Daren yang sedari tadi memperhatikan Fany membuka pintu apartemen, segera menghampirinya saat seorang pria memeluk tubuh istrinya.
"Apa-apa ini !!" kesal Daren menarik tubuh Fany kedalam pelukannya seakan-akan memperlihatkan pada pria di hadapannya bahwa Fany adalah miliknya.
"Ini aku adik kakak" ucap laki-laki tersebut melangkah mendekati Fany hendak memegang tangan Fany.
Fany menepis tangan laki-laki tersebut.
"Yang, kamu kenal sama pria ini ?" Daren menatap Fany dengan suara terdengar sangat lembut. Dia sengaja bersikap lembut jika ada orang lain hanya untuk menjaga imagenya sebagi seorang idol.
Fany mengelengkan kepalanya, memang dia tidak mengenal pria di hadapannya yang tiba-tiba memeluknya. Pria tampan bertubuh kekar walau tubuhnya tidak setinggi Daren.
"Aku nga kenal sama dia." jawab Fany
"Kak ini aku, Nathan!" ucap pria itu. "Aku adik kak Fany." lanjutnya.
"Sudah-sudah sebaiknya lu pergi sekarang !" Daren mendorong Nathan keluar dari apartemennya. "Gue sudah biasa kedatangan orang seperti lu, yang mengaku-ngaku keluarga padahal hanya ingin mengali informasi pribadi." lanjut Daren. Dia mengangap Nathan salah satu paparazi yang ingin mengali informasi tentangnya.
"Apa yang kakak ipar maksud ?" tanya Nathan tidak mengerti perkataan Daren yang menganggapnya mengaku-ngaku, padahal Ia sangat yakin Fany adalah kakak perempuannya yang selama ini di carinya.
"Lu kira gue bego!" kesal Daren. Dirinya sudah sangat kesal karena pernikahannya hari ini, dan sekarang Ia harus di ganggu lagi oleh orang asing.
"Nathan ?" gumam Fany mengingat-ingat nama Nathan. Sepertinya Ia tidak asing dengan nama Nathan.
"Iya kak, aku Nathan." Nathan meyakinkan keraguan Fany. Dia mengambil sesuatu di dalam tasnya dan memberikannya pada gadis yang di anggap saudaranya. "Lihat, Aku Nathan adik kesayangan kak Fany." Nathan memperlihatkan foto sedikit usang, di mana dua orang anak memakai seragam SD.
"Na...Nathan...." Fany melepaskan rengkuhan Daren dari tubuhnya, dan menghambur kepelukan Nathan. Ia merasa bodoh karena tidak bisa mengenali adiknya sendiri.
Maklumlah, Nathan yang sekarang sangat beda dengan Nathan yang dulu saat mereka berpisah. Adiknya kini menjadi pria tampan berkulit putih tidak seperti dulu yang terlihat dekil.
"Maaf, kakak tidak mengenalimu." Fany melepaskan pelukannya. "Lu sih, berubahnya 180 derajat tahu, tapi kakak bangga karena punya adik setampan dirimu." binar kebahagian tak dapat di sembunyikan Fany. Gadis itu sangat bahagia karena mempunyai keluarga lagi. Dia tidak pernah membenci adiknya yang pergi meninggalkannya dulu, toh Nathan masih kelas satu SD dan di paksa ikut ibunya. Sementara Ia yang duduk di kelas 2 SD di tinggalkan dengan kejam oleh ibu kandungnya, untungnya ada keluarga Radit yang merawatnya hingga Ia besar.
"Biasa aja kali kak, lebih tampan juga suami kak Fany." ujar Nathan melirik Daren yang diam saja menyaksikan interksinya dengan Fany.
Daren terlihat kesal mengetahui bahwa Nathan adalah adik kandung istrinya. Yang ada di kepala Daren saat ini adalah, bagaimana cara mengusir Nathan dari apartemennya. Kakaknya saja sudah menyusahkan apa lagi adiknya.
"Lu nga capek berdiri terus." ucap Daren dingin.
"Ah iy jadi lupa." Fany menepuk jidatnya. "Ayo masuk kita makan malam dulu." ajaknya mengambil alih koper Nathan.
"Makasih ya udah ngingetin gue." Fany memperlihatkan senyumnya.
Tanpa menyahuti perkataan Fany, Daren menariknya menjauh dari Nathan. "Lu bodoh apa pura-pura oon hah !" kesal Daren melihat tingkah Fany yang seenaknya mengijinkan seseorang masuk kedalam rumahnya.
"Maksud lu apaan ?" Fany tidak mengerti perkataan Daren sama sekali, dan sangat kesal karena pria di hadapannya mengatainya bodoh. "Dan ingat gue nga oon ya !" ucapnya penuh penekanan.
"Lu tahu sendiri gue nga suka orang asing masuk kerumah gue, kenapa lu malah nyuruh adik lu itu masuk !" kesal Daren.
"Lalu gue harus ngapain hah? ngusir dia gitu? lu mau dia tahu gue terpaksa nikah sama lu, mau !" Fany tak kalah kesalnya, bagaimana bisa Daren menyuruhnya mengusir adiknya sendiri.
Daren diam saja, dan membenarkan semua perkataan Fany, mana mungkin dia memperlihatkan pada orang lain bahwa mereka menikah tanpa dasar cinta. Itu sama saja ia ingin menghancurkan karirnya jika berita itu bocor.
"Terserah lu dah!" Daren menyusul Nathan yang sedang duduk di ruang tamu, Ia mendaratkan tubuhnya di hadapan Nathan.
Fany menyiapkan makan malam yang sempat tertunda karena perdebatannya dengan Daren.
Nathan terus memperhatikan Daren yang sedari memainkan ponselnya, dan tidak menyentuh makannya sama sekali dan hanya memegang sendok. "Kak Daren nga makan ?" tanyanya polos yang tidak tahu sama sekali kekesalan Daren. Maklumlah umurnya masih muda 19 tahun, beda satu tahun dengan kakaknya.
"Kak Daren lagi diet." Fany sengaja menjawab pertanyaan Nathan saat melihat raut wajah Daren tidak bersahabat. "Makanlah!" lanjutnya memerintahkan Nathan untuk makan agar tidak memperhatikan Daren terus yang tengah kesal. Dia sangat bersyukur karena suaminya bisa menahan emosi agar tidak meledak di depan adiknya, gadis itu tidak ingin adiknya mengetahui masalahnya.
"Ummm, enak banget masakan kak Fany" puji Nathan terus mengoceh di tengah aktivitas makanya membuat Daren terganggu.
Daren meremas sendok yang di pegangnya mendengar ocehan Nathan yang sangat menggangu baginya. "Lu bisa diam nga sih? lu ngerti adat kan !" kesalnya . "Orang makan itu di larang bicara." lanjutnya.
"Tapi di Jepang, kebiasaan kami jika sedang makan yaitu mengobrol, karena itu saat yang tepat untuk mendekatkan diri." jawab Nathan polos masih tidak menyadari kekesalan Daren.
"Jepang sama Indonesia beda, di sini orang kalau makan nga boleh ngomong harus diam dan nikmati makananmu !" ucap Daren penuh tekanan.
"Oh gitu ya, kapan-kapan ajarin aku tentang adat dan kebiasaan orang indo ya kak !" pinta Nathan dengan senyumnya.
Fany hanya bisa menunduk melihat kepolosan Nathan, yang belum mengerti juga raut wajah kekesal Daren.
Daren yang tidak tahan lagi dengan sikap Nathan bangkit dari duduknya. "Gue sudah selesai." ucapnya dan berlalu pergi masuk kedalam kamarnya.
"Kak Daren selain tampan juga asik ya." ucap Nathan pada kakaknya.
"Gila nih anak, apa dia benar nga ngerasain hawa panas di dekat Daren ? dan malah mengatakannya asik ?" batin Fany.
Gadis itu hanya cegegesan menanggapi perkataan adiknya. Ia mengambil ponselnya saat ada pesan masuk. Dia membaca pesan dari suaminya yang menyuruhnya masuk ke dalam kamarnya.
"Tan, kamar lu di sebelah sana ya." Fany menujuk kamar tamu tak jauh dari kamarnya. "Gue ke kamar dulu." pamitnya.
"Iya kak." sahut Nathan melanjutkan makanya.
Fany menemui Daren di dalam kamarnya. "Ngapain lu manggil gue?" tanyanya setelah sampai di dalam kamar Daren.
"Sampai kapan adik lu akan tinggal di rumah gue!" tanya Daren penuh mengintimidasi. Dia tidak akan sanggup bersandiwara di depan adik iparnya setelah melihat sikap Nathan saat makan malam.
"Sekitar.......
-
-
-
-
-
TBC
Terima kasih para Reader karena bersedia mengikuti cerita author.
jangan lupa meninggalkan jejak dengan cara like, komen, dan votenya. Oh iya jangan lupa tambahkan sebagai cerita favorit para readers tercinta agar mendapatkan notifikasi setiap up.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
maemunah
marah marah Miki cepat tua lo
2021-07-12
1
Mien Mey
haha s deren lm lma keluarasap tu drckplanya marah mulu tuh orng
2021-06-12
1
Mega Risma
msih setia nunggu ni Thor jangan kau kecewakan daku ya❤️😍
2021-03-31
1