Sebelum ke sini,cek lagi Part 1,aku tambahkan detai peran mereka,agar tidak ada dusta di antara kita. ✌😘
"Aaa...." Vania menjerit saat Arga melangkah maju ke arahnya.
"Heh..berisik lo. Lo fikir gue mau ngapain?" Matanya menatap ke bawah karna tinggi Vania hanya sebatas dadanya.
Masih menutupi bagian dadanya yag basah,ia mendongakan kepalanya ke atas menatap ketampanan seorang Arga.
"Kenapa? Naksir?"
Vania langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak."
"Pergi... gue gak mau liat muka lo di sini."
"Aku harus pergi ke mana om?" Rengek Vania.
"Terserah,yang pasti pergi dari rumah gue."
Tak ingin lama-lama dengan gadis itu,ia melangkah mundur lalu kembali masuk ke dalam meninggalkan Vania di luar dengan baju basahnya.
"Jblug." Terdengar sangat keras ia menutup pintu rumanya
Vania mengerjap kaget saat pintu itu di tutup sekencang-kencangnya,bahkan sampai di kunci dari dalam.
"Jahat banget sih om... mana bisa aku pergi dalam keadaan seperti ini?" Vania berteriak di depan pintu yang sudah tertutup.
Beralih ke depan jendela. "Om... Aku pinjam kemejanya dong,aku janji akan pergi setelah ini..."
Arga tetap tidak perduli dengan ocehan gadis itu,ia masuk ke dalam kamar lalu melepas semua pakaiannya,ia keluar dari kamarnya hanya menggunakan handuk sebatas pinggang sambil menenteng baju kotor ia masuk ke dalam kamar mandi.
Cukup lama ia berada di dalam kamar mandi,hingga suara gadis itu pun hilang bak di telan bumi. "Cape juga kan lo teriak-teriak? akhirnya nyerah juga." Saut Arga setelah keluar dari kamar mandi,sambil mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil.
Cape juga ya teriak terus,kering pula tenggorokan,Vania memilih diam di sudut luar rumah Arga,ia bersembunyi di balik tirai yang menggantung,agar keberadaan dirinya tidak di ketahui oleh siapaun.
Terlebih,saat ini dia seorang buron papahnya,dia yakin,anak buah papahnya tidak akan berhenti mencari keberadaannya saat ini.
Arga masih anteng aja tuh di dalem,tiada pagi yang ia lewati tanpa sarapan mie instan dan telur. Apa lagi saat ini dia seorang pengangguran,satu telur di tambah terigu dua sendok cukup untuk dua kali makan. ha..ha..pengalaman pribadi kali ah..
Setelah selesai dengan sarapannya,ia bangkit dari duduknya sambil menenteng piring kotor,lalu mencucinya.
Terasa hening. "Gadis itu benar-benar pergi,bagus lah." Bergumam sambil menyimpan piring yang baru ia cuci ke atas rak.
Tak lama setelah itu,saat ia sedang menonton TV,terdengar rintihan seorang wanita dari luar, Dia samasekali tidak berfikir kalau gadis itu masih ada di sana.
Karna rasa penasaran,ia membuka pintu rumahnya melangkah ke luar mencari sumber dari suara tersebut.
Arga terkejut melihat Gadis itu sedang meringkuk di sudut sambil memeluk lututnya karna menahan dinginnya udara pagi hari,terlebih baju yang ia kenakan masih basah.
"Gila ini bocah,belum pergi juga." Ucap Arga sambil berdiri berkacak pinggang di depan Vania.
Sepertinya ada yang aneh dengan gadis itu,tubuhnya gemetar,ia bahkan samasekali tidak bergerak,bahkan saat Arga menyenggeol kakinya,gadis itu tetap diam pada posisi semula. "Kenapa nih anak? jangan-jangan dia mau mati." Ia mulai Kebingunga.
Ia memberanikan diri menyentuh kening Vania untuk memastikan kindisinya,dan benar saja,keningnya terasa panas,kakinya terasa sangat dingin.
Ia mulai kebingungan dengan keadaan gadis itu,membawanya ke dokter sangat tidak mungkin,jangankan untuk ke dokter,untuk makan saja dia tidak punya uang.
Lalu ia memutuskan membawa Vania masuk ke dalam rumahnya dengan menggendong tubuh mungil itu.
Ia membaringkan Vania di lantai beralaskan karpet tebal,tubuhnya masih gemetar kedinginan,Arga mengambil selimut miliknya di kamar,lalu menyelimuti tubuh Vania dengan selimutnya.
Pertolongan pertama yang ia tau,adalah mengompres pasien dengan handuk yang di basahi dengan air hangat,dan ia sudah lakukan itu.
Setelah 30 menit,akhirnya demam gadis itu mulai turun,ia sudah tidak gemetar lagi,keringat mulai terlihat dari sisi dahinya.
Meras baikan ia pun terbangun. "Di mana aku?" Ucap Vania sambil mengucek-ngucek matanya yang masih terasa sangat berat.
Melihat ke sekeliling,ia tidak menemukan satu jejak pun tentang pemilik rumah ini. Ia bangkit dari tidurnya lalu duduk.
Tapi...apa yang terjadi? Matanya terbelalak saat melihat bajunya tergelak di lantai. "Aaaaaaaaa..." Vania berteriak sekencang-kencangnya saat melihat dirinya mengenakan baju yang berbeda. "Siapa yang menggantikan baju kuuu....?"
Arga terkejut mendegar teriakan Vania yang tiba-tiba. "Sial..malah teriak lagi,gimana kalau warga tau ada seorang gadis di sini." Tanpa menyelesaikan tugasnya,ia langsung masuk ke dalam dengan berlari.
"Heh...heh... ngapain teriak-teriak?" Ucap Arga setelah berada di dalam rumah dengan tangannya yang masih basah.
Begitu Arga masuk,Vania langsung berdiri dan bertanya. "Siapa yang gantiin baju aku om?"
"Gue."
"Kenapa harus kamu?"
"Terus lo maunya siapa yang gantiin baju lo?pangeran Carles? atau pangeran kodok?"
"Tapi harusnya kamu bangunin aku om."
"Lo itu tadi kayak mayat hidup,udah gue tendang-tendang,tetep aja lo gak mau bangun."
"Masa sih..?"
"Masa sih,,lo Fikir gue ngapian pake gantiin baju lo kalo gak kepaksa."
"Memangnya aku kenapa?" Dengan polosnya bertanya.
"Pake nanya lagi kenapa,lo gak liat tuh baskon isi aer anget sama handuk basah?"
Vania menoleh ke bawah kakinya,benar baskom berisi air dan handuk itu masih di sana. "Lo liat kan? Dari tadi pagi lo demam,harusnya lo berterimakasi sama gue,ini malah marah-marah."
"Wajar lah om,kamu yang menggantikan baju ku,berarti kamu juga melihat tubuh ku tanpa busana. akh..akh.. Aku sudah ternoda." Ia mengatakannya sambil menangisi nasibnya.
"Udah lo tenang aja,gue cuma gantiin baju lo,Branya juga gak gue buka ko,masih nempel kan tuh?"
"Kalau aku hamil bagaiman? hiks..hiks.." Air mata terus mengalir.
"Heh... gue cuma gantiin baju lo,gimana mau hamil? emng kita melakukan s*x? gak usah berlebihan deh lo."
"Tapi kalau aku hamil bagaimana?"
"Kalo lo hamil,yang jelas bukan gue bapaknya." Tegas Arga.
Vania terdiam sambil melipat bibirnya rapat-rapat,mencoba mencerna apa yang di katakan oleh Arga. "Iya..aku gak mungkin hamil,dia cuma menggantikan baju ku.rok ku masih utuh,selang*angan ku juga gak sakit,br* ku juga masih nempel di tempat yang seharusnya. Kayaknya om ini benar menolong ku." Bergumam dalam hati sambil menatap wajah Arga dari kejauha.
"Ahh...udah udah.. gak usah kebanyak drama ya,buruan makan,habis itu lo pergi dari rumah gue."
"Om yakin gak apa-apain aku kan?"
"Yakin,karna gue gak ***** sama anak kecil kayak lo,mendingan gue ngelakuin itu sama pacar gue."
"Om punya pacar?"
"Gak."
"Tapi tadi om bilang."
"Aahh...kebanyakan naya ya lo,mau gue sumpel lagi mulut lo?"
"Nggak.."
Lanjut gak niih?
Author minta tanda cintanya dulu dong,caranya gampang banget,gratis pula. Dengan cara.
LIKE
KOMEN
VOTE
Semakin banyak jejak,semakin sering Author UP kisah mereka. 💝💝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
May Keisya
sedih amat Thor...aku jg prnh posisi ky gitu mkn ngutang n mkn nasi sebungkus berdua ma suami...Ampe kelaparan jg pernh...Alhamdulillah skrg udah ga...disyukuri n dinikmati🤭
2022-12-07
0
Siti Aisyah
kasihan ..om kere benget...telor goreng pake terigu...nih cabe rawit nya aku kasih...🤭🤭
2022-07-29
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
sabar arga namanya juga ngadepin bocah 🤭🤭
2022-06-06
0