14. Aku sudah merindukan mu

Agam sangat tidak suka dengan Alfian, Dinda-nya saja yang tertalu gegabah mau saja di jadikan istri muda.

Patah hati karena Saka ? Itu cuma cinta monyet, tapi Agam bisa apa ?

Dimata Agam, Alfian pria buaya darat, doyan dengan yang muda muda, walaupun mayoritas pria pria matang, pasti tidak akan menolak di sodorkan gadis yang masih muda, tapi bukan Dinda, makanya Agam sangat tidak suka dengan Alfian.

Ia tetap tidakak rela, walaupun percuma saja, Dinda juga sudah menjadi istri Alfian.

" Dek, kamu mau di jemput atau pulang sendiri ke sana ? "

Agam nyelonong masuk ke kamar Dinda, karena pintu kamar adiknya sedikit terbuka.

" Katanya di jemput "

Dinda terlihat sudah bersiap siap selepas sholat Ashar.

" Siapa yang menjemput ? Pria itu atau buk Dewi ? Atau Saka "

Agam sedikit menggoda Dinda dengan menyebut Saka.

Dinda cemberut.

" Dek, bagaimana kalau mereka tahu kamu pernah berpacaran dengan Saka ? Apa reaksinya ya ? "

" Entahlah Bang, mungkin aku di ceraikan "

Wajah Dinda mendadak sendu,

Jika dia belum disentuh oleh Alfian, mungkin Dinda akan senang di cerai Alfian, tetapi untuk sekarang....

Mobil yang di iming imingi juga sudah Dinda dapatkan, tidak berarti lagi bagi Dinda, karena ia tidak mungkin membalas dendam pada Saka sekarang.

Penyesalan memang datangnya terlambat.

" Kamu menyesal Dek ? "

Agam bisa melihat perubahan raut wajah Dinda.

Dinda lebih memilih diam.

" Kita jalan jalan Yuk, ganti bajumu, jangan pakai dress gitu ! Abang akan membawamu kemanapun kau mau, Dek "

Dinda mengangguk.

Tidak perlu ada jawaban menyesal dari mulut Dinda, Agam tahu bagaimana adiknya.

*****

Berselang setengah jam setelah Agam membawa Dinda keluar dari rumah, mobil Alfian memasuki halaman rumah Pak Dwi yang tidak begitu luas, namanya juga Pak Dwi hanya pegawai negeri biasa, hanya dia tulang punggung keluarga.

Biaya kuliah Agam saja, Pak Dwi dan Bu Dian harus pandai pandai berhemat

" Dinda baru setengah jam yang lalu pergi dengan Abang-nya, gak memberi tahu nak Al, toh ? "

Bu Dian berusaha tetap ramah, bagaimanapun Alfian sudah menjadi menantunya.

" Gak apa apa bu, biar saya tunggu saja "

Alfian berusaha tidak menampakkan rasa kesalnya.

Dia sendiri tidak tahu, entah kesal pada siapa, pada Dinda ? Karena tidak memberi tahukan atau meminta izin untuk keluar dengan kakaknya.

Mereka sama sama tidak memiliki nomor ponsel masing-masing.

Alfian yang ceroboh.

Bisa bisanya nomor ponsel istri sendiri tidak tahu, minta sama Dewi ? Memalukan, atau Saka ? Itu hal yang mustahil.

Ia akan tetap berpura pura tidak tahu, sampai kapan, biar keadaan yang memutuskan.

Dua jam sudah Alfian menunggu, ngobrol hal hal yang ringan pada pak Dwi sebagai sopan santun.

Mau pulang tanpa Dinda ? Yang benar saja.

Alfian sudah sangat menginginkan tubuh istri mudanya, kalau mau dijuluki pria brengsek, ya Alfian memang brengsek.

Alfian tidak perduli orang mau menjulukinya apa, jika sebelumnya Alfian bisa bertahan, itu karena belum ada Dinda, sangat berbeda dengan sekarang.

Dinda istrinya secara sah, masalah ada cinta atau tidak, itu tidak penting bagi Alfian, mungkin juga bagi Dinda, buktinya Dinda mau menikah dengannya, keduanya sama sama punya tujuan berbeda di balik pernikahan mereka.

Dinda yang ingin membalas dendam dan Alfian yang demi kebutuhan biologisnya.

Hanya nasib tidak berpihak pada Dinda, bagaimana mau membalas dendam jika Saka ternyata anak tirinya.

Alfian sudah membuat kesepakatan pada Dewi, jika mulai malam ini, Alfian akan tidur dikamar Dinda, keesokannya di kamar Dewi dan terus begitu berselang seling.

Alfian masih belum tega mengatakan pada Dewi, bagaimana jika Dewi dan Dinda tinggal terpisah seperti saran Robert.

Dewi pasti akan berkecil hati, dan Alfian akan dijuluki sebagai pria tidak tahu diri.

" Bang, kita pulang yuk, Dinda takut Paman Al sudah datang menjemput "

Dinda barusan selesai menghabiskan baksonya.

" Paman Al ? Kamu memanggil dia, Paman ? "

Dinda nyengir sembari menganggukkan kepalanya.

Agam kepengen menangis mendengar adiknya memanggil suaminya Paman.

Agam tidak lagi banyak bicara, setelah membayar makanan yang mereka makan, Agam nembonceng Dinda pulang, padahal niat Agam semula ingin membawa Dinda sedikit lama, biar Alfian bosan menunggu, lalu pulang.

Tetapi karena Dinda yang meminta pulang, Agam tidak tega.

Bagaimana pun Alfian suami Dinda, Alfian punya uang, dia bisa saja melakukan sesuatu yang akan merugikan adiknya sendiri.

Alfian juga tahu jika Agam tidak menyukai dirinya, dan Alfian bisa memastikan jika keterlambatan Dinda sampai di rumah pasti memang di sengaja oleh Agam.

" Beritahu Abang jika mereka tidak memperlakukan kamu dengan baik, Dek "

Bisik Agam sembari mengecup pelipis Dinda lama, ekor matanya melirik Alfian dengan sedikit sinis.

Mengantar Dinda masuk ke dalam mobil, dimana Alfian sudah menunggu di belakang kemudi.

Alfian hanya tersenyum tipis.

Bocah ini, berani mengancam aku.

" Simpan nomor ponsel mu ke sini "

Alfian menyodorkan ponselnya pada Dinda, beserta kartu ATM diatasnya.

Mobil yang Alfian kemudikan melaju dengan kecepatan perlahan meninggalkan rumah kediaman pak Dwi di belakang.

" Itu hak mu, kemarin saya sudah mengatakan kalau kamu akan mendapatkan hak hakmu sebagai istri, sama seperti Dewi, simpan dengan baik, ganti PINnya seperti apa yang kamu inginkan "

Dinda menyimpan ATM pemberian Alfian dengan baik di dalam dompet lipatnya, dompet ketika dia masih sekolah.

Alfian melirik lucu, antara kasihan dan ingin tertawa.

Rasa kesal di hatinya karena menunggu Dinda lama berangsur hilang melihat keluguan dan kesederhanaan Dinda.

Jika relasinya tahu, istri muda Alfian menggunakan barang barang anak sekolahan, mau di taruh dimana muka Alfian.

" Uang di dalam kartu itu milikmu, terserah padamu untuk apa, tapi pergunakan untuk keperluan pribadimu "

Dinda hanya mengangguk.

" Atau, mau saya temani berbelanja ? "

Tawaran yang menggiurkan.

" Gak perlu Paman, Dinda sedang tidak menginginkan apa apa "

" Oke "

Menjelang makan malam, mobil yang Alfian kendarai sudah memasuki rumah kediamannya.

Saka yang berdiri di atas balkon atas dapat melihat Dinda keluar dari pintu bagian depan.

Baru dua malam kamu pergi Din, aku sudah merindukan mu. eh.

Saka menepuk dahinya

Ingat Sa, dia sekarang istri Papamu.

...*****...

...🌸🌸🌸🌸🌸...

Terpopuler

Comments

dite

dite

salah sih kalo dibilang si dinda korban napsu alfian.. yg ada itu pilihan dia sendiri. resiko dr pilihannya.

2023-09-07

0

Just Rara

Just Rara

ayo dong saka move on

2022-02-23

0

Fatonah

Fatonah

jdi gemeuusss sm saka msih blm move on aja

2021-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Bandot tua
3 3. Bukan urusanmu
4 4. Takut khilaf
5 5. Datangnya suka lama
6 6. Don't call me uncle
7 7. Hai Mama
8 8. Lebih baik berbagi dari pada kehilangan
9 9. Sekalian nanti malam
10 10. Ingin pulang
11 11. Ternyata mesum juga
12 12. Gadis dibawah umur
13 13. Sepi tanpa Dinda
14 14. Aku sudah merindukan mu
15 15. Jangan jatuh cinta
16 16. Apakah dia hamil ?
17 17. Kau lupa kedudukanmu
18 18. Kau jatuh cinta nya ?
19 19. Memilih Pergi
20 20. Ide gila
21 Pengumuman.
22 Om Sam ( 1 )
23 Om Sam ( 2 )
24 Om Sam ( 3 )
25 Om Sam ( 4 )
26 Om Sam ( 5 )
27 Om Sam ( 6 )
28 Om Sam ( 7 )
29 Om Sam ( 8 )
30 Om Sam ( 9 )
31 Om Sam ( 10 )
32 Om Sam ( 11 )
33 Om Sam ( 12 )
34 Om Sam ( 13 )
35 Om Sam ( 14 )
36 Om Sam ( 15 )
37 Om Sam ( 16 )
38 Om Sam ( 17 )
39 Om Sam ( 18 )
40 Om Sam ( 19 )
41 Om Sam ( 20 )
42 Om Sam ( 21 )
43 Om Sam ( 22 )
44 Om Sam ( 23 )
45 Om Sam ( 24 )
46 Om Sam ( 25 )
47 Om Sam ( 26 )
48 Om Sam ( 27 )
49 Om Sam ( 28 )
50 Om Sam ( 29 )
51 Om Sam ( 30 )
52 Om Sam ( 31 )
53 Om Sam ( 32 )
54 Om Sam ( 33 )
55 Om Sam ( 34 )
56 Om Sam ( 35 )
57 Om Sam ( 36 )
58 Om Sam ( 37 )
59 Om Sam ( 38 )
60 Om Sam ( 39 )
61 Om Sam ( 40 )
62 Om Sam ( 41 )
63 Om Sam ( 42 )
64 Om Sam ( 43 )
65 Om Sam ( 44 )
66 Om Sam ( 45 )
67 Om Sam ( 46 )
68 Om Sam ( 47 )
69 Om Sam ( 48 )
70 Om Sam ( 49 )
71 Om Sam ( 50 )
72 Om Sam ( 51 )
73 1.
74 2
75 3.
76 4
77 5
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Bandot tua
3
3. Bukan urusanmu
4
4. Takut khilaf
5
5. Datangnya suka lama
6
6. Don't call me uncle
7
7. Hai Mama
8
8. Lebih baik berbagi dari pada kehilangan
9
9. Sekalian nanti malam
10
10. Ingin pulang
11
11. Ternyata mesum juga
12
12. Gadis dibawah umur
13
13. Sepi tanpa Dinda
14
14. Aku sudah merindukan mu
15
15. Jangan jatuh cinta
16
16. Apakah dia hamil ?
17
17. Kau lupa kedudukanmu
18
18. Kau jatuh cinta nya ?
19
19. Memilih Pergi
20
20. Ide gila
21
Pengumuman.
22
Om Sam ( 1 )
23
Om Sam ( 2 )
24
Om Sam ( 3 )
25
Om Sam ( 4 )
26
Om Sam ( 5 )
27
Om Sam ( 6 )
28
Om Sam ( 7 )
29
Om Sam ( 8 )
30
Om Sam ( 9 )
31
Om Sam ( 10 )
32
Om Sam ( 11 )
33
Om Sam ( 12 )
34
Om Sam ( 13 )
35
Om Sam ( 14 )
36
Om Sam ( 15 )
37
Om Sam ( 16 )
38
Om Sam ( 17 )
39
Om Sam ( 18 )
40
Om Sam ( 19 )
41
Om Sam ( 20 )
42
Om Sam ( 21 )
43
Om Sam ( 22 )
44
Om Sam ( 23 )
45
Om Sam ( 24 )
46
Om Sam ( 25 )
47
Om Sam ( 26 )
48
Om Sam ( 27 )
49
Om Sam ( 28 )
50
Om Sam ( 29 )
51
Om Sam ( 30 )
52
Om Sam ( 31 )
53
Om Sam ( 32 )
54
Om Sam ( 33 )
55
Om Sam ( 34 )
56
Om Sam ( 35 )
57
Om Sam ( 36 )
58
Om Sam ( 37 )
59
Om Sam ( 38 )
60
Om Sam ( 39 )
61
Om Sam ( 40 )
62
Om Sam ( 41 )
63
Om Sam ( 42 )
64
Om Sam ( 43 )
65
Om Sam ( 44 )
66
Om Sam ( 45 )
67
Om Sam ( 46 )
68
Om Sam ( 47 )
69
Om Sam ( 48 )
70
Om Sam ( 49 )
71
Om Sam ( 50 )
72
Om Sam ( 51 )
73
1.
74
2
75
3.
76
4
77
5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!