Alfian curi curi pandang saat diperkenalkan dengan calon istrinya-Dinda.
Entah bagaimana cara Dewi meyakinkan orang tua Dinda sehingga, Pak Dwi dan Bu Dian menerima dengan berat hati lamaran yang dilakukan mantan wali kelas anaknya untuk menjadi istri muda bagi suaminya sendiri.
Mirip sinetron ya ? Namanya juga dunia halu, sah sah saja dong ( Hohoho )
Dewi menjamin jika Dinda akan dinikahi secara sah sebagai istri kedua, walaupun Alfian dan Dewi harus mengurus perizinan yang tidak mudah, untuk segi materi Alfian juga bukan pria yang tidak mampu menafkahi dua Istrinya.
Perusahaan yang bergerak di bidang periklanan dan rumah industri, serta seorang anak laki-laki yang baru menamatkan pendidikan SMU-nya, tidaklah sulit bagi Alfian.
Ketika diperkenalkan dengan calon suaminya, Dinda terkesan acuh seakan tanpa minat.
Alfian sampai menautkan dua alisnya menyatu dan membentuk kerutan dahi yang dalam.
Gadis ini benar mau menjadi istriku apa tidak sih ? Apa dikira dia ini sebuah permainan ? Aku dan Dewi sudah mengurus semua sampai dengan tahap ini, jika bukan karena keinginan Dewi, aku bisa mencarinya sediri, yang lebih dewasa, bukan anak kecil gini.
Alfian jengkel sendiri tetapi Dewi yang keukeh, Alfian bisa apa ? Pura pura jual mahal padahal dihatinya sudah sangat tidak sabar, otaknya sudah traveling ke mana mana membayangkan malam pengantin bersama gadis yang seusia dengan putranya.
Lain dipikiran Alfian, lain lagi yang ada dalam benak Dinda, iming iming dari mantan wali kelasnya yang akan memberikannya sebuah mobil, ya .... Sekelas untuk gadis remaja serta mendapatkan jatah bulanan dan lain sebagainya dari suaminya, mendadak Dinda menjadi cewek matre.
Dalam bayangannya, punya uang, mengendarai mobil pribadi, ke salon merawat diri, lalu dia akan membuat mantan kekasih dan tetangganya akan menyesal telah berkhianat pada dirinya, dia lupa dibalik hal hal yang akan diterimanya ada sesuatu yang harus dibayarnya terutama melayani suaminya diatas ranjang, hal yang paling utama dari Dewi mencarikan suaminya seorang istri muda.
Dinda dinikahi hanya untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, agar Alfian terhindar dari melakukan perburuan dosa.
" Dek, kenapa kau jadi matre ? Hanya sebuah Mobil gak sampai harga dua ratus juta, plus satu set perhiasan yang....Ah, harganya gak seberapa ini, Dek "
Agam berujar tidak sabar setelah Dewi dan Alfian sudah pergi meninggalkan rumah kediaman pak Dwi.
Agam terlihat putus asa dengan tekad Dinda.
Ibu dan Ayahnya tidak bisa lagi berkata kata kerena Dinda yang keukeh ingin menjadi istri ke dua.
" Kau lihat Pria itu Dek, usianya empat puluh lima tahun, hampir setua ayah.
Ayah saja lima puluh tahun, pria itu setua ibu, kau tidak bisa melihat dengan benar "
" Sudahlah Bang, yang mau menjalani-nya 'kan Dinda, buat apa yang seusia Dinda tapi nyakitin hati "
Dinda meng-amat amati, perhiasan yang ada di atas meja, dan mencoba dipakai di jari, ditelinga dan dilehernya.
" Ini pasti gara gara Saka 'kan ? Cara balas dendam-mu merusak masa depan dirimu sendiri, dek "
Agam masuk ke dalam kamarnya dengan sedikit marah karena Dinda yang tidak menggubris omongan-nya.
...*****...
Pernikahan dilaksanakan di kantor Urusan Agama, tidak dirumah pak Dwi, bagaimanapun, Pak Dwi yang hanya seorang pegawai negeri biasa masih belum kuat telinganya mendengar berbagai macam omongan negatif para tetangga yang mengatakan mereka menjual anak gadisnya demi harta yang tidak seberapa.
Untuk menjelaskan pada keluarga terdekat saja Bu Dian dan pak Dwi sudah harus menahan hati, tapi Pak Dwi bisa buat apa ? Kalau tidak disetujui, Dinda mengancam akan menikah secara siri.
Berbeda dengan putra semata wayang Dewi dan Alfian, ia tidak mau ikut hadir ketika Papanya mengucapkan ijab Kabul pada istri ke duanya, ia lebih memilih nongkrong bareng temannya dari pada ikut menyaksikan acara itu.
Dinda langsung di boyong ke rumah Dewi dan Alfian tentunya, kamar untuk Dinda sudah disiapkan oleh Dewi, berada di lantai dua, satu lantai dengan kamar putra mereka yang di batasi oleh ruangan kerja Alfian.
Dinda terus mengawasi rumah yang akan ditinggalinya, walaupun Dewi pernah menjadi wali kelasnya di sekolah, tetapi semua muridnya tanpa terkecuali tidak ada yang boleh datang kerumahnya.
Urusan sekolah, diselesaikan di sekolah.
Dinda tidak menyadari jika ada sepasang mata yang menatapnya dengan tidak percaya kalau gadis yang pernah menjadi kekasihnya itu adalah Istri muda yang baru dua jam tadi menjadi ibu tirinya, andai bukan karena kebaya pengantin yang masih melekat di tubuhnya, Saka akan mengira Dinda datang berkunjung ke rumahnya, minta balikan mungkin.
Memang tahu dari mana Dinda rumah Saka ? Selama ini 'kan mereka pacaran backstreet.
" Sa, sini ! Ini kenalkan Dinda, istri Papa kamu "
Dewi melambaikan tangannya kearah Saka yang sedang menuruni anak tangga.
Refleks Dinda membalikkan badannya.
...******...
Aaarrggg, kenapa aku tidak kenalan dulu dengan anak Bu Dewi ? Kalau sudah begini bagaimana aku bisa membalas dendam ?
Dinda berjalan mondar mandir di dalam kamarnya, kebaya yang dikenakan tadi sudah teronggok tidak berdaya di lantai.
Saat ini dia hanya mengenakan tank top dan celana legging.
Setelah perkenalan dengan Saka ( Keduanya sama sama berpura pura tidak saling mengenal ) saat Dewi memperkenalkan keduanya.
Dinda cepat minta tunjukkan kamarnya pada Dewi dengan alasan mau mandi karena gerah dengan kebaya berbahan brokat yang presbody itu, padahal ia sedang menghindar dari tatapan permusuhan dari Saka.
Dinda menatap ranjang yang penuh bunga melati, Dinda tergidik ngeri.
" Pak Alfian menyukai bunga melati, jadi jangan heran kalau nanti ranjang mu akan banyak bunga melati di atasnya, dan akan seterusnya begitu, itu permintaannya tadi, segalanya ia suka aroma melati, parfum-nya juga beraroma melati, mulai sekarang kamu juga harus mengikuti seleranya "
Ucap Dewi sebelum Dinda memutar handle pintu.
Seperti untuk sesajen saja, apa tidak ada bunga yang lain ? Bunga Deposito misalnya.
Dengan sedikit takut, Dinda mengumpulkan semua putik bunga melati dari atas kasur yang akan di tempatinya dan membuangnya di tempat sampah.
Siapa juga yang mau tidur dengan bandot tua itu, tampan sih tampan, tapi 'kan tua,
Saka..... Kenapa kau jadi anak Bu Dewi....
Dinda menangis tanpa suara, ia menyesal telah menikah.
Kalau boleh dibatalkan, dia akan memilih menikah dengan Saka saja, biarlah walaupun Saka pernah mengkhianati dirinya, tetapi Saka 'kan lebih imut, ganteng dan masih muda.
Dinda meraung di bawah nguyuran air shower, ia tidak mau menyerahkan dirinya pada bandot tua yang sudah menjadi suaminya secara sah itu.
Sudah capek menangis, perut Dinda mendadak lapar, ketika akan memakai baju, timbul ide di benak Dinda untuk menghindari bandot tua menjamah dirinya.
...******...
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
dite
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-09-07
0
Qaisaa Nazarudin
OMG kan aku udah mikir lain tadi,Tapi sekarang apa?ternyata malah udah jd mantan lg,,sungguh ujuian yg berat utk Saka dan Dinda setelah ini🙆🏻♀️🙆🏻♀️
2023-02-24
0
Qaisaa Nazarudin
Berarti istri muda dan anaknya seumuran dong..Hadeeuuhh aku jadi kawatir nih,ntar Saka naksir mama tiri nya😂😂😂😜😜
2023-02-24
0