•••
"Ha-hai kak.."
"A-aku mencintai mu Ka-Kak Aska."
"Hiks.. hiks" air mata Keyra luruh begitu saja, Keyra sudah berusaha supaya tak terisak di makam seseorang yang dicintainya. Keyra sudah berusaha untuk terlihat kuat, Keyra sudah berusaha untuk tetep tegar.
Tapi tetap saja, saat kalimat cinta itu keluar dari mulutnya, rasanya sangat sesak. Hatinya sakit, air mata itu sudah tak bisa dibendung. Dada Keyra sesak, sangat sesak, seperti terhimpit sesuatu tak kasat mata.
"Ka-Kakak apa kabar? Hiks.. hiks.. hiksss hua.. aaa.." hancur sudah semua pertahanannya, Keyra tak bisa lagi menahan isak tangis yang semakin menjadi-jadi keluar dari mulutnya. Tangannya memukul-mukul kecil dadanya yang sesak.
"Hiks.. hiks Ka-Kak udah bahagia kan disana? Gimana kabar hiks.. Kakak..? Key beneran gak nyangka kakak udah beneran pergi hiks.. hiks.. huaa.. Kenapa Kakak harus pergi secepat ini? Hiks.. Key gak sanggup Kak.." Gumam Keyra terisak.
"Nanti siapa yang jadi sahabat Key lagi? Hiks.. Nanti kalau Key sakit siapa yang bakal jagain Key? Hikss.. hikss... Kalau Key lagi sedih siapa yang bakal nenangin Key? Kalau Mama Papa pergi keluar negeri hiks.. si-siapa yang nemenin Key diruma-ah hiks..hiks.."
"Nanti siapa yang tolongin Key bikin PR? Nanti siapa yang selalu jadi penolong Key saat Key su-sah? Nanti siapa yang jemput Key sekolah? Keyra gak sanggu-up Ka-ak, hiks.. hikss.." ucap Keyra sesegukkan.
Keyra menunduk, membiarkan air matanya terus menetes tanpa henti. Keyra menatap bunga mawar merah dalam pangkuannya. Dia tersenyum tipis mengingat sepenggal kenangannya bersama Aska.
Dulu, Aska sering memberikan bunga ini saat Keyra sakit. Red rose, ya itu bunga kesukaan Keyra. Bunga lambang dari pernyataan cinta.
Keyra selalu ingin seseorang memberikan bunga mawar merah, dan orang itu adalah Aska. Keyra tau bahwa Aska memberikan bunga itu dengan perasaan cintanya, juga dengan pernyataan cintanya. Tapi mereka hanya saling mengungkapkan perasaan masing-masing dengan perantara.
Ribet.
Entah kenapa harus seribet itu, Keyra juga tak tau. Keyra hanya tak ingin persahabatan mereka akan merenggang saat menjalin hubungan, dan akan merenggang saat salah satu dari mereka tersakiti. Keyra tak ingin itu terjadi, Aska juga tak ingin itu semua terjadi. Mereka hanya mengikuti kemana arah alurnya.
Mereka yang terlalu penakut!
Dan sekarang, itu yang Keyra sesali. Sekarang alur membawa mereka dalam keadaan seperti ini. Aska yang sudah terkubur dalam tanah dan tak akan pernah bisa kembali.
Kenapa mereka dulu tidak saling terbuka saja? Kenapa mereka selalu mempersuliy hubungan itu?
Tanpa Keyra sadari, ada dua pasang mata yang menatapnya dari posisi yang berbeda.
Salah satunya Axell, pemuda itu sejak pulang sekolah tadi, mengikuti kemana Key pergi. Memang Axell mengizinkan Keyra untuk pulang sendiri dihari pertama sekolah, tapi bukan berarti lepas dari pengawasan Axell.
Bagaimana pun, sekarang Keyra menjadi tanggung jawabnya. Mama Papa Keyra menitipkan Keyra pada orang tua Axell, tapi sekarang orang tua Axell sedang ada urusan bisnis. Bukankah sekarang Keyra menjadi tanggung jawab Axell?
Axell menatap sendu pemandangan didepannya. Rasanya juga sakit melihat Keyra yang sangat rapuh seperti itu. Entah sejenis rasa apa ini, Axell juga tak tau. Rasanya sakit melihat Keyra yang menangisi seseorang sampai seperti itu.
Axell tau bahwa Keyra masih belum terbiasa akan kepergian Aska, masih belum bisa merelakan kepergian Aska yang mendadak, Axell tau itu.
Axell juga tau, bahwa Keyra merasa sangat bersalah akan kepergian Aska. Axell juga tau, Keyra pasti menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian Aska.
Tapi tetap saja, rasa sesak itu seakan tak mau hilang. Walaupun yang ditangisi oleh Keyra adalah Aska, sahabat Axell yang sudah dianggap kakak. Tapi rasanya tetap sesak. Axell juga sadar, bahwa dia bukan siapa-siapa Keyra! Tapi kenapa, seakan dia adalah pemeran cowok yang tersakiti karena pemeran cewek yang mengkhianatinya?
Mata Keyra sudah memerah, tangisannya masih sesegukkan. Tangannya terangkat mengelus batu nisan Aska. Dingin, itu yang Keyra rasakan. Suasana senja sudah menyambutnya, memancarkan percampuran warna jingga dan merah di atas langit sana.
"aku mencintaimu kak Aska"
'aku juga mencintai mu sayang'
'aku sangat mencintai mu Alkayra Raquella Agava'
Deg!
Kalimat itu kembali terngiang dalam benak Keyra. Dua kalimat cinta yang diucapkan Aska, sebelum ajal menjemputnya. Dua kalimat yang sangat berarti bagi Keyra, dua kalimat yang akan selalu terngiang dalam benak Keyra.
Keyra menundukkan wajahnya dalam, membiarkan air matanya kembali menganak sungai di pipi mulusnya. Rasa sesak itu kembali dirasakannya, tak hanya rasa kehilangan yang dirasakan Keyra, tapi juga rasa bersalah yang teramat dalam didiri Keyra.
Keyra meletakkan bunga itu di nisan Aska, senyuman manis Keyra pancarkan di wajah cantiknya.
"Key pamit yah kak.."
"Assalamualaikum..."
Keyra melangkahkan kakinya pelan meninggalkan tempat pemakaman umum, hari sudah sedikit gelap.
Bulan dan bintang sudah mulai bermunculan di langit malam sana.
Keyra mendongakkan kepalanya, tersenyum menatap bintang yang paling terang memancarkan cahayanya. Lalu tanpa diduga sudut matanya menangkap sesosok pria jangkung di balik pohon, membuat Keyra menajamkan matanya untuk memastikan bahwa dia adalah seseorang yang Keyra kenal.
Sosok yang sadar sedang di perhatikan itu hanya tersenyum sendu di balik pohon, membuat mata Keyra kembali berair. Keyra hanya tak menyangka bahwa dia ada disini, diam-diam mengawasi Keyra dari jauh. Keyra tak marah, tapi Keyra terharu. Saat sosok itu hendak menghampiri Keyra, tiba-tiba saja langkahnya terhenti, lalu senyuman miris terpampang di wajahnya, membuat Keyra heran.
"Can Ra.."
Keyran tersentak. Menolehkan kepala, cewek itu lalu menghapus kasar air matanya yang masih menetes.
"Ya?" Jawab Keyra pada Axell yang entah sejak kapan berdiri di hadapannya seperti hantu.
Keyra tak tau harus memberikan respon seperti apa. Pandangan mata Axell sedikit berbeda, terkesan sendu. Keyra memejamkan matanya sebentar. Keyra tak ingin terlihat rapuh, Keyra tak ingin orang melihat air matanya yang jatuh. Tapi bagaimana lagi? Axell sudah melihat sisi rapuhnya.
"Hmm, yuk pulang." ajak Axell menuntun Keyra keluar dari pemakaman.
Sebelum itu, Keyra kembali menatap kearah pohon besar, lalu menghela napas saat sosok jangkung itu sudah tak terlihat di sana. Diam-diam Keyra melirik Axell, yang tentu saja menjadi penyebab sosok itu pergi dengan senyuman miris.
'Maafin gue.'
Saat tiba di mobil Axell masih diam, dia belum menjalankan mobilnya yang membuat Keyra heran, sebenarnya Axell kenapa sih?
"Gak pulang?" tanya Keyra kalem, setelah dari makam Aska membuatnya menjadi lebih diam, terlebih saat melihat sosok tadi.
"Enggak, kita jalan-jalan dulu gimana? Ngedate gitu?" Axell menaik turunkan alisnya berniat menggoda Keyra.
"Kemana?" Keyra menahan senyumnya, sepertinya Keyra sedikit tertarik.
"Ee.. kemana yah enaknya? Ke mall? Nonton?" tanya Axell pada Keyra.
"Pasar malam!"
•••
...kalau suka ceritanya tolong kasih like and komen ya~...
...biar author semangat up nya~...
✔️revisi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Muhammad Alwi
mampir author cerita menarik
2022-01-25
1
Nona Bucin 18294
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
2021-07-24
1
Nona Bucin 18294
semangat updatenya ya kak 😊😊🥰🥰💜😊🤗😊
2021-07-24
1