17. Kau lupa kedudukanmu

Selepas makan malam, Alfian lebih awal masuk ke kamar Dinda, tidak seperti jika giliran Alfian tidur dengan Dewi.

Alfian lebih lama berada diruangan kerjanya, setelah sangat mengantuk, Alfian baru masuk kekamar Dewi.

Tetapi mau apa juga berlama lama berada di dalam kamar jika belum mengantuk, hanya merenung saling memberikan punggung.

Komunikasi sering di lakukan di meja makan.

Jika ada yang menggetarkan hati dan membangkitkan kembali hormon libidoku, aku akan meninggalkan dirimu, Al.

Lebih baik aku yang pergi sebelum kau mengabaikan aku karena aku sudah tidak berguna bagimu.

Dewi tersenyum kecut, menatap punggung Alfian yang menaiki anak tangga menuju kamar Dinda.

" Ini yang Mama inginkan bukan ? Memberikan Papa madu yang masih muda dan sekarang, setelah dua bulan menjadi istri Papa, perempuan itu semakin cantik, ibu baru yang lebih cocok untukku ketimbang untuk Papa "

Sarkas Saka yang sudah berada di sebelah Dewi duduk di ruang keluarga.

Dewi diam saja, membenarkan ucapan Saka.

" Wanita itu kelihatan polos dan lugu ketika belum punya uang, Ma "

Dan itu yang aku suka darimu, Din, sekarang....Kamu semakin cantik, tetapi milik Papa.

Ucapan terakhir hanya bisa Saja teruskan di dalam hati.

" Mama yang mencarikan atau bukan, sama saja,Sa. Papamu bukan pria bodoh yang tetap setia pada perempuan seperti Mama, ibarat kayu kering yang sudah tidak berguna, tinggal menunggu menjadi arang "

" Apalagi Robert, sahabatnya itu, bahkan mempunyai simpanan lebih dari satu di luaran sana, Papamu bertahan pada Mama, tidak lebih hanya sekedar toleransi "

Dewi merasa hatinya semakin tertusuk sakit.

" Mama bisa membayangkan apa yang terjadi saat ini di kamar Dinda ? Apakah Mama sangat menikmati kesakitan itu ? Suruh Papa membawa istri mudanya Keluar dari rumah ini "

Saka sangat emosional, gejolak hati yang tidak pernah di perlihatkannya.

Tapi ia juga merasakan sakit yang sama seperti yang dirasakan Dewi, hanya berbeda arti dan kedalaman rasa.

Jika Saka sakit dan cemburu karena perempuan yang sekarang mungkin sedang ah.... Didalam kamar bersama Papanya adalah mantan pacar, tidak dengan ibunya.

Pria itu masih suaminya, membayangkan suaminya mencumbu perempuan lain selain dirinya, perempuan mana yang tidak merasa sakit.

Ternyata membayangkan sama sakitnya dengan melihat secara langsung.

" Setelah Mama pulang liburan, biar Papa membawa Dinda tinggal di tempat lain "

Dewi berucap pelan, melangkah perlahan menuju ke kamarnya.

*****

Bagi Alfian, tidak menyentuh Dinda selama tiga hari, membuat sesuatu di dalam tubuhnya hampir meledak saking tidak kuat untuk bertahan, makanya dia tidak begitu perduli dengan Dewi yang masih berada di sofa depan TV dan Saka yang masih duduk duduk di beranda bersama seorang temannya.

Sebelum ada Dinda, itu lain ceritanya.

" Din, kamu hamil ? " Alfian mengesap pelan pundak Dinda yang sengaja dibiarkan piyamanya terbuka, Alfian sudah melepaskan beberapa kancing piyama yang Dinda kenakan.

Dinda hanya bisa memejamkan matanya rapat-rapat setiap kali Alfian mencumbunya.

Dinda menolak ? Itu mustahil.

Hati Dinda memang belum sepenuhnya ikhlas menerima Alfian, karena Alfian Papanya Saka, tetapi tidak dengan tubuhnya.

Tubuh Dinda yang masih berusia muda dan penuh gejolak itu adalah pengkhianat yang paling unggul.

Tubuh Dinda bereaksi cepat oleh sentuhan Alfian sekecil apapun.

Jangan lupakan, Alfian sudah berpengalaman.

Untuk perempuan yang masih mentah seperti Dinda, bukan apa apanya bagi Alfian.

" Enggak "

Suara Dinda sudah seperti desahan karena Alfian terus menciumi setiap inci kulit Dinda, dari pundak merambat ke leher, rahang, terus bergerak.

" Kamu yakin "

" Hemm "

" Kamu tidak sedang berbohong ? '

Alfian terus bertanya di sela sela kegiatannya, seringaian kecil tersemat diatas bibirnya.

" Enggak "

" Kamu tidak ingin hamil "

" Enggak "

" Auw, sakit Paman, kenapa telinga Dinda di gigit ? "

Dinda mengusap usap telinganya yang merah karena di gigit Alfian.

" Kenapa kamu tidak mau memiliki anak dari saya ? Kamu berniat meninggalkan saya dan pergi dengan mantan pacar mu, gitu ? "

Alfian mendorong tubuh Dinda, hingga jatuh telentang diatas ranjang, dan mengurungnya di bawah tubuhnya sendiri.

Alfian marah mendengar Dinda yang tidak ingin memiliki anak.

" Paman salah sangka, maksud Dinda tidak untuk saat ini, Dinda belum siap, Paman "

" Ketika kamu sudah mengambil keputusan untuk menikah, kamu sudah harus siap untuk hamil, dan saya sudah memutuskan untuk membuat kamu hamil secepatnya "

Dinda tidak sempat lagi untuk membatah karena Alfian sudah membungkam mulut Dinda dengan ciuman yang liar, bercampur antara ketidak suka'an, napsu dan cemburu karena Dinda yang semakin cantik dan perkataan yang belum mau memiliki anak.

*****

Dari atas balkon, Saka sengaja berdiri menatap ke bawah, menunggu Dinda yang akan berangkat ke kantor Papanya.

Hari ini kelas Saka sedikit siang, jadi Saka bisa lebih bersantai, tidak harus pagi pagi berangkat ke kampus.

Andai waktu dapat di putar kembali, Din. Aku tidak akan tergoda dengan perbuatan Nonik, dan lebih cepat membawamu untuk aku perkenalkan pada Papa dan Mama.

Aku tetap menyayangi mu, Din, andai saja pria itu bukan Papa.

Saka terus menatap ke bawah, ia bisa melihat Dinda berjalan memasuki mobilnya.

Saka terus memperhatikan hingga mobil yang Dinda tumpangi menghilang semakin menjauhi rumah kediaman Alfian.

Dinda memang lebih dahulu berangkat ke kantor ketimbang Alfian yang sebagai bos.

Dinda masuk dan pulang seperti karyawan lainnya, Alfian tidak mengistimewakan Dinda untuk jam kerja, karena Dinda juga mendapatkan gaji seperti karyawan lainnya.

" Pa, Minggu depan aku pulang dari Bali, Papa bawalah Dinda tinggal di tempat lain, aku ...." Dewi tidak meneruskan kata katanya, tangannya sedang mengecek kedalam tas, apa apa yang tidak boleh tinggal.

Alfian hanya duduk di atas ranjang, memperhatikan Dewi yang sedang berkemas hendak berangkat ke Bali.

" Sementara, temani Saka dirumah, berada di rumah ini empat hari, dan akhir pekan Papa bersama Dinda tiga hari, Papa setiap hari bertemu dengannya di kantor, tidak masalah 'kan jika aku meminta hari lebih banyak ? Aku istri pertama mu, anggap saja kelebihan hari untuk Saka "

Dewi berucap tanpa melihat ke arah Alfian, karena Dewi tahu jika Alfian paling tidak suka diatur oleh istrinya.

Pasti saat ini Alfian sedang melotot menatap Dewi. Tetapi Dewi pura-pura tidak tahu.

" Kamu perlu ku antar ke Bandara ? "

Alfian tidak mengiyakan atau menolak usulan Dewi, dia lebih memilih mengalihkan pada hal yang lain.

" Tidak perlu, aku naik taksi saja, sekalian singgah ke tempat Rita dan Nina "

" Oke "

Tanpa menunggu taksi yang Dewi pesan datang, Alfian memilih berangkat ke kantor.

Ia tidak suka cara Dewi mengaturnya, dari memberikan syarat harus tinggal satu atap setelah menikah, berselang seling tidur di kamar Dinda dan Dewi, sekarang dia minta membawa Dinda tinggal di luar.

Dia kira siapa dirinya ? Aku kepala keluarga, bukan dia, aku diam bukan berati aku lemah dan gampang tunduk di bawah kuasa perempuan, aku hanya menjaga perasaannya.

kau lupa kedudukan mu, Wi.

Alfian mencengkeram kemudi mobilnya dengan jengkel.

...******...

...🌸🌸🌸🌸🌸🌸...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Penyesalan mmg selalu dtg terlambat,godaan utk lelaki itu mmg adalah eanita,itu termaduk kamu dan Nonik,juga papa mu dan Dinda..

2023-02-25

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Secara tak langsung Dinda berhadil membalaskan dendam nya pada Saka..

2023-02-25

0

dite

dite

bu dewi yg kebanyakan gaya 😷
lha suami dikasih istri baru yg daon muda, ya jelas aja doyan bgt
salah ssndiri

2022-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Bandot tua
3 3. Bukan urusanmu
4 4. Takut khilaf
5 5. Datangnya suka lama
6 6. Don't call me uncle
7 7. Hai Mama
8 8. Lebih baik berbagi dari pada kehilangan
9 9. Sekalian nanti malam
10 10. Ingin pulang
11 11. Ternyata mesum juga
12 12. Gadis dibawah umur
13 13. Sepi tanpa Dinda
14 14. Aku sudah merindukan mu
15 15. Jangan jatuh cinta
16 16. Apakah dia hamil ?
17 17. Kau lupa kedudukanmu
18 18. Kau jatuh cinta nya ?
19 19. Memilih Pergi
20 20. Ide gila
21 Pengumuman.
22 Om Sam ( 1 )
23 Om Sam ( 2 )
24 Om Sam ( 3 )
25 Om Sam ( 4 )
26 Om Sam ( 5 )
27 Om Sam ( 6 )
28 Om Sam ( 7 )
29 Om Sam ( 8 )
30 Om Sam ( 9 )
31 Om Sam ( 10 )
32 Om Sam ( 11 )
33 Om Sam ( 12 )
34 Om Sam ( 13 )
35 Om Sam ( 14 )
36 Om Sam ( 15 )
37 Om Sam ( 16 )
38 Om Sam ( 17 )
39 Om Sam ( 18 )
40 Om Sam ( 19 )
41 Om Sam ( 20 )
42 Om Sam ( 21 )
43 Om Sam ( 22 )
44 Om Sam ( 23 )
45 Om Sam ( 24 )
46 Om Sam ( 25 )
47 Om Sam ( 26 )
48 Om Sam ( 27 )
49 Om Sam ( 28 )
50 Om Sam ( 29 )
51 Om Sam ( 30 )
52 Om Sam ( 31 )
53 Om Sam ( 32 )
54 Om Sam ( 33 )
55 Om Sam ( 34 )
56 Om Sam ( 35 )
57 Om Sam ( 36 )
58 Om Sam ( 37 )
59 Om Sam ( 38 )
60 Om Sam ( 39 )
61 Om Sam ( 40 )
62 Om Sam ( 41 )
63 Om Sam ( 42 )
64 Om Sam ( 43 )
65 Om Sam ( 44 )
66 Om Sam ( 45 )
67 Om Sam ( 46 )
68 Om Sam ( 47 )
69 Om Sam ( 48 )
70 Om Sam ( 49 )
71 Om Sam ( 50 )
72 Om Sam ( 51 )
73 1.
74 2
75 3.
76 4
77 5
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Bandot tua
3
3. Bukan urusanmu
4
4. Takut khilaf
5
5. Datangnya suka lama
6
6. Don't call me uncle
7
7. Hai Mama
8
8. Lebih baik berbagi dari pada kehilangan
9
9. Sekalian nanti malam
10
10. Ingin pulang
11
11. Ternyata mesum juga
12
12. Gadis dibawah umur
13
13. Sepi tanpa Dinda
14
14. Aku sudah merindukan mu
15
15. Jangan jatuh cinta
16
16. Apakah dia hamil ?
17
17. Kau lupa kedudukanmu
18
18. Kau jatuh cinta nya ?
19
19. Memilih Pergi
20
20. Ide gila
21
Pengumuman.
22
Om Sam ( 1 )
23
Om Sam ( 2 )
24
Om Sam ( 3 )
25
Om Sam ( 4 )
26
Om Sam ( 5 )
27
Om Sam ( 6 )
28
Om Sam ( 7 )
29
Om Sam ( 8 )
30
Om Sam ( 9 )
31
Om Sam ( 10 )
32
Om Sam ( 11 )
33
Om Sam ( 12 )
34
Om Sam ( 13 )
35
Om Sam ( 14 )
36
Om Sam ( 15 )
37
Om Sam ( 16 )
38
Om Sam ( 17 )
39
Om Sam ( 18 )
40
Om Sam ( 19 )
41
Om Sam ( 20 )
42
Om Sam ( 21 )
43
Om Sam ( 22 )
44
Om Sam ( 23 )
45
Om Sam ( 24 )
46
Om Sam ( 25 )
47
Om Sam ( 26 )
48
Om Sam ( 27 )
49
Om Sam ( 28 )
50
Om Sam ( 29 )
51
Om Sam ( 30 )
52
Om Sam ( 31 )
53
Om Sam ( 32 )
54
Om Sam ( 33 )
55
Om Sam ( 34 )
56
Om Sam ( 35 )
57
Om Sam ( 36 )
58
Om Sam ( 37 )
59
Om Sam ( 38 )
60
Om Sam ( 39 )
61
Om Sam ( 40 )
62
Om Sam ( 41 )
63
Om Sam ( 42 )
64
Om Sam ( 43 )
65
Om Sam ( 44 )
66
Om Sam ( 45 )
67
Om Sam ( 46 )
68
Om Sam ( 47 )
69
Om Sam ( 48 )
70
Om Sam ( 49 )
71
Om Sam ( 50 )
72
Om Sam ( 51 )
73
1.
74
2
75
3.
76
4
77
5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!