Keresahan Amora

Sudah lebih dari seminggu masa iddah Amora selesai, namun bukannya merasa lega apalagi bahagia karena dengan begitu dia sudah bisa memulai kembali hidupnya untuk menerima cinta baru, Amora malah merasa ketakutan. Bayang-bayang kegagalan pernikahannya dengan Andre kembali menghantui. Selama itu pula dia tak mengangkat telepon ataupun membalas chat dari Thomas. 

Detak jantungnya selalu tak menentu tiap kali nama Thomas tertera di layar ponselnya. Amora takut Thomas kembali menagih janjinya untuk menjawab ungkapan cinta yang kurang lebih 2 bulan lalu Thomas utarakan untuknya. 

Adalah Kimy yang akhirnya Amora pilih untuk menjadi tempat curhatnya. Entahlah, padahal ia tahu Dina sang Ibu jauh lebih bijak dalam menasihatinya, tapi sepertinya untuk kali ini, Amora hanya ingin bercerita tanpa harus mendapatkan nasihat apapun. 

Kimy terlihat sedang menikmati cahaya mentari pagi saat ia datang mengunjungi kediaman adiknya, wanita hamil itu nampak asik bermain dengan warna di atas kanvas sambil ditemani adik iparnya yang sepertinya malah sibuk dengan dengan pekerjaannya, seperti biasa. Karena bisa dilihat dengan jelas olehnya raut wajah Satria yang tengah berkonsentrasi penuh saat menatap layar gadgetnya. 

"Lagi ngelukis apa, Dek?" tanya Amora, begitu basa-basi, karena tanpa perlu ditanya pun ia sudah bisa melihat lukisan Kimy yang menampakan pemandangan pantai yang sepertinya sedang Kimy rindukan, begitu pula dirinya. 

"Monas!" jawab Kimy asal. "Tumben pagi-pagi ke sini. Untung aja aku sama Satria udah beres." Ucapan Ambigu Kimy berhasil membuat Amora geram. 

"Dasar Mesum!" Didorongnya tubuh Kimy meski tak sekuat tenaganya. 

"Dih, emang beres apaan? Aku belum beres ngomong udah diduluin, kakak udah ketularan si Onta!" sindir Kimy. "Ah, coba aja dulu aku ada waktu dia malu-maluin dirinya ke semua keluarga."

Hari itu, pagi dimana Thomas mengucapkan selamat untuknya, adalah kali pertama Amora melihat wajah tampan Thomas, merah padam karena malu. 

"Perasaan setengah jam lalu, ada yang bilang mau bikinin kopi." Suara Satria berhasil membuat Kimy menoleh. 

"Sorry, aku lupa! Masih ada kompensasi waktu kan. Sama Ibu hamil itu harus baik-baik loh!" Kimy memelas pada suaminya yang tanpa sengaja teralihkan oleh kanvas dan cat air. "Aku buatin sekarang, oke. Sekalian bikinin minum Kak Ara."

"Eh, ada elu Ra. Dari kapan datengnya?" Satria yang sejak tadi memang khusyuk dengan pekerjaannya, tak memperhatikan kedatangan Amora. 

"Barusan sih."

"Gimana, udah ada kabar kalau perusahaan ayah menang tender proyek jalan tol?" Tetap saja ujung-ujungnya pekerjaan yang Satria bahas sebagai bahan basa-basinya. 

"Belum lah, palingan akhir tahun, lagian proyek itu kan masih lama juga dilaksanakannya," jawab Amora yang kini duduk di kursi tempat Kimy duduk tadi. 

Sebetulnya ingin sekali Amora bertanya kepada Satria bagaimana kabar Thomas. Aneh memang, padahal cara mudah menanyakan kabar Thomas adalah dengan cara menanyakannya langsung kepada Thomas, tapi jangankan untuk menanyakan kabar, menjawab telepon atau membalas chat Thomas saja Amora tak sanggup. 

"Sat, kode kayaknya," tunjuk Amora pada pada lukisan yang Kimy buat. 

"Kode banget emang. Temen-temennya di kantor pada family gathering di Bali, cuma dia doang yang kagak ikut. Mewek kejer awalnya, tapi berenti sendiri akhirnya karena capek." Satria masih ingat jelas kejadian beberapa hari lalu, saat dia dan Kimy melepas keberangkatan para rekan kerjanya di Bandara. Sepanjang perjalanan Kimy terus saja menangis tanpa bisa ditenangkan, bahkan saat Satria menawarkan pelukannya pun Kimy langsung tolak mentah-mentah. 

"Bali kan deket, kecuali ke Hawaii. Ibu hamil itu butuh refresing tau, mumpung belum hamil besar juga, jadi masih bisa diajak travelling," usul Amora. 

"Bali emang deket, tapi dokter gak ngijinin dia terbang. Riwayat dia keguguran itu yang bikin dokter gak ngasih izin, kita kan gak pernah tahu pesawat yang kita tumpangi gak akan mengalami turbulensi, dokter takut kandungan dia lemah, jadi gue lebih pilih cara aman lah. Kemaren gue aja ke Ancol, dia melengos aja gak jawab," jelas Satria sambil tersenyum. 

"Kopi dengan sejumput cinta dari Bunda dan Dedek, and harus diminum perlahan biar lebih dapet feel cintanya," ucap Kimy seraya meletakkan cangkir kopi di meja teras ditambah kecupan singkat di bibir Satria. "Kita ngobrol di dalem aja yuk!" ajak Kimy pada Amora.

Kimy mengajak Amora ke ruang tengah, yang menjadi tempat favorit Kimy setelah kamar tidurnya.

"Hello, baby!" Amora mengusap perut yang sudah nampak buncit, meski tak terlalu besar. "Berapa bulan, Dek?"

"Minggu depan masuk enam bulan." Kimy mulai merebahkan tubuhnya di atas sofa bed empuknya. "Kakak mau cerita apa?"

"Cerita apaan?" Amora gugup, bagaimana bisa Kimy tahu bahwa ada yang mau ia ceritakan, padahal tak sepatah katapun yang keluar dari bibir Amora untuk membahas hal yang sedang mengganjal hatinya. 

"Ceritain si Onta lah. Siapa lagi?" Kimy langsung menyekak Amora dengan ucapannya. 

"Onta apaan, kamu aneh ih!" Amora mengelak dia pura-pura tak mengerti. 

"Kakak yang aneh, kenapa udah seminggu ini Kak Ara ngehindarin dia? Kalau gak suka bilang gak suka, kalau suka cepet bilang suka. Jangan suka ngegantungin perasaan orang! Ngegantung perasaan orang itu lebih kejam daripada ngegantung orang itu, tau!" ucap Kimy, karena beberapa hari lalu, Thomas menceritakan kepadanya, bahwa Amora tak pernah menjawab telepon ataupun membalas chat yang Thomas kirim.

Amora terdiam. Dirinya begitu bingung. Niat awalnya hanya ingin mencurahkan isi hati tanpa mendengar nasihat apapun, nyatanya sebelum dia memulai ucapannya Kimy sudah memberondongnya dengan nasihat.

"Kakak belum siap untuk ngejalin hubungan baru." Akhirnya Amora bersuara.

"Ya udah, kakak tinggal bilang gitu sama dia, biar dia gak ngerasa di pehapein sama Kakak. Biar dia bisa nyari cewek lain yang lebih siap dari Kakak." Kimy memanas-manasi. 

Sontak Amora membelalakan matanya ke arah sang adik yang saat itu tengah asik mengunyah anggur hijau yang tadi Kimy ambil dari kulkas. 

"Kakak aneh ih. Diterima kagak, dilepas buat nyari cari cewek lain gak boleh, terus mau kakak apa?"

"GUE TAKUT GAGAL LAGI, DEK!" pekik Amora membuat Kimy terhenyak karena tak mengira respon dari sang kakak. 

"Itu artinya kakak juga belum siap untuk nerima dia, kan! Kalau begitu, tinggalin dia, jangan biarin dia terus berharap!" saran Kimy. 

"Gue juga gak bisa!" Amora menjatuhkan tubuhnya ke atas bantal dan memeluknya erat. 

"Kenapa?"

"Gue juga suka sama dia," cicit Amora, namun masih terdengar oleh Kimy dan pria yang juga sedang berdiri di balik pilar yang menjulang tinggi. 

"If you love somebody, say it (jika kamu cinta pada seseorang, katakanlah)!"

Amora tak menjawab, seluruh raganya memang sudah menginginkan Thomas, tapi hati kecilnya masih menyimpan ketakutan akan kegagalan hubungan yang pernah terjadi pada rumah tangganya. 

"Kak, kalau kak Andre pernah nganggap kalau rumput tetangga lebih hijau, kenapa kakak juga gak bisa punya pikiran kayak gitu?"

"Maksud loh?"

"Kalau bagi dia rumput tetangga lebih hijau, kenapa kakak gak bisa nunjukin ke Ka Andre kalau burung tetangga lebih berkicau!" cengir Kimy. 

"Dasar gebleg! Otak elu kenapa jadi begini sih?" Amora melempar bantal yang ia peluk ke arah ibu hamil itu.

Sedang Kimy hanya terbahak-bahak mendengar cacian sang kakak. "Udah beresin urusan Kak Ara sama si Onta, meski aku sebenernya gak begitu setuju punya kakak ipar sableng, mesum, dan minim akhlak kayak dia, tapi kalau kakak suka, aku terpaksa nerima dia jadi member keluarga kita."

"Mau kemana loh?" tanya Amora melihat Kimy bangkit dari tempatnya. 

"Mau ngasih waktu dan tempat buat kakak sama si Onta!" tunjuk Kimy dengan dagunya ke arah pria yang kini tengah berdiri menatap Amora dengan wajah berbinar. 

Kehangatan kembali menghampiri wajah Amora, dan bisa dipastikan wajah Amora sudah bersemu merah. 

"Anteng-anteng ya di sini, jangan macem-macem loh. Noh ada CCTV di sana-sini!" goda Kimy pada Amora dan Thomas yang masih saling berpandangan. "KAKAAAAAK!" teriaknya pada sang suami. 

"Apaaaa?"

"Ke surga yuk! Si Dedek minta ditengokin!"

Terpopuler

Comments

Siti solikah

Siti solikah

si jubaedah ada ada aja

2024-09-20

0

Dende Kesie

Dende Kesie

yaAllah, dasar Jubaedah mesumm

2023-07-11

1

She Imoed

She Imoed

JUBAEDAAAH
keseringan digaulin sama lakinya yg sableng jd ikutan sableng + mesoom😅😅😅

2023-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Mendesak
2 Calon Penganten
3 Kiamat
4 The Real Baby Sultan
5 Ilham
6 "Selamat ya, Ra!"
7 Keresahan Amora
8 Perselisihan Dua Orang Sahabat
9 Saling Melepas Rindu
10 Perdebatan Thomas-Kimy
11 Tato Kupu-kupu
12 Psikolog Cinta
13 "Yuk!"
14 Rencana Kencan
15 Kencan
16 Double Date
17 Serangan Tak Terduga
18 Ceramah Bumil
19 Menikah Atau Berpisah!
20 Sebuah Strategi Menuju Halal
21 Berpisah
22 Resah, Gelisah, Gundah
23 Thomas??
24 30 tahun lalu...
25 Jujurlah pada hatimu!
26 Kangen Kamu
27 Terkuaknya Sebuah Misteri
28 Permintaan Seorang Ayah
29 Berbincang Mesra
30 So hot!
31 Persiapan Nujuh Bulanan
32 Acara Nujuh Bulanan, Baby Tobeli
33 Rencana Makan Malam
34 Fakta
35 Makan Siang Yang Menjawab Semuanya
36 Salah Paham
37 Menuju Halal
38 Menentukan Tanggal
39 Ulang Tahun Kimy
40 Kimy's Birthday
41 Sebuah Fakta
42 Bertemu Masa Lalu
43 Menuju Pelaminan
44 "SAH"
45 On The Way, Aahh
46 "Maaaaass!"
47 "Aaaahh!"
48 Burning With Love
49 Pagi Pertama Setelah Sah
50 Baby Tobeli Comingsoon - part 1
51 Baby Tobeli Comingsoon - part 2
52 Baby Tobeli has come
53 Calon Mantu?
54 Cantika Tak Ilang-Ilang
55 Saachee
56 Ck, Gery
57 Ruang Kerja Menggelora
58 Kejahilan Thomas
59 Bikin Panik
60 Sebuah Perayaan Yang Spektakuler
61 Kebahagiaan yang abadi
62 Hanya Menyapa
63 # Awal Mula Takdir Bekerja
64 # Kue Ulang Tahun Pertama Dari Bapak
65 # Mekanisme pembayaran hutang
66 #Salah Paham
67 #Masih Episode Salah Paham
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Mendesak
2
Calon Penganten
3
Kiamat
4
The Real Baby Sultan
5
Ilham
6
"Selamat ya, Ra!"
7
Keresahan Amora
8
Perselisihan Dua Orang Sahabat
9
Saling Melepas Rindu
10
Perdebatan Thomas-Kimy
11
Tato Kupu-kupu
12
Psikolog Cinta
13
"Yuk!"
14
Rencana Kencan
15
Kencan
16
Double Date
17
Serangan Tak Terduga
18
Ceramah Bumil
19
Menikah Atau Berpisah!
20
Sebuah Strategi Menuju Halal
21
Berpisah
22
Resah, Gelisah, Gundah
23
Thomas??
24
30 tahun lalu...
25
Jujurlah pada hatimu!
26
Kangen Kamu
27
Terkuaknya Sebuah Misteri
28
Permintaan Seorang Ayah
29
Berbincang Mesra
30
So hot!
31
Persiapan Nujuh Bulanan
32
Acara Nujuh Bulanan, Baby Tobeli
33
Rencana Makan Malam
34
Fakta
35
Makan Siang Yang Menjawab Semuanya
36
Salah Paham
37
Menuju Halal
38
Menentukan Tanggal
39
Ulang Tahun Kimy
40
Kimy's Birthday
41
Sebuah Fakta
42
Bertemu Masa Lalu
43
Menuju Pelaminan
44
"SAH"
45
On The Way, Aahh
46
"Maaaaass!"
47
"Aaaahh!"
48
Burning With Love
49
Pagi Pertama Setelah Sah
50
Baby Tobeli Comingsoon - part 1
51
Baby Tobeli Comingsoon - part 2
52
Baby Tobeli has come
53
Calon Mantu?
54
Cantika Tak Ilang-Ilang
55
Saachee
56
Ck, Gery
57
Ruang Kerja Menggelora
58
Kejahilan Thomas
59
Bikin Panik
60
Sebuah Perayaan Yang Spektakuler
61
Kebahagiaan yang abadi
62
Hanya Menyapa
63
# Awal Mula Takdir Bekerja
64
# Kue Ulang Tahun Pertama Dari Bapak
65
# Mekanisme pembayaran hutang
66
#Salah Paham
67
#Masih Episode Salah Paham

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!