Sepertinya pepatah yang mengatakan bahwa mulutmu adalah harimaumu, memang cukup menggambarkan situasi yang saat ini Thomas dan Satria rasakan. Bila kita tak hati-hati dalam berucap dan menjaga lisan kita, maka bisa jadi apa yang keluar dari mulut kita akan menjadi sebuah bumerang yang bisa menghantam diri kita sendiri. Seperti yang kedua pria Sableng itu lakukan beberapa saat lalu.
"Kita langsung ke bioskop?" Satria pura-pura tak melihat kemarahan di wajah Sang Istri. "Kamu mau nonton apa?"
"Frozen!" jawab Kimy asal sambil terus keluar menyusuri trotoar tanpa tau mau kemana.
"Maafin aku!" Satria menyelaraskan langkahnya dengan Kimy yang terus berjalan angkuh bak seorang model di atas catwalk.
"Aku gak marah!" Tapi nada suara pun dengan raut wajahnya tak menampakkan wajah yang katanya tak marah.
"Terus kamu mau kemana? Bioskop ada di ujung jalan sana!" tunjuk Satria ke arah sebuah Mall di ujung jalan yang berlawanan dengan langkah kaki Kimy melangkah.
Ponsel Kimy berdering, dilihatnya nama Ibu tertera di layar ponsel.
"Halo?"
"Assalamu'alaikum!"
"Waalaikumsalam," jawab Kimy masih dengan nada suara kesal.
"Kamu kenapa?" Dina yang tadinya akan menanyakan keberadaan Amora malah lupa karena kekhawatirannya akan si bungsu yang tengah mengandung.
"Apa? Ibu mau aku nginep di sana?" Kimy semringah.
"Kamu ngomong sama siapa sih? Ibu tanya kamu kenapa? Berantem lagi sama ya Satria?" terka Dina.
"Oh, iya deh. Kalo ibu mau aku nginep di sana. Nanti aku langsung ke rumah Ibu." Kimy masih berakting.
"Dasar Sableng!"
"Aku juga kangen ibu."
"Bodo ah!"
"Iya aku langsung ke sana sekarang!"
Satria hanya mematung sambil terus memperhatikan istrinya yang sepertinya diminta menginap di rumah mertuanya.
Benar-benar kebetulan yang tak masuk akal. Karena tumben-tumbennya Dina mendadak meminta istrinya menginap di sana, hampir dua tahun menikah tak pernah sekalipun Dina Sang Ibu mertua meminta istrinya menginap, seberapa rindunya dirinya pada Sang Istri, ditambah lagi beberapa hari lalu mereka baru saja menginap di sana.
"Kamu mau ke rumah Ibu? Bobo di sana?"
"Iya," jawabnya singkat seraya berbalik arah untuk kembali ke tempat mobil Satria terparkir di depan warung tenda pecel ayam.
Ada Amora di sana bersama Thomas yang sepertinya sedang berusaha menjelaskan apa yang sudah sangat jelas mereka beberkan tadi.
"Kak, Ibu minta aku nginep. Aku ke sana bareng Ka Ara ya!"
Kening Amora berkerut seketika mendengar ucapan Sang adik. Bukankah kamar adiknya belum beres di renovasi?
Karena Kimy yang rencananya setelah melahirkan akan pulang di rumah orang tuanya, membuat seorang Billionaire seperti Satria dengan seenak uangnya merenovasi kamar tamu di lantai bawah untuk dijadikan kamar Kimy dan bayinya nanti.
"Mobil Kakak kan ada di rumah kamu, Dek!" Karena tadi dirinya pergi bersama Thomas.
"Bawa mobil Satria aja, nanti dia pulang sama sohibnya. Biar puas mereka gibahin si pemilik tato kupu-kupu!" ketus Kimy.
"Aku aja yang anterin kamu!" mohon Satria. "Aku juga kangen masakan Ibu!" alasannya.
"Ibu gak masak!"
"Kan tadi siang ada arisan di rumah Ibu, pasti banyak masakan enak lah!" desak Satria.
"Udah abis! Sisanya dibungkus sama temen arisannya!"
"Udah deh, biar aku yang anter kamu ke sana! Kita kasih kesempatan si Onta juga tuk minta maaf ke si Amora!" pintanya makin memelas.
"Aku lagi males liat muka kamu." Kimy masih angkuh. "Jadi kalian sadar dong ya apa kesalahan kalian!"
"Aku juga mau pulang, udah malem juga," timpal Amora, tanpa melirik sedikit pun ke arah Thomas yang wajahnya sudah sangat kebingungan.
Dan akhirnya sambil menghembuskan napasnya, Satria merogoh kantong celananya untuk menyerahkan kunci mobil yang beberapa bulan lalu ia beli. "Ati-ati bawanya, Ra!"
"Ati-ati bawa apanya?" tanya Kimy mendengar ucapan Satria yang tak jelas maksudnya.
"Istri aku lah!" Satria masih mengenggam erat kuncinya, begitu berat hati menyerahkannya ke tangan Amora.
"Buruan, ih!" Kimy langsung menyambar kunci mobil dari tangan Satria, karena sepertinya suaminya itu tak rela meminjamkan mobil barunya kepada Amora.
Selama perjalanan Amora tak banyak bicara. Dirinya masih sangat kesal dengan acara nostalgia yang tak senonoh antara Thomas dan Satria tadi. Ya, meski Amora tahu, seperti apa Thomas dulu, tapi tetap saja membuat hati Amora sakit, saat pria yang kini sudah mengisi setiap sudut hatinya itu membicarakan mantan duet mautnya, yang juga teman ranjang Satria. Benar-benar menjijikkan, bukan?
"Ini salah satu gak enaknya punya pasangan kayak mereka," ucap Kimy membuka percakapan.
"Kak Ara baru denger aja udah kesel banget, apalagi aku yang beberapa kali ketemu para mantan partner Satria," lanjut Kimy karena Amora tak menanggapi. "Dan ada beberapa dari mereka kayak gak punya malu ngerayu suami aku."
Amora melirik sekilas adiknya yang malam itu nampak cantik dengan gaun hamil karya perancang ternama negeri ini.
"Kamu cemburu?" balas Amora.
"Awalnya, tapi Satria terus berusaha yakinin aku kalau cuma aku wanita yang sekarang dia mau."
"Kamu percaya begitu aja?" Amora mencibir.
"Kakak juga bisa liat sendiri lah, hampir 2 tahun nikah, kita gak pernah berantem karena dia main perempuan," tegas Kimy, penuh percaya diri.
Amora kembali diam. Memang benar apa yang diucapkan Kimy, selama ini atau lebih tepatnya setelah menikah dengan Kimy, pria yang dulu sering bergonta-ganti teman tidur itu jadi sosok pria setia yang begitu memuja adiknya. Berbanding terbalik dengan mantan suaminya yang baik di awal namun bejat di akhir.
"Gimana sih caranya kok bisa kamu gak punya rasa curiga dan cemburu sama si Sableng itu!" Amora lupa jika Thomas yang kini jadi pemilik hatinya juga sama sablengnya seperti adik iparnya.
"Cemburu sih masih ada, bahkan tadi pas mereka bahas si Tato Kupu-kupu aja aku masih ada rasa cemburu. Tapi dulu Ibu pernah bilang, dan mungkin pernah bilang juga ke Kak Ara pas kakak udah nikah. Yang katanya begini, 'jangan terlalu berlebihan punya rasa curiga sama suami, anggaplah seperti ini, kalau dia pulang, dia adalah suami kamu seutuhnya, layani dan perlakuan dia dengan sebaik mungkin, jadi kalau suatu saat dia berkhianat kamu gak pernah nyesal karena gak melayaninya dengan baik—" Hati Amora berdenyut, dirinya seperti ditampar oleh ucapan Kimy. Amora ingat, Sang Ibu pernah berujar seperti itu kepadanya setelah ia menjadi seorang istri. "— dan kalau dia keluar rumah, anggaplah dia orang lain, jangan terlalu berpikiran negatif, karena bisa jadi apa yang kamu pikirkan malah akan terjadi. Ingat, jika kamu berpikiran negatif maka hati kamu lama-lama akan kotor karena semua prasangka-prasangka negatif yang kamu buat sendiri'. Begitu deh kira-kira." Kimy mengakhiri ucapannya.
"Iya, Kakak inget. Dan sayangnya malah Kakak yang membuat Andre jadi selingkuh." Amora menertawakan dirinya seolah merendahkan dirinya sendiri.
"Makanya aku mah, kasih full servis terus sama Satria, dimanapun dan kapanpun, hajaaaarr!"
"Dasarnya aja itu mah elunya yang doyan!" Amora mendorong tubuh Kimy, membuat target makin terbahak-bahak.
Cinta memang bisa mengubah segalanya, contohnya saja Kimy, gadis manja itu kini jadi lebih sering menasehatinya seolah dirinya adalah seorang psikolog cinta. Tak ada lagi Kimy cengeng seperti dulu, tak ada lagi Kimy manja dan tak mau diatur jika menyangkut masalah Satria, buktinya saja kini gadis yang tak pernah masuk dapur itu jadi mulai pandai memasak, demi rasa cintanya pada Sang suami.
Untuk urusan cinta Amora memang kalah jauh dari adiknya, dan sepertinya Amora harus lebih banyak belajar pada mantan gadis polos yang kini perutnya nampak buncit karena sering berpolos-polos ria dengan adik iparnya.
"Setelah denger omongan lu, kok gue malah tambah minder ya!"
"Jalanin aja dulu, si Onta orangnya baik kok, makanya Kak Ara suka. Udah deh gak usah kebanyakan mikir dan nyalah-nyalahin diri sendiri, terima aja kenyataannya kalau Kak Ara itu tulang rusuknya si Onta yang hilang."
Amora kembali bersemu mendengar celotehan adik yang level kemesumannya kini sudah di atas rata-rata, expert!
"Onta dan Onty peluk-pelukan, Onty dan Ont cium-ci...Mmmm."
Belum selesai Kimy meledek Sang Kakak dengan memplesetkan sebuah lagu TK, Amora sudah membekap mulut si cerewet itu dengan tangan kirinya.
...Kalo sebelum malam, yang like tembus 20k, aku doble up lagi🤭...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
putri
memang udah cocok banget onty dan onta 🤣
2024-04-12
0
Novi Wulandari
GK tau mo komen apa,,,Krn terlalu focus pd cerita yg bikin sy ngakak sampek guling²
maksih thooor 🥰🥰🥰
2023-08-22
0
Dende Kesie
yaAllah,kimy encumm kamu itu...🤣🤣🤣
2023-07-11
0