Part 11

"Kebanyakan nonton drama lu ya." ledek Deon.

"Memang kenyataannya seperti itu, gue kan aktor ternama, semua orang mengincar informasi gue." ucap Daren pede.

"Ya, lu benar." Deon mengiyakan saja apa yang di katakan Daren karena tahu dia tidak akan menang jika berdebat degan Daren.

Tatapan Daren tertuju pada salah satu pelayan yang baru saja keluar dari kamar yang akan di tempati Fany. "Kau mau bawa kemana semua itu hah?" tanya Daren memperhatikan kardus besar berisi barang-barang tidak berguna.

"Mau saya buang pak" ucap pelayan takut-takut.

Daren menyeringai, terbesit ide gila di kepalanya melihat barang-barang tidak berguna tersebut. "Bawa barang-barang itu kembali masuk kedalam kamar, dan biarkan kamar itu berantakan!" titah Daren tak tebantahkan.

"Baik pak" ucap pelayang segera melaksanakan perintah Daren.

Deon hanya geleng-geleng kepala melihat sikap kekanak-kanakan Daren yang tidak sesuai umurnya yang berusia 25 tahun. Deon jadi membayangkan jika Daren menikah dengan Fany yang umurnya 20 tahun, apa jadinya rumah tangga mereka.

Daren bangkit dari duduknya setelah menerima telfon dari Renata yang menyuruhnya segera kebutik sekarang. Daren mengambil kunci mobil dan juga tidak lupa kacamatanya dan bergegas menemui Renata.

"Kak Daren mau kemana?" tanya Deon.

"Gue ada urusan sebentar, selesaikan pekerjaanmu secepatnya!" titah Daren sebelum menghilang di balik pintu.

Daren sampai di butik setelah menempuh perjalan kurang lebih 20 menit. Daren melangkahkan kakinya masuk kedalam butik dan menemui Renata. "Ada apa kau menyuruhku datang?" tanya Daren dengan wajah datarnya.

"Gue ingin kau melihat Fany memakai gaun  sebelum pernikahan kalian." ucap Renata mengembangkan senyumnya.

"Fany? gaun?" ulang Daren.

"Lihatlah calon istrimu sudah datang, dia sangat cantik bukan memakai gaun tersebut ?" tunjuk Renata pada Fany yang berjalan kearah mereka memakai gaun pengantin yang di pesan Daren dua tahun lalu untuk Elina.

Daren menatap lurus Fany, yang terbayang di kepala Daren saat ini adalah Elina yang memakai gaun tersebut, dan berjalan mendekatinya dengan senyuman yang begitu indah. Namun setelah tersadar dari bayangan Elina dan di dapati Fany yang memakain gaun tersebut. Rahang Daren mengeras di seratai dengan tatapan yang tajam tertuju pada Fany.

"Siap yang menyuruhmu menyetuh dan memakai gaun itu hah !!!" bentak Daren dengan kilatan amarah. Daren melangkahkan kakinya hendak memukul Fany namun segera di cegah oleh Renata.

"Kenapa kau bersikap seperti ini Daren? bukankah  gaun ini kau pesan khusus untuknya dua tahun yang lalu?" ucap Renata mencegah Daren untuk melakukan kekerasan pada wanita yang kini tertunduk ketakutan melihat amarah Daren. Renata tidak habis fikir, mengapa Daren bisa semarah itu.

"Gue bilang lepas gaun itu, gaun itu tidak pantas untuk wanita sepertimu !!" bentak Daren. Daren tidak suka jika gaun yang di pesan khusus Elina harus di pakai oleh wanita yang tidak Ia cintai sama sekali, bahkan kenal pun tidak.

Fany tersentak kaget mendegar bentakan Daren, Fany buru-buru masuk keruang ganti baju dan segera menganti gaun tersebut dengan bajunya. Fany terduduk lemas mengingat bagaimana tatapan Daren padanya, Fany tidak bisa membayangkan akan berumah tangga dengan pria yang tidak bisa mengontrol emosinya sama sekali.

"Apa aku sanggup menjalani pernikahan ini yang tidak di dasari cinta sama sekali?" lirih Fany.

Perasaan Fany sudah tidak enak sejak tadi saat mendapatkan telfon dari Renata, dan menyuruhnya datang kebutik. Renata memaksa nya untuk memakai gaun yang katanya sudah di siapakan untuknya sejak dua tahun yang lalu. Fany yang mendengar penjelasan Renata menolak untuk memakai gaun tersebut, karena ia tahu gaun itu pasti khusus di pesan Daren untuk wanita yang di cintaianya. Tapi karena Renata memaksanya Fany terpaksa memakai gaun tersebut, dan beginilah jadinya. Fany mendapatkan bentakan dan makian dari Daren.

"Apa lu tidur di dalam sana!" teriak Daren yang sedari tadi menunggu Fany keluar dari ruang ganti baju.  Daren ingin mengambil gaun tersebut dan membawanya pergi.

Fany membuka pintu membawa gaun yang di pakainya tadi. "Nga usah teriak-teriak kenapa? gue nga tuli kok!" kesal Fany. 

Tanpa menyahuti perkataan Fany, Daren mengambil gaun yang di pengan Fany dan membawanya masuk kedalam mobilnya. Daren melajuka  mobilnya meninggalkan butik tersebut.

Fany yang melihat mobil Daren melaju meninggalkan butik, menghela nafas panjang. Fany kembali menemui Renata dan pamit pulang. "Kak saya pulang ya, sampai jumpa lain waktu." pamit Fany dengan senyuman. 

"Fany, maafkan sikap Daren ya, Daren memang seperti itu orangnya, sulit mengendalikan emosi tapi Dia orangnya baik kok." ucap Renata memegang lengan Fany saat melihat keraguan di mata Fany. "Hati-hati ya." lanjut Renata.

"Iya kak." ucap Fany dan berlalu pergi meninggalkan butik Renata.

.

.

.

.

.

.

Malam harinya seperti apa yang di katakan Elina, Fany pindah kerumah Daren. Fany hanya membawa satu tas traveling dan boneka beruang sebesar dirinya. Fany mengetikkan kode yang di berikan Elina padanya untuk membuka pintu apartemen Daren. Fany melangkahkan kakinya masuk kedalam apartemen Daren setelah pintu berhasil terbuka. Fany meraba dinding dekat pintu mencari saklar untuk menyalakan lampu karena apartemen Daren gelap gulita. 

Bukannya lampu yang menyala, tapi tirai dekat dinding kaca selebar ruangan tersebut yang terbuka, menampilkan gedung-gedung tinggi di seberang sana. Namun itu mampu menerangi ruangan Daren karena cahaya dari gedung lain. Fany menelan salivanya dengan kasar melihat bayangan apartemen Daren.

"Hah, wajah dan penampilannya saja yang rapi, ternyata dia tinggal di pembuangan sampah berkedok apartemen." ucap Fany memperhatikan apartemen Daren seperti rumah yang sudah di terpa badai.

Lampu apartemen Daren menyala berbarengan dengan suara bariton yang lagi-lagi mengomelinya. "Siapa yang menyuruhmu membuka jendela hah!" bentak Daren. "Apa jangan-jangan lu benar paparazi yang sedang menyamar." tuduh Daren.

"Gue bukan paparazi ya, jangan asal nuduh lu" balas Fany yang tidak suka jika di tuduh sembarangan.

"Fany nga usah dengerin Daren ya, sekarang kamu bawa kopermu ke kamar, kamarnya di sana dekat kamar Daren." ucap Elina menunjuk kamar di sebelah kamar Daren. 

"Iya kak." Fany melangkahkan kakinya membawa kopernya menaiki anak tangga yang tidak terlalu tinggi, mungkin jika di hitung kurang lebih sepuluh anak tangga, disana lah kamar Daren dan Fany berada. Fany sekali lagi menelan salivanya dengan kasar, melihat isi kamar yang akan di tempatinya begitu berantakan. Meja rias dan kursi tidak pada tempatnya, tempat tidur dan bed covernya tidak beraturan, belum lagi benda-benda yang lainnya. 

Fany meletakkan kopernya di depan lemari yang terbuka lebar menampilkan isinya yang berantakan, dan meletakkan boneka beruangnya di atas ranjang.  Fany melangkahkan kakinya keluar kamar namun segera di urungkan saat mendegar pertengkaran sepasang manusia di ruang tamu.

-

-

-

-

-

-

TBC

jangan lupa dukung Author dengan memberikan like, komen, dan vote nya. jangan lupa juga tambahkan sebagai cerita favorit kalian agar mendapat notifikasi setiap up.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Visual nya siapa thor?

2022-01-21

0

maemunah

maemunah

emosian banget Daren thor

2021-07-12

2

Aulia Nia

Aulia Nia

daren ga ada terimaksh nya bngt sih sama fany. pengin gue gedig

2021-06-28

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Sekilas Info
102 Novel baru Author
103 Novel Baru Author
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Sekilas Info
102
Novel baru Author
103
Novel Baru Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!