3. Bukan urusanmu

Saka terus melihat wajah Dinda yang menunduk, Dewi makan dengan tenang.

malam ini, suami yang tidak pernah lagi menyentuhnya, tepatnya Dewi yang sudah tidak lagi merespon setiap kali Alfian mulai mencoba mencumbu, hingga Alfian tidak lagi mendekati dirinya di tempat tidur, juga makan sama tenangnya.

Akan menikmati malam pengantin bersama istri muda, bukan hanya muda dalam sebutan, tetapi juga muda dalam usia.

Membayangkan bagaimana Alfian akan mencumbu Dinda, dada Dewi terasa nyeri, tetapi semua Dewi yang menghendaki.

Alfian tidak terlalu memperlihatkan ketertarikan-nya pada Dinda, ekor matanya melirik sekilas kearah Saka yang terus menatap Dinda, seolah hendak menerkam bulat bulat tubuh Dinda.

Alfian tertawa dalam hati.

Dia memang cocoknya untuk Saka, bukan untuk ku.

Saka mengetik sesuatu pada ponselnya.

^^^✉️ Saka^^^

^^^Aku mau bicara padamu, 5 menit^^^

Alfian melirik ke arah putranya dan istri barunya, walaupun Saka menggunakan ponsel dibawah meja, Alfian tahu, apa lagi tidak lama setelahnya, dilihatnya Dinda melihat ponselnya karena ada notifikasi tanda pesan masuk.

" Ekhem "

Deheman Alfian membuat Dinda terkejut.

Saka cuma mencebikkan bibirnya.

Dinda tetap menundukkan kepalanya, tetapi matanya melirik ke arah Alfian sekilas.

Alfian merasa lucu dengan tingkah Dinda.

Setelah makan, Dinda ingin membantu beres beres, karena sudah terbiasa begitu di rumah kedua orang tuanya.

" Gak usah Din, ada mbak Nana yang akan membereskannya, kamu naiklah ke kamar, atau kamu bisa minta temani Saka untuk mengenal rumah ini "

Dewi melarang Dinda yang sudah membereskan piring piring kotor dan bermaksud mengangkatnya ke dapur.

Mendapat mandat dari Mamanya untuk mengantar Dinda mengelilingi rumah yang tidak terlalu besar bagi Saka yang sudah sejak lahir sudah tinggal di rumah ini, paling juga ada beberapa renovasi, bukanlah hal yang merepotkan, apa lagi dia perlu bicara dengan Dinda untuk membahas kesalah fahaman yang terjadi antara mereka.

" Dinda Kembali ke kamar saja ya,Bu "

Dinda menolak secara halus, dia malas berbicara dengan Saka.

" Nanti kamu kesasar, mau ke kamarmu tetapi kamu justru masuk ke kamar Mbak Nana "

Ujar Saka terus menatap Dinda, Saka melupakan kalau tadi keduanya pura pura tidak saling mengenal.

Dinda memutar bola matanya jengah.

" Saka, gak sopan berkamu kamu dengan Dinda, dia istri Papa, walaupun usianya sama denganmu tetapi tetap harus kamu hormati "

Tegur Dewi menatap tajam pada Saka.

" Baik Mama kecil, nanti aku antar berkeliling rumah ini, begitu 'kan Ma " Sarkas Saka.

Saka memang pandai bersandiwara.

Alfian menyipitkan matanya menatap Dinda dan Saka dengan pandangan menyelidik, dia curiga jika putra dan gadis yang baru dinikahinya sudah saling mengenal, terlihat Saka yang sudah merasa akrab dan Dinda yang berusaha menghindari kontak mata dengan Saka.

Agar tidak menertibkan kecurigaan pada Dewi dan Alfian, Dinda bangkit dari duduknya, cepat meninggalkan meja makan, baru beberapa langkah menghilang dari ruang makan, Saka sudah menarik tangan Dinda.

" Kenapa kamu menikah dengan Papaku ? Apa maksudmu ? "

Tatapan Saka antara benci dan kesal.

" Mana aku tahu dia Papamu "

" Aku tidak menyangka jika selera-mu pria tua, dan yang paling membuat aku tidak mengerti, kenapa kamu mau menjadi istri kedua, Din ? "

Saka menggelengkan kepalanya tidak percaya.

" Apa karena aku, kamu menjadi frustasi ? "

Bibir Saka membentuk cibiran.

" Bukan urusanmu ! "

Dinda mendorong bahu Saka hingga menabrak dinding.

Dinda segera berlari menuju ke lantai dua, dimana kamarnya berada, Saka tersenyum getir melihat bayangan sosok Dinda yang menghilang menaiki tangga.

Alfian hanya duduk diam di kursi makan, dari tadi tidak bergerak.

Kehidupan seperti apa seperti ini, istri sendiri yang menyediakan madu untukku.

Dan gadis itu, seenaknya saja ngeloyor pergi masuk ke dalam kamarnya, dianggapnya aku ini siapa ? Apa dia lupa aku bukan hanya suami dari mantan gurunya di sekolah tetapi suaminya juga.

Alfian hanya bisa menggerutu di dalam hati.

" Pa, susul'lah dia ke kamarnya "

Ucap Dewi tanpa melihat ke wajah Alfian.

Ketika ia menyiapkan istri muda untuk suaminya, Dewi merasa perasaannya datar datar saja, memberi janji bahwa akan memperlakukan Dinda seperti adik atau anak sendiri pada orang tua Dinda, Dewi juga masih merasa biasa saja, perasaannya saat itu tak ubahnya seperti melamar Dinda untuk Saka bukan untuk Alfian- suaminya, tetapi kenapa malam ini berbeda ?

Membayangkan Alfian akan, ah.....

Hati Dewi terasa nyeri.

" Wi...."

" Aku tidak apa apa, ngobrol-lah dengannya, belum pernah berbicara berdua dengannya 'kan ? "

Dewi mencoba tersenyum setenang biasa, mau menyesal juga tidak lagi bisa, semuanya sudah terjadi.

Dewi memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dengan Alfian selama ini.

Alfian sendiri ingin mencegah, tetapi lidahnya berat untuk digerakkan.

Sebelum Dewi menghilang di balik pintu, dia berbalik

" Jangan terburu buru, dia masih belum mengenalmu-Pa "

Setelah mengatakan itu, Dewi menghilang di balik pintu.

Dewi menyandarkan tubuhnya.pada daun pintu, akhirnya badannya merosot jatuh ke lantai.

Memejamkan matanya sesaat, cairan bening itu lolos dari bulu mata yang bergerak-gerak gemetar.

Alfian masih duduk diam menatap pintu kamar yang sudah tertutup rapat, ia belum bergerak dari posisinya selama sepuluh menit.

Saka sendiri juga berdiri diam di sudut balkon atas, kedua matanya mengawasi pintu kamar dimana Dinda dan Papanya aarrgghh....Saka mengusap wajahnya kasar.

Saka sebenarnya tidak keberatan kalau Papanya menikah lagi, karena Papanya juga masih gagah dan sehat, Saka juga tahu setelah operasi pengangkatan rahim, hubungan kedua orang tuanya tidak sehangat dulu, walaupun Saka baru tamat SMU, Saka 'kan juga tahu untuk hal hal semacam itu dan dia juga laki laki.

Tapi bukan Dinda yang menjadi istri Paparnya.

Kenapa bukan perempuan lain sih ? Yang sama usianya seperti Mamanya.

Saka mungkin masih bisa mengerti apa yang dilakukan Mamanya agar Papa tetap berada dalam satu atap, dan tidak akan menceraikan Mama, Pasti Mamanya juga sakit hati saat ini, tapi kenapa Dinda ?

Dinda dan Saka sama sama jatuh cinta untuk pertama kali, cinta monyet atau apalah namanya Saka tidak perduli.

Dari kelas satu SMU mereka berpacaran selama tiga tahun, Saka tidak memberitahukan Dinda jika Mamanya-Dewi mengajar di sekolah tempat Dinda bersekolah, karena bagi Saka itu tidak ada hubungannya, andai saja Saka memberitahukan pada Mamanya atau Dinda tentang hubungan mereka.

Andai saja Saka bisa menolak rayuan Nonik tetangga Dinda yang kecentilan, andai saja....

Masih banyak andai yang berputar dalam kepala Saka.

Saka melihat Papanya menaiki anak tangga satu demi satu, jantung Saka serasa mulai memanas, ia tahu Papanya mau ke kamar siapa, yang pasti bukan kamarnya.

Membayangkan apa yang akan Papanya lakukan terhadap Dinda, gadis yang namanya masih terpatri kuat di dalam hatinya. Saka tidak terima, ia sendiri belum mengapa ngapain Dinda, paling jauh cuma memegang tangannya, itu juga karena tidak sengaja.

Saka terus berpikir, bagaimana caranya agar Papanya tidak melakukan hal itu pada Dinda untuk malam ini, malam selanjutnya Saka akan memikirkannya kembali.

...******...

...🍀🍀🍀🍀🍀🍀...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Penyesalan mmg selalu dtg terlambat saka…udah bertahun2 hubungan kalian tp dgn gampangnya kamu selingkuh,malah langsung ciuman lg,dasar kelaki..🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🙄🙄

2023-02-24

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ciihh bisa barabe urusannya,andaikan Dewi tau hubungan meteka,,

2023-02-24

0

Yayoek Rahayu

Yayoek Rahayu

lucu jadinya

2022-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Bandot tua
3 3. Bukan urusanmu
4 4. Takut khilaf
5 5. Datangnya suka lama
6 6. Don't call me uncle
7 7. Hai Mama
8 8. Lebih baik berbagi dari pada kehilangan
9 9. Sekalian nanti malam
10 10. Ingin pulang
11 11. Ternyata mesum juga
12 12. Gadis dibawah umur
13 13. Sepi tanpa Dinda
14 14. Aku sudah merindukan mu
15 15. Jangan jatuh cinta
16 16. Apakah dia hamil ?
17 17. Kau lupa kedudukanmu
18 18. Kau jatuh cinta nya ?
19 19. Memilih Pergi
20 20. Ide gila
21 Pengumuman.
22 Om Sam ( 1 )
23 Om Sam ( 2 )
24 Om Sam ( 3 )
25 Om Sam ( 4 )
26 Om Sam ( 5 )
27 Om Sam ( 6 )
28 Om Sam ( 7 )
29 Om Sam ( 8 )
30 Om Sam ( 9 )
31 Om Sam ( 10 )
32 Om Sam ( 11 )
33 Om Sam ( 12 )
34 Om Sam ( 13 )
35 Om Sam ( 14 )
36 Om Sam ( 15 )
37 Om Sam ( 16 )
38 Om Sam ( 17 )
39 Om Sam ( 18 )
40 Om Sam ( 19 )
41 Om Sam ( 20 )
42 Om Sam ( 21 )
43 Om Sam ( 22 )
44 Om Sam ( 23 )
45 Om Sam ( 24 )
46 Om Sam ( 25 )
47 Om Sam ( 26 )
48 Om Sam ( 27 )
49 Om Sam ( 28 )
50 Om Sam ( 29 )
51 Om Sam ( 30 )
52 Om Sam ( 31 )
53 Om Sam ( 32 )
54 Om Sam ( 33 )
55 Om Sam ( 34 )
56 Om Sam ( 35 )
57 Om Sam ( 36 )
58 Om Sam ( 37 )
59 Om Sam ( 38 )
60 Om Sam ( 39 )
61 Om Sam ( 40 )
62 Om Sam ( 41 )
63 Om Sam ( 42 )
64 Om Sam ( 43 )
65 Om Sam ( 44 )
66 Om Sam ( 45 )
67 Om Sam ( 46 )
68 Om Sam ( 47 )
69 Om Sam ( 48 )
70 Om Sam ( 49 )
71 Om Sam ( 50 )
72 Om Sam ( 51 )
73 1.
74 2
75 3.
76 4
77 5
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Bandot tua
3
3. Bukan urusanmu
4
4. Takut khilaf
5
5. Datangnya suka lama
6
6. Don't call me uncle
7
7. Hai Mama
8
8. Lebih baik berbagi dari pada kehilangan
9
9. Sekalian nanti malam
10
10. Ingin pulang
11
11. Ternyata mesum juga
12
12. Gadis dibawah umur
13
13. Sepi tanpa Dinda
14
14. Aku sudah merindukan mu
15
15. Jangan jatuh cinta
16
16. Apakah dia hamil ?
17
17. Kau lupa kedudukanmu
18
18. Kau jatuh cinta nya ?
19
19. Memilih Pergi
20
20. Ide gila
21
Pengumuman.
22
Om Sam ( 1 )
23
Om Sam ( 2 )
24
Om Sam ( 3 )
25
Om Sam ( 4 )
26
Om Sam ( 5 )
27
Om Sam ( 6 )
28
Om Sam ( 7 )
29
Om Sam ( 8 )
30
Om Sam ( 9 )
31
Om Sam ( 10 )
32
Om Sam ( 11 )
33
Om Sam ( 12 )
34
Om Sam ( 13 )
35
Om Sam ( 14 )
36
Om Sam ( 15 )
37
Om Sam ( 16 )
38
Om Sam ( 17 )
39
Om Sam ( 18 )
40
Om Sam ( 19 )
41
Om Sam ( 20 )
42
Om Sam ( 21 )
43
Om Sam ( 22 )
44
Om Sam ( 23 )
45
Om Sam ( 24 )
46
Om Sam ( 25 )
47
Om Sam ( 26 )
48
Om Sam ( 27 )
49
Om Sam ( 28 )
50
Om Sam ( 29 )
51
Om Sam ( 30 )
52
Om Sam ( 31 )
53
Om Sam ( 32 )
54
Om Sam ( 33 )
55
Om Sam ( 34 )
56
Om Sam ( 35 )
57
Om Sam ( 36 )
58
Om Sam ( 37 )
59
Om Sam ( 38 )
60
Om Sam ( 39 )
61
Om Sam ( 40 )
62
Om Sam ( 41 )
63
Om Sam ( 42 )
64
Om Sam ( 43 )
65
Om Sam ( 44 )
66
Om Sam ( 45 )
67
Om Sam ( 46 )
68
Om Sam ( 47 )
69
Om Sam ( 48 )
70
Om Sam ( 49 )
71
Om Sam ( 50 )
72
Om Sam ( 51 )
73
1.
74
2
75
3.
76
4
77
5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!