•••
.
.
.
Cuaca malam yang dingin seakan tak mempan bagi mereka yang sedang berkumpul di jalanan sudut kota. Bunyi tawa menggelegar di mana-mana, motor-motor sport berjejer rapi di tepi jalan, perbedaan gender seakan tak berpengaruh bagi mereka.
Sampai akhirnya, orang yang sejak tadi mereka tunggu sampai dengan menggunakan motor sport serta pakaian serba hitam. Mereka bertiga turun dari motor hitam gelap mereka masing-masing, dan langsung di sambut oleh seorang pria bertopi hitam.
"langsung mulai aja, lawan lo sekarang anak geng. Dari seminggu lalu ngebet banget pengen tanding sama lo" ucap laki-laki bertopi itu yang bernama Winco, pada mereka bertiga, dan tentu saja itu adalah Axell, Glen dan Aflan.
"hati-hati weii, ciri-ciri itu" ucap Glen yang mendapat tendangan ringan di bagian kaki dari Aflan.
"oke bang" balas Axell tanpa menghiraukan Glen.
"semangat Xell" ucap mereka.
Axell sebenarnya tak terlalu berminat mengikuti pertandingan seperti ini. Lagi pula dia baru mengikutinya tiga kali sekitar sebulan lalu, dan itu pun gara-gara Glen dan Aflan yang memaksa. Mereka tau tempat ini karena pas awal pindah ke Indonesia dari Jerman, mereka tersesat ke daerah ini karena Glen yang sungguh sok tau daerah ini saat itu.
Suara sorakkan terdengar riuh saat kedua peserta sudah siap di garis start, suara wanita terdengar tak kalah keras. Terlihat lawan Axell menatapnya tajam dan sinis, tapi sama sekali tak dihiraukan Axell yang berwajah super datar.
"gue Higo" ucapnya memperkenalkan diri dengan senyum miring.
"Axell" balas Axell datar.
Aba-aba dari wanita di tengah-tengah mereka membuat ke duanya kembali fokus ke jalan. Hingga bendera di tangan wanita itu lepas, serentak mereka langsung tancap gas.
Axell memimpin pertandingan dengan lincah, membuat lawannya menggeram marah dan menambah laju kecepatannya. Kendaraan mereka terus melaju kencang dengan Higo yang terus berusaha menyalip Axell. Sampai akhirnya Axell lah yang sampai lebih dulu dari pada Higo.
"woo.." teriak Glen menghampiri Axell dengan Aflan di sampingnya.
"gak di ragukan" ucap Winco menghampiri mereka bertiga dengan amplop ditangannya.
"thanks bang" ucap Glen saat menerima amplop itu.
Bugh
"anj1ng!" umpat Aflan saat seseorang menendang punggungnya dari belakang, dia sampai kehilangan keseimbangan dan nyaris nyusruk ketanah, mau tarok dimana mukanya di depan para cewek-cewek disini kalau itu beneran terjadi?
"eh eh, ngapain nih?" tanya Glen pada orang yang menendang Aflan, terlihat dari jaketnya yang sama seperti Higo, sepertinya dia merupakan teman se gengnya.
"alah, gak usah banyak b4cot, lo--"
"lo kali yang ngeb4cot" potong Aflan memutar matanya malas. Ini nih, ciri-ciri orang yang gak terima kekalahan, udah lagi bukan dia yang kalah tapi dia yang gak terima.
"kita gak ter--"
"i don't care" potong Glen yang membuat mereka menggeram marah dan langsung nyerang tanpa aba-aba. Yang benar saja, mereka bertiga melawan geng yang jumlahnya hampir tigapuluh orang.
•••
"aa.. aa udah-udah.."
"belum Zi"
"aa.. cukup, gak mau oii"
"belum Jia.."
"haha"
"ih, jan ketawa Tan"
"aa.. Echa udah, Keyra sama Tania gak sebanyak lo"
"belum Jia ku sayang"
"ih, rambut gue ntar kena"
Keyra dan Tania sudah tertawa geli melihat Zia sekarang, bayangkan saja, kulit putih nan lembut Zia kini menjadi hitam dan kasar.
"aa.. gimana kondisi muka gue? Pasti gak cantik lagi.." sedih Zia.
"gak papa Zi, kopi itu bagus untuk kesehatan kulit" ucap Keyra menahan tawa.
"Zia kayak orang kecemplung got, haha" ucap Tania yang membuat mereka meledakkan tawanya. Sungguh, keadaan Zia sekarang memang seperti orang yang nyebur ke dalam got, nyaris seluruh wajahnya kini super hitam, hanya mata dan bibir saja yang masih terlihat bersih.
"gak gue anggap sahabat ya lo Tan" ucap Zia mengancam.
"kan ada Key dan Echa" ucap Tania tersenyum mengejek.
"lama-lama lo nyebelin juga ya?"
"hehe"
"yaudahlah lanjut.." ajak Keyra menatap permainan ludo di atas meja kamarnya itu.
Tring
Bunyi alarm didekat meja nakas mengalihkan perhatian mereka berempat. Keyra berjalan ke arah tempat tidurnya dan menekan sebuah tombol di dinding dekat meja nakas tersebut.
"ya bi?"
"maaf non, ada den Axell di bawah" balas pelayan rumahnya. Keyra mengernyit, menatap jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul setengah dua, mau apa tuh cowok tengah malam kesini.
"nanti Key ke bawah bi, bibi tidur lagi aja, udah terlalu malam" balas Keyra lalu mematikan alat komunikasi itu. Alat itu di gunakan saat kamarnya dalam mode kedap suara, dan mode itu akan nonaktif secara otomatis saat pagi hari, waktu makan siang, dan waktu makan malam.
"ngapain dia?" tanya Echa.
"tau tuh" ucap Keyra berjalan kearah ruang ganti untuk memakai sweater karena cuacanya kini memang dingin.
"gue kebawah ya, kalian kalau ngantuk tidur duluan aja" ucap Keyra setelah memakai sweaternya.
Keyra menuruni tangga satu persatu dari kamarnya di lantai dua. Hingga di pertengahan tangga matanya melotot melihat Axell yang terbaring di ruang tamu dengan berbagai luka yang di alami nya.
"astagfirullah, kenapa bisa gini hei?" tanya Keyra cemas memenggeser kepala Axell yang sedikit miring guna melihat seluruh wajahnya.
"rshh" ringisan kecil keluar dari mulut Axell saat Keyra menyentuh wajahnya, matanya masih terpejam seperti menahan sakit.
"ke kamar tamu aja yah?" tanya Keyra yang di balas anggukan kepala oleh Axell yang masih terpejam itu. Keyra memperhatikan sekelilingnya, tak ada siapa pun, ingin membangunkan pelayan tapi juga tak enak.
"huft, ringanin badan lo ya" ucap Keyra di balas senyum tipis oleh Axell. Ragu-ragu Keyra meraih lengan Axell, dan membopong tubuh tinggi Axell yang membuatnya sedikit kewalahan. Saat sampai di kamar tamu, Keyra membaringkan Axell hati-hati di sofa.
"gue ambil p3k dulu ya" ucap Keyra cemas lalu keluar kamar.
Axell membuka sebelah matanya dengan senyum tertahan. Jadi teringat dengan kelakuannya tadi bersama Glen dan Aflan. Bahkan Axell tertawa kecil atas kegilaan yang di buatnya sebelum kesini.
"huh, untung kita gak ketangkap polisi" ucap Glen bernafas lega, mereka kini sedang ada di cafe Nolanlen, lebih tepatnya di ruangan pribadi pemilik cafe Nolanlen. Cafe milik mereka yang baru opening sebulan lalu dan akan kembali membuka cabang. Dan tentu saja nama 'Nolanlen' itu adalah nama buatan Glen, gabungan nama Axellino Aflan Glen. Padahalkan bisa 'Axaflen' atau 'Axgleaf' yang lebih keren, tapi.. ya begitulah.
"untung ada polisi, kalau enggak dah bonyok kita" ucap Aflan menyentuh sudut bibirnya yang terluka. Ya, untung saja perkelahian di tempat balap tadi bisa dihindari karena adanya polisi, sehingga mereka hanya sedikit mendapat luka. Sedangkan Axell hanya diam menyesap americano.
"pukulin gue yuk" ajak Axell yang membuat mereka mengernyit.
"apaan dah?!"
"bikin gue bonyok"
Aflan dan Glen salung pandang. "otak lo geser?"
"ck! Gue mau bikin Can Ra simpati. Lo gak mau hajar gue?" tanya Axell.
"mau lah" ucap Aflan spontan.
"kapan lagi lo kasih penawaran semenarik ini" ucap Glen bangkit dari duduknya, begitupun Axell dan Aflan.
Bugh
Bugh
"ah nyet, satu-satu, jan keroyokan nj1r" ringis Axell saat mendapat tinjuan dan tendangan dari mereka, mereka tak bisa di remehkan kemampuannya, tak kalah hebat dari Axell. Tapi kali ini mereka sengaja tak terlalu kuat, kan kasian.
"gue dulu ya" ucap Glen mengambil ancang-ancang meninju.
Bugh bugh
"rshh"
"giliran gue" Aflan mendorong Glen menjauh.
Bugh bugh bugh
"rrhh, gimana udah lebam belom?" tanya Axell menyentuh bagian wajahnya.
"lumayan" balas mereka ikut meringis.
"lagi lah"
Bugh bugh
"arhh"
"rahang gue nih, bikin bibir gue robek" pinta Axell.
"cinta mengalahkan rasa sakit" ucap Glen miris.
Bugh bugh bugh
"udah cukup?" tanya Axell mengacak rambut supaya penampilannya lebih sempurna.
Bugh
"arghh, sakit sat" pekik Axell saat Glen menendang kakinya yang membuatnya terduduk tak elite karena tak seimbang.
"pftt, supaya lebih full rasa sakitnya" bela Glen.
"udah belum nih?" tanya Axell meraba-raba wajahnya.
"tangan lo perlu di patahin?" tanya Aflan menaikkan sebelah alisnya.
"gak perlu, ntar gue akting aja nyet"
.
.
.
•••
...kalau suka ceritanya tolong kasih like and komen ya~...
...biar author semangat up nya~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Muhammad Alwi
ya Allah segitu cianta ma can ra❤️❤️❤️❤️❤️❤️
2022-01-26
1