Pengantin Pengganti

"Tidak!" Serentak mereka berucap.

Vira melepas pelukannya pada Melisa. Ia menggeleng dengan menatap Faras. Sungguh ia tidak ingin menggantikan posisi Arleta.

"Anda tidak akan menikahkan mereka, seharusnya putriku yang bersanding dengan putramu."

"Apa bedanya ... Vira juga putrimu," jawab Faras.

"Dia bukan putriku!"

"Apa maksud per--"

Plak!

Ucapan Faras terhenti karena Melisa yang melayangkan tamparan pada pipi suaminya.

"Cukup! Jika kau tidak mengakuinya setidaknya jangan menghinanya. Jika Vira bukan putrimu maka dia putriku. Bila kau lupa akan aku ingatkan jika putri yang begitu kau banggakan itu telah mempermalukan dirimu sendiri. Dia telah menghancurkan harga dirimu!" Melisa berucap tanpa jeda.

"Ayo kita pergi dari sini." Melisa menarik tangan Vira.

"Anda tidak boleh pergi, Nyonya." Faras memperingati.

"Anda tidak berhak melarang saya."

"Saya berhak melakukannya karena keluarga Anda sudah mempermainkan sebuah pernikahan. Setuju atau tidak Vira dan Arka harus menikah. Saya tidak menerima alasan apapun."

"Papa tidak bisa melakukan ini. Aku akan menikah tapi dengan Arleta bukan yang lain." Arka menyahuti ucapan Faras. Ia menolak keras jika Vira akan menggantikan Arleta.

"Mama sudah susah payah untuk menjodohkan Arka dengan Arleta dan  papa tidak bisa membatalkannya begitu saja." Lydia ikut mendukung ucapan Arka.

"Sekarang apa yang bisa diperbuat! Di bawah semua orang sudah resah dan menduga-duga, para reporter sudah membuat opini mereka. Keluarga kita akan menanggung malu dan berimbas pada bisnis keluarga."

"Anda egois, Pak." Vira mengeluarkan suaranya.

Tangan gadis itu berada dalam genggaman Melisa. Vira menarik nafas pelan menyakinkan hatinya.

"Anda tidak bertanya bagaimana pendapat saya. Apa yang saya inginkan dan apa yang tidak. Bagaimana bisa Anda memutuskan tentang hidup saya," sambung Vira.

"Diamlah, Vira kau tidak perlu menjawab apapun. Kita hanya perlu keluar dari sini."

"Anda maju selangkah lagi saya akan menuntut keluarga Anda atas penipuan."

"Pa, tidak usah memperpanjang masalah, sebaiknya sekarang kita mencari Arleta," ucap Lydia.

"Mau mencari kemana? Dia pasti sudah pergi jauh bersama kekasihnya."

"Arleta bukan gadis seperti itu!" teriak Arka.

"Jadi dia gadis seperti apa. Gadis yang berani kabur dengan pria lain di hari pernikahannya, gadis seperti apa dia."

Arka terdiam kehabisan kata-kata untuk melawan Faras. Ia sendiri bingung kenapa Arleta pergi. Beberapa saat lalu mereka masih saling mengirim pesan dan sekarang baik pesan maupun panggilan tidak ada respon dari Arleta bahkan kini ponselnya tidak dapat dihubungi.

"Sesuai dengan surat yang ditulis Arleta maka Vira yang akan menjadi pengantin." Faras kembali berujar.

Keputusan sudah diambil. Tidak ada lagi yang membantah ataupun protes. Melisa sendiri tidak lagi menyerukan pendapatnya. Bukan karna ia takut pada ancaman Faras.

Satu persatu mereka meninggalkan kamar, sebelum pergi Melisa sempat berbicara sebentar dengan Vira.

"Ibu tahu ini sangat berat untukmu, tapi kita tidak memiliki cara lain. Berkorban lah, Nak. Menikahlah dengan Arka." Setelah mengucapkan hal tersebut Melisa pun pergi.

Vira termenung mendengarnya. Ia tidak ingin menikah dan kenapa semua orang menginginkannya untuk menggantikan Arleta.

Tak berapa lama para perias masuk dan mulai mengerjakan pekerjaan mereka secepat yang mereka bisa. Tidak ada dari mereka yang membuka suara, entah itu karena serius atau terlalu memiliki banyak pertanyaan yang bersarang di kepala mereka.

Keadaan kamar menjadi sunyi bahkan suara nafas bisa terdengar. Vira diam menerima segala macam make-up di wajahnya.

Di lantai bawah para tamu sudah mengeluh banyak hal. Pembawa acara hanya mampu mengalihkan perhatian. Keluhan bukan hanya datang dari tamu tapi juga dari reporter yang meliput, pasalnya mereka sangat penasaran dengan sosok pengantin perempuan.

Setelah berita pernikahan Arka tersebar mereka bekerja keras untuk mengetahui perempuan yang beruntung mendapatkan Arka, tapi usaha mereka sia-sia. Hari ini ekslusif bagi mereka mengetahui wajah perempuan yang dicintai Arka.

Kamera menyorot pada Vira yang menuruni tangga dengan beberapa orang di belakangnya. Gaun pengantin yang simpel tapi elegan menambah daya tarik. Semua menatap tanpa berkedip tapi mereka harus menahan rasa penasarannya sedikit lagi karena Vira mengenakan penutup kepala.

Arka mengepalkan tangan seharusnya Arleta yang mengenakan gaun pernikahan mereka bukan gadis perusak itu. Seharusnya Arleta yang menjadi pusat perhatian. Jikalau pintu tidak dijaga oleh bodyguard suruhan Faras, pasti Arka sudah pergi untuk mencari Arleta.

Menekan rasa tak suka dan amarah. Pras mengulurkan tangan. Vira ragu meletakkan tangannya. Kenapa di saat seperti ini Vira baru bisa merasakan tangan ayahnya. Vira hampir menangis ketika menerima uluran tangan Pras bukan karena ia terharu karena akan menikah, tapi ia rindu, rindu genggaman tangan seorang ayah.

Pras menuntun Vira melangkah menuju Arka di depan saja. Vira berusaha menahan air matanya. Ia tidak ingin terlihat lemah hanya karena sentuhan kecil sang ayah.

Pras menyerahkan tangan Vira yang disambut oleh Arka. Kalau bukan dilihat banyak orang tidak mungkin Arka mau menggenggam tangan Vira. Kedua manusia itu saling menatap dengan perasaan yang berbeda. Saling mengucapkan janji suci pernikahan dengan disaksikan banyak orang serta diabadikan dalam jepretan kamera. Para tamu sempat bingung dengan nama mempelai wanita tapi MC segera meluruskannya.

Vira memejamkan mata ketika dirinya telah sah menjadi istri dari Arka. Semua berjalan dengan lancar, tepuk sorak bahagia ditunjukkan untuk pasangan baru. Semua bersorak takjub ketika Arka membuka penutup kepala Vira. Mereka terpana akan kecantikan sang pengantin perempuan. Lain halnya pada Arka yang menatap penuh kebencian. Ia menggeram tak suka saat semua orang mengagumimu Vira.

Jelas tidak ada kebahagiaan yang terpancar dari mereka berdua. Vira yang merasa tertekan untuk semua ini. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya setelah acara selesai.

Dalam hati ia meminta maaf pada Arleta karena menggantikan posisinya. Seharusnya Vira tidak perlu meminta maaf karena tertera dalam surat bahwa Arleta meminta Vira untuk menggantikannya, tapi tetap saja ini bukan pernikahan yang diimpikan keduanya.

Setelah acara pengucapan janji pernikahan selesai kini kedua pengantin harus menyalani para tamu yang memberi mereka selamat dan do'a-do'a terbaik.

"Selamat, Bu Vira. Saya ndak nyangka loh Ibu menikah mendadak gini." Vira mendongak melihat siapa orang yang berbicara padanya. Ia heran karena seharusnya dari tamu yang hadir tidak ada yang mengenalnya.

Matanya membulat sempurna melihat Bu Sarah dan juga rekan-rekan guru lainnya yang berada di belakang Bu Sarah. Ia menatap penuh bingung.

"Hei jangan bengong gitu, Bu. Kaget boleh tapi jangan terlalu mencolok. Sekali lagi selamat ya."

"Kelihatannya gak punya gandengan ehh tahu-tahu udah nikah aja," canda Pak Kepala Sekolah.

Staf guru lainnya pun silih berganti menyalami Vira dan Arka. Arka yang mendengar sekelebat pembicaraan Vira dengan beberapa orang tadi seketika rahangnya mengeras mengetahui bahwa Vira memberitahu rekan kerjanya. Ini sudah kelewatan Vira ternyata sudah menyiapkan semuanya dengan begitu lihai. Wajah sedih yang digunakan Vira ternyata hanya kebohongan belaka. Arka yakin dengan apa yang dipikirkan Pras jika Vira yang membuat Arleta pergi sehingga bisa menikah dengannya. Bisa saja surat itu ditulis Arleta atas paksakan Vira.

***

Happy reading

Gimana untuk part ini. Kalian paham gak nih

Salam sayang dari aku.

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

sapa yang ngundang teman Vira... bikin suasana tambah panas... kasihan Vira dituduh berbuat jahat...

2024-01-23

0

ike

ike

msh bingung

2023-12-30

0

EndRu

EndRu

Masih nyimak dulu

2023-12-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!