•••
Mobil yang dikendarai oleh Echa memasuki gerbang utama mansion kedua keluarga Agava. Berbeda dengan Keyra, Echa dan Zia yang terlihat santai di sore yang cerah ini, Tania malah menampilkan wajah herannya saat mobil ini memasuki gerbang besar dengan pepohonan sejenis cemara di sisi-sisi jalan. Beberapa meter mobil berjalan dengan kecepatan sedang, Tania kembali dibuat kaget dengan gerbang kedua yang biasa di sebut 'gerbang mansion' oleh Keyra.
Sampai akhirnya terlihat mansion tingkat tiga didepannya. Mobil terus melaju kearah samping mansion yang menanjak, hingga mereka tiba di parkiran lantai dua. Dari parkiran ini kita bisa melihat air mancur di taman mansion, dan jika berbalik badan dapat dilihat gerbang mansion dengan pepohonan di sekitarnya. Jadi sebenarnya mansion ini jika dilihat dari atas berbentukkotak.
(pemandangan mansion dari parkiran lantai dua)
"ini beneran rumah Keyra? Bukan istana?" tanya Tania polos setelah turun dari mobil, matanya melihat sekeliling parkiran panjang ini yang hanya terdapat tiga mobil mewah milik Keyra, Zia dan Echa.
"heem" jawab Zia tersenyum, tak bisa membayangkan bagaimana reaksi Tania jika Tania melihat mansion utama keluarga Agava yang jauh lebih besar dari manshion kedua ini.
"dan kalian cuma bertiga disini? Seriusan?" tanya Tania lagi masih dengan wajah syok nya.
"ya gak juga, kita kan sama para maid juga kayak yang kita ceritain tadi"
"tapikan tetap aja, masa' iya sih rumah sebesar ini cuma kalian yang nempatin. Kenapa orang tuanya Keyra bikin rumah banyak amat? Berarti rumah yang ditempatin orangtua Key lebih besar dong?" cerocos Tania masih dengan ekspresi yang sama.
"hehe, iya"
"trus dibawah ini apa?" tanya Tania lagi menatap lantai yang dipijaki nya.
"parkiran untuk tamu, jadi kita bisa lewat bawah tadi, tapi males aja. Soalnya kan kalo parkir di atas bisa langsung ke kamar, karena kamar kita semua di lantai atas, kalo di bawah untuk kamar tamu" jelas Keyra sambil melangkah kesamping kanan parkiran yang terhubung dengan lantai dua mansion.
Biasanya kalau ada acara makan malam bisnis dengan client, Ardian Agava sering melakukannya di mansion ini, tak pernah sekalipun di mansion utama. Kecuali para sahabat-sahabat papa-mama Key yang memang sudah lama, seperti papi-mami Zia, papa-mama Echa, papa-mama alm.Aska, dan daddy-mommy Axell.
Tania hanya menganggukkan kepalanya, tersenyum tulus pada Keyra dan dibalas hal yang sama. Sedangkan Zia dan Echa sudah memperebutkan paper bag di belakang mereka, sebelum pulang mereka singgah di mall tadi. Rasa nyaman menghinggapinya, Tania bersyukur bisa kenal dengan Keyra, Zia dan Echa, mereka sama sekali tak memandang derajat seseorang, berteman dengan tulus.
Memasuki kamar Keyra yang super luas, pemandangan pertama yang dilihat adalah kasur king size berwarna putih dengan spray pink pastel bergambar karakter Cooky BT21 kesukaannya. Beberapa meter dari kasur, terdapat dua sofa panjang, satu sofa single dan meja. Didepan kasur terdapat karpet berbulu warna pink pastel dengan beberapa bantal dan boneka, yang beberapa meter di depannya terdapat televisi. Di dekat televisi terdapat beberapa lemari kaca yang berisi aksesoris BTS serta BT21. Disudut kamar dekat pintu masuk, terdapat dua kursi dengan meja di tengah. Di dekat lemari, lebih tepatnya di sudut kamar terdapat satu pintu kamar mandi. Dan beberapa meter di sampingnya terdapat pintu ganda yang merupakan ruang ganti. Beberapa meter dari meja nakas, terdapat satu meja rias serba pink dengan beberapa alat make up.
"jangan anggap kamar Keyra, Tan. Anggap aja kamar cewek" ucap Zia pada Tania dibalas kekehan.
"emangnya gue bukan cewek?!" delik Keyra pada Zia.
"beken tepe le cewek" ucap Echa blepotan.
"bokon topo lo cowok" sahut Zia terkekeh yang membuat Tania juga tertawa. Keyra tersenyum manis lalu langsung mendorong Zia ke kasur yang menyebabkan tubuh Zia menimpa belanjaan mereka.
"hua,, oh mai Tuhan! mirror Koya gue! Keyra tanggung jawab lo!" heboh Zia bangkit dari kasur dan membongkar beberapa isi paper bag, mencari cermin dengan karakter Koya BT21.
"hahaha.. cermin diskonan pake di tangisin" ledek Echa mendorong pelan punggung Zia, tapi malah menyebabkan Zia terjatuh menimpa paper bag lagi. Tania sudah tertawa melihat Zia yang seperti di kucilkan itu.
"Faresya Qaisara Cassev! Dalam buku hidup seorang Zia, yaitu buku yang berjudul sejarah belanja-belanja barang-barang seorang Cerinzia Raika Valory, baik itu baju-baju, celana-celana, boneka-boneka, sepatu-sepatu, kaus kaki - kaus kaki, tas-tas, makeup-makeup, nail polish - nail polish, perhisan-perhiasan, bahkan dal*man-dal*man sekalipun dan apapun-apapun itu. Dalam sejarahnya, pada pasal 2 ayat 1, seorang Jia-Jia gak PERNAH membeli dalam bentuk apapun barang diskonan! Ngerti? Oke ngerti!" cerocos Zia panjang lebar tanpa jeda dengan sombongnya, padahal nih ya kalau ada diskonan di aplikasi belanja online dia sudah rusuh-rusuh membeli apapun yang menarik perhatiannya. Sedangkan Keyra, Echa dan Tania hanya menanggapi dengan wajah cengonya.
"apaan tadi Zi?" tanya Keyra masih dengan wajah cengonya.
"kumur-kumur Zi?" tanya Tania menatap takjub pada Zia yang berbicara secepat kilat.
"Undang-Undang? Pasal?" tanya Echa menggaruk belangkang kepalanya bingung.
"BODO AH!" geram Zia, hais, sejak kapan dia bicara tentang Undang-Undang? Kalo pasal sih iya!
"huahahaha" tawa mereka melihat wajah masam Zia, mereka memang asli tak mengerti apa yang dikatakan oleh Zia. Cewek itu ngomong sangat cepat ditambah tidak berjeda.
"beresin sekarang yuk" ajak Keyra membawa beberapa paper bag ke arah ruang ganti. Diikuti mereka bertiga yang juga membawa beberapa paper bag. Saat pintu ruang ganti terbuka, terlihat ruangan bertingkat yang dipenuhi oleh keperluan para wanita
Sebelah kanan pintu terdapat lemari khusus untuk sepatu, seperti kets, sport, high hells, flat shoes, boots, sandal, dan berbagai jenis sepatu lainnya, serta sepatu high hells yang super high yang bahkan Tania yakin Keyra tak pernah memakainya. Sedangkan sebelah kiri dari pintu masuk merupakan ruang hias dengan beberapa meja rias yang dipenuhi make up.
Dan sekali lagi, Tania yakin, bahwa make up sebanyak itu hanya sebagai koleksi bagi Keyra. Tania yakin, Keyra hanya memakai make up di meja rias yang di luar. Karena seperti yang terlihat Keyra sama sekali tak memakainya, hanya sapuan tipis cream wajah serta lip balm. Tania bukanlah cewek yang tak mengerti tentang make up, karena walaupun ia tak mempunyainya Tania sering melihat tutorial bermake up. Dan tangannya sudah gatal ingin menyentuh alat-alat make up itu.
"wah wah wah.." itu suara Zia, entah apa yang ada di pikirannya, cewek dengan dress peach sebetis itu menarik tangan Keyra, Tania dan Echa ke ruang make up.
"lo suka make up juga?" tanya Zia dengan tangan yang juga bergerak antusias di samping kepalanya.
"heem" balas Tania singkat.
"aa... kita make up in gak papa kan?" ucap Echa semangat.
"tenang aja, gak bakal aneh kok, kita tuh udah kek MUA, hehe.." ucap Keyra bangga mulai membuka beberapa laci, mengeluarkan make up lebih banyak lagi, yang sekali lagi Tania yakini tidak semua yang akan digunakan nantinya.
"ya udah" balas Tania tersenyum mulai membuka hijab pashminanya di bantu Echa dan Zia yang tersenyum lebar.
•••
Sedangkan disisi lain di waktu yang sama, Axell sedang sibuk mengetik sesuatu di laptopnya. Begitupun Glen dan Aflan yang mendadak serius menatap layar laptop masing-masing yang menyala.
"untuk cabang baru konsep nya kayak gimana?" tanya Glen masih menatap layar di depannya.
"gue sih lebih ke anak remaja, karena kita bukanya juga di sekitar sekolah, tapi tetep dengan desain yang mewah" saran Aflan menunjukkan layar laptopnya pada Glen dan Axell.
"kalo gue pengen kita bagi tema ruangan nya, jadi di bagian ini kita bikin kayak gini, dan disini tema nya lebih ke dewasa gitu untuk pertemuan-pertemuan penting, dan di sini bikin tema keluarga" saran Axell sesekali menunjuk layar laptopnya.
"satu lagi, sekarang tuh lagi trend korea-korea gitu, jadi bikin satu dengan tema korean gitu, untuk para ciwi-ciwi"
"gimana maksudnya?" tanya Aflan sedangkan Axell hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"apa kek gitu yang bersangkutan tentang korea, misalnya pelayannya pake bahasa korea, atau sejenis makanan dengan sedikit cita rasa korea, dikombinasikan gitu. Atau apa kek, bikin spot foto dengan tulisan korea, gak tau juga gue" jelas Glen.
"boleh juga sih, nanti gue cari chef yang lebih handal. Trus masalah interiornya lo Axell. Tapi kenapa semua cewek lebih tertarik sama korea? emangnya wajah ganteng nan lokal gue udah hilang gitu?" ucap Aflan dengan percaya dirinya.
"Can Ra juga tuh, masak iya lebih pentingin ido-idol cowok dari pada gue makhluk tampan yang selalu setia di sisinya" gerutu Axell menutup laptopnya kesal.
"elah, jan curhat juga kali"
•••
.
.
.
.
...kalau suka ceritanya tolong kasih like and komen ya~...
...biar author semangat up nya~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments