Kirana menghampiri Fany saat melihat Fany masuk kedalam butik. "Fany ya ampun kaki lo terluka!" Kirana membimbing Fany untuk duduk di kursi tunggu.
"Hanya luka kecil saja nga usah hebo gitu deh." ucap Fany mendaratkan tubuhnya di kursi tunggu.
Belum juga semenit Fany duduk. Fany sudah mendapatkan bentakan dari lantai dua. "Fany apa yang kamu lakukan hah? kau baru saja membuat nona Keysa marah!!" teriak bos Fany dari lantai dua.
Fany bangkit dari duduknya. "Sayakan sudah mengabari bos tadi, bahwa saya tidak bisa datang tepat waktu karena kecelakaan." jawab Fany.
"Saya tidak mau tahu. Saya memberimu waktu 24 jam dari sekarang, untuk mendapatkan maaf dari nona Keysa agar nona Keysa tidak membatalkan kerja sama dengan butik kita. Jika kamu tidak bisa melakukannya, siap-siap saja kau bawa semua barang-barangmu dan pergi dari sini!!" bentak bos Fany.
"Tapi bos....."
"Tidak ada tapi-tapi an, pergilah! waktumu di mulai dari sekarang!" ujar bos Fany dan kembali masuk kedalam ruangannya.
Fany menghembuskan nafas panjang dan keluar dari butik tempatnya bekerja. Fany pulang kerumahnya untuk mengobati lututnya yang luka. Fany pulang menggunakan angkutan umum.
Fany sampai di rumahnya ketika hari sudah gelap. Fany melempar tasnya ke atas tempat tidur dan menyambar kimono mandi. Fany masuk kedalam kamar mandi membersihkan dirinya dan menyegarkan pikirannya yang sedang kacau.
Fany merebahkan dirinya di atas tempat tidur setelah makan malam. Fany memikirkan masalahnya belakangan ini yang belum ada jalan keluarnya sama sekali.
Fany memandangi saldo di buku tabungannya yang tinggal sedikit lagi. "Bagaimana aku bisa membeli rumah orang tuaku, jika uang ditabuganku sisa segini? Belum lagi biaya hidupku dan uang bayar kost. Bagaimana nasibku jika aku jadi di pecat? ah sepertinya aku akan tinggal lebih lama di kosan ini." batin Fany.
"Bagaimana aku bisa bertemu dengan nona Keysa? diakan aktris papan atas tidak mungkin bagiku untuk menemuinya." Fany memukul-mukul kepalanya dengan bantal karena sangat pusing dengan masalahnya sendiri.
Fany meraih tasnya dan mengambil ponselnya. Fany tidak sengaja menjatuhkan tasnya membuat isinya berserakan di lantai. "Ah ya ampun kenapa aku bisa lupa ini." Fany memandangi kartu nama yang di dapatkannya tadi sore di rumah sakit. "Aku akan menemui kak Elina besok, mungkin saja aku bisa bertemu dengan nona Keysa." Fany mengembangkan senyumnya.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Malam ini Daren sudah di perbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit, karena cederanya tidak terlalu serius. Daren di jemput asistennya Deon.
"Bagaimana?" tanya Daren pada Deon yang sedang serius menyetir.
"Dia menemui suaminya setelah menemui lo di rumah sakit. Dan gue lihat, dia nangis setelah bertemu dengan suaminya. Sekarang Dia pergi ke klub untuk menenangkan diri." jawab Deon yang mengerti akan pertanyaan Daren sang bos. Deon bersikap informal layaknya seorang teman karena itu memang permintaan Daren agar tidak terlalu kaku jika bergaul dengannya.
Ya Daren menyuruh Deon mengikuti Elina seharian karena curiga dengan gelagat Elina.
"Sarang gue ya, mending lo nga usah ngurusin rumah tangga mereka deh. Bagamanapun kak Elina butuh privasi juga selain mengurus bisnis." Deon menasihati Daren yang mulai mengurusi urusan rumah tanggan manajernya.
"Yon gue cuma tidak suka melihat Elina menderita apa lagi di perlakukan tidak baik oleh suaminya. Bagaimanapun Elina adalah sahabat kecil gue dan Dia yang menemani gue dari nol." jawab Daren.
"Yon kita ke klub!" lanjut Daren menyandarkan tubunya di sandaran kursi mobil.
Deon mengikuti perintah Daren untuk ke klub di mana Elina berada. Deon memarkirkan mobilnya dengan aman sementara Daren masuk duluan kedalam Klub.
Daren melangkahkan kakinya masuk kedalam klub dengan penyamaran yang begitu sempurna. Daren memakai topi, masker dan juga kacamata dan itu membuatnya sulit di kenali.
Langkah Daren semakin cepat saat melihat seorang wanita tengah di lecehkan di sudut ruangan.
"Brengsek!" Daren mendaratkan kepalan tangannya tepat di wajah pria setengah mabuk yang sedang menganggu Elina.
Bruk
Pria itu jatuh tersungkur. Daren menarik Elina kebelakangnya dan hendak memberikan bogem mentah sekali lagi pada Pria brengsek yang berani menganggu sahabatnya. Namun aksinya segera di cegah oleh Deon yang baru saja datang.
"Gue yang akan mengurusnya." Deon menengahi. "Sebaiknya lo bawa kak Elina ke mobil!" ucap Deon yang segera di laksanakan oleh Daren.
Daren memapah Elina masuk kedalam mobilnya karena Elina setengah mabuk. Daren melepaskan masker dan juga kacamata yang melekat di wajah tampannya.
Daren mengantar Elina pulang kerumahnya. Daren hendak membuka pintu mobil setelah sampai di depan rumah Elina. Namun Elina tiba-tiba memeluk lengan kekar Daren dan menangis. "Aku tidak ingin bercerai dengannya Daren, Aku mencintainya." lirih Elina dalam tangisannya.
Daren memeluk Elina dan mengelus punggung Elina dengan lembut. "Tidak ada yang memaksamu untuk bercerai, kau tidak harus bercerai dengannya." ucap Daren.
"Tapi Dia yang ingin menceraikanku, Dia tidak suka jika Aku dekat denganmu, padahal kita tidak punya hubungan apa-apa dan hanya sebatas rekan kerja. Salahku ada di mana Daren?" lirih Elina.
"Kamu tidak salah, suamimu yang salah karena salah paham padamu, jadi berhentilah menangis! dia tidak akan menceraikanmu percayalah padaku." Daren mengusap air mata Elina.
Setelah menenangkan Elina, Daren keluar dari mobil tanpa memasang kaca mata dan juga maskernya. Daren membukakan pintu mobil untuk Elina.
"Terimakasih Daren karena sudah mengantarku pulang." ucap Elina dan masuk kedalam rumahnya.
Tanpa mereka sadari semua kegiatannya mulai dari Klub sampai di rumah Elina. Seseorang mengambil gambar Daren dan Elina. Bahkan paparazi tersebut mengabadikan momen saat Daren memapah Elina masuk kedalam mobil. Mengambil gambar saat Daren memeluk Elina di dalam mobil, dan terakhir paparazi tersebut mengambil gambar saat Daren membukakan pintu untuk Elina.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Berita hangat pagi ini sungguh meghebokan para fans Daren, terutama di kalangan para wanita. Bahkan Para wartawan dan beberapa paparazi tengah mengerumuni mobil van yang tengah terparkir rapi di depan gedung CR Entertaimen.
Daren dan Deon yang belum membuka ponselnya sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, sehingga mereka tidak bisa keluar dari mobil karena kerumunan para wartawan.
Berbagai pertanyaan di lontarkan oleh para wartawan namun tak satupun yang di jawab oleh Daren. Hingga satu sosok muncul membuat perhatian para wartawan tertuju padanya. Siapa lagi kalau bukan Elina manajer Daren.
Elina berdiri di dekat mobil Van dengan beberapa pengawal, sehingga para wartawan tidak bisa mendekat padanya.
"Hei bukankah wanita itu sangat mirip dengan wanita yang ada di foto itu!" seru salah satu paparazi memanas-manasi wartawan lainnya.
"Benar, ternyata Daren ada main dengan manajernya sendiri."
-
-
-
-
-
TBC
Jangan lupa dukung Author dengan memberikan like, komen, dan votenya. Dan jangan lupa juga menambahkan sebagai cerita favorit pada readers agar mendapatkan notif setiap up.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Istri Sahnya eunwoo
semangat
2021-08-13
0
ᶯᵗ⃝🐍Ratu Anu👑
Mangats bebqqq
2021-04-23
1
Hanna Devi
semangat terus kak 🤗😍💪
2021-03-29
1