Hari berlalu begitu cepat. Tak terasa Ayana sudah bekerja di kantor Febri cho Company City dalam waktu seminggu.
Ia sudah terbiasa sekarang mulai dari bangun pagi, masak untuk sarapan, dan langsung bersiap siap untuk berangkat ke kantornya. Ini akan menjadi kebiasaan yang akan ia lakukan setiap hari.
Demi kehidupan dan membayar uang sewaan kontrakan ia harus bekerja lebih rajin dan giat lagi.
Sekarang ia turun dari ojek online tepat di depan gerbang kantor kerjanya. Ia langsung memasuki gerbang dan menganggukan kepalanya kepada satpam dengan sopan yang sedang berjaga di pos keamanan.
"Ayana.."
Nada yang melihat Ayana baru berangkat langsung saja menghampirinya. Kebetulan ia juga baru saja sampai ke kantor.
"Nada. Tumben kamu baru berangkat biasanya jam segini sudah standby di ruangan."
Ayana dan Nada bahkan sangat akrab kali ini. Keduanya sangat kompak dan konsisten dalam melakukan pekerjaannya.
"Iya aku memang sengaja. Kadang kala kalo kepagian tuh sepi aja gak ada teman."
Nada merasa sepi jika ia berangkat terlalu awal.
Tentu saja temen-teman kerjannya belom pada datang. Karena biasanya ia selalu berangkat paling awal untuk mengecek seluruh ruangan kantor, otomatis semua kariyawan belum berdatangan hanya ada para satpam yang tentunya sudah berada di kantor itu.
Mereka berdua sejak tadi asik mengobrol untuk menuju ke dalam gedung kantor tersebut.
"Tin tin tin....." Suara keras mobil yang baru saja klakson memecahkan pembicaraan mereka berdua.
"Awas Ayana!"
Teriak Nada yang langsung menarik Ayana karena hampir saja terserempet mobil mewah itu.
"Hati-hati Ayana. Kau ini.." Untung saja mereka hanya kaget dan sedikit syok saja.
"Kau tidak papa kan?"
Nada yang bertanya kembali sambil melihat Ayana yang berwajah tegang.
"Tidak aku tidak papa. Aku hanya kaget saja tadi"
Ayana yang berbicara kepada Nada sambil menghadap ke arah mobil mewah yang sangat mengkilat itu dan hampir menyerempetnya tadi.
Saat ini Ayana sedang memperhatikan mobil itu yang baru saja terparkir dihalaman kantor. Tentunya mobil bersih, mewah, mengkilap yang hampir saja menyerempetnya tadi.
"Kau tau itu mobil siapa?"
Nada juga menatap ke arah mobil yang sudah terparkir di depan gedung kantor itu.
Ayana menggelengkan kepalanya sambil melihat seseorang pemuda tampan berkemeja putih yang memegang jasnya turun dari mobil.
"Itu adalah mobil CEO kita. Dia itu Tuan Muda anak pemilik perusahaan ini. Dan lelaki yang sangat berwibawa itu, itu adalah bos besar kita"
Bisikkan Suara Nada yang terdengar ngeri memberitahukan kepada Ayana.
Namun karena posisinya yang lumayan jauh Ayana hanya melihat sekilas wajah Tuan Muda yang samar-samar masuk ke dalam gedung kantor dan di ikuti oleh beberapa pengawalnya.
Ayana benar-benar bersemangat kali ini. Ia sudah sangat rajin dan baik dalam melakukan pekerjaannya.
Nada yang menjadi seniornya pun kagum kepadanya. Setiap hari ia melihat Ayana yang berusaha keras dalam bekerja dan melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Bahkan ia tidak berhenti bekerja Sebelum jam Istirahatnya datang.
"Ayana ini sudahlah jam istirahat. Jangan terlalu cape lah. Dari tadi aku perhatiin kamu belum duduk sama sekali."
Nada yang melihat Ayana terus bekerja membersikan kaca-kaca itupun menyuruhnya untuk beristirahat.
"Bentar tanggung Nad. 1 kaca lagi. Bebentar lagi aku Istirahat."
Ayana begitu semangat sampai lupa akan waktu istirahatnya.
Baru kali ini aku melihat pekerja serajin dia. Ayana aku salut sama kamu. Kamu sangat rajin dan berbeda.
"Iya sudah jangan lupa Istirahat ya Ayana. Aku tinggal dulu sebentar. Kamu rajin sekali."
Nada pergi meninggalkan Ayana dan menatapnya dengan senyuman kagum. Ia bahkan memberikan tanda jempol tangan atas pekerjaannya seminggu ini.
Jam makan siang sudah datang. Saat ini Ayana sedang duduk menyendiri di pojokan ruangan sambil menatap ponsel yang ia pegang.
Makanannya pun masih tergeletak di sampingnya, belum sempat ia sentuh sama sekali.
Ia sedang membalas chatingan teman-teman kampusnya yang menanyakan tentang kabarnya bagaimana sekarang. Di samping itu ada rasa bahagia yang menyelimuti dirinya karena teman-teman kampusnya selalu memberinya support dan tidak sombong kepadanya walaupun kehidupan Ayana berbeda seperti sekarang ini.
Ayana termasuk tipe anak yang di sukai banyak orang. Selain cantik ia juga pendiam dan baik pada semua orang. Makannya ia mempunyai banyak teman.
Tapi di samping itu sekarang ia juga merasa rindu dengan suasana kampus dan teman-temannya.
Setiap kali dia terdiam ia akan selalu teringat akan kejadian yang menimpa hidupnya. Ia juga pasti akan teringat dengan teman-temannya dikampus.
Makannya Ayana ingin bekerja dan bekerja agar dia tidak terus mengingat-ingat semua itu.
Sebenarnya kadang dia merasa sepi dan sedih. Ingin rasanya kembali seperti dulu lagi, namun takdir sudah berkata lain. Perlahan ia relakan dan ia ikhlaskan atas semua yang telah menimpa dirinya sekarang. Walaupun kadang masih teringat dan ingin menangis namun ia tetap berusaha untuk tetap tegar dan bersemangat dalam melewati kehidupan yang pait ini.
"Ayana kok kamu gak makan?"
Kinar teman cleaning servis-nya yang sudah menghampirinya karena melihat Ayana yang sepertinya sedang sedih dan menyendiri.
"Aku tidak lapar.."
Jawab Ayana pelan. Ia langsung mengusap air matanya yang baru saja jatuh.
"Ada apa? Apa ada masalah? Ayo ceritakan kepadaku, mungkin jika kau menceritakannya akan mengurangi beban pikiranmu."
Kinar yang juga sedikit akrab dengannya.
"Tidak papa Kin. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin menenangkan diri."
Ayana langsung menarik nafas panjangnya.
"Iya sudahlah. Tapi jangan lupa makan ya."
"Iya makasih Kinar. Aku pasti akan makan"
Ayana mulai mencoba membuka bungkusan makanannya. Tapi ia sungguh tidak berselera makan hari ini. Kerinduan yang ia rasakan sudah merebut nafsu makannya.
Kinar masih memperhatikannya sejak tadi. Ia bahkan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri apa yang sebenarnya Ayana pikirkan.
"Aku mohon ceritakan kepadaku. Apa yang sedang kau pikirkan? ku jadi tidak tenang jika melihatmu begini."
Kali ini Kinar benar-benar ingin mengenal lebih dekat Ayana.
Ayana menghela nafasnya kembali. Sambil mengusap air mata yang masih membasahi matanya.
"Apa kau tahu kejadian besar di tengah kota 2 minggu yang lalu."
Akhirnya Ayana mulai berbicara. Kinar pun langsung mengingat-ingat kejadian apa yang terjadi.
"Ditengah kota? Itu bukanya habis terjadi kecelakaan beruntun kan. Yang ada beberapa orang tewas langsung di sana".
Kinar dengan kerasnya berbicara memandang Ayana dan memberikan apa yang ada di ingatannya.
"Iya begitulah. Begitulah yang terjadi di sana. Semua Anggota keluargaku lenyap di sana."
Ayana jadi meneteskan air matanya kembali. Tak kuasa menahan apa yang ia rasakan sekarang. Bayangkan! seluruh anggota keluarganya dihabiskan tanpa sisa, ini yang membuatnya mudah lemah.
Sementara Kinar saat ini sedang syok dan terbengong menutup mulutnya. Yang ia katakan sungguh keterlaluan menurutnya.
"Maafkan aku Ayana. Aku tidak bermaksud untuk mengungkit kembali lukamu. Aku turut berduka cita. Aku benar-benar tidak tahu. Maafkan aku Ayana". Kinar langsung mencoba memeluk Ayana dan berusaha menenangkannya.
Ia merasa kasihan sekaligus juga ikut merasa sedih mendengarnya.
Tak lama suasana pun membaik. kini saatnya semua karyawan kantor melanjutkan pekerjaannya.
Kali ini Kinar benar-benar mengikuti terus langkah Ayana. Ia ingin sekali mengenal lebih dekat dengannya.
Mereka melakukan pekerjaan pun bersamaan. Ia juga merasa bersalah karena mengingatkan lukanya kembali dan membuatnya menangis llagi tadi.
"Ayana kamu disin?"
"Kinar. Kamu di sini juga?"
Nada yang sedang mencari-cari Ayana dan kebetulan bertemu dengan Kinar yang akrab juga dengannya.
"Iya kakak senior ada apa?"
Kinar yang selalu mengajak bercanda setiap kali berbicara dengan Nada.
"Aku sedang mencari Ayana."
"Aku..?"Ayana
"Iya Ayana. Aku ada urusan sebentar. Ini masalah keluarga jadi aku harus pergi dan pulang ke rumah sekarang. Tapi aku kan ada tugas buat beresin ruangan Tuan Muda jadi aku mohon kamu yang menggantikan aku ya. Ini aku juga sudah bikinin surat izin untuk masuk ke ruangnya." Titah Nada. Sambil memberinya selembar kertas berisi surat izin untuk masuk ke ruangan Tuan Mudanya itu.
Itinya ini ruangan pemilik perusahaan. Jadi tidak sembarang orang boleh keluar masuk tanpa izin.
"Tapi jika aku tidak bisa gimana?"
Ayana yang langsung gemetaran mendengar kata Tuan muda.
"Kamu bisa kok Ayana. Hanya kamu harapanku kali ini. Kinar tidak akan mau jika aku memberi tugas ini"
Nada yang langsung hafal dengan sifat Kinar.
Kinar pun langsung tersenyum mendengarnya,karena ia merasa selamat hari ini. Sedangkan Ayana mencoba untuk mengiyakan perintahkan-nya.
"Kamu pasti bisa Ayana. Hanya bersih-bersih dan beres-beres seperti biasanya. Namun harus berhati-hati dalam melakukan pekerjaan ini. Itu saja pesanku, berhati-hatilah dan jangan sampai melakukan kesalahan."
Nada langsung meninggalkan mereka berdua setelah mendapat persetujuan dari Ayana,
"Ayana. Tenang saja. Jangan tegang. Yang penting kamu harus berhati-hati ya" Kinar berusaha membuatnya tenang. padahal jika ia yang diberi tugas ini pasti langsung kabur terbirit-birit.
"Iya. Tapi kenapa kamu tidak mau?"
Ayana penasaran dengan sikap Kinar yang tampak menghindar.
"Aku hanya takut dan grogi saja. Apalagi ini ruangan pemilik perusahaan. Aku rasa aku tidak bisa. Aku yakin kamu pasti bisa".
Kinar yang memberinya semangat agar mau melakukan pekerjaan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Dirah Guak Kui
harus kudu berhati2 kl diruangnya Boss, jgn sampai lalai/menjatuhkan barangnya
2021-11-29
2
Mey M Wuntu
simak dulu thor,,
2021-05-21
1
HOKI~😪 R⃟
menarik thour
2021-03-28
1