Berusaha

Tubuh yang lemas karena demam serta wajah pucat yang mendukung membuat Vira menjadi pusat perhatian para guru pasalnya Vira sangat jarang jatuh sakit. Menahan rasa pusing yang tiba-tiba melanda Vira melangkah menuju ruang bk menemui Bu Gita. Vira harus segera menyelesaikan masalah Killa agar gadis itu tidak lagi marah lagipula Vira yakin Killa tidak salah tapi bukan berarti Vira menyalahkan Sasa.

Bu Gita yang sedang membuat rekap mingguan mendongak melihat ke arah pintu. Ia tersenyum menyambut Vira.

"Oh Bu Vira silakan masuk, ada apa ya kemari." Bu Gita membereskan kertas lalu menghampiri Vira yang sudah duduk di sofa.

"Gini, Bu. Saya mau bicara masalah kemarin tentang Killa dan Sasa. Apa tidak bisa dipikirkan ulang tentang memberi skors pada Killa." Bu Gita menatap heran pada Vira, padahal kemarin sudah jelas bagaimana keputusan diambil.

"Masalah itu sudah selesai kemarin kan, Bu. Killa juga tidak mau menjelaskan apapun lah saya harus bagaimana. Sasa sudah menceritakan semuanya dan saya yakin Sasa tidak mungkin berbohong." Bu Gita berusaha menjelaskan.

"Jadi, maksud Bu Gita, Killa yang salah, seharusnya kita mendengar cerita dari kedua belah pihak." Vira terlihat emosi, ia pun berusaha mengendalikan amarahnya.

"Kan sudah saya bilang Killa tidak mau buka suara. Bu Vira ini kenapa jadi membela Killa. Tak heran jika Killa membuat masalah, dia kan sudah biasa melakukannya." Bu Gita mulai kehabisan kesabaran menanggapi pertanyaan Vira.

Vira menarik nafas dalam lalu menghembuskannya. Dirinya bingung bagaimana menyakinkan Bu Gita agar mencabut masa skors Killa.

"Bagaimana tentang orang tua Killa."

Yang Vira tahu di sekolah tidak ada yang mengetahui identitas Killa kecuali orang-orang tertentu dan pastinya hanya segelintir guru yang mengetahui siapa Killa.

"Tidak ada kabar apapun tentang wali Killa. Mereka seperti tidak perduli tentang masalah yang diciptakan putri mereka." Ya, setiap kali Killa membuat masalah, bukan orang tuanya yang datang menyelesaikan melainkan pengacara keluarga sehingga guru tidak dapat berkutik. Namun, dalam permasalahan ini keluarga Killa tidak memberi perlawanan.

"Gini, Bu. Saya sebagai wali kelas Killa ingin meminta Ibu untuk mencabut masa skors Killa karena saya tahu masalah kemarin hanya salah paham." Vira masih berusaha meminta pengertian Bu Gita.

"Anda tahu sendiri, 'kan bagaimana orang tua Sasa menuntut agar Killa diskors. Saya tidak bisa berbuat banyak karena saya melakukannya untuk kenyamanan belajar para murid."

"Saya harus bagaimana." Vira capek berdebat, ia ingin menyelesaikannya segera.

"Kenapa Anda sangat yakin Killa tidak salah," heran Bu Gita.

Vira juga tidak tahu alasan yang pasti tapi ia sangat yakin Killa tidak salah dan jika Killa melakukannya pasti ada alasan mengapa Killa harus berkelahi dengan Sasa.

"Ibu tahu apa penyebab mereka berkelahi?"

"Sasa hanya bilang Killa tidak suka mendengarkan suara tawanya sehingga Killa menghajar Sasa."

Vira mengernyit bingung, tidak yakin dengan cerita Sasa.

"Jika saya bisa membuktikan Killa tidak salah apa bisa Bu Gita mencabut skors Killa."

"Tergantung bagaimana cerita yang sebenarnya. Tugas saya mendisiplinkan siswa dan juga membimbing mereka. Kalau apa yang dikatakan Anda benar saya bisa mempertimbangkan ulang."

"Kalau begitu apa saya bisa meminta bantuan kecil?"

"Ya, tentu mengapa tidak."

☘☘☘

Berkali-kali Vira menarik nafas menenangkan hatinya yang gundah. Kepala semakin pusing memikirkan berbagai kemungkinan. Perutnya seperti dililit sangat sakit, memikirkan Killa membuatnya lupa dengan kesehatannya yang belum pulih pasca demam. Vira bahkan belum makan apapun sejak pagi. Pasti asam lambungnya naik.

"Bu Vira."

Vira menengok ke belakang di mana orang yang ia tunggu sudah datang.

"Sasa kemari lah." Vira menepuk bangku kosong di sampingnya. Saat ini mereka berada di halaman belakang sekolah di mana Vira pernah membawa Killa ke sana.

Sasa menampilkan senyum canggung kepada Vira sang wali kelas. Ia tidak tahu alasan dirinya di panggil Bu Gita untuk menemui Bu Vira.

"Hari ini cuacanya bagus ya," ucap Vira sekadar basa-basi.

"Kenapa bu guru ingin bertemu saya di sini, apa saya berbuat sesuatu yang salah." Tapi ternyata Sasa tidak suka dengan basa-basi dari Vira. Dia langsung bertanya alasannya dipanggil.

Vira tersenyum sebelum berkata, "Ibu hanya ingin menanyakan beberapa hal mengenai masalahmu dengan Killa."

Vira dapat melihat tubuh Sasa yang menegang beberapa saat.

"Killa yang memulai duluan, dia menamparku dan menjambak rambutku. Dia monster dan aku tidak suka berteman dengan dia!" seru Sasa secara tiba-tiba membuat Vira gelagapan karena Sasa seakan tidak bisa mengontrol emosinya.

"Ya, ya ibu tahu ibu hanya bertanya tidak ada maksud apapun. Kamu tenang ya." Vira mengelus punggung Sasa yang naik turun karena emosi.

"Ibu percaya kan padaku. Killa jahat dan aku tidak menyukainya." Mungkin waktu yang Vira pilih tidak tepat karena Sasa masih terlihat shock jika membahas masalah kemarin.

"Baiklah kamu tenang ya dan coba ceritakan secara garis besar bagaimana perkelahian itu terjadi. Bagaimanapun Killa teman sekelasmu." Vira belum menyerah untuk mengulik semuanya.

Sasa awalnya ragu untuk bercerita, tapi Vira selalu meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Setelah sedikit tenang Sasa pun memulai ceritanya.

"Waktu itu aku sedang bercerita tentang rencana liburan keluarga dengan beberapa teman perempuan. Aku tertawa ketika mengingat kenangan liburan yang lucu. Tiba-tiba Killa datang menjambak rambutku, berteriak padaku dan juga menamparku beberapa kali. Semua terjadi begitu cepat dan aku tidak sempat untuk menghindar hingga guru datang melerai kami dan membawa ke ruang bk." Vira menyimak setiap kata yang dilontarkan Sasa tanpa terlewat sedikitpun.

Memandang mata Sasa yang berkaca-kaca saat menceritakannya membuat hatinya tidak tega. Vira tahu betul bagaimana perasaan remaja usia 15 tahun yang emosinya masih labil.

"Maafkan ibu karena kamu harus mengingat kejadian itu. Kembalilah ke kelas sebentar lagi pelajaran akan dimulai." Sasa mengangguk. Ia bangkit dan meninggalkan Vira sendiri.

Angin berhembus menerbangkan daun-daun kering. Sinar matahari yang semakin naik membuat hewan-hewan kecil mencari tempat berteduh. Di bawah pohon rindang Vira hanya bisa menatap lurus ke depan. Semua kacau jika Sasa benar maka kesempatan untuk Killa kembali sekolah akan pudar.

Tak salah jika pihak guru memberi skors karena kesalahan Killa, tapi ada sesuatu yang mengganjal di hati. Sebuah kerikil kecil yang menyelip di antara kebimbangan hati.

Vira harus membuktikan pada Killa bahwa ia tidak sama seperti semua orang yang pernah berjanji pada Killa. Walaupun ia tidak tahu siapa orang yang dimaksud oleh Killa.

Dibalik pohon tak jauh dari Vira. Seorang laki-laki berdiri memandang penuh rasa tak suka. Arka melihat dan mendengar semua apa yang sedang Vira lakukan. Berani sekali Vira menyusut masalah Killa di sekolah.

Arka tidak bisa hanya diam melihat apa yang Vira lakukan. Ia berjalan menghampiri Vira yang termenung hanyut dalam lamunan.

"Apa yang berusaha kau tunjukkan." Vira berjingkrak kaget mendengar suara seseorang.

"Kenapa kau di sini," bukan menjawab Vira justru berbalik bertanya.

"Ku peringatkan untuk tidak ikut campur, kamu bukan siapa-siapa."

"Aku wali kelas Killa dan tidak mungkin aku diam saja ketika melihat Killa diperlakukan tidak adil."

"Hah! Tidak adil, Berani kau mencoba mencari perhatian Killa, aku pastikan kau habis di tanganku."

"Aku tidak akan menyerah. Kau boleh membenciku, menghinaku bahkan menghancurkan aku, tapi untuk kali ini biarkan Killa mendapat keadilan di tahun terakhir sekolah. Jangan karena aku wanita yang kau benci membantu Killa kau menghentikan aku."

"Akan aku beri pelajaran kau di rumah." Arka menatap marah Vira sebelum melangkah pergi dari sana.

Vira menarik nafas panjang menghadapi Arka. Akan ada sesuatu yang menantinya di rumah dan entah apa itu.

***

Happy reading

Duh bahaya banget tuh. Arka mau ngapain yah.

Salam sayang dari aku

Terpopuler

Comments

Ve

Ve

yuk lah rame2 qt pites si arka ini.. nyebelin nya tuh ampe kluar lho dr novel 😤😤

2024-02-07

2

Patrish

Patrish

iblis berwujud pria... berkedok suami... berpoles kekuasaan... mengerikan

2024-01-23

0

Endah Inufaidah

Endah Inufaidah

toxic semua kluarga arka kyknya

2023-09-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!