11. Ternyata mesum juga

" Paman, kenapa kita kesini ? "

Alfian tidak menjawab, membawa Dinda memasuki Lift yang akan mengantarkan mereka ke lantai lima.

Setelah menekan beberapa angka kombinasi, pintu di depannya terbuka.

" Ini tempat siapa Paman ? "

Alfian sama sekali tidak membuka mulutnya sedari keluar dari rumah, ia terus membiarkan Dinda bertanya tanpa berniat menjawabnya.

Alfian bisa memastikan telah terjadi sesuatu di antara Saka yang terus menghindari tatapannya dan Dinda yang mendadak minta pulang, padahal malam ini seharusnya Alfian bisa, ah....

Pintu sudah tertutup dengan rapat, hanya ada mereka berdua, tidak ada seorangpun.

Ruangan tamu, meja makan dan dapur dengan segala macam peralatan modern terlihat rapi dan masih baru, belum ada tanda-tanda digunakan.

Dinda menyapu semua ruangan melalui netra-nya dengan menatap berkeliling, sesaat semua menjadi terang benderang ketika Alfian menekan saklar yang ada di dinding.

Tidak ada pembatas antara satu ruangan dengan ruangan lainnya, hanya perabotan yang bersusun rapi yang membedakan antar ruangan.

Dinda beralih menatap tangga rendah yang melingkar di ujung ruang tamu, karena Alfian diam saja, Dinda melangkahkan kakinya menapaki anak tangga menuju atas.

Terlihat satu pintu yang tertutup.

selebihnya hanya ruangan kosong dengan lemari dinding yang sudah berisi buku buku dan meja kerja.

Ruangan kerja yang terbuka, ditengah tengah hanya ada karpet berbulu tebal berwarna abu muda.

Ingin rasanya Dinda berguling guling disitu sembari bermain ponsel, tetapi melihat Alfian yang terus mengikuti kemana kakinya melangkah dengan wajah dinginnya, membuat Dinda tidak berani.

Dinda melangkah mendekati pintu yang tertutup, tangannya sudah berada pada handle pintu, tinggal memutarnya, Dinda menoleh kebelakang menatap Alfian meminta izin lewat sorot matanya.

Alfian hanya menggerakkan dagunya.

Ketika Dinda sudah memutar handle pintu, Alfian tersenyum smirk.

Kena kamu, Din.

Dinda terpesona melihat isi kamar, kamar yang indah, ada boneka Teddy bear besar bersandar di kepala ranjang.

Dinda tidak tahu kamar itu milik siapa, dia naik ke atas ranjang dan memeluknya.

Alfian mengunci pintu kamar dengan lembut, tangannya mulai membuka satu demi satu pengait kancing kemeja batik yang dikenakannya, tali pinggangnya juga sudah di lepaskan pelan pelan.

Setelah merasa puas dengan memeluk boneka, Dinda berbalik, dan menutup mulutnya, melihat Alfian yang mulai menanggalkan pakaiannya dengan elegan.

Dinda menelan salivanya, ia tahu ini saatnya.

Dinda tidak tahu apartemen ini milik siapa, tetapi yang Dinda tahu, mereka hanya berdua, tidak ada gunanya Dinda menolak atau berteriak.

Alfian sudah bertelanjang dada, hanya menyisakan celana bahan dan gesper yang sudah tergeletak di atas sofa.

Melangkah mendekat ke arah Dinda yang duduk beringsut ke kepala ranjang.

Alfian ikut naik ke atas ranjang semakin mendekati Dinda.

Jantung Dinda sudah berdisco di dalam sana.

Dinda tidak menyangka, ia kira Alfian akan mengantarkan pulang, tetapi nyatanya.

" Paman "

" Sssttt "

" Malam ini bukan ? Seperti yang saya ucapkan tadi siang dan mulai malam ini, semua fasilitas dan hak mu sebagai istri  dari Alfian Anggara akan kamu dapatkan Dinda "

Ucap Alfian pelan, jemari tangannya mulai mengusap pipi Dinda, ujung jari telunjuknya membelai pelan bibir Dinda yang begitu ingin Alfian merasainya, bagaimanakah rasanya, bibir gadis muda yang jika Robert bercerita secara fulgar tentang kedua sugar baby-nya, Alfian yang meriang sendiri.

Melihat Alfian yang gelisah, justru Robert tertawa ngakak, menyebalkan bukan ?

Malam ini, Alfian akan merasakan yang pernah Robert alami, tetapi bukan pada sugar baby-nya, tetapi pada istri sahnya, perempuan yang sama mudanya dengan sugar baby Robert.

Bibir Dinda terbuka karena Alfian terus mengusap usapnya, Alfian menatap manik mata Dinda yang juga menatapnya.

Terlihat jika Dinda tidak menolak, Alfian memandang kembali ke arah bibir Dinda penuh damba.

Alfian semakin mendekatkan wajahnya, mata Dinda tertutup pelan, Alfian tahu jika Dinda mempersilahkan Alfian berbuat apa pun yang Alfian inginkan.

Dinda terus memejamkan matanya, ketika sesuatu yang lembut dan basah bermain main diatas bibirnya.

Otak Dinda mendadak kosong, mencoba merasakan rasa yang asing, menggelitik tetapi menjadi candu.

Rasa yang seperti apa, Dinda tidak bisa menguraikan dengan kata kata, Dinda hanya diam menikmati, Alfian bekerja sendiri.

Ada rasa sesal menyelinap di dalam hati Alfian, ia menyadari jika Dinda benar benar masih sangat polos, karena selama Alfian melakukan apa pun, Dinda hanya diam tidak membalas tapi tidak ada penolakan.

Saat Alfian telah benar benar mengambil haknya, baru Dinda membuka matanya, menatap Alfian yang juga menatapnya.

" Sakit Paman "

Ucapnya dengan suara bergetar.

" Hanya sebentar "

Sahut Alfian dengan suaranya yang parau, semua kuku kuku jari tangan Dinda menusuk dalam ke punggung Alfian, Alfian hanya bisa mendesis, tapi tidak mau berhenti,

Alfian mengecup dahi Dinda sebelum menarik diri dari atas tubuh Dinda yang terkulai lemas dengan air mata yang mengalir di kedua sisi mata Dinda.

" Terimakasih, Din " Dan maaf, sudah meragukan mu.

Kata terakhir hanya mampu Alfian ucapkan dalam hati.

Alfian membiarkan tubuh mereka tetap dalam keadaan polos, hanya menutupinya dengan selimut.

Menarik tubuh Dinda pelan dan berhati hati ke dalam pelukannya, karena pasti Dinda merasa sangat tidak nyaman dan perih di bawah sana, Alfian sedikit menyesal, harusnya ia melakukannya lebih lembut tidak terlalu bernafsu seperti tadi, ini yang pertama untuk Dinda tetapi Alfian sudah terlalu lama tidak bersentuhan dengan perempuan dalam arti yang sebenarnya.

Ditambah dengan emosi-nya pada Saka kerena praduga praduga yang terus berputar di kepalanya.

" Kamu marah "

Alfian tahu, Dinda belum tidur.

Dinda hanya menggeleng.

" Sakit ? "

Kenapa harus ditanya bang Al ? sudah tahu Dinda-nya nangis, masa baru pertama bobok bareng, Alfian sudah langsung langsung saja,

Namanya juga sudah lama ya bang Al.

Dinda mengangguk.

" Besok enggak lagi "

Yaelah bang Al, ternyata mesum juga

...*******...

...🌸🌸🌸🌸...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Loh gitu aja belah duren nya,duh kecewa aku😂😂😂😇😇

2023-02-24

1

Just Rara

Just Rara

akhirnya belah duren juga si alfian😄😄

2022-02-23

0

Han Livia

Han Livia

Om Alfian Akhirnya Belah Duren Nih😁

2022-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Bandot tua
3 3. Bukan urusanmu
4 4. Takut khilaf
5 5. Datangnya suka lama
6 6. Don't call me uncle
7 7. Hai Mama
8 8. Lebih baik berbagi dari pada kehilangan
9 9. Sekalian nanti malam
10 10. Ingin pulang
11 11. Ternyata mesum juga
12 12. Gadis dibawah umur
13 13. Sepi tanpa Dinda
14 14. Aku sudah merindukan mu
15 15. Jangan jatuh cinta
16 16. Apakah dia hamil ?
17 17. Kau lupa kedudukanmu
18 18. Kau jatuh cinta nya ?
19 19. Memilih Pergi
20 20. Ide gila
21 Pengumuman.
22 Om Sam ( 1 )
23 Om Sam ( 2 )
24 Om Sam ( 3 )
25 Om Sam ( 4 )
26 Om Sam ( 5 )
27 Om Sam ( 6 )
28 Om Sam ( 7 )
29 Om Sam ( 8 )
30 Om Sam ( 9 )
31 Om Sam ( 10 )
32 Om Sam ( 11 )
33 Om Sam ( 12 )
34 Om Sam ( 13 )
35 Om Sam ( 14 )
36 Om Sam ( 15 )
37 Om Sam ( 16 )
38 Om Sam ( 17 )
39 Om Sam ( 18 )
40 Om Sam ( 19 )
41 Om Sam ( 20 )
42 Om Sam ( 21 )
43 Om Sam ( 22 )
44 Om Sam ( 23 )
45 Om Sam ( 24 )
46 Om Sam ( 25 )
47 Om Sam ( 26 )
48 Om Sam ( 27 )
49 Om Sam ( 28 )
50 Om Sam ( 29 )
51 Om Sam ( 30 )
52 Om Sam ( 31 )
53 Om Sam ( 32 )
54 Om Sam ( 33 )
55 Om Sam ( 34 )
56 Om Sam ( 35 )
57 Om Sam ( 36 )
58 Om Sam ( 37 )
59 Om Sam ( 38 )
60 Om Sam ( 39 )
61 Om Sam ( 40 )
62 Om Sam ( 41 )
63 Om Sam ( 42 )
64 Om Sam ( 43 )
65 Om Sam ( 44 )
66 Om Sam ( 45 )
67 Om Sam ( 46 )
68 Om Sam ( 47 )
69 Om Sam ( 48 )
70 Om Sam ( 49 )
71 Om Sam ( 50 )
72 Om Sam ( 51 )
73 1.
74 2
75 3.
76 4
77 5
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Bandot tua
3
3. Bukan urusanmu
4
4. Takut khilaf
5
5. Datangnya suka lama
6
6. Don't call me uncle
7
7. Hai Mama
8
8. Lebih baik berbagi dari pada kehilangan
9
9. Sekalian nanti malam
10
10. Ingin pulang
11
11. Ternyata mesum juga
12
12. Gadis dibawah umur
13
13. Sepi tanpa Dinda
14
14. Aku sudah merindukan mu
15
15. Jangan jatuh cinta
16
16. Apakah dia hamil ?
17
17. Kau lupa kedudukanmu
18
18. Kau jatuh cinta nya ?
19
19. Memilih Pergi
20
20. Ide gila
21
Pengumuman.
22
Om Sam ( 1 )
23
Om Sam ( 2 )
24
Om Sam ( 3 )
25
Om Sam ( 4 )
26
Om Sam ( 5 )
27
Om Sam ( 6 )
28
Om Sam ( 7 )
29
Om Sam ( 8 )
30
Om Sam ( 9 )
31
Om Sam ( 10 )
32
Om Sam ( 11 )
33
Om Sam ( 12 )
34
Om Sam ( 13 )
35
Om Sam ( 14 )
36
Om Sam ( 15 )
37
Om Sam ( 16 )
38
Om Sam ( 17 )
39
Om Sam ( 18 )
40
Om Sam ( 19 )
41
Om Sam ( 20 )
42
Om Sam ( 21 )
43
Om Sam ( 22 )
44
Om Sam ( 23 )
45
Om Sam ( 24 )
46
Om Sam ( 25 )
47
Om Sam ( 26 )
48
Om Sam ( 27 )
49
Om Sam ( 28 )
50
Om Sam ( 29 )
51
Om Sam ( 30 )
52
Om Sam ( 31 )
53
Om Sam ( 32 )
54
Om Sam ( 33 )
55
Om Sam ( 34 )
56
Om Sam ( 35 )
57
Om Sam ( 36 )
58
Om Sam ( 37 )
59
Om Sam ( 38 )
60
Om Sam ( 39 )
61
Om Sam ( 40 )
62
Om Sam ( 41 )
63
Om Sam ( 42 )
64
Om Sam ( 43 )
65
Om Sam ( 44 )
66
Om Sam ( 45 )
67
Om Sam ( 46 )
68
Om Sam ( 47 )
69
Om Sam ( 48 )
70
Om Sam ( 49 )
71
Om Sam ( 50 )
72
Om Sam ( 51 )
73
1.
74
2
75
3.
76
4
77
5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!