•••
Mereka berenam kini duduk melingkari empat buah meja yang di disusun menjadi satu. Terlihat Glen yang sedang menyolong botol minum milik seorang siswi kutu buku di kelas ini, dan juga membuang isinya tanpa izin. Sedangkan mereka hanya bisa menggelengkan kepala pasrah melihat kelakuan Glen. Mereka menatap pemuda itu dengan tatapan tak menyangka, ingin perotes tapi juga tak bisa, karena bagaimana pun mereka juga ingin memainkan permainan itu.
"nanti gue ganti elah" ucap Glen memasang wajah masam, dia sudah seperti penjahat sungguhan di tatap seperti itu. Mereka menganggukkan kepala kecuali Axell, menurutnya itu termasuk boros gerakan, untuk apa mengangguk jika sudah ada yang mewakilkan?
"jadi siapa yang putar duluan?" tanya Keyra menatap semua sahabatnya. Ya, Keyra mulai mengakui bahwa dia nyaman berteman dengan Aflan, Glen dan tentunya Axell.
"lo aja" ucap Axell menatap Keyra.
Semua menganggukkan kepalanya setuju, menyuruh Keyra untuk segera memutar botol itu. Akhirnya Keyra memutar botol itu tak terlalu cepat, dan tepat berhenti ke arah Axell.
"Truth Or Dare?" tanya mereka serentak.
"dare" ucap Axell masih dengan wajah datarnya.
Mereka saling melirik, memikirkan dare apa yang cocok diberikan kepada orang seperti Axell. Keyra, Zia dan Echa menahan senyum, sepertinya mereka bertiga sudah menemukan darenya.
"pake ini, trus kita foto" ucap Keyra mengeluarkan lip tint dengan brand ternama dari dalam tasnya.
Axell terkejut, menatap horor botol kaca yang berada di tangan Keyra. Jika saja Axell tahu tantangannya akan seperti ini, dia tak akan memilih dare. Tapi kalau memilih truth harga dirinya sebagai lelaki yang akan turun. Ternyata jadi cowok itu juga ribet yah.
"lo aja gak pernah pakai itu, untuk apa lo bawa-bawa?" tanya Axell.
"jangan banyak omong deh" ucap Keyra sambil memberi kode pada Axell untuk mendekat ke arahnya.
Axell pasrah saat melihat Keyra mulai membuka lip tint itu. Axell mengarahkan wajahnya pada wajah Keyra. Keyra mulai mengoleskan benda pewarna bibir itu pada bibir Axell. Sedangkan Axell hanya menatap manik mata indah milik Keyra, bola mata hitam itu seakan menarik Axell untuk menatapnya lebih dalam. Axell rasanya enggan untuk mengalihkan pandangannya, mata polos Key seakan mengalihkan dunia Axell.
"selesai" ucap Keyra tersenyum geli menatap Axell, sedangkan yang lain sudah ngakak sedari tadi tanpa di sadari oleh Axell.
"yuk foto" ucap Keyra mengeluarkan handphonenya, sedangkan yang lain beringsut mendekat ke arah Keyra.
"ASTAGFIRULLAH!!!" pekik Axell hampir terjungkal dari kursi saat melihat bayangan wajahnya di kamera handphone.
Yang benar saja, seluruh wajahnya kini di penuhi bentuk lope-lope! Axell pikir Keyra hanya akan memakaikan cairan merah itu pada bibirnya, jadi dia akan tetap ganteng seperti artis-artis korea. Tapi bagaimana bisa dia tak sadar saat Keyra mencoret-coret wajahnya dengan benda lakn4t itu? itu yang ada di pikiran Axell sekarang.
"BWAHAHAHAHA" mereka sungguh tak bisa menahan tawanya, ekspresi kaget Axell sangatlah matching dengan wajahnya sekarang, seperti badut di sirkus-sirkus!
"ini-ini.." Axell menunjuk wajahnya, dia sungguh tak bisa ngomong apa-apa lagi. Oh ayolah, dare macam apa ini?? Kembalikan wajah tampan nya!!!
"Ca-Can Ra lo.."
"hahafftt..pftt.. nanti-nanti bisa hilang kok,, haha gue-pftt-gue bawa tisu basah, muka lo nanti ganteng lagi.. pfftt" ucap Keyra tersendat-sendat karena menahan tawa.
"lo kelihatan konyol banget Xell, huahaha"
"gilaa,, harus di abadikan banyak-banyak ini! Kapan lagi kan? Buahahaha"
"cuma bebeb Key yang bisa bikin Axell tunduk huahaha"
"muka lo paraahh, hahaha"
Apakah sekarang seorang Axellino Fradelo Devanic sedang di bully? Axell rasanya ingin marah, namun juga tak bisa saat melihat Keyra tertawa lepas. Keyra benar-benar bisa menjinakkan seorang Axell. Untung saja di kelas itu hanya ada mereka berenam, kalau tidak hancur sudah image nya sebagai cowok paling tampan, cool dan berkharisma di sekolah ini.
Mereka berfoto dengan berbagai gaya, oh tentu saja tidak dengan Axell. Cowok itu saja hanya berwajah super duper datar, tanpa ekspresi sedikit pun. Mungkin lip tint Keyra bercampur semen sehingga wajahnya menjadi kaku.
Setelah menghapus riasan konyol pada wajah Axell, mereka kembali bermain. Axell mulai memutar botol dan tepat berhenti di arah Glen. Dan keputusannya mengambil dare lah yang akan membuat dia kehilangan kesucian bibirnya.
"gak woi,, gak sudi gue, gak sudi" protes Glen menggeleng-gelengkan kepalanya.
"haha, cemen lo"
"buruan woii,, mumpung cuma ada kita di kelas ini"
"iya, beruntung gak di tempat umum kita minta"
"gak,, gak mau gue, bibir gue masih suci"
"nasib jomblo, gak pernah ciuman haha" ledek Zia.
"nah, maka dari itu, dari pada gak ada yang di cium, mending penuhi dare lo untuk cium tembok hihi" ucap Keyra tertawa geli dengan tangan memegang handphone, untuk mengabadikan aksi Glen mencium tembok.
"gak usah di foto juga kali beb" ucap Glen berusaha menawar dare nya.
"gak laki lo, gue aja tadi foto" ucap Axell.
'maafin Glen bibir seksi, pengalaman pertamamu adalah mencium tembok, emang sahabat lakn4t lo pada' batin Glen mendekatkan wajahnya pada tembok dengan Keyra yang siap mengabadikan moment itu, sedangkan yang lain pada ngakak.
Setelah sesi mencium tembok selesai, Glen memutar botol minum itu. Dan berhenti di arah Echa.
"Truth Or Dare?"
"em, truth" jawab Echa sedikit ragu.
"mantan paling berkesan?" ucap Aflan.
"pfftt, Echa gak pernah pacaran" ucap Keyra menahan tawa saat melihat wajah masam Echa.
"cinta pertama lo!" ucap Keyra spontan, karena memang diantara mereka bertiga hanya Echa lah yang terkesan tertutup masalah asmara, padahal mereka sahabatan sejak SD loh ini, bukan satu dua tahun, tapi sudah sepuluh tahun-an sejak kelas satu SD.
"yang lain yah?" ucap Echa dengan senyum manisnya.
"gak" ucap Keyra dan Zia serentak.
"lo nggak anggap kita sahabat? Lo gak pernah cerita sedikit pun tentang masalah percintaan sama kita" ucap Keyra masih dengan suara lembutnya.
"lain kali gue pasti cerita"
"lo gak bisa menghindar lagi kayak sebelum-sebelumnya" ucap Zia menatap Echa.
"masalahnya ada mereka" ucap Echa menatap Axell, Glen dan Aflan. Sedangkan yang ditatap hanya berwajah santai.
"mereka bisa jaga rahasia kok, lo cuma bilang dia siapa, siapa namanya, kapan ketemu" ucap Keyra meyakinkan.
"Dia cuma orang asing, ketemu di mall saat kelas 4 SD" ucap Echa menatap Keyra dan Zia.
"lo masih cinta? namanya?" tanya Zia penasaran.
"udah gak!" ucap Echa cepat.
"ohh,, oke, lanjut" ucap Keyra saat melihat Echa memberi kode padanya untuk melanjutkan permainan.
Echa memutar botol minum itu, dari yang awalnya kencang lama kelamaan menjadi melambat dan berhenti tepat di arah Keyra.
"Truth or Dare?"
"ttruthh" ucap Keyra ragu.
"hal yang paling menyakitkan dalam hidup lo?" tanya Glen yang membuat Axell, Echa, dan Zia menatap Keyra khawatir.
Keyra membeku, kenagan menyakitkan itu kembali terngiang dalam benaknya. Key mengangkat kepalanya menatap Axell, entah mengapa Keyra hanya ingin memberitahu Axell bahwa Keyra butuh Axell sekarang.
"o-orang yang Key cinta.. di panggil Allah"
Keyra langsung berlari keluar kelas setelah menjawab pertanyaan Glen, air matanya sudah tak bisa lagi di bendung. Rasa sesak itu kembali memenuhi relung hatinya, kenapa disaat-saat Key sudah terbiasa akan kepergian Aska, malah ada yang mengungkit kembali kenangan buruk itu? Keyra tahu ini bukan salah Glen,dan itu merupakan bagian dari permainan.
Axell berlari menyusul Keyra keluar kelas, meninggalkan Glen dan Aflan yang membeku ditempat, Zia dan Echa hanya menundukkan kepalanya.
"sorry.. gue gak tau soal itu" ucap Glen merasa bersalah, cowok itu menatap Echa dan Zia.
"bukan salah lo juga" balas Echa tersenyum kecut.
"lo bisa cerita?" ucap Aflan ragu.
"lo tanya Axell aja, dia tau kok, lagian Keyra udah anggap kalian sahabatnya, jadi mungkin gak papa kalau kalian tahu" ucap Zia seraya menghembuskan nafasnya pelan.
Aflan dan Glen hanya mengangguk, tak tau apa yang di bicarakan lagi.
•••
...kalau suka ceritanya tolong kasih like and komen ya~...
...biar author semangat up nya~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments