Radit sekali-kali melirik Fany dengan ekor matanya. Radit tidak mengerti kenapa Fany diam saja, setahu Radit Fany adalah gadis riang dan suka bercanda. "Ada apa sebenarnya dengan Fany? apa dia punya masalah?" batin Radit.
"Kamu kenapa dari tadi diam saja? sepertinya kamu bukan Fany yang gue kenal deh." Radit memecah keheningan.
"Emang Fany yang sekarang kenapa kak?" tanya Fany polos. Fany merasa malu pada Radit, karena baru bertemu saja dia sudah terlihat menyedihkan karena di tinggal suaminya.
"Fany yang sekarang jarang ngomong, nga seperti Fany yang dulu kakak kenal yang bawelnya minta ampun." ucap Radit meanyungkan bibirnya.
"Tuh bibir kenapa? minta di tampol ya." canda Fany berusaha mengalihkan pembicaraan yang akan menyudutkan dirinya.
"Memangnya kamu berani ?" Radit menaikkan alisnya.
"Berani sih, tapi sayang kak Radit lagi nyetir." ejek Fany dan mengalihkan padangannya keluar jendela.
"Bilang aja takut apa susahnya coba." ledek Radit namun Fany tidak menyahuti perkatannya.
"Nih anak kenapa?" batin Radit yang merasa aneh dengan sikap Fany.
"Fany kamu itu sebenarnya kenapa? apa kamu punya masalah ?" tanya Radit yang tidak tahan lagi melihat sikap Fany.
"Nga apa-apa kak cuma ngatuk aja." kilah Fany dan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi.
"Benaran !" tanya Radit menyelidik.
Fany menghela nafas melihat Radit yang tidak akan menyerah sebelum Ia mengatakan yang sebenarnya. "Aku malu sama kak Radit." lirih Fany.
"Lah, malu kenapa coba?" Radit heran dengan perkataan Fany.
"Kak Radit datang di saat aku di tinggalkan seorang lelaki di hari pernikahanku dan itu membuatku malu." ucap Fany yang tidak ingin membicarakan yang sebenarnya.
"Jadi hanya karena itu kamu dari tadi diam saja." tanya Radit memperlihatkan senyumnya merasa lucu pada Fany, hanya karena hal sepeleh.
"Kenapa kak Radit senyum-senyum gitu !" kesal Fany melihat Radit terus tersenyum dan sekali-kali meliriknya.
"Lucu aja gitu seorang Fany bisa malu juga. gue tidak menyangka saja setelah meninggalkanmu selama tiga tahun, akhirnya kamu punya malu juga." tawa Radit pecah mengingat saat-saat bersama Fany yang tidak punya malu jika bersamanya.
"Aku itu sudah besar kak, jadi harus punya malu lah" Fany cemberut mendegar perkataan Radit. "Bagaimana dengan bibi apa dia baik-baik saja?" lanjut Fany saat teringat dengan wanita yang merawatnya setelah Ia di tinggalkan ibunya saat di bangku dasar.
"Bunda udah tenang di surga Fan." jawab Radit sendu. Radit kembali teringat dengan almarhum ibunya satu tahun lalu yang meninggal karena serangan jantung.
Tak terasa air mata Fany mengalir begitu saja mendegar kabar duka dari Radit. "Bibi sakit apa kak ? bukankah bibi baik-baik saja saat kalian pergi keluar negeri ?" tanya Fany serak.
"Bunda serangan jantung Fan, saat mengetahui ayah selingkuh." jujur Radit.
Fany diam saja, lidahnya tersa kelu untuk mengeluarkan kata-kata. Fany teringat bagaimana ibu Radit merawatnya dan menyekolahkannya sampai ke jenjang SMA. Bahkan ibu Radit ingin memasukkan Fany di kampus yang sama dengan Radit di jurusan perfileman. Namun Fany menolak tawaran ibu Radit, dan memutuskan mencari pekerjaan dengan mengandalkan ijazah SMA nya. Fany tidak ingin lagi menyusahkan keluarga Radit, sebab itulah Fany memutuskan untuk tinggal di indonesia saat Radit dan keluarganya pindah keluar negeri tiga tahun yang lalu. Padahal Radit bersi kukuh ingin Fany ikut dengannya.
"Kamu sekarang kerja apa?" Radit mengalihkan pembicaraan.
"Aku kerja di butik kak." jawan Fany.
"Kenapa kamu tidak melanjutkan sekolahmu? dan malah menyia-nyiakan bakatmu yang bisa mengambar !" kesal Radit mengetahui Fany hanya kerja di butik, yang tidak sebanding dengan bakatnya yang bisa saja menjadi desainer terkenal atau arsitek.
"Kak Radit kan tahu sendiri aku tidak punya biaya untuk itu." lirih Fany.
"Lanjutkanlah sekolahmu, aku akan membiayai semuanya !" perintah Radit.
"Tidak kak, sekarang aku sudah menikah." tolak Fany yang tidak ingin lagi merepotkan Radit lagi.
Radit diam saja mendegar kata menikah keluar dari mulut gadis kecil dihadapannya, ada rasa sakit dan sesak mendegar itu.
"Bagaimana kak Radit bisa menemukanku." tanya Fany penasaran, pasalnya dia tidak tinggal lagi di rumah Radit. Ya setelah kepergian Radit dan keluarganya, Fany juga pergi dari rumah Radit walau ibu Radit sudah berpesan bahwa dia tidak boleh pergi dari rumahnya.
"Aku sudah mencarimu selama enam bulan setelah aku pulang dari korea, dan baru sekarang aku menemukanmu, walau aku kecewa saat menemukanmu, kamu sudah menjadi milik orang lain." jujur Radit.
"Kak Radit sekarang kerja di mana?" Fany mengalihkan pembicaraan, Fany tidak menyangka Radit masih menyimpan perasaan padanya, padahal sudah tiga tahun lamanya saat Radit mengajaknya berkencan, namun Fany menolak karena hanya menganggap Radit kakaknya, apa lagi dia dan Radit beda 7 tahun.
"Aku jadi sutradara, dan sekarang sedang mengerjakan proyek drama Frish love." jawab Radit. Radit merasa kecewa karena Fany malah mengalihkan pembicaraan.
"Berarti kak Radit kenal dengan kak Daren dong? soalnya kak Daren memerankan salah satu karakter di Frish love." Fany sangat bersemangat mendegar Radit dan Daren bekerja sama. Dan Fany mengetahui Drama yang di perankan Daren karena Fany selama ini membaca naskah Drama Daren yang di robeknya saat betengkar dengan Elina.
"Sudah sampai." ucap Radit setelah sampai di depan lift di dalam basemen apartemen Daren.
"Makasih ya kak udah antar aku pulang." ucap Fany dan turun dari mobil Radit di ikuti Radit di belakangnya.
"Pak Radit." Deon memberikan bow dan masuk kedalam mobilnya untuk pulang kerumah setelah menemani Daren di apartemennya.
Fany menghela nafas panjang, mempersiapkan mentalnya saat akan masuk kedalam apartemen Daren, yang kini menjadi suaminya, karena sudah bisa di pastikan Fany akan bertengkar dengan Daren.
Fany menghampiri Daren yang sedang duduk santai bermain geme di ruang tamu. Fany berkacak pinggang melihat Daren yang menikmati hidupnya tanpa rasa bersalah karena meninggalkannya di vila sendirian.
"Enak banget ya hidup lu, setelah meninggalkan anak orang!" kesal Fany.
"Gimana rasanya di tinggalkan di hari pernikahan enak nga?" Daren menyeringai merasa puas atas apa yang di lakukannya pada Fany tanpa penyesalan sedikitpun.
"Lu benar-benar ya....!"
"Tu bukain pintu !" Daren memotong perkataan Fany saat mendegar bel pintu apartemen bunyi.
"Ogah baget gue." jawab Fany dan melangkah menaiki anak tangga.
"FANY BUKA NGA !!!" teriak Daren.
Fany mendegus kesal mendegar teriakan Daren, dan mengubah arah jalannya menuju pintu utama. Fany membuka pintu dan.
Bugh !!!
Pria itu tiba-tiba memeluk Fany setelah Fany membuka pintu apartemen. Daren yang melihat itu dari ruang tamu, mendekat dan mendorong tubuh pria itu agar menjauh dari Fany istrinya.
"Apa-apaan ini !!!!"
-
-
-
-
-
TBC
Terima kasih para Reader karena bersedia mengikuti cerita author.
jangan lupa meninggalkan jejak dengan cara like, komen, dan votenya. Oh iya jangan lupa tambahkan sebagai cerita favorit para readers tercinta agar mendapatkan notifikasi setiap up.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Yani
buat sidaren itu bucin abis ama fani thor, kesel aku ama dia😡😡😡
2022-02-02
0
maemunah
semangat
2021-07-12
1
Mien Mey
waah ternyta radit sutradara ga jauh jauh duninya dr s daren mkin pinisirin bkl ad yg jeoules " nih kyna
2021-06-12
1