My Suffering

My Suffering

Cemburu

Ayah adalah cinta pertama seorang putri. Laki-laki pertama yang memberi segala cinta untuk putrinya. Laki-laki pertama yang melakukan segala hal untuk melindungi malaikat kecilnya. Bagi anak perempuan ayah mereka adalah superhero mereka. Namun, bagaimana jika seorang ayah berubah menjadi monster mengerikan yang tidak segan-segan untuk melukai. Masih bisakah seorang putri mengganggapnya superhero.

Lain halnya dengan Elvira Perlita, seberapa buruk perlakuan ayahnya. Ia akan tetap menganggapnya superhero. Vira tidak pernah tahu apa yang membuat ayahnya tidak suka dengan kehadiran dirinya. Ia hanya tahu jika ibunya selalu menghiburnya saat sang ayah berperilaku buruk. Vira bersyukur setidaknya ibunya sangat menyayanginya melebihi apapun.

Matanya tak pernah lelah memandang wajah pria yang sudah memiliki uban di kepalanya. Dalam hati ia tersenyum bisa memandang lama wajah pria yang selalu ia sebut namanya dalam tidur. Yang selalu ia impikan dalam tidurnya, yang selalu ia harapkan kasih sayangnya.

Sewaktu kecil Vira pernah berharap agar ayahnya mau sekali saja memeluk dan mencium dirinya saat akan berangkat sekolah. Mengajarinya untuk bersepeda dan mengajarinya ketika belajar. Namun, Vira tahu harapannya tidak akan pernah tercapai bahkan saat ia sudah besar sekalipun. Maka saat ia beranjak remaja ia mengubur dalam-dalam harapannya itu.

"Selamat, Sayang. Akhirnya kamu menjadi guru tetap," ucap Melisa, sang ibu meletakkan lauk di piring putrinya.

Vira tersenyum melihat wajah ceria sang ibu. Ia memang bekerja menjadi guru di sebuah sekolah menengah pertama. Awalnya ia hanya guru honorer, tapi baru-baru ini ia dinyatakan menjadi guru tetap. Melisa tak berhenti bicara mengekspresikan rasa bahagianya, sedangkan Vira tersenyum mendengar ocehan Melisa.

Kedua orang yang juga berada di sana hanya diam tak ada niat untuk menanggapi. Mereka larut pada sarapan yang sedang mereka santap. Vira memandang gadis yang umurnya beberapa tahun lebih tua darinya. Dia, Arleta Berlint sang kakak yang menjadi kebanggaan ayah. Gadis yang ia panggil kakak itu tak sekalipun mengalihkan pandangannya. Sosok kakak yang begitu Vira rindukan.

Arleta dalah sosok anak yang begitu membanggakan di mata ayah. Ucapan ayah adalah perintah baginya, tapi Vira merasa sedih saat ia memiliki keluarga yang lengkap mengapa ayah dan kakaknya tidak pernah mau melihatnya.

"Berhenti bicara kau tidak sebahagia ini saat Arleta menjadi karyawan tetap di perusahaan besar," sarkas Prasetya melirik tak suka pada Melisa yang sedari tadi mengoceh.

"Hei, kau lupa siapa yang memasak banyak untuk keberhasilan Arleta. Mereka berdua putriku dan aku harus bersikap adil," protes Melisa.

"Sudahlah, Bu. Tak pantas bertengkar di meja makan." Arleta menengahi pertengkaran kedua orang tuannya.

"Kau lihat seperti itulah anak yang pengertian."

Dibanggakan dan disanjung sudah biasa Vira dengar dari mulut ayahnya untuk Arleta. Sudah menjadi santapan setiap hari bagi telinganya mendengar ayahnya begitu bangga pada sang kakak. Hal yang tidak pernah terjadi padanya, dari dasar lubuk hatinya yang paling dalam Vira sungguh ingin mendapatkan hal yang sama. Ia ingin berada di posisi Arleta sebentar saja. Merasakan betapa bahagianya menjadi Arleta yang sangat disayang oleh ayah. Bolehkan Vira iri pada Arleta? Iri pada kakaknya sendiri. Kenapa ayah memperlakukannya berbeda dengan Arleta.

"Aku harus berangkat ada upacara pagi." Vira bangkit dari kursi yang ia duduki.

"Hei, kau bahkan belum sarapan." Melisa berteriak ketika Vira sudah mengambil tas dan berjalan menuju pintu keluar.

"Aku bisa sarapan di kantin sekolah, Bu."

"Setidaknya bawa bekal ini." Melisa memasukkan bekal makanan yang sudah ia siapkan. Mengecup kedua pipi putrinya.

"Hati-hati di jalan, pelan-pelan aja gak usah ngebut bawa motornya," peringat Melisa saat Vira keluar rumah, sedangkan ia kembali ke meja makan.

"Seperti anak kecil saja," gumam Pras yang tidak ditanggapi oleh Melisa.

Wanita itu sudah tahu sikap suaminya yang tidak akan berhenti menggerutu jika membahas Vira. Apa sebegitu tidak sukanya Pras pada putrinya sendiri. Tiada hari untuk tidak menjelekkan Vira meski putrinya itu tidak berbuat salah apapun.

"Kamu mengambil cuti beberapa hari?" tanya Pras pada Arleta.

"Aku hanya mendapat cuti satu minggu, Yah."

"Ya, baiklah. Persiapan pernikahanmu sudah selesai, 'kan, lalu kenapa pakaianmu sangat rapi." Arleta tersenyum meletakkan sendoknya.

"Aku mau ke butik untuk mengambil gaun," balasnya.

"Kamu sungguh menerima perjodohan ini?" Melisa bertanya.

"Kamu ini apa-apaan seperti tidak suka jika Arleta mendapat jodoh yang sempurna seperti Arka."

Dalam waktu dekat ini Arleta memang akan menikah dengan Arkanio Althaf Zerion, anak dari pemilik perusahaan Z'one. Putra dari Faras Zerion dan Lydia yang digadang-gadang menjadi penerus bisnis keluarga.

Perjodohan itu ditujukkan untuk Arleta dua bulan lalu dan dalam kurun waktu tersebut baik Arleta maupun Arka sudah saling mengenal. Kedua keluarga juga sudah sepakat untuk melangsungkan pernikahan.

"Kamu mau berangkat bareng ayah atau dijemput Arka?" tanya Pras setelah selesai dengan sarapannya.

"Tentu saja dengan calon suami." Arleta tersenyum malu-malu.

Vira mengenakan helm ketika sebuah mobil berhenti di depan rumahnya. Vira sudah tahu siapa pemilik mobil tersebut. Seorang pria keluar dengan pakaian jasnya yang sangat pas di tubuhnya. Rambut yang ditata sedemikian rupa dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya sungguh menambah ketampanan pria itu. Sayang seribu sayang mata indah pria itu harus bersembunyi dibalik kacamata. Mata yang begitu menghanyutkan saat dipandang.

Vira tersenyum mengangguk ketika Arka melewatinya. Dikala pertemuan pertama kedua keluarga, Vira sempat terpana bahkan ada rasa asing yang menyusup masuk ke dalam hatinya. Namun, ia harus mengubur rasa asing tersebut sebelum menjadi sebuah perasaan yang bernama cinta.

Vira tidak boleh memiliki perasaan untuk calon kakak iparnya. Maka dari itu Vira selalu menghindar ketika bertemu dengan Arka. Pria yang begitu sempurna untuk Arleta. Vira mendesah kasar, hidup Arleta sungguh bahagia dan kebahagiannya akan bertambah setelah menikah dengan Arka.

Vira menyalakan mesin motornya keluar dari halam rumah setelah menyapa calon kakak iparnya. Membangun hubungan baik dengan Arka tidak ada salahnya. Toh sebentar lagi mereka akan menjadi ipar.

Vira memarkirkan motor, melepas helm dan sarung tangan. Berjalan menuju ruang guru, ia tersenyum menanggapi anak didiknya yang menyapa dengan ramah. Sekolah tempatnya mengajar terbilang cukup besar. Ia mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas sembilan. Menjadi guru sebenarya tidak termasuk dalam list masa depan Vira, tapi ia tidak pernah menyesal menjadi guru justru ia bangga bisa ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan anak bangsa.

"Selamat pagi, Bu Sarah." Vira menyapa ketika melihat Bu Sarah, Guru IPA yang sudah berada di ruang guru.

"Pagi, Bu Vira," balasnya.

"Pagi, Pak Nando," sapa Vira ketika melewati meja Nando seorang guru olahraga.

"Iya, pagi kembali."

Matahari semakin beranjak naik, sekolah pun mulai ramai karena siswa yang berdatangan. Saat bel berbunyi banyak yang berbondong-bondong ke lapangan untuk malaksanakan upacara. Setiap ketua kelas memandu kelasnya untuk membuat barisan yang rapih. Para guru juga sudah berbaris untuk mengikuti jalannya upacara.

Siswa yang tidak memakai atribut lengkap berada pada barisan khusus menanti datangannya sebuah hukuman. Upacara berjalan dengan penuh khidmat meski matahari semakin menunjukkan sinarnya tak menyurutkan semangat mereka.

***

Happy reading

Terima kasih yang sudah membaca part ini. Semoga kalian suka dengan pembukanya yah ☺

Terpopuler

Comments

Ilham Yani

Ilham Yani

lanjut boz

2024-07-03

0

Saadah Rangkuti

Saadah Rangkuti

Hadir

2024-01-26

0

ike

ike

menyimak thorr🥰

2023-12-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!