"Hei!" kesal Daren. "Yang menolak kontrak ini gue kenapa malah Fany yang kau bujuk!" lanjut Daren kesal karena bukan dirinya yang di bujuk Elina, dan malah membujuk Fany yang jelas-jelas tidak ada alasan untuk menolak kontrak tersebut.
"Aku tidak peduli keputusanmu." ucap Elina berjalan ke arah Daren. Elina meletakkan dokumen kontrak di hadapan Daren dan memberikan Daren pulpen. "Ayo tanda tangan!" perintah Elina menatap tajam Daren seolah-olah mengancam.
Daren mendengus kesal dan mengambil pulpen yang di berikan Elina. Daren nurut saja apa yang di perintahkan Elina padanya. Daren menandatangani perjanjian pernikahan yang hanya akan berlangsung selama satu tahu.
"Puas!" kesal Daren.
"Tentu saja." ucap Elina kembali duduk.
Fany begitu senang melihat raut wajah kesal Daren.
"Deon." Elina melirik Deon dengan ekor matanya yang masih setia berdiri di samping kursi Elina.
Deon yang mengerti apa yang di inginkan Elina, segera memberikan beberapa berkas lagi pada Fany dan Daren lalu kembali berdiri di samping Elina.
"Apa ini?" tanya Fany dan Daren berbarengan.
"Itu adalah jawaban jika saat konferensi pers ada yang bertanya tentang kehidupan kalian, jadi tidak ada salahnya jika mempelajari biodata pasangan kalian" jelas Elina.
Fany hanya mengganguk-angukkan kepalanya dan membaca biodata Daren, namun tidak dengan Daren yang kini raut wajahnya terlihat kesal. "Aku sangat mencintainya karena dia adalah wanita yang baik, penyayang, dia selalu menemaniku dalam suka maupun duka. Apa ini? ini tidak termasuk sama sekali dalam biodata seseorang." protes Daren setelah membaca dokumennya.
Elina terkekeh mendegar kata-kata yang dibaca Daren barusan. Elina juga tidak menyangka akan ada kata-kata seperti itu di dalamnya, karena Elina menyerahkan semua urusan itu pada Deon. Elina yang di tatap Daren segera mengelengkan kepalanya dan melirik Deon dengan ekor matanya.
Daren menatap Deon dengan tatapan tajamnya seakan-akan meminta penjelasan dari kata-kata yang barusan di bacanya. Daren seakan ingin muntah membaca kata-kata tersebut, apa lagi jika harus di tujukan pada wanita menyebalkan di hadapannya.
"Deon!" geram Daren.
Deon yang merasa posisinya tidak aman segera menghampiri Daren dan membisikkan sesuatu pada Daren. "Gue bingung kak mau nulis apa di bagian itu, hanya itu yang tepat untuk menjawab pertanyaan reporter saat konferensi pers." Deon melirik Fany sebentar. "Lo lihat sendirikan tidak ada yang menarik dari dirinya." lanjut Deon.
Daren menyeringai dan melirik Fany. Memang benar apa yang di katakan Daren, Fany tidak ada menarik-menariknya. Bagi Daren Fany hanyalah gadis kecil, tidak cantik dan menyebalkan.
"Besok malam Fany akan pindah kerumahmu." Elina kembali bersuara.
"Besok!" ucap Daren.
"Kami kan belum menikah." protes Fany.
"Fany saya tidak mau jika berita menyebar tentang kau tinggal di kontrakan, padahal calon suamimu seorang bintang. Lagi pula pernikahan kalian sudah dekat." jelas Elina.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Setelah sarapan pagi, Fany berangkat bekerja seperti biasa naik angkutan umum. Fany tersentak dan menghentikan langkahnya saat melihat kerumunan orang-orang membawa kamera di depan butik tempatnya bekerja, tanpa mempedulikan gerimis yang bisa saja membuat mereka sakit. Kerumunan itu tak lain adalah wartawan yang ingin mengali informasi lebih dalam tentang dirinya sebagai calon istri Daren. apa lagi berita tentang Daren membelikan rumah untuk Fany sudah menyebar ke masyarakat.
Kirana yang melihat Fany di seberang jalan memberikan kode agar Fany tidak mendekat dan menyuruhnya lewat belakang. Fany menuruti permintaan Kirana dengan bersembunyi di balik payung yang di pakainya karena sedang gerimis. Fany menyebrang jalan dan mengendap-endap menuju belakang gedung, di mana Kirana sudah menunggu di sana untuk membukakan pintu untuknya.
"Ah syukurlah tidak ada yang melihat gue." Fany mengelus dadanya. Jantungnya berdebar melihat kerumunan orang-orang di depan.
Kirana menarik Fany masuk kedalam ruang istirahat agar tidak ada wartawan yang melihatnya. "Gue nga nyangka lo benar-benar calon istri Daren Fan. Gila betapa beruntungnya ya diri lo bisa mendapatkan Daren. Dan sepertinya Dia sangat mencintai lo sampai-sampai membelikan lo rumah segala." celoteh Kirana yang merasa iri dengan kehidupan Fany yang begitu beruntung menurutnya. Tapi tetap saja Kirana turut bahagia dengan kebahagian temannya.
"Beruntung apa nya? sial ia, mana bisa gue hidup satu rumah sama orang emosian sepertinya. Gila, gue benar-benar nyesal pernah ngefans berat dengannya." batin Fany.
"Ah biasa aja." Fany memperlihatkan senyumnya tidak ingin Kirana mencurigainya.
"Kalian kenal dimana?" tanya Kirana antusias.
"It....itu Ak...aku..." Fany mengedarkan pandanganya kesudut ruangan, tidak ingin Kirana melihat kegugupannya. "Ran itu hadiah untuk siapa dan dari mana?" Fany mengalihkan pembicaraan.
Kirana bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati setumpuk hadiah yang baru saja datang pagi tadi. "Oh ini semua dari teman-teman Daren, mereka mengucapkan selamat padamu." ucap Kirana.
Fany bernafas lega karena Kirana tidak lagi bertanya aneh-aneh padanya. Fany bangkit dari duduknya dan menyusul Kirana. "Dari teman-teman Daren?" ucap Fany memperhatikan hadiah yang begitu banyak dan dilihat dari pembungkusnya saja sudah bisa di tebak semua hadiah itu sangatlah mahal.
"Iya dari teman-teman Daren." ucap Kirana. Kirana mengambil salah satu hadiah berbentuk segi panjang dan membukanya. Kirana membulatkan matanya melihat hadiah itu, jiwa kewanitaannya seakan meronta ingin memilikinya. "Fan lihatlah satu set lipstik kelas atas yang biasa di pakai para artis-artis terkenal." binar bahagia telihat jelas di wajah Kirana.
"Kalau lo mau ambil saja." ucap Fany. Ya Fany bukanlah wanita pada umumnya yang suka berdandan, dan dia sama sekali tidak tertarik dengan lipstik berwarna seperti itu, dia hanya memakai lipgloss yang natual hanya untuk melembabkan bibir saja.
"Lo serius Fan?" tanya Kirana memastikan.
"Iya gue serius, lo pilihlah apa yang lo mau!" perintah Fany yang tidak melirik barang-barang brendet di hadapanya.
"Ini saja." ucap Kirana, mengambil satu set lipstik, dan memberikan yang lainnya pada Fany. "Nanti gue yang batu lo mindahin semua ini kerumah baru lo" ucap Kirana yang di angguki oleh Fany, karena tidak mungkin Fany membawa barang sebanyak itu kerumah Daren nanti malam.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara Daren hari ini tinggal dirumah saja dengan Deon. Daren menyuruh Deon membeli beberapa CCTV dan menyuruh Deon memasangkan di detiap sudut ruangan apartemennya. Daren menyuruh Deon memasang CCTV di ruang tamu, dapur dan beberapa tempat lainya selain kamar yang akan di tempati Fany. Daren tidak ingin Fany menyentuh barang-barangnya.
"Apa harus lo ngelakuin ini semua?" tanya Deon yang masih sibuk memasang CCTV di ruang tamu sekaligus ruang keluarga, sementara Daren sibuk bermanin game.
"Tentu saja, kita tidak tahu siapa wanita itu sebenarnya, bisa saja dia itu seorang penguntit atau salah-satu paparazi yang sedang menyamar." ucap Daren. Ya Daren sangat berhati-hati dengan orang asing, karena tidak ingin orang-orang mengetahui kehidupan pribadinya.
"Kebanyakan nonton drama lo ya."
-
-
-
-
-
TBC
jangan lupa dukung Author dengan memberikan like, komen, dan vote nya. jangan lupa juga tambahkan sebagai cerita favorit kalian agar mendapat notifikasi setiap up.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
ira rodi
l🤣🤣🤣🤣
2024-05-16
0
Parwati amiin Parwati
bagus banget caritanya ngga lebai, cewenya juga tangguh
2022-01-04
0
Mien Mey
s deren artis lokal rsa justin bieber so ngrtis😊
2021-06-12
2