Sang Surya sudah hampir tenggelam saat Kimy dan Satria keluar dari lobi perusahaan besar yang dibangun sang kakek, Almarhum Wiratmadja. Sebenarnya jika boleh memilih Satria lebih suka berkencan di gedung seberang perusahaan, yang adalah hotel bintang lima yang memiliki suit room yang dilengkapi jacuzzi yang mungkin akan mampu menghilangkan rasa lelahnya setelah berendam di dalamnya.
Tapi sayang seribu sayang, Satria hanya bisa menghayalkannya, karena istrinya yang cantik itu pasti akan segera menolak ajakannya untuk berkencan di hotel.
"Kita mau ngedate kemana? Jangan bilang kamu mau ngintilin si Onta sama Amora!" tebak Satria sambil membukanya pintu mobilnya untuk sang istri. Ancaman Thomas masih sangat terngiang-ngiang di telinganya.
"Kalau sampe acara ngedate gue gagal karena ulah bini lu, gue jatuhin talak lagi untuk persahabatan kita!"
"Ih, suudzon banget kamu sama aku. Lagian gak penting amat ngintilin mereka ngedate. Udah pada tua lagian juga. Gak penting!" ketus Kimy sebelum masuk ke dalam mobil.
Satria langsung memutari mobil dan masuk ke dalamnya. Kemudian melajukan mobil barunya dengan sangat hati-hati. Takut kalau Kimy tak nyaman jika ia bawa dengan kecepatan tinggi. Sepertinya Satria lupa, jika istrinya adalah ratu jalanan yang biasa membelah jalan raya dengan kecepatan penuh bersama kuda besinya.
"Kita mau ngedate kemana nih jadinya?"
Cuaca yang cerah di awal musim panas ini nampak begitu cantik, bahkan langit yang mulai gelap kala itu nampak begitu romantis dihiasi warna jingga kemerahan di ufuk timur.
Siapa yang tak menyukai warna senja?
Perpanduan warna yang unik saat perpisahan dengan sang surya selalu menciptakan warna jingga keemasan dengan gradasi warna violet, membuat orang-orang kadang berburu untuk mengabadikan detik-detik menakjubkan itu.
"Tadinya aku mau ngajak kamu jalan di taman kota, tapi kalau sekarang kita baru ke sana bakal kemaleman nyampe sana," jawab Kimy yang terdengar kecewa.
"Kamu sih telat ngajak kencannya. Coba bilang dari siang, aku kan bisa jemput kamu." Satria masih berkendara tak tentu arah. "Terus enaknya kita kencan kemana nih?"
"Kamu inisiatif dong, aku kan gak pernah pengalaman kencan."
Apalagi gue?
Lo pikir gue pernah buang-buang waktu nemenin para cewek jalan-jalan gak jelas? Hati calon ayah itu komat-kamit.
"Aku jadi iri sama Kak Ara." Kimy menghela napas, "dia yang baru kenal sama si Onta udah diajakin ngedate. Lah aku yang udah ampir dia tahun nikah gak pernah kamu ajakin kencan, boro-boro kencan, tanggal aniversary kita aja kamu lupa!" Sepertinya hormon hamil hari ini membuat mood Kimy buruk. Tiba-tiba saja dia merasa terpuruk, padahal siang tadi dia sangat excited untuk mengajak suaminya kencan.
See? I never like Monday as usual.
(Liat kan? gue gak pernah suka hari senin seperti biasa)
"Maaf ya, aku emang gak peka!" Lebih baik mengalah daripada mencari alasan dan memancing siluman harimau yang sedang galau itu murka.
Hanya sebuah permintaan maaf dan usapan ibu jari Satria di pipinya saja sudah membuat Kimy meleleh karena perlakuan manis suaminya. Hormon wanita hamil benar-benar menakjubkan.
"Aku sayang kamu!"
Tumben! "Aku lebih sayang kamu," jawab Satria sambil tersenyum ke arah istri buncitnya.
"Kita ke Mall itu yuk! Aku mau nonton film yang kemaren gak jadi kita tonton," tunjuk Kimy pada sebuah Mall di seberang jalan.
"Anything for you (apapun buat kamu)," balas Satria yang saat itu memilih menjadi suami yang meratukan istrinya sendiri.
...***...
"Makan dulu yuk!" ajak Satria, karena perutnya tiba-tiba saja keroncongan saat melihat gambar potongan ayam yang terpajang di depan salah satu restoran cepat saji.
"Pesen tiket dulu aja, mendingan!"
"Ini hari senin Moy, pasti pengunjung gak akan banyak kayak kalau weekend." Satria yang sudah sangat kelaparan sudah tak sabar ingin menyicipi kerenyahan ayam goreng seperti iklan yang terus berlangsung di layar besar yang ada di depan restoran.
"Awas aja kalau sampe keabisan!" ancam Kimy sembari mengepalkan tangannya.
"Aku beli gedung bioskop ini buat kamu!" Sambil menggandeng si cerewet untuk masuk ke dalam restoran.
"Selamat petang," sapa karyawan restoran.
"Kamu mau makan apa?" tanya Satria pada istrinya.
"Burger aja, sama kentang goreng. Eh sama eskrimnya juga."
"Gak pesen ayam goreng juga?" Satria memastikan.
"Takut ada tato kupu-kupunya."
Ya Allah, Ya Tuhanku, please hilangkanlah ingatan dia tentang tato kupu-kupu itu!
Saat Satria sedang memesan menu yang akan mereka santap, Kimy merasa ada yang sedang memperhatikannya, dia pun segera menoleh dengan mata berkeliling memperhatikan para pengunjung yang tidak terlalu banyak di sana, hanya ada sekelompok pegawai toko pakaian yang sedang menikmati jam istirahatnya di sana.
Tak ada yang mencurigakan, kecuali pasangan kekasih yang sepertinya sedang berbuat mesum di sudut tempat yang paling tersembunyi dari meja lainnya, karena Kimy melihat kedua orang itu tengah bersembunyi di bawah meja. Dia yang sering menonton film drama Korea, membuatnya berimajinasi tentang film yang pernah ia tonton.
Dan saat Kimy dan Satria selesai mencuci tangan mereka, pasangan yang Kimy pikir sedang berbuat mesum itu telah meninggalkan restoran dengan sisa makanan yang tak habis.
"Kak, aku ngerasa kita lagi diikutin deh," ucapnya sambil memeriksa isi tasnya. Untungnya saat itu ia tak lupa membawanya.
"Perasaan kamu aja kali." Satria menenangkan. "Ayo cepetan makan, takut telat!"
"Mudah-mudahan aja." Dia pun melanjutkan makannya. "Tapi kamu yakin gak punya musuh kayak dulu, kan?"
Musuh?
Mungkin bagi Satria saingan bisnisnya bukanlah musuh, tapi siapa yang tahu kan jika mereka, para pesaingnya itu menganggap dirinya sebagai musuh besar mereka?
Satria jadi ikut khawatir dan waspada, meski dia berusaha menyembunyikan perasaan khawatirnya itu dari sang istri.
"Tenang aja, suami kamu kan orang baik, Moy!" Mereka pun melanjutkan acara makan mereka.
Ternyata ada hikmahnya juga nonton di hari senin, karena pada hari itu pengunjung bioskop tak se membludak seperti kemarin, hanya beberapa kursi saja yang terisi. Dan itu menguntungkan mereka bisa duduk di kursi mana saja tanpa harus karena kursi banyak yang kosong, bahkan hampir kosong. Hanya beberapa pengunjung saja yang terlihat di dalam sana.
"Kita duduk di sana aja!" tunjuk Kimy pada tempat kursi kosong yang letaknya memang sangat strategis untuk menonton.
"Tapi itu gak sesuai sama kursi kita." Satria mengingatkan.
"10 menit lagi film dimulai, dan kursi itu masih kosong, pasti belum ada yang punya. Lagian kamu sih bukan pilih tempat yang strategis," gerutu Kimy dan berjalan menuju kursi di barisan E.
Bukan salah Satria salah memilih tempat duduk, karena seumur hidupnya ini kali pertama bagi seorang Satria membeli tiket bioskop, dia mana tau harus memilih tempat duduk di sebelah mana. Ditambah lagi Kimy tak mau diajak menonton di kelas Premier yang fasilitas kenyamanannya tidak diragukan lagi.
Satria mendesah kesal, namun dirinya tetap mengikuti arah kaki sang istri melangkah.
💖
💖
💖
💖
💖
Lampu bioskop sudah dimatikan saat kedua orang pasangan kekasih itu masuk dengan mengendap-endap.
Amora yang belum bisa menyesuaikan cahaya yang masuk membuat dirinya memeluk erat lengan kekar Thomas agar tak terjatuh saat menapaki anak tangga.
"Kita duduk di barisan mana?" bisik Amora.
"Aku pesen di barisan E," jawab Thomas masih berbisik.
Dari cahaya redup yang ada di pinggir tangga, keduanya mulai mencari letak barisan E, sesuai tiket yang Thomas pesan.
Dengan teliti dan hati-hati mereka mencari letak barisan kursi E.
"Di sana!" seru Amora masih berbisik.
Dengan hati-hati Thomas memapah Amora untuk masuk terlebih dahulu, tapi belum juga kekasih barunya itu duduk, buru-buru Thomas menarik pergelangan tangan Amora kemudian membekap mulut gadis cantik itu dan membawa Amora ke kursi di deretan atas dari tempat kedua pasangan mesum itu berada.
"Sakit ya?" Thomas jadi tak enak hati saat melihat Amora mengusap-usap tangannya yang ia genggam dengan keras tadi. "Ada si Embek di kursi kita!" lanjutnya.
Amora langsung mengalihkan pandangannya kepada pasangan yang duduk di bawah barisan kursi mereka.
"Untung kamu cepet liat!"
Mendengar Amora nampak bersyukur membuat Thomas terkekeh di balik maskernya. "Aku kayak berasa lagi backstreet dari orang tua kamu. Deg-degan abis."
"Sama!" Dan keduanya pun cekikikan di balik masker yang masih mereka kenakan.
Film yang mereka tunggu-tunggu pun akhirnya dimulai, suara sound mulai menghantam keras gendang telinga para penonton, dan sesaat kemudian mereka pun mulai terhanyut mengikuti alur cerita film yang sedang diputar, dengan Thomas yang sesekali melirik ke arah Amora yang begitu cantik saat cahaya dari layar menerpa wajahnya.
"Kak, yang duduk di belakang kita kayaknya pasangan selingkuh deh. Liat deh mereka ampe harus nyamar gitu di dalem bioskop," ucap suara penonton yang duduk di kursi yang sengaja Thomas pesen semalam.
Thomas dan Amora saling melirik dengan seutas senyum di balik masker yang masih mereka kenakan. Melihat Satria akan melirik ke arah mereka, sontak Thomas menyembunyikan wajah Amora dengan kepalanya, hingga seperti sepasang kekasih yang sedang berciuman. Membuat Amora cekikikan dengan posisi yang sedang mereka lakukan.
"Cowoknya gak modal itu mah, ngajak mesum di bioskop. Gak bisa bayar suite room hotel kayaknya." Bisikan suara Satria terdengar jelas oleh kedua pasangan di atasnya, sebab adegan di layar tak menampilkan dialog atau suara apapun.
Dugh!
Kursi Satria terasa ditendang dari bagian atas membuat Satria kembali menoleh, dan lagi-lagi adegan yang sama yang kembali Satria lihat.
"Mesum!" sinis Satria pada keduanya.
Tak ada acara adegan mencuri ciuman atau adegan mesum yang seperti kalian harapkan, karena film yang mereka tonton kali itu adalah sebuah film aksi dengan didominasi adegan perkelahian dan juga balap-balapan mobil.
Sebelum lampu studio kembali menyala, Thomas dan Amora buru-buru keluar dari ruangan gelap itu. Kemudian terbahak-bahak saat mereka sampai di luar gedung.
"Kencan paling absurd yang pernah aku alami," seru Amora riang setelah sebelumnya menurunkan masker yang menutupi separuh wajahnya.
Cup.
Sebuah kecupan kecil mendarat di pipi mulus Amora. "Maaf, sengaja!" ucap Thomas membuat pipi Amora panas seketika.
Jantung gadis itu berdebar kencang, dengan hati berbunga-bunga, hanya sebuah kecupan kecil di pipinya namun berhasil membuat otak cerdas Amora lupa caranya bergerak. Dia terpaku di tempatnya berdiri.
Ini bukan ciuman pertama baginya tapi bahkan hanya sebuah kecupan kecil yang tak begitu lama, namun membuat hatinya mengelenyar.
"Lagi?" kelakar Thomas meski sebenarnya hatinya begitu menginginkan lebih dari sebuah kecupan kecil.
Dan saat Thomas akan kembali mendaratkan kecupannya di pipi Amora yang sebelahnya, kepalanya tiba-tiba ditarik paksa dari arah samping.
"ONTA MESUUUUUUM!!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Zi❤Cakra❤Rendra❤️Dean❤Zico
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2025-01-16
0
*k🎧ki€*
🤣🤣🤣🤣🤣
2024-07-01
0
Fatim Ummu Ayes
pasti si ucuk yg narik kepala onta
2023-08-11
0