Mengenang Sigit Putra Djenar

‘Arini Ramdhan binti Sadana Ramdhan.’

Akhirnya semua terjawab.

Begitu Tian telah mengucapkan ijab qabul dalam satu kali kesempatan tak berapa lama kemudian gadis yang telah sah menjadi istrinya itu keluar dari kamar dengan diapit oleh Saraswati yang melangkah perlahan namun pasti dengan begitu percaya diri.

Tian menghempaskan napas beratnya, sekuat tenaga menahan diri untuk tidak serta merta memijit kedua keningnya sebagaimana yang menjadi kebiasaannya selama ini, saat melihat senyum Saraswati yang terkembang lebar, menatap Tian penuh kepuasan dan kemenangan.

Acara pernikahan yang teramat sederhana ini hanyalah prosesi akad nikah yang dilakukan oleh penghulu.

Semuanya berjalan lancar sesuai rencana, juga sesuai syarat Tian yang bersikeras menjaga kerahasiaan pernikahannya.

Bahkan dengan arogan, Tian juga menambahkan point tentang waktu enam bulan untuknya bisa membatalkan pernikahan, jika dalam kurun waktu tersebut, pernikahannya tidak berbuah keturunan.

Saraswati dengan terpaksa menyetujuinya, meskipun ia tau hal itu tentu saja melukai perasaan Sadana dan putrinya.

Wanita tua itu hanya bisa menghaturkan maaf dan memohon pengertian, bahwa pernikahan Tian harus segera dilaksanakan, tidak boleh ditunda lagi!

Setiap saat mendengar cucu kesayangannya berhura-hura dengan para wanita yang berbeda membuat Saraswati seperti sedang duduk dengan memegang bom waktu.

Nyaris kehilangan cara memaksa Tian menikah untung saja ia teringat pesan mendiang putranya untuk menjodohkan Tian dengan putri sahabatnya yang pernah memberikan nyawanya saat mengabdi pada keluarga Djenar.

Saraswati pun bergerak cepat.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Saraswati untuk mengetahui keberadaan Sadana dan putrinya beserta kondisi kehidupan mereka yang morat marit.

Sadana sedang berada dalam kondisi sakit menahun serta membutuhkan transplantasi jantung jika ingin terus bertahan hidup, yang membuat Arini harus bekerja serabutan untuk menebus obat ayahnya setiap bulan.

Kemudian Saraswati pun mulai mengatur skenarionya sedemikian rupa.

Ia sengaja memberikan Arini panggilan interview khusus dari kantor pusat Indotama Group, kemudian menempatkan gadis itu sebagai staf di bagian administrasi keuangan, yang ruang kerjanya berada dilantai yang sama dengan Tian, berharap jika mereka kelak bisa saling menyukai secara alamiah.

Tapi setelah tiga bulan berlalu, jangankan saling menyukai, Tian bahkan tidak pernah menyadari kehadiran Arini didekatnya.

Cucu kesayangannya itu terlalu sering melihat wanita cantik, sedangkan penampilan Arini sama sekali bukan termasuk tipe yang bisa menarik perhatian Tian.

Beda halnya dengan Arini, Saraswati tidak membutuhkan kerja keras untuk sekedar membuat Arini bersimpati dan menyukai Tian.

Memangnya ada wanita yang tidak bisa menyukai Sebastian Putra Djenar, cucunya yang tampan dan playboy itu?!

Kini, sebuah cincin berlian telah disematkan oleh Tian ke jari manis Arini, yang sejak awal terus menjatuhkan tatapannya dihadapan wajah datar Tian yang minim ekspresi.

Hanya sesekali Arini mengangkat wajahnya guna memberikan sedikit senyum untuk sekelumit orang yang berada disana.

‘Lihatlah, bahkan dia tidak punya muka untuk mengangkat wajahnya sendiri ...'

'Dia pasti senang saat sadar siapa gerangan suaminya kan?'

'Ck.. ck.. ck.. Wanita kampungan ini sungguh beruntung ...'

Dalam hati Tian bersungut.

Pernikahan telah usai dan tidak berapa lama berselang, beberapa orang perawat khusus telah datang menjemput Sadana Ramdhan.

Sadana akan mendapatkan perawatan dengan fasilitas nomor satu di rumah sakit yang paling bagus di kota ini, setelah sebelumnya ia menolak dirawat dengan lebih intensif di Ibu kota bahkan diluar negeri.

Mencari donor yang tepat tentu saja bukanlah perkara yang mudah, apalagi dalam prosesnya tidak semua transplantasi jantung mengalami kecocokan.

Tapi dengan peran serta keluarga Djenar, nama Sadana Ramdhan langsung masuk kedalam list daftar tunggu nomor satu sebagai kandidat pasien operasi transplantasi jantung.

Selama proses menunggu donor yang tepat, Sadana akan ditangani oleh tim medis khusus yang akan memonitor sekecil apapun kondisi perkembangan kesehatannya.

“Arini, kamu harus bisa menjadi istri yang baik untuk Nak Tian. Patuhilah suamimu, dan tunaikan kewajibanmu. Mulai sekarang kamu tidak perlu khawatir lagi dengan ayah, karena kedepannya Nak Tian yang akan bertanggung jawab untuk semua biaya perawatan ayah.”

Sambil mengelus pucuk kepala Arini, mata lelaki paruh baya itu telah berkaca-kaca.

Namun meskipun begitu, senyum dibibirnya sungguh memancarkan kebahagiaan tak terhingga.

"Iya Ayah, aku akan mengingat semua nasihat Ayah ..." lirih Arini.

Yah, Sadana Ramdhan sungguh lega mendapati Arini yang telah sah menjadi istri Sebastian Putra Djenar, putra semata wayang almarhum Sigit Putra Djenar, bekas majikannya dahulu.

Lebih dari dua puluh tahun yang lalu Sadana adalah salah satu orang kepercayaan Sigit Putra Djenar. Tugas Sadana adalah mendampingi Sigit kemanapun sang majikan melangkah, karena dengan kemampuan bela dirinya, Sadana memang dipercayakan sebagai bodyguard utama yang menjaga keselamatan putra tunggal keluarga Djenar.

Sadana yang dikenal loyal dengan sekejap membuat Sigit sangat mempercayainya. Perlakuan Sigit terhadap Sadana pun sudah seperti keluarganya sendiri, bukan lagi perlakuan majikan kepada bawahannya.

Sampai suatu ketika, karena ketatnya persaingan bisinis, sebuah insiden terjadi saat Sigit menghadiri sebuah acara peresmian salah satu mega proyek dari real estate elite yang ditangani oleh Indotama Group.

Sosok tak dikenal dengan pistol ditangan tiba-tiba datang menyeruak dari balik kerumunan, langsung mengarahkan moncong pistolnya kearah podium dimana Sigit Putra Djenar sedang memberikan kata-kata sambutan.

Orang itu langsung menarik pelatuk pistol dan pecahlah bunyi tembakan yang langsung membuat riuh.

Polisi dan petugas keamanan bertindak cepat meringkus pelaku penembakan tersebut, sementara disisi podium Sadana Ramdhan tergeletak bersimbah darah, setelah nekat menahan laju peluru yang ditujukan untuk Sigit Putra Djenar dengan tubuhnya sendiri.

Sigit Putra Djenar menghambur memeluk tubuh bersimbah darah sambil berteriak panik menyerukan nama Sadana berulang-ulang, namun teriakan Sigit semakin lama terdengar semakin menjauh dari pendengaran Sadana.

Kemudian semuanya seolah menjadi gelap dan menghitam, manakala Sadana benar-benar kehilangan kesadarannya.

Peluru yang dilesatkan oleh orang suruhan dari salah satu lawan bisnis Sigit Putra Djenar telah bersarang telak di dada, masih beruntung tidak membuat Sadana kehilangan nyawa.

Empat bulan Sadana terbaring koma sebelum terbangun dari perjuangan panjang guna mencapai titik kesadarannya.

Seiring waktu berlalu, Sadana tetap mendapatkan perawatan serius.

Namun betapapun usaha keras para dokter hebat yang didatangkan oleh Sigit Putra Djenar, juga sekian banyak fisiotherapy yang dilakukan, pada kenyataannya berbagai usaha tersebut tetap tak mampu mengembalikan kondisi Sadana seperti sedia kala.

Sadana divonis mengalami kerusakan syaraf yang menyebabkan kelumpuhan permanen, sehingga ia harus duduk di kursi roda.

Dengan berat hati akhirnya Sadana memutuskan untuk kembali kekampung halaman bersama istri nya Sawitri dan Arini putrinya yang waktu itu masih balita, sementara Sigit Putra Djenar yang tidak pernah bisa menghapus penyesalan atas apa yang menimpa Sadana merasa tak kuasa.

Sigit bersikeras membekali Sadana lewat selembar cek dengan nominal satu milyar yang awalnya sempat ditolak oleh Sadana, serta sebuah janji untuk menjadikan Arini sebagai menantunya kelak.

Namun malang tak dapat ditolak, garisan takdir berkata lain.

Beberapa bulan sejak kepulangan Sadana ke kampung halaman, berbagai surat kabar serentak heboh memberitakan tentang kecelakaan maut yang menimpa pasangan suami istri pengusaha ternama di negeri ini yang tak lain adalah Sigit Putra Djenar dan istrinya.

Tentu saja Sadana sangat terpukul mendapati kenyataan tersebut.

Hanya dua gundukan tanah merah yang bisa ia jumpai, karenabSadana bahkan tidak sempat melihat Sigit untuk yang terakhir kali.

Usai berziarah, Sadana pun memutuskan untuk menemui Saraswati Djenar.

Sadana yang bersikeras mengembalikan cek yang diberikan Sigit tempo hari telah membuat Saraswati tak kuasa.

Tapi saat Sadana ingin membatalkan perjodohan Saraswati balik bersikeras untuk menjalankan amanat terakhir mendiang putranya.

Saraswati tetap berjanji untuk mencari Sadana saat waktunya tiba.

Meskipun Sadana merasa berat menyadari betapa tidak sepadan putrinya untuk putra Sigit semata wayang.

Sejak saat itu Sadana benar-benar menjaga Arini untuk disunting seorang Sebastian Putra Djenar kelak.

'Buah jatuh tak kan jauh dari pohonnya.’

Sedemikian besarnya kepercayaan Sadana saat harus melepas putri semata wayangnya untuk dipersunting oleh Sebastian Putra Djenar.

Awal bertemu setelah sekian lama, Sadana begitu terkejut mendapati bahwa bocah kecil yang dulu sering ia taruh diatas pundaknya itu sekarang menjelma menjadi sosok lelaki yang begitu gagah dan rupawan.

Sebastian Putra Djenar sungguh mewarisi seluruh lekuk fisik yang dimiliki ayahnya, dan itu membuat Sadana sangat kesulitan menguasai kesedihan dihatinya.

XXXXX

Dengan berlinang air mata Arini harus rela melepas kepergian sang ayah.

Arini menyesali keputusan ayahnya yang memilih dirawat di rumah sakit yang ada dikota ini daripada harus ikut dirinya ke ibu kota.

Meskipun mendapatkan fasilitas nomor satu, lengkap dengan dokter ahli dan beberapa perawat pribadi yang akan melayani keseharian ayahnya, tapi Arini pasti tidak bisa menjenguknya sesering yang Arini mau. Apalagi dengan statusnya sebagai istri Ceo Indotama Group, mustahil jika Arini bisa bertindak dan mengambil keputusan sesuka hati.

Namun meskipun merasa sedih, Arini tetap bersyukur karena kemurahan hati Tian dan Saraswati, ayahnya bisa dirawat dengan intensif seperti serta mendapatkan fasilitas terbaik, disaat ia sendiri bahkan nyaris menyerah saat mengetahui betapa mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk kesembuhan ayahnya.

Arini terus menatap mobil khusus yang membawa ayahnya hingga hilang dari pandangan. Sebulir air mata kembali jatuh dipipinya.

“Arini, jangan bersedih lagi. Kamu harus yakin bahwa aku melakukan semua ini agar ayahmu secepatnya mendapatkan perawatan terbaik. Karena kondisi kesehatan ayahmu harus tetap stabil sebelum mendapatkan donor yang cocok untuknya.”

Saraswati mencoba menghibur Arini sembari menepuk bahu gadis itu berulang kali kemudian mengusapnya perlahan seolah ingin mengalirkan kekuatan disana.

Arini mengangguk perlahan sambil mengusap ujung matanya yang basah dengan punggung tangannya.

“Maafkan aku, Nek. Sepertinya aku memang terlalu khawatir, padahal semua ini demi kesembuhan ayah semata ...” lirih dan mencoba tersenyum.

Saraswati membalas senyum Arini dengan anggukan. “Baiklah, kalau begitu bukankah kita juga harus segera bersiap?”

Pandangan Saraswati beralih pada Tian dan Rudi yang sedari tadi berdiri dibelakang mereka tanpa kata.

"Bukankah kita juga harus kembali sekarang?"

“Iya, Nyonya.” Rudi yang menjawab. “Kita akan langsung ke bandara setelah ini.”

“Bagus kalau begitu.” Saraswati kembali menatap Arini. “Arini, kamu ganti baju dulu dan bersiap. Bawalah barang seperlunya, tidak perlu membawa banyak barang karena semua kebutuhanmu nanti sudah tersedia di rumah Tian..”

“Baik, Nek, aku permisi sebentar.” Arini mengangguk takjim.

Sepeninggal Arini, Tian memilih menghempaskan tubuhnya di sofa butut yang ada disudut ruangan.

Mata Tian mengawasi setiap penjuru ruang tamu yang ukurannya bahkan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran kamar mandi dirumahnya maupun di apartemennya.

Tidak ada perabot apapun disana selain sofa butut yang sedang diduduki Tian saat ini.

Sesaat Tian memejamkan matanya berniat mengusir sedikit lelah, namun yang ada justru kalimat Sadana Ramdhan sebelum pergi tadi seperti terputar ulang dengan jelas dibenak Tian.

“Tidak ada yang lebih menenangkan hati ini selain memikirkan bahwa Arini akan hidup bersama Nak Tian. Kamu adalah anak lelaki Sigit Putra Djenar. Almarhum ayahmu adalah orang yang begitu baik yang sangat aku hormati seumur hidupku. Terima kasih karena Nak Tian sudah bersedia menerima

putriku Arini, aku yakin Nak Tian pasti akan menjaganya dengan baik..”

Tian merasa hatinya tertohok mendengar permohonan Sadana Ramdhan.

Entah dorongan darimana yang membuat Tian mengiyakan dan menyetujui permintaan mertuanya yang diucapkan lewat bibir tuanya yang memucat.

Mata lelaki tua diatas kursi roda itu bahkan berkaca-kaca usai mendengar Tian yang berjanji untuk menjaga putrinya dengan baik, kemudian Sadana memeluk erat tubuh Tian, sementara dibelakangnya sepasang mata Arini sudah tergenang.

Tian membuka matanya, mencoba mengenyahkan semua potongan adegan sendu itu dari pikirannya. Menggeliat sedikit guna meregangkan otot tubuhnya yang terasa agak kaku, seolah ingin me-refresh semua beban yang bergelayut.

Sejak tadi Tian memang tidak berminat sama sekali untuk melakukan apapun bahkan untuk sekedar bicara, seolah hanya menikmati perdebatan dan kekacauan yang terjadi didalam benaknya.

Tian memejamkan matanya, memijit kedua keningnya dengan dua jari tangannya.

Tubuhnya begitu lelah ... pikirannya apalagi ...

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Dinda Kharisma

Dinda Kharisma

aku berharap tian g berlaku kasar k istrinya..walaupun d jodohku moga tiang bisa menerima dn menghargai andini

2022-09-04

2

sri hasan basri

sri hasan basri

bab ini benar2 terkesan terpotong ceritanya.

2021-11-15

1

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

Arini semangat 💪

2021-11-07

1

lihat semua
Episodes
1 MEMILIKI CALON ISTRI
2 ENTAH SIAPA DIA
3 TERLALU BIASA
4 - BAB INI SAYA SKIP -
5 Mengenang Sigit Putra Djenar
6 Kembali
7 Apartemen Tian
8 Kalimat yang kejam
9 Ini tidak enak
10 Kesedihan Arini
11 Kesibukan Tian
12 Menunggu
13 Mencari tahu
14 Telepon dari Tian
15 Menelpon ayah
16 Butuh uang
17 Ingin tetap bekerja
18 Bertemu Saraswati
19 Bekerja sama
20 Kebohongan yang manis
21 Kemarahan Tian
22 Point penting perjanjian
23 Bernasib sama
24 Nyaris lepas kendali
25 Rico dan Lila
26 Pagi ditempat berbeda
27 Ingin diperhatikan
28 Ketahuan
29 Keterlambatan Rico
30 VISUAL
31 Ariella Hasyim
32 Sebuah notifikasi
33 Mie instan
34 Cemburu
35 PENGGANGGU
36 Tidak kembali
37 Dilema Tian
38 Pulang
39 Tidur sambil berjalan
40 Mepersingkat waktu
41 Hari yang manis
42 Kebersamaan
43 Membohongi Rico
44 Mencoba memulai
45 Pergi
46 Gosip
47 Membiarkan isu
48 Menggantikan Vera
49 Insecure
50 Menggoda Tian
51 Paksu
52 Kejadian tak terduga
53 Hukuman
54 Mengetahui segalanya
55 Siapa yang paling jealous ?
56 Kalah telak
57 Rencana yang berubah
58 Merusak kejutan
59 Terima kasih
60 Bukan Plester
61 Piyama doraemon
62 Jawaban
63 Bukan teman
64 Headline
65 Malam yang panjang
66 Tiga kelemahan
67 Bertemu ayah
68 Rindu
69 Surprise
70 Menepati perjanjian
71 Jauhi balkon
72 Sweet moment
73 Pertanyaan menjebak
74 Tugas mulia
75 Heaven
76 Benang merah
77 Perlu bicara
78 Tindakan persuasif
79 Sepuluh menit
80 Paling cantik
81 Terkejut
82 Ironi
83 Modus
84 Siapa suami Arini?
85 Kebenaran?
86 Rekomendasi dokter
87 Berbohong untukmu
88 Hasil konsultasi
89 Feel so bad
90 Janji
91 Tamu tak diundang
92 Trik menghilangkan amarah
93 Membeli Tesla
94 Membuat kehebohan
95 Sekelebat ingatan masa lalu
96 Tidak bisa mengalah
97 Menghadapi dunia
98 Bonus makan siang
99 Kedatangan Saraswati
100 Menghilang
101 Keinginan
102 Mencurigai
103 SAKIT
104 Melunak
105 Sebuah tamparan
106 Berbicara dengan nenek
107 Berterima kasih dengan benar
108 Hari Bahagia
109 BONUS VISUAL
110 Part2 – 001
111 Part2 - 002
112 Part2 – 003
113 Part2 - 004
114 Part2 - 005
115 Part2 - 006
116 Part2. 007 - Bocil
117 Part2. 008 - TUGAS KHUSUS
118 Part2. 9 - KESUKAAN PARA LELAKI
119 Part2. 010. KEBODOHAN TERBESAR
120 Part2 – 011
121 Part2 – 012
122 Part2 – 013
123 Part2 – HILANG TAK BERSISA
124 Part2 – 015 - TIDAK SUDI
125 Part2 – 016
126 Part2 – 017
127 Part2 – 018
128 Part2 – 019
129 Part2 – 020
130 Part2 – 021
131 Part2 – 022
132 Part2 – 023
133 Part2. 024. VAS BUNGA
134 Part2 – 025
135 Part2 – 026
136 Part2 – 027
137 Part2 – 028
138 Part2. 029 - Lamaran
139 Part2 – 030
140 Part2 – 031
141 Part2 – 032
142 Part2 – 033. Tak Bisa Percaya
143 Part2 – 034
144 Part2 – 035
145 Part2 – 036
146 Part2 – 037
147 Part2 – 038
148 Part2 – 039
149 Part2 – 040
150 Part2 – 041
151 Part2 – 042
152 Part2 – 043
153 Part2 – 044
154 Part2 – 045
155 Part2 – 046
156 Part2 – 047
157 Part2 – 048
158 Part2. 049 - Tidak Mau Berhutang Lagi
159 Part2 – 050
160 Part2 – 051
161 Part2 – 052
162 Part2 – 053
163 Part2 – 054
164 Part2 – 055
165 Part2 – 056
166 Part2. 57 - KATA-KATA BIJAK
167 Part2. 58 - MENCARI LARAS
168 Part2 – 059. You're Mine
169 Part2 – 060
170 Part2 – 061
171 Part2 – 062
172 Part2 – 063
173 Part2 – 064
174 Part2 – 065
175 Part2. 66 - DESTINY
176 Part2 – 067
177 Part2 – 068
178 Part2 – 069
179 Part2 – 070
180 Part2 – 071
181 Part2 – 072
182 Part2 – 073
183 Part2 – 074
184 Part2 – 075
185 Part2 – 076
186 Part2 – 077
187 Part2 – 078
188 Part2 – 079
189 Part2. 80 - HADIAH
190 Part2. 81 - MENEMUI HADIAHKU
191 Part2 – 082
192 Part2 - 083. Berapa Harganya
193 Part2 - 084
194 Part2 - 085
195 Part2 - 086
196 Part2 - 087
197 Part2 - 088
198 Part2 - 089
199 Part2 - 090
200 Part2 - 091
201 Part2 - 092
202 Part2 - 093
203 Part2. 094 - Penonton Kemesraan
204 Part2 - 095
205 Part2 - 096
206 Part2 - 097
207 Part2 - 098
208 Part2 - 099
209 Part2 - 100
210 Part2 - 101
211 Part2 - 102
212 Part2 - 103
213 Part2 - 104
214 Part2 - 105
215 Part2 - 106
216 Part2 - 107
217 Part2 - 108
218 Part2 - 109
219 Part2 - 110
220 Part2 - 111
221 Part2 - 112
222 Part2 - 113
223 Part2 - 114
224 Part2 - 115
225 Part2 - 116
226 Part2 - 117
227 Part2 - 118
228 Part2 - 119
229 Part2 - 120
230 Part2 - 121
231 Part2 - 122
232 Part2 - 123
233 Part2 - 124
234 Part2 - 125
235 Part2 - 126
236 BonChap 1
237 BonChap 2
238 BonChap 3
239 BonChap 4
240 BonChap 5
241 INFO GAK PENTING
242 INFO GAK PENTING
243 "Mampir yuk, di Novel terbaruku dan ramaikan yah ..."
244 Promo Novel terbaru: "HALLO, OM ..!"
245 PROMO KARYA BARU
246 Hai ... Aku kembali
Episodes

Updated 246 Episodes

1
MEMILIKI CALON ISTRI
2
ENTAH SIAPA DIA
3
TERLALU BIASA
4
- BAB INI SAYA SKIP -
5
Mengenang Sigit Putra Djenar
6
Kembali
7
Apartemen Tian
8
Kalimat yang kejam
9
Ini tidak enak
10
Kesedihan Arini
11
Kesibukan Tian
12
Menunggu
13
Mencari tahu
14
Telepon dari Tian
15
Menelpon ayah
16
Butuh uang
17
Ingin tetap bekerja
18
Bertemu Saraswati
19
Bekerja sama
20
Kebohongan yang manis
21
Kemarahan Tian
22
Point penting perjanjian
23
Bernasib sama
24
Nyaris lepas kendali
25
Rico dan Lila
26
Pagi ditempat berbeda
27
Ingin diperhatikan
28
Ketahuan
29
Keterlambatan Rico
30
VISUAL
31
Ariella Hasyim
32
Sebuah notifikasi
33
Mie instan
34
Cemburu
35
PENGGANGGU
36
Tidak kembali
37
Dilema Tian
38
Pulang
39
Tidur sambil berjalan
40
Mepersingkat waktu
41
Hari yang manis
42
Kebersamaan
43
Membohongi Rico
44
Mencoba memulai
45
Pergi
46
Gosip
47
Membiarkan isu
48
Menggantikan Vera
49
Insecure
50
Menggoda Tian
51
Paksu
52
Kejadian tak terduga
53
Hukuman
54
Mengetahui segalanya
55
Siapa yang paling jealous ?
56
Kalah telak
57
Rencana yang berubah
58
Merusak kejutan
59
Terima kasih
60
Bukan Plester
61
Piyama doraemon
62
Jawaban
63
Bukan teman
64
Headline
65
Malam yang panjang
66
Tiga kelemahan
67
Bertemu ayah
68
Rindu
69
Surprise
70
Menepati perjanjian
71
Jauhi balkon
72
Sweet moment
73
Pertanyaan menjebak
74
Tugas mulia
75
Heaven
76
Benang merah
77
Perlu bicara
78
Tindakan persuasif
79
Sepuluh menit
80
Paling cantik
81
Terkejut
82
Ironi
83
Modus
84
Siapa suami Arini?
85
Kebenaran?
86
Rekomendasi dokter
87
Berbohong untukmu
88
Hasil konsultasi
89
Feel so bad
90
Janji
91
Tamu tak diundang
92
Trik menghilangkan amarah
93
Membeli Tesla
94
Membuat kehebohan
95
Sekelebat ingatan masa lalu
96
Tidak bisa mengalah
97
Menghadapi dunia
98
Bonus makan siang
99
Kedatangan Saraswati
100
Menghilang
101
Keinginan
102
Mencurigai
103
SAKIT
104
Melunak
105
Sebuah tamparan
106
Berbicara dengan nenek
107
Berterima kasih dengan benar
108
Hari Bahagia
109
BONUS VISUAL
110
Part2 – 001
111
Part2 - 002
112
Part2 – 003
113
Part2 - 004
114
Part2 - 005
115
Part2 - 006
116
Part2. 007 - Bocil
117
Part2. 008 - TUGAS KHUSUS
118
Part2. 9 - KESUKAAN PARA LELAKI
119
Part2. 010. KEBODOHAN TERBESAR
120
Part2 – 011
121
Part2 – 012
122
Part2 – 013
123
Part2 – HILANG TAK BERSISA
124
Part2 – 015 - TIDAK SUDI
125
Part2 – 016
126
Part2 – 017
127
Part2 – 018
128
Part2 – 019
129
Part2 – 020
130
Part2 – 021
131
Part2 – 022
132
Part2 – 023
133
Part2. 024. VAS BUNGA
134
Part2 – 025
135
Part2 – 026
136
Part2 – 027
137
Part2 – 028
138
Part2. 029 - Lamaran
139
Part2 – 030
140
Part2 – 031
141
Part2 – 032
142
Part2 – 033. Tak Bisa Percaya
143
Part2 – 034
144
Part2 – 035
145
Part2 – 036
146
Part2 – 037
147
Part2 – 038
148
Part2 – 039
149
Part2 – 040
150
Part2 – 041
151
Part2 – 042
152
Part2 – 043
153
Part2 – 044
154
Part2 – 045
155
Part2 – 046
156
Part2 – 047
157
Part2 – 048
158
Part2. 049 - Tidak Mau Berhutang Lagi
159
Part2 – 050
160
Part2 – 051
161
Part2 – 052
162
Part2 – 053
163
Part2 – 054
164
Part2 – 055
165
Part2 – 056
166
Part2. 57 - KATA-KATA BIJAK
167
Part2. 58 - MENCARI LARAS
168
Part2 – 059. You're Mine
169
Part2 – 060
170
Part2 – 061
171
Part2 – 062
172
Part2 – 063
173
Part2 – 064
174
Part2 – 065
175
Part2. 66 - DESTINY
176
Part2 – 067
177
Part2 – 068
178
Part2 – 069
179
Part2 – 070
180
Part2 – 071
181
Part2 – 072
182
Part2 – 073
183
Part2 – 074
184
Part2 – 075
185
Part2 – 076
186
Part2 – 077
187
Part2 – 078
188
Part2 – 079
189
Part2. 80 - HADIAH
190
Part2. 81 - MENEMUI HADIAHKU
191
Part2 – 082
192
Part2 - 083. Berapa Harganya
193
Part2 - 084
194
Part2 - 085
195
Part2 - 086
196
Part2 - 087
197
Part2 - 088
198
Part2 - 089
199
Part2 - 090
200
Part2 - 091
201
Part2 - 092
202
Part2 - 093
203
Part2. 094 - Penonton Kemesraan
204
Part2 - 095
205
Part2 - 096
206
Part2 - 097
207
Part2 - 098
208
Part2 - 099
209
Part2 - 100
210
Part2 - 101
211
Part2 - 102
212
Part2 - 103
213
Part2 - 104
214
Part2 - 105
215
Part2 - 106
216
Part2 - 107
217
Part2 - 108
218
Part2 - 109
219
Part2 - 110
220
Part2 - 111
221
Part2 - 112
222
Part2 - 113
223
Part2 - 114
224
Part2 - 115
225
Part2 - 116
226
Part2 - 117
227
Part2 - 118
228
Part2 - 119
229
Part2 - 120
230
Part2 - 121
231
Part2 - 122
232
Part2 - 123
233
Part2 - 124
234
Part2 - 125
235
Part2 - 126
236
BonChap 1
237
BonChap 2
238
BonChap 3
239
BonChap 4
240
BonChap 5
241
INFO GAK PENTING
242
INFO GAK PENTING
243
"Mampir yuk, di Novel terbaruku dan ramaikan yah ..."
244
Promo Novel terbaru: "HALLO, OM ..!"
245
PROMO KARYA BARU
246
Hai ... Aku kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!