CEO Tampan Dan Istri Rahasia
"Dia adalah salah satu karyawanmu di kantor pusat".
Kalimat Saraswati yang tidak lain adalah neneknya itu terus terngiang ditelinga Tian sejak kemarin seperti sebuah mantera ajaib.
Menghantui pikiran Tian seperti sebuah mimpi buruk, membuat Tian tidak bisa tidur nyenyak semalaman, dan menjadi buah pikiran Tian hingga pagi ini.
Sebastian Putra Djenar.
Ceo pewaris tunggal kerajaan bisnis raksasa Indotama Group, pemilik anak perusahaan diberbagai bidang yang merambah berbagai bisnis-bisnis besar di negeri ini.
Gambaran sempurna seorang pengusaha muda yang tampan, kaya raya, cerdik, dan tentu saja berkuasa, sehingga banyak pengusaha yang mengincar untuk bekerja sama dengannya, dan setiap wanita berebut menggilainya.
Lelaki yang sering disapa Pak Tian itu memiliki kepribadian introvert dan berhati dingin, sama sekali bukan tipe orang yang mudah didekati.
Namun didalam hidup Tian, satu-satunya hal yang tak bisa ia kendalikan hanyalah sosok Saraswati, karena wanita tua itu seolah tahu betul bagaimana caranya membuat Tian tidak berkutik.
Seperti halnya pembicaraan kemarin, awalnya Tian mengira Saraswati hanya akan membicarakan perihal kemajuan bisnis beserta prospeknya dimasa yang akan datang seperti biasanya, saat wanita itu sengaja meluangkan waktu untuk berbicara dengan Tian.
Bagi Tian, Saraswati bukan hanya sebagai nenek namun segalanya.
Sejak kepergian orang tua Tian dalam kecelakaan kurang lebih dua puluh tahun yang lalu Saraswati telah membesarkan Tian, sampai dititik di mana Tian dirasa mampu memegang kendali penuh atas Indotama Group.
Perusahaan Indotama Group adalah kerajaan bisnis yang turun temurun yang bahkan sudah ada semenjak Tian belum ada di dunia.
Tapi ternyata justru ditangan Tian Indotama Group mencapai masa kejayaan, meskipun usianya masih begitu belia saat dengan terpaksa harus mengambil alih Indotama Group untuk pertama kalinya.
“Usiamu sudah tiga puluh satu tahun. Sudah saatnya kamu menikah, Tian.” Saraswati berucap to the point, tepat setelah Tian berbasa-basi menanyakan kabar kesehatannya seperti biasa.
“Menikah tidak ada dalam kamusku, Nek.” ucap Tian sekenanya. “Lagi pula selama ini aku belum pernah memikirkannya ...”
“Maka pikirkanlah kalau begitu..!”
“Tapi, Nek..”
“Karena kamu harus mempunyai keturunan Djenar untuk mendapatkan seorang pewaris.” Saraswati bersikukuh sambil melipat tangannya di dada, mulai menunjukkan sifat mengintimidasi seperti biasa.
“Keturunan Djenar? Pewaris?” Tian nyaris tertawa. “Bagaimana bisa, nek? Aku saja belum punya calon istri ...”
“Lalu apa saja yang kamu lakukan selama ini? Bermain-main dengan begitu banyak wanita tapi tidak bisa mendapatkan seorang pun calon istri ...?” Saraswati menatap Tian tajam. Seperti biasa wanita tua ini sangat pandai melemahkannya.
“Nek ... bukan begitu ..."
“Sudah kuduga, aku memang harus secepatnya turun tangan atas persoalan ini..!”
Bola mata Tian membulat sempurna, otaknya mereka-reka apa yang akan dilakukan Saraswati.
“Sepertinya sudah waktunya kamu tau bahwa sebelum meninggal, sebenarnya mendiang ayahmu sudah menentukan masa depanmu. Semasa hidup, ia telah menjodohkanmu dengan anak dari orang kepercayaannya. Awalnya aku tidak ingin memaksa, tapi melihatmu saat ini .... Haihhh ... Benar-benar tidak bisa diharapkan ..."
"Tapi Nek ..."
"Tidak ada tapi-tapian, cukup jalani saja keinginan mendiang ayahmu itu.” pungkas Saraswati acuh.
Tian yang mendengarnya nyaris tak percaya.
Bagaimana ini?
Tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba mendengar kenyataan bahwa dirinya sudah dijodohkan dengan seorang wanita?
Astaga.. selama ini Tian mengira cerita tentang Sitti Nurbaya tidak akan pernah terjadi lagi di dunia nyata.
Tapi kenapa sekarang malah terjadi dalam kehidupannya ...!?
Tian memijat keningnya pertanda ia mulai pening menghadapi situasi saat ini.
Sungguh Tian tidak pernah sekalipun memikirkan tentang pernikahan, sekalipun wanita bukanlah hal yang asing dalam kesehariannya.
Memang benar ada begitu banyak wanita yang berseliweran dalam hidup Tian, tapi toh sejauh ini tak ada satupun yang membuatnya berpikir untuk menjadikan salah satu diantara mereka sebagai istri.
Tian juga merasa tidak membutuhkan seorang istri, apalagi jika harus memiliki keturunan dengan salah satu diantara mereka seperti yang diinginkan Saraswati.
Wanita dalam pandangan Tian selama ini tak lebih dari sosok makhluk indah, yang asalkan kau adalah pria yang memiliki uang, maka kau bisa membuatnya bertekuk lutut dan melakukan apa saja.
“Nek, mana mungkin aku bisa menikah dengan orang yang tidak aku kenal?”
“Aku kan sudah bilang dia salah satu karyawanmu."
"Tapi, Nek ..."
"Bukankah selama ini kamu juga sering berkencan dengan begitu banyak wanita tanpa mengingat namanya sama sekali ...? Jadi tidak ada bedanya kan..?"
Tian menghembuskan napasnya berat menghadapi sikap keras kepala Saraswati.
"Yang perlu kamu pikirkan sekarang cuma satu hal saja, bahwa keluarga Djenar butuh pewaris, yang tentu saja datangnya harus dari dirimu.” kilah Saraswati.
Tian memijit keningnya lagi dengan kalut. “Karyawan wanita di kantor pusat itu ada ratusan, Nek ... Lalu bagaimana aku bisa mengenalinya?”
"Kamu tidak perlu memikirkan apapun, biar aku yang akan mengatur semuanya ..."
Tian termanggu mendengarnya.
Untuk sesaat hanya hening yang ada diantara mereka, sebelum akhirnya Tian merasa sebelah pundaknya sedang diusap penuh kasih sayang.
“Kira-kira seminggu sebelum kecelakaan maut itu terjadi, ayahmu memutuskan untuk menjodohkanmu. Jadi mengertilah, Tian.. jangan pernah memintaku untuk tidak menjalankan keinginan terakhir putra semata wayangku karena aku tidak mungkin menolaknya, kau juga tidak ..."
“Baiklah, Nek..” ucap Tian pada akhirnya, dengan suara berat. Tak kuasa lebih lama melihat Saraswati yang biasanya enerjik kini duduk terpekur.
Begitu mendengar Tian berucap demikian, pancaran mata Saraswati langsung mengerjap cerah.
“Ahh Tian, sudah kuduga kamu pasti akan mengerti, kamu benar-benar cucuku yang baik hati ...”
Tian sedikit menyebikkan bibir melihat keceriaan Saraswati yang awalnya seperti batere lowbat yang tiba-tiba on bak mendapat asupan listrik full.
"Tian ... Nenekmu ini hanya mencoba mengabulkan keinginan mendiang ayahmu. Sejak awal ini juga terasa berat untukku dan asal kamu tau, aku pun sudah berusaha keras menentangnya. Aku merasa menjodohkanmu bukanlah keputusan yang tepat. Bahkan jika kelak kamu harus dijodohkan, akan lebih baik memilih salah satu putri para rekan bisnis demi kemajuan perusahaan, bukan dengan orang dari kalangan biasa. Tapi saat itu ayahmu terlalu keras kepala meskipun aku memaklumi bahwa ia juga memiliki alasan yang kuat atas keputusannya ..."
Saraswati menarik nafas sejenak, sebelum akhirnya kembali meneruskan kalimatnya.
"Kepergian ayahmu yang mendadak membuatku tidak memiliki kesempatan mengubah keputusan itu begitu saja. Mau tak mau aku harus menepati janjiku, Tian. Tolong pahamilah semua ini ...”
Tian menghembuskan napas berat, sedikit putus asa setelah mendengar penjelasan Saraswati yang begitu panjang, sadar bahwa apapun keberatannya seolah tidak bisa mengubah apapun.
“Apakah wanita itu juga sudah mengetahui tentang perjodohan ini, Nek?”
“Wanita itu sudah tau bahwa ayahnya akan menikahkannya dengan seorang pria. Yang ia tidak tau adalah bahwa pria itu kamu, Ceo ditempatnya bekerja.”
Saraswati terdiam sejenak, ingatannya menerawang. “Dulu ayah wanita itu adalah salah satu orang kepercayaan ayahmu. Ayahmu pernah memiliki hutang nyawa kepadanya, sehingga menginginkan kamu menikahi putrinya kelak ..."
Tian terpekur mendengarnya, diam seribu bahasa.
"Sekarang ayah wanita itu ada di kampung. Ia sakit-sakitan dan tidak bisa lagi bekerja. Dua hari yang lalu aku sudah menemuinya untuk memastikan semua rencana akad nikah kalian yang akan dilaksanakan minggu depan. Hanya akad nikah didepan penghulu tanpa ada resepsi.” Lalu Saraswati menatap Tian lagi. “Bukankah hal itu juga baik untukmu? Pasti kamu juga tidak ingin semuanya diketahui publik, kan..?”
Tian memejamkan matanya sejenak. Semua kalimat Saraswati masih begitu sulit untuk dicerna akal sehatnya.
“Nek, bagaimana mungkin kalian begitu yakin mengambil keputusan sepenting ini tanpa merasa perlu untuk membicarakannya terlebih dahulu dengan kami. Aku dan wanita itu, bukankah kami berhak memutuskan dan diberi kesempatan untuk ..."
“Sssstt … Diamlah. Wanita itu tidak sepertimu yang begitu banyak mengeluh. Dia justru lebih mudah diatur dari apa yang aku dan ayahnya pikirkan dan dia ikhlas menerima perjodohan ini. Lagipula ayahnya juga membutuhkan pengobatan yang intensif, Tian. Biayanya menurutku tidaklah seberapa, tapi untuk mereka itu adalah hal yang berkebalikan seratus delapan puluh derajat. Jadi berhentilah kamu mengeluh dan protes, anggap saja kamu sudah berbuat baik karena bisa mewujudkan keinginan almarhum ayahmu, sekaligus menolong kehidupan wanita itu dengan menanggung semua biaya pengobatan ayahnya juga. Tidak perlu khawatir, karena semuanya telah disepakati dengan baik. Pernikahan kalian akan dirahasiakan dari khalayak, tidak akan menjadi konsumsi publik.”
“Tapi Nek..”
“Tian, tolong hentikan semua aksi protesmu. Hidupmu tetap akan berjalan sesuai dengan keinginanmu dan aku bisa menjaminnya. Ini tidaklah sesulit yang kamu bayangkan, percayalah pada nenekmu ini. Aku yakinkan bahwa wanita itu adalah tipe penurut yang mudah diatur, aku yakin dia tidak akan menyusahkanmu. Tugasmu hanya satu, secepatnya memberikan keturunan untuk keluarga Djenar, selebihnya biar aku saja yang akan mengurus semuanya ..."
...
“Hhhh….”
Tanpa sadar Tian menghempaskan napasnya keras.
‘Ini gila!'
Desis Tian kesal saat kesadarannya kembali, sementara mobil yang dikendarai Sudir, sopir pribadi Tian sudah memasuki area kantor pusat Indotama Group.
Lagi-lagi, Tian memijit keningnya ...
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
dite
gegara om2 meresahkan, aku sampai nguprek novel ini 😷
2022-11-08
2
Dinda Kharisma
aku hadir thor..semoga ending nya menyenangkan..alur nya sejauh ini ok lah
2022-09-03
1
Fransiska Tri Astuti
lanjut thor
2022-03-08
1