapa ini? dia lupa ya kalau dia harus bangun sebelum pemilik rumah bangun,tapi sepertinya tidak,pemilik rumah bangun lebih dulu dari dirinya,sudah cukup lama pria itu diam menatap wajah Vania,buka mengagumi kecantikannya,ia sudah menyiapkan hadiah untuk gadis itu,apa hadiahnya?

Dalam tidurnya ia bermimpi sedang bermain hujan menggunakan payung,tapi ia terheran,sudah menggunakan payung ko wajahnya tetap basah,semaki lama,semakin basah,kali ini bukan hanya wajahnya,air hujan itu mengenai bajunya,sampai ia pun terbagun dari tidurnya.

Ia mengerjap membuka matanya,dengan bernafas lega. "Cuma mimpi ternyata." ia meraba bajunya yang ternyata betul-betul basah. "Cuma mimpi kenapa menjadi nyata,ko bajuku basah sih?" Ia belum menyadari kalau saat ini Arga sudah berdiri di belakangnya sambil memegang gayung berisi air dingin yang tersisa stengah.

"Om.." Ucap Vania setelah duduk dan melihat Arga sudah berdiri di belakngnya.

"Apa lo?" Arga menautkan kedua alisnya ke atas.

"Apaan sih om,baju ku jadi basah kan? ini baju satu-satunya punya aku om,aku gak punya baju lagi."

"terserah lo,gue gak perduli,pergi lo."

Vania berusaha menutupi dadanya yang nampak dari luar ia mengenakan Bra berwarna hitam,kemeja putih milik tania basah,hingga menampakan isi di dalam kemeja itu sangat jelas.

Dasar memang otak laki-laki itu kotor,baru liat begitu aja,yang di bawah sana terasa sesak.

Air yang tersisa di dalam gayung tadi,sengaja ia siram pada tubuh Vania sampai semuanya betul-betul basah,isi di dalam baju semakin jelas terlihat. Arga melangkah maju menghampiri gadis itu,sampai ia sendiri ketakutan,semakin dekat Vania menjerit. "Aaah..."

Visual Arga aku rubah.

Cek lagi part pertama ya.mudah2n sekarang suka 💝

Tanda cintanya jangan jangan lupa ya.

Like

Komen

Vote

Buat Author semangat UP setiap hari. 😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

Mariana Frutty

Mariana Frutty

✔️

2022-12-23

0

🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ

🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ

keren visualnya

2022-04-27

0

❁્᭄͜͡Geͫmͬöy༄᭄

❁્᭄͜͡Geͫmͬöy༄᭄

kalian lucu 😍😍😍

2022-03-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!