Setelah lama ruang kerjanya tak dimasukin penyusup, akhirnya hari itu pintu itu kembali terbuka tanpa adanya ketukan terlebih dahulu. Pelakunya siapa lagi, jika bukan Thomas si Onta Jawa.
"Mbek!" tegur Thomas, melihat Satria tak sedikitpun terganggu oleh ulahnya.
"Hemmm?" Mata Satria masih terpaku pada dokumen yang sedang ia pelajari.
Thomas langsung menutup dokumen bermap hitam di tangan Satria, agar sahabatnya itu bisa fokus dengan apa yang akan ia katakan.
"Apaan sih?" bentak Satria, "udah lebih dari sebulan hidup gue tenang tanpa gangguan elu, eh hari itu datang lagi." Satria menjatuhkan punggungnya di kursi putar yang menjadi singgasananya.
"Today is my first date— (hari ini adalah kencan pertama gue—)"
"So?" Satria langsung memotong ucapan Thomas. "I don't care (gue gak peduli)."
"Tapi bini lu ancaman buat keberhasilan kencan gue ini. Gue gak mau Amora ngebatalin kencan kita gara-gara rengekan bini lu yang minta ditemenin belanja baju yang gak penting itu!" Thomas mengucapkannya dengan menggebu-gebu.
"Enak aja lu bilang baju gak penting, dia beli baju karena butuh, bukan karena celamitan." Satria tak Terima dengan ucapan Thomas.
"Terserah, yang penting gue mau elu mastiin bini lu gak menyabotase calon makmum gue hari ini!"
Satria memutar-mutar kursinya, "Ckk. Iya-iya."
"Jangan iya-iya doang lu!" bentak Thomas lagi.
"Barusan bini gue juga bilang kalau sore ini dia mau jalan sama temenya si Frozen!" jawab Satria yang seenaknya saja mengganti nama Elsa. "Eh, iya Ta, mumpung elu di sini, coba liat dokumen keuangan itu deh. Perasaan gue ada yang aneh sama laporan akhir tahun kemaren, kayak ada yang ganjil itu menurut gue." Satria langsung memanfaatkan keberadaan Thomas untuk membantunya berpikir.
Dan siang itu mereka pun mulai kembali berkolaborasi bekerja dalam meja yang sama. Sebuah kegiatan yang sebenarnya mereka rindukan setelah lebih dari sebulan lamanya pisah ranjang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Senin memang hari yang sibuk untuk semua pegawai, apalagi untuk mereka yang memiliki jabatan tinggi sekelas Satria misalnya, sepertinya kalimat I don't like Monday memang sangat cocok menjadi judul untuk hari Satria yang melelahkan ini.
Makin tinggi jabatan seseorang memanglah makin sedikit pekerjaan berat yang dilakukan tapi semakin tinggi jabatan seseorang maka makin besar pula tanggungjawab yang ia emban. Bukan lagi tenaga yang dikeluarkan tapi juga seluruh pikiran harus dicurahkan dalam mengemban tugas itu.
"I never like Monday (gue gak pernah suka hari senin)," gerutu Satria sambil menjatuhkan tubuhnya ke sandaran sofa.
Di saat sebagian karyawannya mungkin sedang bersiap pulang atau mungkin sedang menunggu taxi online, Satria masih tengah disibukkan dengan membaca beberapa laporan keuangan dari anak perusahaan yang berada di bawah naungannya.
"Selamat sore, Papa." Suara manja itu begitu mengejutkan Satria.
Matanya melotot saat menatap wajah cantik dengan gaun lengan panjang berwarna tosca yang menyembul dari balik pintu. Bukankah seharusnya Kimy sedang menghamburkan uangnya bersama Elsa?
Satria menelan ludahnya karena kerongkongannya tiba-tiba saja kering saat melihat istri cantiknya itu tersenyum dengan niat terselubung yang belum Satria ketahui. Dia dalam mode waspada dan siaga saat senyum manis itu semakin lebar saja.
Please jangan minta macem-macem sekarang, kerjaan gue masih numpuuuuk! Hati Satria menjerit.
"Kok kamu ke sini? Bukannya mau ditemenin belanja sama Frozen?" Satria berusaha menutupi keterkejutannya.
"Elsa udah ada janji sama tunangannya, jadi gak bisa nemenin aku." Senyumnya makin merekah, namun itu semakin membuat Satria waspada. "Kamu lagi sibuk ya?" Kimy melirik tumpukan berkas dan layar laptop yang masih menampilkan diagram yang Kimy tak bisa membacanya.
"Banget." Satria meregangkan otot-ototnya yang kaku karena seharian duduk sambil menyelesaikan tugas-tugasnya.
"Ya udah deh gak jadi."
"Emang kamu mau minta apa? Temenin belanja?" terkanya.
"Gak. Aku udah belanja tadi. Kamu gak liat baju yang aku pake ini baju baru?" Sembari memamerkan gaun berbahan sifon lembut, dengan corak bunga kecil-kecil.
Satria mana sadar mana baju baru ataupun baju lama istrinya, dia yang memang kurang peduli akan hal kecil itu jadi tak pernah memperhatikan apa yang istrinya kenakan.
"Cantik!" puji Satria, dan memang kenyataan Kimy sangat cantik setelah ia perhatikan dengan seksama.
Polesan make-up natural dan rambut panjangnya yang dihiasi jepit berbentuk bunga membuat dirinya nampak berbeda. Ya, karena tadi seusai belanja dengan teman kantornya, Kimy sengaja mampir ke salon untuk mempercantik diri kemudian mengajak suaminya berkencan sore itu.
"Sini!" Satria menepuk-nepuk pahanya.
Kimy menghampiri. "Jangan cium, nanti lipstiknya berantakan, aku lagi pengen cantik hari ini, ampe rela lama-lama di salon tadi!" Sambil mendorong wajah Satria yang baru akan menciumnya.
"Kamu dandan cantik gini mau kemana?" Akhirnya Satria hanya mendaratkan kecupan di pipi wanitanya.
"Niatnya ajak kamu ngedate, tapi kamunya juga lagi sibuk." Bibirnya mengerucut saat kembali melirik tumpukan map di meja sofa.
"Dedek Tobeli mau ngedate sama Papa?"
"Aku yang mau, bukan Dedek!" potong Kimy yang seperti sedang cemburu pada bayinya sendiri.
❤
❤
❤
❤
❤
Seperti janjinya semalam, Thomas menjemput Amora dari kantornya 30 menit setelah para karyawan kantornya bubar, dilanjutkan dengan melanjutkan kencan mereka yang tertunda. Amora bahkan sengaja mengganti pakaian kerjanya dengan gaun cantik yang siang tadi sengaja ia beli di salah satu butik desainer langganannya.
Gaun selutut berwarna putih dengan aksen payet-payet di bagian dada menjadikannya sangat cantik petang itu, dia terlihat seperti seorang peri di mata Thomas. Begitu cantik dan anggun.
"Kenapa? Aneh ya, aku pake baju serba putih gini?" tanya Amora melihat Thomas hanya menatapnya tanpa sepatah kata. "Kayak kunti gak sih?"
"Mana ada Nyi Kunti secantik kamu?" Ucapannya kembali memancing rona di wajah Amora, kemudian dengan sigap ia membantu memasangkan sabuk pengaman untuk pujaannya itu.
"Bisa gak sih, gak usah gombal?" Meski hatinya begitu berbunga mendengar gombalan Thomas.
"Dan bisa gak sih kamu gak usah dandan secantik ini, kalau gak mau digombalin?"
Makin panas sana wajah Amora, hingga dia hanya bisa menundukkan kepalanya sambil mengarahkan hembusan AC mobil ke arah wajahnya.
"Makan dulu yuk sebelum nonton, aku laper!" ajak Thomas saat dalam perjalanan menuju bioskop.
Amora melirik arloji merk ternama yang melingkar di pergelangan tangannya. "Satu jam lagi Filmnya dimulai loh, gimana kalau kita makan di foodcourt yang dekat bioskop aja? Jangan di restoran, nunggu makanannya dateng aja lama," usul Amora.
"Apa sih yang gak buat Adek!"
Always blushing, seperti biasa.
Untung saja hari senin pusat perbelanjaan tak sepadat seperti akhir pekan, jadi Amora dan Thomas bisa dengan mudahnya memilih tempat duduk di salah satu restoran cepat saji yang berada satu lantai dengan gedung bioskop.
"Di sana aja yuk!" tunjuk Amora ke sudut tempat yang memang dikhususkan untuk pasangan.
"Ngajakin mojok nih?"
"Bisa gak sih kam—"
"Gak bisa!" potong Thomas sambil mengambil pesanan mereka.
Mereka pun makan dengan berbagai candaan Thomas yang membuat Amora terus menerus merona. Membuat Amora berpikir pasti ada yang salah dengan sensor di rona di wajahnya, karena hari itu entah berapa kali wajahnya terasa panas hanya karena mendengar gombalan receh Thomas.
Tapi…
Kedatangan sepasang suami-istri yang begitu Thomas hindari langsung membuat dirinya membeku.
"Ra, tuh!" tunjuk Thomas dengan matanya ke arah pasangan suami-istri yang sedang memilih menu makanan yang ada di slim light box menu display yang ada di belakang meja kasir.
Amora pun ikut menegang, karena bagaimanapun dia pun tak mau acara kencan pertamanya dengan Thomas gagal karena adik semata wayangnya yang seperti nyamuk pengganggu itu.
"Saat mereka cuci tangan, kita keluar cepet-cepet!" bisik Thomas sambil terus memperhatikan pergerakan kedua orang di depan meja kasir.
Amora mengangguk setuju. Keduanya terus memperhatikan mereka yang sepertinya tengah memperdebatkan menu yang akan mereka santap.
Detik-detik begitu mencekam bagi Thomas dan Amora, bahkan saat Kimy menengok ke belakang untuk mencari tempat duduk Amora dan Thomas kompak menyembunyikan kepalanya mereka ke bawah meja, kemudian cekikikan di bawah sana.
Saat yang dinanti pun tiba, saat Kimy dan Satria mencuci tangan mereka, Amora dan Thomas langsung berlari terbirit-birit keluar restoran. Kemudian terbahak-bahak saat keduanya berhasil menghindari tangkapan mata wanita hamil itu.
"Kita langsung nunggu di depan bioskop aja yuk!"
"Sampe ke depan pelaminan juga boleh," ujar Thomas.
"Maaas, bisa gak sih—"
"Gak bisa!" potongnya lagi seperti sebelumnya.
Amora dan Thomas mengisi waktu mereka sebelum bioskop kembali dibuka dengan berkeliling, saling menggenggam erat, dan saling membalas senyuman layaknya pasangan yang sedang dimabuk cinta pada umumnya.
"Bentar lagi buka kayaknya, yuk kita balik ke bioskop!" ajak Thomas, kali ini tangan kekarnya merangkul bahu kecil wanita bergaun putih yang begitu ia damba.
Lagi dan lagi, kedua pasangan mesum itu kembali terlihat sedang mengantri untuk membeli popcorn, atau lebih tepatnya Satria yang mengantri, karena Kimy terlihat sedang duduk dan tengah fokus pada ponselnya.
Sontak Thomas membalikkan tubuhnya dan membawa Amora berlari dari tempat itu.
"Kenapa?" tanya Amora yang tiba-tiba saja dibawa lari Thomas.
"Ada si Pucuk di sana."
Wajah Amora nampak sendu, sepertinya dia kecewa karena acara nonton yang sejak kemarin ia nantikan kembali harus gagal.
"Terus kita kemana?" tanya Amora malas.
"Kita masuk setelah mereka masuk, pokoknya jangan sampe mereka liat kita," jawab Thomas kemudian tak sengaja melirik sebuah toko yang menjual pernak-pernik lucu di dalamnya. "Kita beli masker sama topi itu!" tunjuk Thomas pada topi kelinci yang jika Amora tak salah duga, telinga kelinci itu bisa bergerak-gerak.
Tanpa menunggu jawaban Amora Thomas membawa masuk tubuhnya untuk membeli topi dan masker bergambar lucu untuk mereka kenakan.
"Aku baru pertama kali kencan se menegangkan ini loh!" Sambil memencet bagian yang menjuntai seperti cakar di topi tersebut.
"Kupingnya bisa gerak loh!" Sepertinya Thomas baru pertama kali melihat benda itu.
"Kamu norak ih!" Padahal dirinya pun baru pertama kali memakainya.
"Jangan-jangan ini yang disebut Bunny hat itu ya? Ponakan aku dari kemaren minta dibeliin ini, aku gak tau bentukannya kayak apa." Thomas terbahak-bahak karena kebodohannya.
"Terus kamu gak beliin ponakan kamu dong?"
"Aku kasih duitnya aja ke emaknya, biar dia beli sendiri." Thomas kembali merangkul Amora setelah menaikan masker untuk menutupi setengah wajahnya. "Kita lanjutin kencan menegangkan kita!"
"Let's go!" jawab Amora yang kini terus tersenyum di balik maskernya.
...Akankah kencan pertama mereka berjalan dengan lancar tanpa diganggu nyamuk pengganggu???...
notes: bagi yang mau masuk jgn lupa paswordnya, sebut Bumblebee, kevin atau Sadeli 3x...
biar dibukain pintu sama Encus and Mak Zeni sang pelopor susu Ogut!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Winardi Sintya
Bumblebee:satria
Kevin:kaisar
Sadeli:dewa
🤣🤣🤣🤣😅
2025-03-15
0
Dende Kesie
🤣🤣🤣🤣🤣
2023-07-11
1
Siti Solikah
somplak
2023-01-09
0