•••
Axell mengedarkan pandangannya pada taman belakang sekolah ini, mencari di mana keberadaan Keyra. Saat melihat pohon besar hampir di sudut taman, Axell yakin bahwa Keyra ada dibalik pohon itu.
"Can Ra.." ucap Axell lirih seraya mendudukkan dirinya di samping Keyra. Cewek itu masih setia menunduk dengan isakan yang tertahan. Ragu-ragu Axell memegang pundak Keyra, lalu mengusapnya lembut saat tak mendapat penolakan dari yang punya.
"need a hug?" kalimat itu keluar dari mulut Axell tanpa bisa di cegah, mungkin saja Key akan menolak mengingat bagaimana sifat Keyra yang tak ingin di sentuh sembarangan.
Tapi tanpa di sangka Keyra mengangkat kepalanya, menatap Axell dengan wajah yang dipenuhi air mata. Keyra hanya ingin memberitahu bahwa Key membutuhkan seseorang saat ini, Key membutuhkan ketenangan. Tanpa ragu Axell menarik tubuh Can Ra nya kedalam pelukan. Ternyata Axell masih belum memahami Keyra, nyatanya Keyra kini terlihat sangat rapuh, cewek itu menyembunyikan kesedihan dan rasa bersalahnya seorang diri.
"Xell.." panggil Key lirih di sela isakannya.
"hm..?"
"Key minta maaf, dia sahabat lo kan? Maafin Key Xell.. seandainya dia gak lindungin Key saat itu, pasti sekarang lo bisa ketemu dia lagi, pasti sekarang dia masih hidup, pasti sekarang dia juga lagi sekolah" ucap Keyra dengan isakan yang tak terkendali dalam dekapan Axell.
"bukan salah lo.." balas Axell, sepertinya cewek itu memang merasa terpuruk, bahkan cewek itu sudah mengganti kata 'gue' menjadi namanya.
"ini salah Key Axell, ini salah Key.. Key yang bikin dia meninggal.. Ini semua salah Key.. Kenapa orang sebaik dia harus cepat-cepat pergi? Kenapa Allah panggil dia secepat itu? Kenapa Allah jahat banget sama Key? Key gak kuat hidup tanpa dia.." Keyra memukul-mukul lemah punggung Axell.
"itu bukan salah lo Can Ra.. bukan.." Axell mengeratkan pelukannya pada cewek itu, bajunya sudah basah karena air mata Key.
"ini salah Keyra Axell.. Kenapa tante Sarah gak nyalahin Key atas kematian anaknya? Kenapa Keyra harus selamat dari kecelakaan itu? Kalau iya dia harus pergi saat itu, kenapa dia harus lindungin Key? Kenapa dia gak biarin Key pergi juga sama dia? Seharusnya Key juga gak selamat saat itu.. Kenapa dia relain tubuhnya untuk lindungin Key? Key rasanya gak pantas hidup.." Keyra masih sesegukkan dalam pelukan Axell,
"please jangan salahin diri lo"
"tapi ini memang salah Key Axell.. Sebelum kecelakaan itu terjadi dia nunggu pernyataan cinta dari Key, sampai akhirnya dia nggak fokus sama jalan.. Ini salah Key.. seandainya Key ngucapin kalimat itu tanpa berlama-lama, kecelakaan itu pasti masih bisa di hindari.. dia pasti masih hidup sekarang.. Key gak sanggup kehilangan dia Xell, Keyra cinta dia.. Kenapa dia gak biarin Keyra meninggal ajaa??"
"lo gak boleh ngomong kayak gitu! lo gak boleh salahin diri lo sendiri, seharusnya lo bersyukur karena masih di beri kesempatan hidup, lo harus manfaatin kebaikan Allah. Lo gak boleh terus menangisi dia, dia udah lindungin lo saat itu, itu artinya dia masih pengen liat lo bahagia, dia pengen lo lanjutin hidup lo.. Lo harus bisa ikhlasin kepergiannya, jika lo udah bener-bener ikhlas, lo gak akan lagi di hantui rasa bersalah"
"itu gak sepenuhnya salah lo, itu sudah menjadi takdir hidupnya" Axell berusaha memberi pengertian, cowok itu mengusap lembut punggung Keyra yang masih sesegukan dalam dekapannya.
"Key gak sanggup Axell.. gak ada laki-laki sebaik dia yang pernah Key temuin, Keyra cinta Kak Aska.."
Deg!
Axell tersenyum pahit, tanpa sadar cowok itu sedikit meremas rambut panjang Keyra. Dadanya terasa dihantam sesuatu yang tak kasat mata saat cewek itu menggumamkan nama lelaki lain dalam dekapannya. Tak bisa kah Keyra menoleh padanya? Tak bisa kah Keyra menyadari kehadirannya? Kenapa cewek itu hanya menatap ke belakang, tanpa tau ada seseorang yang menunggunya di depan sana?
"lo.. bisa buka hati untuk gue"
"haha.. lo bercanda? emang lo tau apa tentang perasaan gue? Yang ada gue bakal di campakkin kayak mantan-mantan lo. Gue gak sudi buka hati untuk lo, lo cuma cowok playboy yang gak ngerti sama sekali tentang perasaan cewek. Lo gak ada apa-apanya jika dibandingin sama kak Aska. Lo cuma bisa mainin perasaan cewek tanpa tau rasa sakitnya. Lo tau apa tentang perasaan gue sekarang? Lo tau apa? Lo itu cuma cowok br3ngsek" ucap Keyra terkekeh hambar seraya melepas pelukan Axell, Key menatap Axell dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.
Entah mengapa kata-kata kasar yang tak pernah keluar dari mulut Keyra, sekarang keluar dengan begitu mudahnya. Katakanlah Keyra tak tau diri, karena cowok itulah yang menenangkannya di saat dia sedih. Keyra juga tak tau kenapa dia menjadi cewek yang sangat jahat dan tak tau terima kasih. Keyra juga tak tau mengapa dia menjadi begitu sensitif jika menyangkut Aska. Baginya tak ada lelaki lain sebaik Aska-nya, tak ada lelaki lain yang dapat menggantikan posisi Aska-nya.
"bukankah itu terlalu kejam? Bukankah terlalu kejam kalimat itu kamu ucapin kepada lelaki yang benar-benar mencintai mu?" ucap Axell lirih, Axell manatap dalam mata Keyra, rasanya sangatlah sesak saat kalimat kasar itu ditujukan kepadanya dan keluar dari mulut seseorang yang di benar-benar cintainya.
Axell sadar, bahwa dia mungkin memang tak sebaik Aska. Dia cuma cowok playboy yang hanya bisa mempermainkan perasaan perempuan dimata orang banyak. Tapi Axell menjadi seperti itu karena ada alasannya, lagian dia hanya memacari orang-orang tertentu. Bagaimana pun Axell juga punya hati, dia gak mungkin mempermainkan perasaan cewek baik-baik. Tak bisakah Keyra menilainya sebagai lelaki biasa? Tak bisakah Keyra menatapnya sebagai lelaki yang mencintainya? Bagaimana pun Axell hanyalah seorang lelaki biasa yang juga berhak merasakan cinta.
Keyra membeku sesaat, "lo-lo yakin itu cinta? Si-siapa tau lo cuma penasaran sama gue, setelah itu lo bakal bosan dan membuang gue"
"Alkayra.." ucap Axell lirih, lagi-lagi Keyra membuat rasa sesak itu kembali bersarang di dalam dadanya.
"seburuk itu kah aku di mata kamu?" tanya Axell menatap dalam mata hitam Keyra.
"so-sorry" ucap Keyra pelan seraya menundukkan kepalanya, dia sadar bahwa itu bukanlah sifat dari seorang Alkayra, dia tadi sudah keterlaluan.
"gak papa, mendingan kita samperin yang lain deh, mereka pasti khawatir sama lo"
"iya.."
Mereka bangkit dari duduknya, Keyra masih menatap Axell dengan perasaan bersalah. Keyra tau Axell berusaha mengalihkan pembicaraan. Keyra tau, Axell memang tak seburuk itu, tapi apa yang dilihatnya kemaren siang membuat Keyra menyadarkan dirinya lagi.
.
.
.
•••
...kalau suka ceritanya tolong kasih like and komen ya~...
...biar author semangat up nya~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments