Monopoli Cinta Tuan Muda
Kecelakaan beruntun di antara mobil dan beberapa transportasi lainnya membuat para media sosial geger membicarakannya.
Sementara saat ini ketiga gadis remaja yang duduk menikmati hidangan cemilan itu sedang bercanda tawa menceritakan kepribadiannya masing-masing. Mereka berada di sebuah kantin kampus.
Ponsel berdering milik Ayana. Salah satu gadis dia antara ketiga orang tersebut.
"Ayana. Ada yang telfon tuh." Mia salah satu sahabat terdekat Ayana di kampusnya. ia memberi tahu bahwa ponsel Ayana berdering.
"Siapa ya? Sepertinya aku tidak mengenal nomor ini." Ayana sudah melihat ponselnya. Ia merasa enggan dengan nomor tak dikenal itu.
"Angkat saja. Siapa tau penting."
Siska pun ikut berbicara dan penasaran juga.
"iya coba saja Ay."Mia yang ikut menimpali.
Mia dan Siska merupakan teman dekatnya Ayana. Mereka selalu bersama-sama di saat susah maupun senang. Mereka semua juga sangat akrab dan bahkan mungkin mustahil untuk saling di pisahkan.
"Halo. Ini siapa ya?"
Ayana mencoba mendengarkan seseorang yang berbicara di telpon itu.
Kesunyian datang beberapa saat ketika Ayana mendengarkan suara panggilan tersebut di telinganya.
Mia dan Siska pun terdiam. Keduanya penasaran dengan raut wajah Ayana yang sedikit mengerutkan keningnya.
"Iya Pak betul dengan saya sendiri."
"Iya Pak betul. Ada apa yah Pak kalo boleh tahu?"
Berulang kali Ayana menjawab Jawaban yang sama. Siska dan Mia pun semakin penasaran.
Ayana terkejut. Air matanya jatuh seketika dan terbengong karena kaget. Ia bahkan menjatuhkan ponsel dan langsung berlari meninggalkan kedua temannya itu.
"Ay. Ayana ada apa Ay???"
Siska yang bingung dengan kepergian Ayana yang tiba-tiba dan panik.
"Ayana menangis. Ada apa sebenarnya?" Mia
"Ambil ponselnya. Siapa tau belum mati telfonnya dan tanyakan ada apa sebenarnya,aku akan kejar Ayana."
Siska dengan panik langsung berlari mengikuti Ayana.
Ayana berlari tak tentu arah dan langsung menaiki taksi yang telah ia berhentikan. Lalu menuju ke tempat kecelakaan terjadi sambil menangis terisak.
Siska pun ikut menyusul menggunakan taksi mengikutinya dari belakang.
"Apa???"
Suara Mia yang kaget mendengarnya suara orang yang memberi kabar tersebut juga.
Ia pun ikut menyusul ke tempat kejadian tanpa pikir panjang.
Iya Tuhan. Aku benar-benar tak menyangka ini.
Ayana tak berhenti menangis. Terlebih setelah melihat suasana jalan dan sebuah garis polisi yang sudah terlintas jelas dan menyegel tempat terjadinya kecelakaan tersebut.
Sebuah mobil sedan yang terlihat hancur se-rusak-rusaknya.
Ia jatuh terduduk dan lemas tak berdaya. Ayana tidak bisa menerima kenyataan ini. Sampai akhirnya Ayana pun jatuh pingsan tak sadarkan diri saking syoknya.
"Ay. Ayana bangun Ay"
Siska juga sangat panik melihat kejadian tersebut. Terlebih lagi Ayana yang tidak sadarkan diri membuatnya semakin bingung harus bagaimana sekarang.
"Itu mobil keluarga Ayana bukan. Bagaimana ini bisa terjadi?"
Siska yang sudah panik dan kehabisan kata-kata juga.
*
*
Ayana terbaring di ruangan rumah sakit. Ia belum juga sadarkan diri karena masih syok dengan kejadian tersebut.
Siska dan Mia juga sangat sedih melihat keadaan Ayana. Mereka berdua juga tidak sanggup membayangkan kejadian di siang hari tadi.
Hingga kemudian beberapa saat Ayana terbangun dari pingsannya.
"Aku dimana?."
Ayana yang baru saja siuman dan bingung dengan keadaan.
Siska dan Mia yang melihat itu langsung menghampiri Ayana dan antusias untuk bertanya.
"Kamu tidak papa kan Ay?"
Ayana menangis kembali mengingat kejadian siang tadi.
"Ba-bagaimana dengan keluargaku? Me-mereka semua tidak papa kan?"
Suara isak Ayana yang benar-benar ingin mengetahuinya dengan bicara terbata-bata.
"Keluargamu. Em..keluargamu semuanya su-sudah.." Mia pun ikut terbata bata karena tidak tega mengatakan hal ini kepada teman dekatnya itu.
"Ayo jawab Mia. Katakan! Keluargaku baik-baik saja kan?" Ayana yang masih menangis menatap wajah temanya dengan penuh harap.
Siska dan Mia tidak sanggup untuk memberitahu dan mengatakan tentang kondisi keluarganya sekarang.
Dengan keadaan Ayana yang seperti ini membuat mereka berdua tidak sanggup untuk memberitahunya.
"Ayo jawab aku! Aku mohon. Jawab Siska. Hiks hiks...."
Suara Ayana yang semakin tinggi karena ingin tahu sambil menangis terisak.
"Maaf Ayana. Semua keluargamu sudah..sudah tidak ada.."
Siska pun ikut menangis tak kuasa memberitahunya. Begitu juga dengan Mia. ia sudah meneteskan air matanya sejak tadi.
"Tidak. Ini tidak mungkin. Ini pasti tidak terjadi kan. Ini tidak mungkin. Ini tidak mungkin kan! hiks..hiks.." Ayana menangis sekencang kencangnya di bekapan temanya. Ia memukuli dirinya sendiri karena tak percaya akan semua ini.
"Tenang Ayana. Aku mohon tenanglah. Jangan menangis seperti ini."
Siska memeluk Ayana erat sambil memberinya ketenangan dan menenangkannya.
Ayana tinggal bersama keluarganya di rumah yang penuh dengan kecukupan. keluarganya beranggotakan empat dengannya.
Ia memiliki satu adik perempuan.
Ayah, Ibu dan Adik perempuannya memang akan pergi keluar kota, karena Ayah Ayana ada urusan pekerjaan disana. Sekalian mereka juga berniatan untuk berjalan-jalan. Namun sayang, takdir yang sudah menggenggam segalanya. Ayana benar benar-benar tidak menyangka pertemuan tadi pagi dengan keluarganya adalah pertemuannya yang terakhir.
Ayana tidak sanggup menghadapi ini semua. Terlebih lagi jika dia harus pulang ke rumah dan melihat suasana rumah yang sudah sangat berbeda.
Keluarga teman dekat Ayana langsung menawarkan agar Ayana tinggal sementara di tempat mereka.
Berhari-hari Ayana menangis tanpa henti mengingat kepergian keluarga yang sangat ia sayangi dan cintainya itu.
Kini kehidupannya sangat berbeda dan sebatang kara,hanya tersisa rumah yang ia miliki dari keluarganya.
Kejadian seminggu yang lalu masih begitu terasa dan menusuk di hatinya. Walau sudah berlalu, namun rasanya ia tidak sanggup jika harus kembali ke rumahnya.
Ia pasti akan selalu mengingat semua kejadian dan kenangan saat bersama keluarganya.
Dia pasti juga akan menangis dan terus menangis lagi jika mengingat semua tentang kenangan indah bersama keluarganya yang menimpa kehidupannya saat ini.
Hari ini Ayana berniat menaiki sebuah taksi online dan langsung menuju ke rumahnya yang ia punyai sebatang kara seperti sekarang ini.
Walaupun mata tak sanggup melihat kembali tentang keindahan bersama keluarga di rumahnya nanti,
namun ia tetap memberanikan diri untuk pulang kerumahnya.
*
Sesampainya dihalaman rumah.
Terlihat dua orang yang sedang menjaga pintu gerbang di depan rumahnya. Membuat Ayana bingung dan bertanya-tanya didalam hati.
Ada apa ini?
Terlebih lagi ada sebuah spanduk besar yang tertulis di gerbang rumahnya bahwa :Rumah Ini Di Sita!
"Permisi. Mohon maaf ada apa ya ini?"
Ayana semakin bingung dengan Semuanya.
"Maaf Mbak. Bukanya rumah ini milik pak Tomi?"
Salah satu penjaga yang bertanya.
"Iya Pak betul. Itu Ayah saya"
Ayana menatap tajam kedua penjaga tersebut dan semakin berdebar karena rasa gelisah dan takut.
"Maaf Mbak. Rumah ini kami sita. Sehubungan dengan perjanjian yang ada di surat pernyataan ini. Bahwa hutang pa Tomi akan dilunasi dengan menyita rumahnya,jika anda tidak bisa menyicil kedepannya"
Jelas penjaga tersebut sambil memberikan selembar kertas berisi surat pernyataan.
Ya Tuhan apa lagi ini. Apa yang harus aku lakukan. Dan aku harus bagaimana sekarang.
Ayana semakin sedih dan bingung. Entah apa yang akan ia lakukan sekarang. Bahkan ia harus tinggal di mana setelah ini. Namun dari segi itu juga jika Ayana terus tinggal di rumahnya ia akan sulit untuk menghilangkan rasa sedihnya.
"Baiklah Pak. Apa saya boleh masuk sebentar? Saya hanya akan mengambil barang-barang saya. Setelah itu saya akan langsung keluar dari sini"
Ayana memohon.
"Iya baiklah mbak. Silahkan" Penjaga itu langsung mempersilahkan Ayana masuk ke dalam rumahnya.
Ayana sudah berderai air mata melihat kembali suasana dalam rumahnya. Ia juga sambil mengemasi barang-barang yang perlu ia bawa.
Melihat isi-isi ruangan dan begitu banyak pajangan foto membuatnya mengingat semua canda tawa mereka.
Kemudian ia langsung menuju ke kamar ibunya. Ia mengambil koper besar dan langsung memasukan semua barang-barang ke dalam koper.
Ia juga membawa sebuah foto kecil keluarganya yang ada di meja kamarnya sebagai kenangan-kenangan yang ia miliki sekarang.
Bahkan ia lebih banyak meninggalkan barang-barangnya di rumah. Ia hanya membawa barang-barang yang di anggap penting saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Queen Semesta
manpir ke cs ku yok
dijodohkan dengan mafia kejam
karya queen semesta
2022-01-12
0
Dirah Guak Kui
kl keluarganya kecelakaan/meninggal, bukankah mendapatkan asuransi jiwa yg cukup besar, terus saudara maranya kmn
2021-11-29
0
Yuen
Pak thor jngan nulis pa... Pak sama pa beda artinya
2021-07-14
0