Daren yang sudah rapi menghampiri Elina di ruang tamu. Daren ikut duduk di hadapan Elina.
"Apa yang ingin Kamu bicarakan?"
"Tentu saja tentang pernikahan kalian apa lagi." jawab Elina santai.
"Sudah aku bilang, aku tidak ingin menikah dengan wanita itu." ucap Daren tak terbantahkan. Daren bangkit dari duduknya hendak pergi, namun Elina mencegahnya.
"Apa kamu benar-benar tidak ingin menikah?" ucap Elina dengan raut wajah serius.
"Ya, aku tidak ingin menikah." jawab Daren kembali duduk di hadapan Elina.
Elina menghela nafas kasar. "Aku juga tidak bisa memaksa kehendakmu. Tapi jika kamu tidak menikah dengan Fany, maka karirmu akan hancur. Semua kontrak periklanan akan menuntutmu karena merugikannya dengan skandal tidak jelasmu ini. Dan jika itu terjadi, bahkan jika kamu menjual apartemenmu ini itu tidak akan menutupi konpensasi kontrak tersebut. Tapi jika kamu benar-benar tidak ingin menikah, aku akan menjual rumahku untuk menutupinya." ucap Elina membuat Daren diam mematung.
Daren bangkit dari duduknya, mengambil kunci mobil dan ponselnya di atas meja. Daren melangkahkan kakinya menuruni anak tangga yang hanya berjumlah 5 anak tangga menuju pintu utama apartemen.
"Daren kamu mau kemana?" Elina mengukuti Daren.
"Ini semua masalahku, maka aku yang harus menyelesaikannya." ucap Daren dan meninggalkan Elina seorang diri di dalam apartemennya.
Daren melajukan mobilnya membelah keramaian ibu kota menuju sebuah butik yang sangat mewah milik temannya. Daren memarkirkan mobil sport hitamnya di depan butik dan melangkah masuk kedalam butik temannya.
Renata teman Daren sekaligus pemilik butik mewah tersebut menyambut Daren dengan binar bahagia. "Aku sudah menunggu kedatanganmu belakangan ini setelah mendegar berita pernikahanmu." ucap Renata mengikuti langkah lebar Daren memasuki sebuah ruangan. Dimana sebuah gaun pengantin yang begitu indah tersimpan.
"Akhirnya setelah sekian lama kamu datang juga menjemput gaun pengantin yang kau suruh rancang sendiri padaku." Renata terus bicara pada Daren, namun Daren tidak menanggapi perkataanya dan malah diam menatap gaun indah di hadapannya. "Kau tahu, aku hampir saja menjualnya pada orang lain, namun saat melihat berita tentangmu aku tidak jadi menjualnya. Aku benar-benar penasaran seperti apa wanita itu sehingga membuat Daren menunggunya selama dua tahun." lanjut Renata yang tidak tahu bahwa siapa yang di cintai Daren, dan Renata mengira wanita yang akan di nikahi Daren adalah wanita yang sama yang di ceritakan Daren saat memesan gaun padanya.
Ya Daren memesan gaun pengantin dua tahun yang lalu pada Renata. Gaun yang telah ia persiapkan untuk Elina, namun sayangnya malam itu rencana lamarannya gagal, karena Elina memperkenalkan calon suaminya.
Daren terus menatap gaun tersebut dalam diam, bayangan Elina memakai gaun tersebut menari-nari di dalam khayalan Daren. "Seandainya gaun ini kau yang akan memakainya Elina, mungkin hari ini aku sangat bahagia." batin Daren.
"Daren." panggil Renata kesal karena di cuekin.
"Hhmmm" gumam Daren.
"Apa kau tidak suka? baiklah aku akan menjualnya pada orang lain." goda Renata. "Kenapa kau tidak terlihat bahagia? bukankah ini momen yang kau tunggu-tunggu selama dua tahun ini?" ucap Renata memperhatikan raut wajah Daren yang tidak memancarkan kebahagian sedikitpun.
"Simpan gaun ini baik- baik, jangan sampai ada yang menyentuhnnya." ucap Daren dan berlalu pergi.
"Kapan kau akan membawa calon istrimu kesini untuk mencobanya?" tanya Renata yang tidak sabar melihat wanita yang sangat di cintai Daren.
Daren tak menjawab pertanyaan Renata dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut.
"Daren!!!" panggil Renata kesal saat Daren masuk kedalam mobil dan melajukannya meninggalkan butiknya tanpa menjawab pertanyaannya.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
"Fany ada pelanggan pria yang akan datang hari ini, dan pelanggan itu meminta kamu sendiri yang melayaninya, sebentar lagi dia datang." ucap bos Fany.
"Lah, kan biasanya kalau pelanggan Pria, bos sendiri yang menanganinya? kenapa hari ini harus saya?" protes Fany.
"Saya juga tidak tahu Fany, tapi itu maunya pelanggan jadi nurut saja!" perintah bos Fany.
"Baiklah bos." ucap Fany pasrah.
Beberapa menit telah berlalu, akhirnya pelanggan yang di sebutkan bos Fany datang juga. Bos Fany melayani pelanggan pria tersebut karena dia salah satu tamu VIP.
"Saya ingin nona Fany yang melayani saya." ucap pria tersebut.
"Tunggu sebentar pak, saya kan memanggilnya." ucap Bos Fany dan keluar dari ruangan khusus VIP dan memanggil Fany di lantai satu.
Fany masuk kedalam ruangan VIP menemui pelanggan pria tersebut. "Selamat siang pak, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Fany sopan.
"Duduklah!" perintah pria tersebut. "Kamu tunangannya Daren kan?" tanya pria tersebut.
"Itu tidak ada urusannya dengan Anda" jawab Fany yang mulai aneh dengan pertanyaan pria di hadapannya. Pria bertopi dan memakai hoodie.
"Perkenalkan nama saya Andra, saya datang kesini untuk mewawancarai anda." ucap Pria tersebut.
"Tidak usah bersikap formal! dan gue nga ingin di wawancarai apapun, jadi silahkan lo pergi dari sini." usir Fany tidak sopan lagi, karena sudah mengetahui niat pria di hadapannya.
Fany melangkah keluar dari ruangan tersebut dan hendak turun, namun Andra mencegahnya dengan menarik tangan Fany. Fany menepis tangan Andra tapi lagi-lagi Andra mencegahnya.
"Lo mau apa sih!" tanya Fany kesal.
"Saya kan sudah bilang saya ingin mewawancarai anda!" bentak Andra.
"Lo itu salah orang, gue bukan tunangan Daren jadi pergilah!" usir Fany.
Teman-teman dan bos Fany hanya menyaksikan pertengkaran tersebut dari lantai bawah, karena mereka bisa melihat Fany dan Andra yang posisinya berada di dekat tangga.
"Kau tidak usah mengelak, semua orang tahu kau adalah tunangan Daren." ucap Andra.
Fany yang tidak bisa mengelak lagi menyadarkan tubuhnya di pagar tangga. "Mulailah!" perintah Fany bersedekap.
Andra mengelurkan ponselnya dan bersiap merekam pembicaraan mereka berdua.
"Apa benar kau tunangan Daren?" Andra mulai bertanya kepada Fany.
"Ya gue tunangannya" jawab Fany yang tidak ingin merusak repotasi Daren.
"Kau pasti berbohongkan, kau dibayar berapa sehingga mau menjadi pacar pura-pura Daren!" Andra mulai mengintimidasi Fany.
"Mau lo apa sih? buat apa lo wawancarain gue jika lo nga percaya apa yang gue ketakan!" kesal Fany hendak pergi namun lagi-lagi di cegah oleh Andra.
"Sudah berapa lama kalin kenal?"
"Dua tahun lebih." jawab Fany asal.
"Dimana pertemuan peratama kali?"
"Di butik ini saat Ia datang bersama ibunya." jawab Fany asal.
"Ibunya?" Andra senyum sinis. "Ibunya sudah tiada sebelum Ia debut." lanjut Andra.
"Ah sudahlah, lo membuang-buang waktuku saja." Fany mengalihkan pembicaraan.
"Kapan ulang tahun Daren?" Andra melanjutkan pertanyaanya.
"It...itu.."
"Bahkan hal umum seperti itu saja kau tidak tahu, saya semakin yakin kau itu hanya pacar pura-pura Daren." Andra terus menekan Fany dengan pertanyaan-pertanyaan agar bisa membongkar kebohongan Daren.
"Warna kesukaan Daren?"
-
-
-
-
-
TBC
Jangan lupa dukung Author dengan memberikan like, komen, dan vote nya. jangan lupa juga tambahkan sebagai cerita favorit kalian agar mendapat notifikasi setiap up.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Gustein Arifin👑
thor maap klo dialognya mau pke gue elu mnding ga ush cmpur ama aku kamu..kurng sregg 😁🙈🙏🙏🙏🙏
2021-10-23
1
Istri Sahnya eunwoo
lanjut.
2021-08-13
0
ᶯᵗ⃝🐍Ratu Anu👑
weleh weleh ngeselin juga
2021-04-23
3