Saling Melepas Rindu

Sepertinya Amora harus memeriksakan kesehatan jantungnya selepas ungkapan cinta yang baru saja Thomas ucapkan. Jantungnya kini seolah tak bisa berdetak dengan normal, bahkan ada desiran-desiran lembut yang terasa di dadanya tiap kali ia mencoba menatap wajah pria bernama Thomas itu. 

Mengapa Amora seperti seorang abege yang baru mengenal cinta? 

Ia sendiri begitu jijik pada dirinya sendiri yang tak bisa mengontrol semu di wajahnya. 

Gadis itu kehilangan semua kata-katanya, bahkan untuk bernafas dengan normal pun sepertinya sangat sulit baginya. 

Amora menelan ludahnya dengan sedikit kesulitan saat kerongkongannya tiba-tiba saja mengering saking gugupnya. 

"Aku belum bisa jawab!" cicit Amora, dengan mata mencari fokus lain selain wajah Thomas yang semakin terlihat menawan jika diperhatikan dengan jarak sedekat ini. 

"Aku udah tau jawaban kamu!" Thomas tersenyum mengejek.

"Maksudnya?"

"Aku denger tadi waktu kamu bilang kamu suka aku!" 

Kali ini bukan hanya wajah Amora yang merah, tapi juga sekujur tubuhnya ikut memerah karena malu, saking malunya seluruh bulu halus di tubuh Amora meremang ucapan Thomas yang seperti tak mempedulikan perasaan gugupnya. Ini adalah momen paling memalukan yang pernah gadis itu alami sepanjang hidupnya. Bahkan seingatnya momen malam pertamanya dengan Andre pun tak se memalukan ini. 

"Bisa gak, jangan liatin aku kayak gitu?" 

"Dan bisa gak kamu bales tatapan aku!" balas Thomas yang tak bosan memandang wajah merah gadis yang sudah tak gadis lagi itu. 

"Aku malu!" rengek Amora sambil kembali memeluk erat bantal yang tadi ia peluk. 

"Mending peluk orangnya aja langsung, dada aku lebih enak dipeluk daripada bantal loh. Mau coba?" goda Thomas. 

"Maaaaaasss!" Amora merengek manja. 

"Iya Dek, Masmu masih di sini!"

Ini gila, kondisi seperti ini benar-benar tak baik untuk kesehatannya, apalagi jantung dan hati Amora.

Memang pria yang ada di hadapan adalah seorang Casanova sejati, buktinya saja tanpa perlu merayu dengan kata-kata berlebihan, Thomas sudah membuat seorang Amora salah tingkah. Wajar saja banyak wanita mengaguminya, sebab kini aura Thomas telah berhasil menghipnotis Amora yang kaku untuk tak mengalihkan mata, hati dan tubuhnya dari sosok pria berdada bidang itu. 

Mungkin jika dia tak malu, dan tak lagi punya harga diri untuk ia junjung tinggi, Amora sudah memeluk dan memasrahkan dirinya untuk Thomas. Tapi untungnya Amora tetaplah Amora, wanita tangguh yang teguh pendirian. 

"Aku buatin minum dulu ya, buat kamu!" tawar Amora mengalihkan suasana canggung yang terjadi antara dirinya dan Thomas. 

Namun belum juga Amora bangun dari duduk, tubuhnya terasa ditarik paksa oleh lengan kekar yang kini membawanya dalam dekapan hangat pria yang berhasil membuat Amora dipaksa menjerumuskan diri ke lembah cinta.

Hangat, nyaman, dan menenangkan, itulah yang kini Amora rasakan saat tubuhnya dipeluk erat oleh Thomas, meski ia tahu hal itu adalah hal yang tak boleh ia lakukan, namun tubuh dan hatinya seperti enggan untuk menolak pelukan hangat Thomas. 

Setan mesum Kimy sepertinya sedang hinggap di diri Amora saat ini. Atau mungkin benar apa kata orang kalau mesum itu bisa menular seperti flu. Buktinya saja sang adik, Kimy yang kini tingkat kemesumannya sudah berada di level mahir, padahal tadinya ia adalah wanita yang tak pernah mau bersentuhan dengan lawan jenisnya. 

"Jangan pernah lagi abaikan aku!" bisik Thomas yang masih memeluknya erat. "Aku siap nunggu, sampai kamu siap aku bayar tunai." Tingkat humor pria itu memang di atas rata-rata, buktinya saja saat momen syahdu mendayu-dayu seperti ini, bisa-bisanya Thomas masih berusaha membuatnya menarik kedua sudut bibir Amora lebar-lebar. 

"Kamu mau kayak gini aja?" tanya Thomas membuatnya bingung. 

"Maksudnya?"

"Gak bales pelukan aku gitu? Berasa lagi peluk manekin toko baju tau, kalau gini!" 

Sontak saja Amora mendaratkan pukulannya di punggung Thomas. 

"Sakit, Dek!" seloroh Thomas dan pastinya kembali membuat rona di wajah cantik Amora.

"Udah ah! Malu aku, Satria sama Kimy pasti lagi liatin kita!" Amora meronta untuk melepaskan diri dari lengan kekar yang masih erat memeluknya, meski sebenarnya hatinya masih ingin berlama-lama dalam pelukan itu. Ckk, dasar. 

Sadar, Ra, sadar! 

"Gak mau, sebelum kamu bales pelukan aku!" jawab Thomas membuat hati Amora riang bukan kepalang. 

Oh Tuhan, lindungi hamba-Mu dari iblis mesum ini. Amora menguatkan dirinya sendiri. 

"Udah ah, aku malu tau!" Amora masih berusaha mengendalikan dirinya di jalan yang lurus. Masih tak mau bergabung dalam spesies mesum seperti adik dan ibunya. 

"Bales dulu pelukan aku, baru aku lepasin kamu, please!" Suara Thomas terdengar begitu mendambanya. 

Tak ada pilihan lain, akhirnya perlahan tangan Amora mulai meratap di belakang punggung Thomas, kemudian kepalanya yang meski masih terasa kaku namun kini sudah dia rebahkan di bahu bidang yang berhasil membuat jantungnya kehilangan ritme. 

Nyaman. Ahh, rasanya ingin sekali ia menghentikan waktu agar bisa berlama-lama seperti sekarang ini, bersandar pada dada pria yang begitu ia rindu, bahkan kini Amora memejamkan matanya untuk bisa lebih menikmati momen mendebarkan ini. Masa bodohlah Thomas akan menganggapnya wanita seperti apa, karena detik di menit itu, Amora memang sedang ingin berlama-lama berbagi kehangatan dengan pria yang telah berhasil mengacaukan pikirannya. 

"I love you, Ra!" bisik Thomas. 

I love you too. Hanya hatinya yang menjawab diiringi detak jantung yang kian bergemuruh. 

"Aku bisa denger kok hati kamu bilang I love you, sama aku," lanjut Thomas seraya mengecup puncak kepala Amora. 

...-----------------------------------------------...

...--------------------------------...

"Kak, lepasin!" 

"Kamunya diem makanya, aku jadi susah lepasin kamu!" Satria sedang bersusah payah melepaskan sleting gaun rumahan sang istri. 

"Bukan lepasin baju!" bentak Kimy yang matanya terus saja memperhatikan layar laptop yang memperlihatkan tangkapan camera di ruang tengah rumahnya. 

"Mau langsung buka celana kamu aja?" Yang telah berhasil membuat Kimy setengah telanjang. 

"Kak Ara aku yang polos ada dalam bahaya, aku takut dia diseruduk Onta!" Kimy mengelak setiap sentuhan Satria. 

"Onta gak punya tanduk, Moy!" Suara Satria mulai parau. 

Seketika itu, seperti biasanya birahi pria beriman lemah itu langsung terpancing kala melihat punggung putih mulus istrinya yang tersorot pancaran sinar mentari yang berhasil masuk ke dalam kamar mereka. 

"Kakak, ih. Aku kan lagi dalam aksi protes ini. Sampai kamu ngabulin permintaan aku ke pantai, aku masih ngasih pelang dilarang masuk!" Kimy berusaha membetulkan kembali gaunnya yang telah berhasil Satria peloroti dan merapatkan kakinya. 

"Tadi tereak-tereak ngajak ke surga, katanya Dedek Tobeli minta ditengokin!" Kecupan-kecupan kecil mulai mendaratkan di leher, bahu dan punggung mulus Kimy. 

"Tadi kan aku cuma—Sssttt." Kimy mendesis saat seuatu menyentuh bagian dadanya dengan lembut. 

"Si Onta udah balik, kerjaan aku  bisa cepet beres. Jadi—" Satria membalikkan tubuh istrinya hingga mereka kini saling berhadapan. "Aku cuma minta di cas dulu, biar full lagi energi akunya, biar acara liburan kita segera terwujud." 

Mendengar ucapan Satria, dengan senang hati, Kimy melebarkan kakinya pagi menjelang siang itu, menikmati dengan sepenuh jiwa tiap sentuhan yang menghentakan tubuhnya ke Nirwana sana. 

Kedua pasangan dengan tingkat kemesuman tinggi itu mengawali hari mereka dengan kegiatan mengasikan yang memancing peluh. Dan melupakan begitu saja kedua pasangan yang juga tengah melepas rasa rindu mereka di lantai bawah. 

#note

banyak yang komen n komplen kalo episode pertengkaran Thomas sama Satria itu terlalu kasar.

Aku mau jawab ya, sebenernya episode di atas tadinya gak mau ngeluarin kata-kata kasar, tapi kalau diliat dari karakter kedua orang sableng di atas gak mungkin banget kan seorang Thomas cuma bilang, " Sat, gue gak suka cara lo, gelay!" kan gak bangeeeet...

So, aku yang kalau nulis emang masuk ke dalam karakter setiap tokoh yang ada dalam cerita aku, jadi kayaknya hal di atas wajar lah, KECUALI,,,,

Satria marah sama si Jubedah pake kata-kata kasar, baru pada komplen..

Mengerti ya Encumers kuh sekalian alam?

Kalo masih gak ngerti, remedial!!!! 😏😏

kirim bunga sama kebon²y dong 🤭🤭🤭🤭

Terpopuler

Comments

Zi❤Cakra❤Rendra❤️Dean❤Zico

Zi❤Cakra❤Rendra❤️Dean❤Zico

mereka udah lama sahabatan menurut aq gak kasar lah
kecuali baru ketemu dah ngatain gitu baru kasar

2025-01-16

0

Mayyuzira

Mayyuzira

hahahahaha gila gila gila

2024-09-09

0

Asngadah Baruharjo

Asngadah Baruharjo

wes pokoke top markotop

2024-06-20

0

lihat semua
Episodes
1 Mendesak
2 Calon Penganten
3 Kiamat
4 The Real Baby Sultan
5 Ilham
6 "Selamat ya, Ra!"
7 Keresahan Amora
8 Perselisihan Dua Orang Sahabat
9 Saling Melepas Rindu
10 Perdebatan Thomas-Kimy
11 Tato Kupu-kupu
12 Psikolog Cinta
13 "Yuk!"
14 Rencana Kencan
15 Kencan
16 Double Date
17 Serangan Tak Terduga
18 Ceramah Bumil
19 Menikah Atau Berpisah!
20 Sebuah Strategi Menuju Halal
21 Berpisah
22 Resah, Gelisah, Gundah
23 Thomas??
24 30 tahun lalu...
25 Jujurlah pada hatimu!
26 Kangen Kamu
27 Terkuaknya Sebuah Misteri
28 Permintaan Seorang Ayah
29 Berbincang Mesra
30 So hot!
31 Persiapan Nujuh Bulanan
32 Acara Nujuh Bulanan, Baby Tobeli
33 Rencana Makan Malam
34 Fakta
35 Makan Siang Yang Menjawab Semuanya
36 Salah Paham
37 Menuju Halal
38 Menentukan Tanggal
39 Ulang Tahun Kimy
40 Kimy's Birthday
41 Sebuah Fakta
42 Bertemu Masa Lalu
43 Menuju Pelaminan
44 "SAH"
45 On The Way, Aahh
46 "Maaaaass!"
47 "Aaaahh!"
48 Burning With Love
49 Pagi Pertama Setelah Sah
50 Baby Tobeli Comingsoon - part 1
51 Baby Tobeli Comingsoon - part 2
52 Baby Tobeli has come
53 Calon Mantu?
54 Cantika Tak Ilang-Ilang
55 Saachee
56 Ck, Gery
57 Ruang Kerja Menggelora
58 Kejahilan Thomas
59 Bikin Panik
60 Sebuah Perayaan Yang Spektakuler
61 Kebahagiaan yang abadi
62 Hanya Menyapa
63 # Awal Mula Takdir Bekerja
64 # Kue Ulang Tahun Pertama Dari Bapak
65 # Mekanisme pembayaran hutang
66 #Salah Paham
67 #Masih Episode Salah Paham
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Mendesak
2
Calon Penganten
3
Kiamat
4
The Real Baby Sultan
5
Ilham
6
"Selamat ya, Ra!"
7
Keresahan Amora
8
Perselisihan Dua Orang Sahabat
9
Saling Melepas Rindu
10
Perdebatan Thomas-Kimy
11
Tato Kupu-kupu
12
Psikolog Cinta
13
"Yuk!"
14
Rencana Kencan
15
Kencan
16
Double Date
17
Serangan Tak Terduga
18
Ceramah Bumil
19
Menikah Atau Berpisah!
20
Sebuah Strategi Menuju Halal
21
Berpisah
22
Resah, Gelisah, Gundah
23
Thomas??
24
30 tahun lalu...
25
Jujurlah pada hatimu!
26
Kangen Kamu
27
Terkuaknya Sebuah Misteri
28
Permintaan Seorang Ayah
29
Berbincang Mesra
30
So hot!
31
Persiapan Nujuh Bulanan
32
Acara Nujuh Bulanan, Baby Tobeli
33
Rencana Makan Malam
34
Fakta
35
Makan Siang Yang Menjawab Semuanya
36
Salah Paham
37
Menuju Halal
38
Menentukan Tanggal
39
Ulang Tahun Kimy
40
Kimy's Birthday
41
Sebuah Fakta
42
Bertemu Masa Lalu
43
Menuju Pelaminan
44
"SAH"
45
On The Way, Aahh
46
"Maaaaass!"
47
"Aaaahh!"
48
Burning With Love
49
Pagi Pertama Setelah Sah
50
Baby Tobeli Comingsoon - part 1
51
Baby Tobeli Comingsoon - part 2
52
Baby Tobeli has come
53
Calon Mantu?
54
Cantika Tak Ilang-Ilang
55
Saachee
56
Ck, Gery
57
Ruang Kerja Menggelora
58
Kejahilan Thomas
59
Bikin Panik
60
Sebuah Perayaan Yang Spektakuler
61
Kebahagiaan yang abadi
62
Hanya Menyapa
63
# Awal Mula Takdir Bekerja
64
# Kue Ulang Tahun Pertama Dari Bapak
65
# Mekanisme pembayaran hutang
66
#Salah Paham
67
#Masih Episode Salah Paham

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!