Pagi sebelum kedatangan Thomas.
"Ra!" tegur Dina melihat sang putri yang sepertinya sedang menyelami lamunannya. "Ra!" tegurnya lagi seraya menepuk bahu wanita bertubuh tinggi langsung itu.
"Astagfirullah!" Amora terhenyak hingga menjatuhkan sendok teh yang sejak tadi ia gigit. "Ibu!" Amora kesal.
"Kamu ngapain? Suara teko udah ngejerit-jerit juga diliatin aja. Merdu banget emang itu suara tuh teko?" dumel Dina.
"Apa sih ibu? Tadi juga udah mau aku matiin tapi keburu keduluan Ibu!" elak Amora.
"Alesan!" Dina menuangkan air panas itu ke dalam cangkir teh Amora. "Kamu lagi mikirin apa sih sebenernya?"
Amora hanya diam, sambil memperhatikan ibunya yang kini malah membuatkan teh.
"Bu!"
"Hemmm?" Seraya mengaduk cangkir teh Amora.
"Ada yang mau aku ceritain." Namun ada keraguan dalam nada bicaranya.
"Apa?"
"Nanti aja deh." Amora mengambil alih cangkir tehnya. "Makasih ya, Bu!" Kemudian pergi meninggalkan Dina.
Tanpa Amora tahu Dina mengikuti langkah kakinya hingga menuju teras samping rumah. Gadis itu memilih menyendiri daripada ikut berkerumun bersama adik dan para sepupunya yang lain.
"Kamu mau cerita apa?" tanya Dina yang ikut duduk di samping kursi teras.
Amora kembali terkejut oleh kelakuan Ibunya untuk kedua kali. "Ibu ngagetin aku terus deh!"
"Kamu yang ngelamun terus dari tadi," balas Dina. "Ngelamunin apa sih?"
"Gak ada apa-apa."
"Kerjaan?"
"Bukan."
"Andre?" goda Dina, karena dia tahu pria itu sudah terhempaskan dari lubuk hati sang putri.
"Gak ada kerjaan aku mikirin orang lain. Buang-buang waktu aja." Amora kesal bukan main, bisa-bisanya ibunya berpikiran jika dirinya masih ada hati dengan sang mantan suami. Ih, sorry yah.
"Oh jadi lagi mikirin nak Tom-Tom."
Amora langsung menyemburkan teh yang gagal akan meluncur sempurna di kerongkongannya. "Uhuk, uhuk, uhuk." Dia terus terbatuk-batuk.
"Baru nyebut namanya aja langsung batuk." Dina tersenyum menyindir, dia seperti tak mempedulikan suara batuk-batuk sang putri karena ulahnya.
"IBU!" bentak Amora kala melihat senyum Dina yang terlihat begitu menyebalkan.
"Apa?"
Amora kembali mengatur nafasnya, dan berusaha mengontrol emosi. Dina tak boleh tahu jika dirinya memang sedang memikirkan pria yang tak pernah akur dengan adiknya itu. Tak boleh, karena jika Dina tahu, akan habis dirinya jadi bahan bulan-bulanan Dina dan sang adik. Keduanya kan benar-benar bagai 2 buah pinang utuh, tanpa dibelah, benar-benar sama, tak ada yang beda.
"Bu, jangan asal ngomong ih. Kalau ada yang denger nanti bisa ada salah paham!" kritik Amora.
Dina menatap ke arahnya, kemudia mengambil nafas panjang, sebelum berbicara. "Seperti biasa, ibu akan selalu dukung apa yang akan buat kamu bahagia. Ibu juga tau dan faham kalau sekarang kamu sedang berada dalam fase yang setiap wanita alami saat mereka baru saja bercerai. Sulit membuka hati untuk cinta baru, sulit menerima kehadiran orang baru, atau mungkin juga kamu merasa tak pantas menerima kebaikan dan perhatian dari orang lain." Mode ibu bijak On.
"Buuuu!"
"Jangan tutup mata kamu untuk semua kebaikan dari orang lain, karena ada yang yang memperhatikan kamu dari biasanya orang lain lakukan, itu artinya kamu memang pantas mendapatkan semua kebaikan itu."
"Tapi, aku masih takut." Amora mulai terisak. "Aku takut gagal karena kecerobohan yang aku lakukan, lagi!"
Dina memandang lekat-lekat wajah cantik Amora, diraihnya kedua tangan wanita cantik itu secara berkata, "kejadian kemarin memang tidak murni karena kesalahan yang kamu lakukan, tapi kamulah awal mula dari kesalahan Andre yang menyebabkan pernikahan kamu hancur. Namun bukankah sekarang kamu harusnya sudah bisa mengambil pelajaran dari kesalahan yang kamu lakukan kemarin? Dan pastinya kamu harusnya sudah bisa belajar dan gak akan mengulangi kesalahan yang sama, bukan!"
Amora tak menjawab, pikirannya masih kacau, otaknya masih sedang menyerap perlahan setiap nasihat yang baru saja keluar dari mulut sang ibu.
"Ibu liat, nak Tom-Tom itu pria baik, meski dia humoris dan terkadang slengean, tapi dia tak jarang ibu liat kedewasaan dari dalam dirinya. Cara dia menyikapi masalah pun begitu dewasa."
"Kok malah bahas Thomas sih, Bu?" sungut Amora.
"Emang ada cowok lain selain Nak Tom-Tom yang lagi deket sama kamu?"
"Gak juga sih."
"Berarti ibu bener dong, kalau kamu sekarang lagi deket sama Nak Tom-Tom!" kilah Dina sambil mencibir.
"Ibu, ih."
"Dia baik, ganteng lagi. Jangan sia-siain cowok langka itu, badannya juga, beuh, 11-12 sama lakinya si Jubedah!" Dina mulai khilaf.
Makin salah tingkah saja Amora digoda seperti itu oleh Dina, bahkan wajahnya kembali menghangat.
"Masa iddah aku aja belum beres, udah mikirin cowok lain. Apa kata orang nanti?" alasan Amora.
"Ngapain peduliin omongan orang, yang penting tuh kitanya aja bener, gak ngelanggar norma-norma yang berlaku. Kalau kita terus bersikap sesuai dengan keinginan orang, capek sendiri yang ada." Dina bangkit karena apa yang sejak beberapa hari lalu mengganjal hatinya, telah ia sampaikan dan di terima dengan baik oleh sang putri.
"Kita pamit dulu, Bu!" Satria dan Kimy tiba-tiba saja datang menghampiri Dina dan Amora.
Amora langsung curiga, dia takut kedua pasangan suami-istri absurd itu mendengar obrolan dirinya dan sang ibu.
"Mau kemana Dek, pagi-pagi udah rapih?"
"Tiba-tiba dia aja minta ke rumah Papa, pengen ngerendem kaki di kolem koi katanya," sahut Satria.
Melihat raut wajah keduanya yang biasa saja, Amora bisa menyimpulkan jika keduanya tak sempat mendengar obrolan dia dan Dina.
"Sekalian beliin kostum mermaid, siapa tau si Dedek ngidam pengen berenang sama koi," saran Amora.
"Si Jubedah kan Putri Dugong, emang ada kostum dugong?" celetuk Dina.
"IBUUUUUUU!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selepas kepergian kedua pasangan calon orang tua itu, Amora memilih ikut bergabung bersama keluarga yang lain. Dina memang selalu bisa memberi nasihat tanpa terkesan menasihati, membuatnya seolah mendapat dukungan moril hingga terbebas dari rasa tak nyaman yang sejak kemarin mengganggu pikirannya.
Amora sebetulnya bukan orang yang senang berkumpul dengan para kerabatnya, dia biasanya hanya jadi pendengar baik saat mereka berkumpul. Tapi saat itu sang Uwa, Dian meminta sarannya untuk memilih warna pada gaun bridesmaid untuk pernikahan putrinya dengan sahabatnya Tama.
Jodoh memang rahasia Illahi, tak pernah disangka, Tama yang sejak dulu sering bermain dengannya dan sudah dianggap seperti anak oleh orang tuanya, akan benar-benar menjadi anggota keluarganya.
"Uwa suka warna kuning, tapi kata si Kimy, kayak seragam TK!" Dian kembali kesal saat mengingat ocehan Kimy yang meledeknya karena pilihan warna kuning untuk bahan bridesmaid.
"Mendingan gak usah pake seragam bridesmaid aku daripada harus ikut-ikutan jadi sekelompok anak TK. Masa iya kuning? Kuning itu kan terkesan warna ceria dari cahaya mentari, makanya sering dipake seragam TK." Begitu katanya.
"Aku juga ogah makenya," sahut sepupu Amora yang juga ada di sana.
"Berasa pemandu sorak," sambung yang lain
"Daripada kuning, mending pilih warna pink, kayak yang tadi Kimy bilang," timpal lainnya.
"Aku juga kurang suka sih kalau harus pake warna kuning. Kenapa sih gak putih aja. Biar samaan sama pengantin gitu? Jarang kan warna putih dipake jadi gaun bridesmaid," saran Amora. "Kombinasi satin sama brokat kayaknya lebih terkesan elegan dan mewah, gitu menurut aku."
"RAAAAA!" terdengar suara Dina memanggilnya.
"Iya, Bu!" jawabnya kemudian bangkit untuk segera menghampiri ruang depan asal suara Dina yang ternyata ada pria yang berhasil membuatnya tak tidur semalam tadi.
Tapi tak seperti biasanya, Thomas tak terlihat bahagia saat melihat wajahnya, bahkan dia terkesan dingin saat memandangnya.
"Selamat ya, Ra!" ucap Thomas tiba-tiba, seraya mengulurkan tangannya.
"Untuk?" Amora bingung.
"Pernikahan kamu."
"APAAAA???" seru semua orang yang ada di ruang depan.
...Kemaren siapa yang sempet jawab kalau Tama akan nikah sama sepupu Amora? ...
...Boleh lah kirim bunga sama kopi itemnya buat aku.. ...
...(kok gue berasa kayak dukun ya?🤣) ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
She Imoed
makanya Ta klu camer ngomong tu dengerin dlu sampe beres baru ngomng.biar gk salah paham dan Malu🤣🤣🤣
2024-11-06
1
Siti solikah
onta onta
2024-09-20
0
putri
s onta salah paham 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-04-12
0