Sejak 15 menit sebelum film usai, Kimy terlihat tidak tenang dalam duduknya, dia terus bergerak ke sana ke mari seperti sedang merasakan sesuatu.
"Kamu kenapa?" bisik Satria, khawatir istrinya merasakan kontraksi.
"Mau pipis!" jawabnya, terus bergerak-gerak tak tenang.
"Ya udah, pipis dulu. Gak baik nahan pipis, nanti takut malah sakit pipis!" Sambil melirik sekilas kepada pasangan yang duduk di atas deretan kursinya.
Sepertinya Thomas masih tidak sadar jika Satria mengenali penyamaran yang ia lakukan bersama Amora. Dia yang sudah lebih dari 15 tahun berteman dengan Thomas, sudah begitu bentuk tubuh serta body language sahabatnya itu. Ditambah lagi jam tangan rolex yang Thomas kenakan kala itu adalah jam tangan yang tak bisa dimiliki oleh banyak orang, Rolex Cosmograph Daytona yang harganya lebih dari setengah miliar itu, Satria hadiahkan sebagai tanda terimakasih Satria saat dulu ia dan Kimy mulai bersatu menjadi sepasang suami-istri pada umumnya.
Hati Satria mendecak, melihat pria itu nampak bodoh dengan topi bentuk kelinci yang sama persis dengan kakak iparnya kenakan. Benar-benar sangat kekanak-kanakan.
"Yuk, aku temenin pipis!" ajak Satria lagi.
"Tanggung, bentaran lagi beres. Berasa percuma aku nonton hampir dua jam, giliran endingnya gak tau!" Mata Kimy masih fokus ke layar, sedangkan tubuhnya terus bergerak-gerak tak nyaman.
"Tapi, nanti—"
"Bayangin sama kamu, kalau kamu aku tinggal pas lagi enak-enaknya, kesel gak?"
SKAK! Satria tak bisa menjawab ucapan sang istri.
Beberapa menit setelah film usai, nampak sepasang penonton yang Satria tahu persis siapa mereka, terlihat berlari terbirit-birit dari dalam sana, disusul Kimy yang memang sudah tak tahan ingin segera mengeluarkan apa yang ia tahan sejak lima belas menit lalu.
"Tunggu lampu dinyalain dulu, aku takut kamu jatoh." Satria khawatir.
"Gak tahan." keluhnya, tubuhnya nampak membungkuk karena desakan dari dalam kandung kemihnya.
Hati Satria berdo'a, semoga Thomas dan Amora telah pergi jauh dari bioskop, dan pulang tanpa meninggalkan jejak yang bisa istrinya endus. Tapi sayang seribu sayang, sepertinya jodoh Thomas dan Kimy memang sangat kuat, seperti ada magnet yang terus membawa mereka bersama, dari mulai pergi ke Mall yang sama, menonton film yang sama di gedung bioskop yang sama juga, bahkan barisan duduk mereka pun begitu dekat, hingga puncaknya, Kimy melihat dengan mata kepalanya sendiri, pipi kakaknya dicium oleh Thomas, membuat wanita hamil itu buru-buru menghampiri mereka yang ternyata masih berada di area pintu keluar.
"ONTA MESUUUUUM!!!" teriak Kimy saat Thomas akan mendaratkan kecupan keduanya, diiringi tangan berjari lentik itu hinggap di kepala Thomas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kedua orang yang Kimy lihat berbuat hampir mendekati mesum di pintu keluar bioskop begitu gugup saat sepasang mata bulat dengan bulu mata lentiknya yang diulas sedikit maskara memandang wajah mereka dengan tatapan tak suka.
"Aku bingung sama kalian, kok bisa-bisanya kalian cium-ciuman di tempat umum!" Sepertinya Kimy kerasukan jiwa sang ibu.
"Siapa yang cium-ciuman sih?" bantah Amora, karena memang itu kenyataannya. Bukankah hanya Thomas yang menciumnya?
Ralat!
Mengecupnya?
"Terus tadi di dalem bioskop ngapain?" bentak Kimy, membuat beberapa pengunjung kafe menoleh ke arah mereka dengan Satria yang langsung menangkup perut sang istri dengan kedua tangannya. "Kamu ngapain?"
"Takut si Dedek kaget denger Bundanya ngomel-ngomel. Calm down, Baby!" Satria mengingatkan. "Inhale (tarik napas)!"
Untungnya Kimy menurut, karena bagaimanapun Kimy tak mau bayinya stress karena ulahnya.
"Exhale (buang napas)!" lanjut Satria. Kimy pun mengikuti.
"Dedek maaf ya, Bunda lagi emosi, ngeliat kelakuan onty kamu yang udah ketempelan Onta!"
Jika saja Thomas tak ingat wanita itu adalah adik semata wayang dari pujaan hatinya, mungkin sekarang waffle yang masih tersaji hangat itu sudah Thomas jejalkan ke dalam mulut Kimy.
"Kita cuma nonton di dalem, gak ngapa-ngapain!" jawab Amora, jujur. Karena memang itulah kenyataannya.
"Jangan boong.Dosa Kakak belipet-lipet jadinya!" potong Kimy langsung, bagaimanapun dia juga melihat kejadian saat kepala Thomas ada di hadapan wajah Amora.
"Sumpah, demi—"
"Tadi aku liat posisi si Onta begini!" Kimy langsung reka ulang adegan yang ia lihat tadi. Dengan Satria yang ada di posisi Amora. "Cewek sama cowok kalau lagi posisi gitu ngapain? Liatin lobang idung Kak Ara yang seksi?"
"Gak gitu, Dek. Gak gitu!" Amora menyeruput Mango Smoothie yang ia pesan sebelum melanjutkan perkataannya. "Jangan langsung judge kita seperti itu, tanpa kamu mau tahu kejadian aslinya seperti apa! Karena apa yang kamu liat belum tentu sesuai dengan apa yang sedang terjadi!"
"Orang kebenarannya seperti itu, kok!"
"Itu bukan kebenarannya, cuma pembenaran kamu atas apa yang kamu liat, okey. Stop!" Amora sampai menahan telapak tangannya ke arah Kimy. "Listen to me (dengerin gue)!"
"Gak usah pake penjelasan langsung praktekin lagi apa yang tadi kita lakuin di dalem!" Thomas menimpali, karena mulai jengah mendengar perdebatan kedua kakak beradik itu. "Pake masker kamu lagi!" perintahnya seraya menaikan kembali masker yang masih menempel di dagunya.
Tapi belum sempat Amora mengenakan kembali masker yang sudah ia simpan di dalam tas tangan yang ia bawa, wajah Thomas sudah kembali menghalangi wajah Amora seperti yang terjadi di dalam bioskop tadi.
Paras Amora yang terkena terpaan cahaya lampu kafe yang temaram, kembali membuat gadis yang hanya berjarak dua inci dengan wajah Thomas nampak sangat cantik, membuat pria bermata coklat muda itu terhipnotis aura seorang malaikat cantik dari diri seorang wanita berstatus janda muda itu, dan Thomas yang sudah kerasukan iblis mesum, seketika itu tanpa sadar terdorong untuk mengecup bibir ranum milik Amora.
Seperti yang sudah kalian duga, wanita yang sedang mencari kebenarannya itu kembali murka dan menjambak rambut Thomas tanpa ampun setelah melihat adegan live yang hanya terjadi satu detik itu.
Sementara itu Amora yang kembali syok kembali terpaku, jiwanya sempat terlepas dari raganya saat kecupan Thomas mendarat di bibirnya, meski hanya sekilas, dan memang betul-betul sekilas, karena sepersekian detik kemudian tangan kecil Kimy sudah menjambak rambutnya seperti seorang malaikat pencabut nyawa.
notes:
Dikit dulu ya!
Gak semangat, kalian tuh kalau aku gak paksa like suka khilaf pencet jempol. 😞😞
Ayo dong semangatin aku juga biar aku gak kabur-kaburan.. 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Dende Kesie
😂😂😂 ontaaaaaa...
2023-07-12
2
Ananda
🤣🤣🤣
2023-04-27
0
Reyhan Gaming
d(
2023-01-14
0