Daren memeriksa CCTV lewat ponselnya, memperhatikan Fany yang sedang membersihkan apartemennya. Daren begitu kesal melihat Fany menyentuh tokoh robot kesayangannya.
"Berani sekali dia menyentuh tokohku !!" geram Daren melempar ponselnya ke atas ranjang.
Daren merebahkan tubuhnya di atas ranjang, tubuhnya serasa remuk tidur semalaman di atas mobil.
.
.
.
.
.
Daren mendegus kesal mendegar suara bising di luar sana. Daren begitu geram karena seseorang mengganggu tidur nyenyaknya, dengan langkah malas dan penuh amarah Daren melangkah keluar kamar. Daren berkacak pinggang melihat siapa pelaku suara bising tersebut. "Lu sengaja nyari ribut ya !!" Daren berkacak pinggang menatap Fany.
"Lha siapa yang nyari ribut? orang lagi masak." jawab Fany masih dengan kegiatannya memotong-motong daging ayam dengan talenan, namun ia sengaja mengetuk-ngetuk talenan dengan pisau.
"Lu bilang tidak ingin cari ribut, lalu apa yang lu lakukan sekarang !!" geram Daren.
"Lu nga lihat gue lagi masak untuk makan siang?" jawab Fany acuh.
"Siapa yang menyuruhmu masak !" bentak Daren.
"Gue lapar." jawab Fany.
"Nga usah masak pesan makanan saja!" perintah Daren.
"Lu yang bayar?" Fany menghentikan kegiatannya.
"Ya gue yang bayar, dasar pelit." ucap Daren lalu kembali masuk kedalam kamarnya.
"Gue nga pelit ya, cuma ngirit." teriak Fany.
"Sama saja bodoh !" sahur Daren.
Akhirnya makanan yang di pesan Daren datang juga. Fany menyiapkan makanan yang di pesan Daren di atas meja makan, lalu duduk berhadapan dengan Daren. Masing-masing di ujung meja, di mana jarak antar mereka tersisa dua kursi.
"Terimakasih, makanannya enak." ucap Fany memecah keheningan. "Lu nga makan?" lanjut Fany saat melihat Daren hanya mengaduk-aduk makannya.
"Lu nga bisa diam ya !" kesal Daren mendengar ocehan Fany yang terus berbicara, sementara moodnya hari ini sangat buruk.
Fany diam seketika setelah di bentak oleh Daren, Fany melanjutkan makannya tanpa bersuara lagi. Fany tersentak saat tangannya di tarik padahal ia belum selesai makan. "Hei, gue belum selesai makan." Fany menghempaskan tangan Daren hendak duduk lagi untuk menghabiskan makannya.
"Lu itu udah makan banyak !" ucap Daren menarik tangan Fany ke ruang tamu.
Fany mendegus kesal melihat sikap Daren yang sangat keras menurutnya.
"Lu dengar baik-baik apa yang gue katakan!" perintah Daren. "Lu tidak boleh menyentuh apapun selain kamar lu sendiri dan juga dapur." titah Daren tak terbantahkan.
"Lah memang gue mau menyentuh apalagi selain itu ?" tanya Fany.
"Lu lihat lemari itu." Daren menujuk lemari kaca di mana tokoh robotnya berjejer rapi di dalamnya, jika dihitung mungkin puluhan tokoh robot di dalamnya. "Lu di larang keras mendekatinya apa lagi menyentuhnya. Lu tidak punya hak berada di ruangan ini, jika lu ingin istirahat, lu bisa duduk di sofa itu, dan hanya sofa itu yang bisa lu duduki." Daren menujuk sofa singel terpisah dari sofa lainnya.
"Tidak masalah." jawab Fany acuh.
"Baguslah kalau lu tahu diri." Daren meninggalkan Fany seorang diri di ruang tamu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Satu minggu telah berlalu, satu minggu juga Fany tinggal di apartemen Daren, setiap hari ada saja pertengkaran di antara mereka, baik itu masalah sepeleh maupun masalah yang memang harus di perdebatkan.
Hari ini adalah hari bahagia bagi semua pengemar Daren, hari di mana idolanya akan memulai hidup baru dengan pasangannya. Namun tidak dengan Daren dan juga Fany yang terpaksa menikah hanya karena terlanjur terlibat dalam dunia tipu-tipu, dimana apa yang di lihat orang, tidak sesuai dengan apa yang di rasakan sang pemain.
Resepsi pernikahan yang di dekorasi sedemikian rupa, dengan pemandangan pantai yang indah, di tambah nuansa putih polos namun terlihat mewah nan anggun. Namun itu tidak mampu membuat mood seorang Daren membaik. Daren dan Fany menyambut tamu undangan di atas pelaminan setelah mengucapkan ijab kabul di dalam vila dekat pantai.
Tamu undangan semakin banyak, dan tidak lupa para reporter juga hadir untuk mengabadikan momen sakral seorang Daren bintang terkenal.
"Tersenyumlah sedikit." Fany mencubit pinggang Daren saat melihat Daren murung saja tanpa memperlihatkan senyumnya pada tamu dan teman-temannya.
"Sepertinya lu menikmati pernikahan ini !" kesal Daren.
"Lu harusnya berterima kasih sama gue, gue ngerelain masa depan gue hanya untuk menyelamatkan karir lu." jawab Fany yang tak suka di tuduh. Jika harus memilih, Fany akan memilih tidak menikah, namun apalah dayanya yang membutuhkan uang untuk membayar rumah peninggalan orang tuanya.
"Bukankah lu nikah sama gue hanya karena uang !" Daren mengingatkan Fany.
"Lu benar, bukanya kita sama-sama di untungkan dalam pernikahan ini? jadi perlihatkan senyummu itu !" perintah Fany.
Daren menebarkan senyum palsunya pada tamu yang memberikan selamat padanya, dan senyum Fany tak kalah manisnya hanya untuk menutupi kebohangan mereka.
Resepsi pernikahan yang di adakan siang hari baru selesai jam 8 malam, untungnya langit sedang mendung seperti suasana hati Fany, jadi tidak terlalu panas saat berada di pinggir pantai.
"Ckck, tuh orang tidak punya hati kali ya." gerutu Fany. Bagaimana tidak, Daren meninggalkannya seorang diri di vila tempat resepsi di adakan. "Pantas saja dia begitu baik di hadapan kak Elina, sampai menyuruh kak Elina pulang duluan. Ternyata dia ada rencana meninggalkanku di sini." lanjut Fany
Fany yang duduk di teras menikmati pemandangan malam di pantai sambil mengerutu di kagetkan dengan tangan seseorang memberikan permen.
Fany memutar lehernya dan memandangi pria bertubuh kekar di sampingnya, tanpa mengambil permen yang di berikan pria itu.
"Lama tidak bertemu." pria itu memperlihatkan senyumnya.
Fany ikut tersenyum melihat pria di hadapannya, pria yang selama ini Ia rindukan, pria yang selalu menemaninya suka maupun duka. Fany mengambil permen pria itu dan makannya.
"Kamu sudah besar ya sekarang, sudah bersuami pula." pria itu mengelus rambut Fany.
Fany yang tidak bisa lagi membendung rasa rindunya menghambur kepelukan pria bertubuh kekar dihadapannya "Aku merindukanmu kak Radit." ucap Fany.
"Aku juga merindukanmu Fany." Radit membalas pelukan Fany. Radit sangat merindukan wanita yang ada dalam pelukannya sekarang. Selama enam bulan Radit mencari keberadaan Fany setelah pulang ketanah air, namun Radit tidak menemukannya. Sampai dimana Radit melihat berita bahwa Daren akan menikah dan wanita yang akan di nikahi Daren adalah wanita yang selam ini Ia cari. Radit begitu bahagia bisa menemukan Fany, yang ternyata sangat dekat dengannya.
Radit melepaskan pelukannya. "Kenapa kamu ada di sini? kemana Daren?" tanya Radit walau ia tahu bahwa Daren meninggalkan Fany sendirian di vila.
"Kak Daren pulang duluan." jawab Fany.
"Kamu mau tetap disini atau ikut aku pulang?" tanya Radit.
"Aku ikut kak Radit aja deh." jawab Fany.
_
_
_
_
_
TBC
Terima kasih para Reader karena bersedia mengikuti cerita author.
jangan lupa meninggalkan jejak dengan cara like, komen, dan votenya. Oh iya jangan lupa tambahkan sebagai cerita favorit para leader agar mendapatkan notifikasi setiap up.
Hay kakak-kakak tercinta, author potato juga ikut lomba You Are A WRITER season 5.
Jika kakak-kakak tercinta suka dengan cerita author, jangan biarkan votenya kendor ya🙏😊.
Karena dengan vote, komen, dan like kalian insya allah auhtor berkesempatan maju kedepan.
Salam manis dari auhtor potato😊😊😊🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Yani
gila sidaren
2022-02-02
0
maemunah
lanjut tros
2021-07-12
1
Mien Mey
dunia tipu"..jd inget klkuan artis indo pnuh rekyasa😀
2021-06-12
1