Terhina

Dua hari sudah berlalu. Vira masih berada di rumah sakit karena kondisinya yang belum pulih. Sore ini Vira sedang menikmati pemandangan taman rumah sakit. Seorang diri tanpa ditemani siapapun. Melisa sempat datang tadi pagi dan pulang saat menjelang siang. Selepas kejadian Killa menceritakan segalanya Vira belum bertemu dengan gadis itu lagi. Ingin menemui kakek tapi Vira belum memiliki keberanian.

Setelah mengatakan hal yang menyakitkan Arka bahkan tidak sekalipun menjenguknya. Pria itu hilang bagai tertekan bumi. Tidak ada kabar apapun yang Vira ketahui.

Lydia sempat menjenguknya sekaligus membawa keperluan Vira. Namun, tidak ada perbincangan berarti di antara mereka. Vira belum sempat mengatakan apapun pada Lydia. Mungkin nanti saat wanita itu memiliki waktu luang.

Dari tempatnya Vira dapat melihat seorang anak perempuan yang duduk dikursi roda tengah di dorong oleh perempuan yang umurnya tak berbeda jauh. Vira duga mereka kakak beradik.

Anak yang berada di kursi roda tersenyum bahagia setelah sang kakak mengatakan sesuatu. Vira pun ikut tersenyum merasakan kebahagiaan kedua saudara itu. Ia jadi teringat dengan Arleta.

Di mana dan apa yang dilakukan Arleta. Bisakah Vira berharap jika Arleta harus kembali untuk meluruskan masalah yang diperbuat atau berharap agar Arleta tak kembali lagi. Tidak, tidak Vira tidak boleh egois semua orang pasti menanti kedatangan Arleta.

"Kak, cepatlah kembali aku ingin cepat pergi," gumam Vira.

"Jika kakak sayang padaku meskipun hanya sedikit aku mohon cepat kembali. Aku ingin hidup tenang dan lepas dari pernikahan." Vira menunduk menatap tangannya yang saling bertautan. Tak lama seekor kupu-kupu hinggap di tangannya. Serangga kecil itu memiliki sayap yang sangat indah, penuh warna. Vira tersenyum tipis melihatnya. Mengangkat tangannya hati-hati agar kupu-kupu itu tidak terbang.

"Cantik sekali," ucapnya.

"Secantik dirimu." Vira terdiam menoleh perlahan mengetahui siapa yang sudah mengatakannya.

"Pak Nando!? Apa yang Anda lakukan di sini." Vira sungguh terkejut dengan kehadiran Nando yang terlihat sendirian tanpa guru lainnya.

"Ada saudara yang sedang dirawat. Bagaimana kondisi Bu Vira, masih sakit?"

"Sudah lebih baik besok sudah boleh pulang," jawab Vira sekenanya. Ia canggung duduk bersebelahan dengan pria lain meskipun itu adalah rekan kerjanya sendiri.

"Bagus kalau begitu. Bu Vira sendirian? Di mana suaminya." Nando menoleh kanan kiri mencari keberadaan suaminya dari rekan kerjanya.

"Dia ada urusan," ucap Vira yang hanya diangguki oleh Nando.

Untuk sesaat mereka saking diam. Tidak ada perbincangan yang tercipta. Nando Berdehem pelan mengurangi rasa canggung keduanya.

"Jangan terlalu kaku, Bu. Saya jadi enggak enak kalau begini," ucap Nando memecah keheningan.

"Baik, Pak."

"Aduh jangan formal gitu, Bu. Kan di luar jam kerja jadi canggung gini." Nando tertawa pelan.

Vira hanya menanggapi dengan tersenyum disertai anggukan. Mereka terlibat perbincangan panjang. Lama-lama Vira mulai larut dalam obrolan mereka. Obrolan yang disertai candaan dari Nando mampu membuat Vira tersenyum lebar. Untuk sesaat Vira dapat merasakan beban hidupnya terlepas.

Langkah demi langkah yang ambilnya begitu menggebu, tangannya mengepal erat. Semakin dekat dengan tujuannya rasa amarah pun semakin besar. Dengan kedua matanya ia bisa melihat seseorang tersenyum senang. Senyum yang tidak ia harapkan hadir dari wajah yang dibencinya.

"Waktunya minum obat." Arka menarik tangan Vira menjauhkan wanita itu dari pria yang tidak dikenalinya.

"Tunggu sebentar," ucap Vira menghentikan Arka. Ia berbalik menatap Nando yang terdiam. Mungkin dia terkejut dengan kehadiran Arka yang tiba-tiba.

"Maaf, Pak Nando. Saya harus kembali ke kamar."

"Ya, tidak apa semoga lekas sembuh." Tak banyak bicara lagi Nando pun pamit undur diri saat melihat tatapan tajam dari Arka yang sangat jelas terlihat. Sorot mata yang seakan tidak senang jika miliknya diganggu.

"Ayo," Arka kembali menarik tangan Vira. Meninggalkan taman rumah sakit.

Vira memandang tangannya yang digenggaman dan juga punggung Arka secara bergantian. Hatinya berdesir akan genggaman tangan Arka yang terasa hangat. Jantungnya berdetak kencang dan terasa menyakiti. Vira pun menyentuh dadanya mengelus perlahan agar sakitnya berkurang.

Vira melihat Killa yang memandangnya dengan raut bertanya, tapi Vira hanya bisa menggeleng menyakinkan Killa jika dirinya baik-baik saja. Killa yang sedang duduk bermain ponsel hanya tersenyum tipis.

Arka melepas tangan Vira setelah sampai kamar. Memandang Vira yang terduduk ditepi ranjang. Kepalanya menunduk seakan tahu apa yang akan terjadi padanya.

"Aku tidak ingin melihatmu dekat dengan pria itu. Jangan pernah berhubungan dengan pria manapun saat hubungan kita belum berakhir." Arka berkata menunjuk Vira dengan telunjuknya

"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya." Vira membela diri, tentu saja ia tidak ingin dituduh yang tidak-tidak oleh Arka.

"Kau pikir aku percaya pada pembohong sepertimu. Tidak! Tidak sama sekali. Sekali lagi aku melihatmu bersama pria itu. Tidak akan aku ampuni kau," murka Arka.

"Kenapa, apa salahnya. Kau tidak berhak melarangku."

Untuk apa Arka melarang Vira dekat dengan pria lain, sedangkan dia sendiri sedang mencari sang pujaan hati.

"Aku tidak ingin reputasi keluargaku hancur karena hubunganmu dengan pria itu," jawab Arka dengan sedikit merendahkan nada suaranya.

"Keluarga? Kau membicarakan tentang keluarga yang bahkan kau sendiri tidak tahu apa yang terjadi dalam keluargamu. Apa masalah yang ada dalam keluarga yang kau bicarakan."

Akhh!

Vira berteriak ketika Arka mencengkeram rahangnya begitu keras. Kilatan amarah terpancar dari matanya. Vira sibuk melepas tangan Arka karena sakit yang ia rasakan.

"Keluargamu sendiri berantakan dan kau sibuk mengurus keluarga orang lain?! Selesaikan masalah keluargamu terlebih dahulu." Arka melepas cengkeramannya membuat Vira menoleh.

"Sebelum pernikahan ini berakhir jangan sekalipun terlihat dengan pria lain. Aku tidak suka dikhianati." Perkataan terakhir yang entah harus bagaimana Vira tanggapi.

"Siapa yang mengkhianati siapa?!Tidak ada yang terkhianati dalam hubungan ini."

Tentu saja. Siapa yang akan merasa terkhianati? Arka? Tidak mungkin karena pria itu hanya memandang Arleta seorang.

"Hah, ya aku lupa perempuan rendahan sepertimu tidak akan puas dengan satu pria."

Plak

Vira menampar Arka dengan begitu keras bahkan suaranya terdengar sangat nyaring. Rasa panas pun masih menjalar pada telapak tangan Vira.

"Jaga ucapanmu, perempuan yang kau hina ini adalah istrimu. Perempuan yang telah kau nikahi," ucap Vira berkata penuh amarah. Ia tidak terima dengan perkataan Arka yang seakan merendahkannya.

"Aku tidak pernah menganggapmu sebagai istri. Pernikahan yang kau bicarakan itu akan segera berakhir dan tidak ada gunanya kau membanggakan statusmu sebagai istriku." Arka berkata sinis, membalas tatapan mata Vira yang tak kenal kata menyerah.

"Menganggapku atau tidak secara hukum aku tetap istrimu." Vira tak menyerah terus menyerang Arka dengan perkataanya.

"Istri yang tak diharapkan," pungkas Arka kemudian meninggalkan Vira.

Saat membuka pintu, Arka melihat Killa yang bersandar pada tembok dekat pintu. Mereka saling bersih tatap tapi tidak ada yang memulai pembicaraan hingga akhirnya Arka pergi menjauh.

Killa hanya bisa menatap punggung sang kakak yang semakin menjauh. Ia mendengar semua yang dikatakan oleh kakaknya. Tak terasa air matanya merebak keluar tak menyangka jika sang kakak bisa bertindak sejauh itu.

"Aku tidak ingin menikah," bisik Killa begitu lirih. Setelah semua yang ia lihat Killa menyimpulkan jika pernikahan itu sangat mengerikan.

"Kenapa menikah jika hanya ada rasa sakit dan anak sebagai korban," batinnya.

***

Happy reading

Ayo like and comment. Jangan lupa share biar semua tahu tentang cerita ini.

Salam sayang dari aku

Terpopuler

Comments

Afternoon Honey

Afternoon Honey

sependapat dengan mu Killa...

2024-01-01

2

Sisil Embem

Sisil Embem

sedihnya... tisu mana tisu... hikkkk

2023-09-03

0

Arik Kristinawati

Arik Kristinawati

bgus lawan terus arka viraa....jgn lgi buat dirimu drndahkn n dhina....tjukkan bhsa kmu tegar bisa.....duatu saat dia akn mnyesal n bucin mati....

2023-03-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!