Muncul dengan penampilan segar menggunakan pakaian serasi dengan gadisnya: celana jeans biru tua, kemeja biru muda lengan pendek yang menonjolkan otot lengannya sebagai outer yang sengaja tidak dikancing. Di dalamnya ada kaos pas badan, masih sedikit terlihat gambaran ketat otot dada dan perut di balik kaos putih tipis itu. Kharis terpana dengan tampilan sempurna makhluk Tuhan di depannya, menatap tanpa berkedip.
"Aku ganteng kan..."
Lewi meletakkan tangan kiri di pinggang dan tangan kanannya menunjuk badannya dari atas sampai bawah. Senyum dikulum dan kedua kening terangkat. Kharis berdiri dari sofa dengan tertawa...
"Ihh kakak narsis... hahaha, tapi bener sih ganteng..."
"Kamu juga cantik..."
Kedua insan yang saling melempar pujian dalam canda sama-sama tertawa bahagia.
"Kita kemana?"
Lewi kemudian berjalan mengamit lengan Kharis menuju garasi.
"Kita ke luar kota... kakak mau?"
"Ok... kamu pasti sudah punya planning di mana date kita hari ini kan..."
Kharis hanya menjawab dengan senyum.
"Kakak ganti mobil?"
"Ini sudah ada sejak aku datang ke sini, tapi aku menggunakannya hanya beberapa kali, menjaga nama papi takut dianggap korupsi. Mobil yang biasa aku pake transmisinya bermasalah... Kita sarapan dulu ya... belum sempat sarapan tadi."
"Ok..."
Setelah sarapan menuju luar kota, kehangatan semakin terasa di hati dua kekasih yang saling merindu walau hanya sepekan tidak bersama. Melupakan sejenak masalah yang masih bergayut pada jalinan kasih mereka. Setiap menit diisi dengan tatap mesra, sentuhan kasih dan perhatian, candaan dan tawa, semua berbalut cinta.
Kharis memaksa mengendarai jeep putih itu dengan alasan telah mengenal medan destinasi mereka. Awal-awal Lewi masih tidak rela kuatir gadisnya lelah dan sekian alasan posesif lainnya. Tapi melihat kelincahan Kharis menaklukkan jalan sempit berkelok penuh tanjakan dan turunan. Akhirnya dia malah terus memuji bercampur heran dan kagum. Banyak hal mengejutkan dari gadisnya ini. Akhirnya dia tertidur dan baru bangun saat mobil berhenti di pinggiran sebuah pantai...
"Sering ke sini?"
Lewi bertanya saat mereka berdiri lebih dekat di bibir pantai berpasir putih itu.
"Di lokasi ini yang ketiga kali. Di daerah ini pantai di sepanjang pesisir ini sangat bagus, dari ujung tenggara sampai utara garis pantai ini hanya ada sedikit karang selebihnya berpasir putih. Ada beberapa lokasi yang sudah dikelola secara mandiri oleh penduduk lokal sebagai tempat wisata tapi ya itu dana terbatas jadi seadanya saja."
"Aku pribadi jatuh cinta dengan spot ini, pemandangan masih alami, ada tebing batu kapur di sebelah sana, cantik eksotik, banyak pohon di pinggiran membuat pantai jadi teduh, area pantai juga bersih dari sampah mungkin karena jarang didatangi... nyaman berlama-lama di sini... mudah-mudahan tetap dibiarkan seperti ini. Kalau ada waktu senggang aku suka ke sini..."
Lewi menyimak gadisnya yang antusias menjelaskan merinci hal yang dia sukai dari tempat ini... gadisnya menyukai pantai.
"Lumayan jauh ya dari kota... berapa jam perjalanan tadi, aku sampai tertidur..."
"Kira-kira 2 jam setengah, tapi terbayar kan capenya... tempatnya nggak mengecewakan..."
"Hmmm... iya sih, apalagi datang bersama kamu, dan disini cuma ada kita berdua... serasa pantai ini milik kita ya... hahaha."
"Iya... nggak perlu ke pulau B kan untuk menikmati pantai yang bagus, di sini aja dengan cost yang sangat murah..." ujar Kharis yang kemudian bergerak siap menyusuri pantai.
Cuaca sangat bersahabat, matahari betah bersembunyi di balik awan menambah teduh pantai asri alami tersebut. Keduanya berjalan dalam diam tanpa alas kaki, sneakers sudah dilepaskan di samping mobil sejak turun tadi. Sensasi hangat dari pasir begitu terasa di telapak kaki. Deburan ombak sesekali menyapa. Sudah berkali-kali Lewi melirik, tapi Kharis masih betah berjalan dalam diam. Sebenarnya dalam diamnya Kharis begitu menikmati moment kebersamaan ini.
"Riris..."
Lewi tak tahan waktu berlalu dalam sepi. Ia meraih tangan gadisnya dan berhenti.
"Iya..."
Kharis menoleh juga menghentikan langkahnya.
"Jauh-jauh ke sini... jangan cuman diam aja..."
"Hahaha.. kebiasaan kalau di pantai aku suka merenung, menghayal..."
Kharis tertawa.
"Menghayal apa sweetheart... sudah ada aku yang ganteng ini di samping kamu..."
Lewi tersenyum nakal. Kharis memukul pelan lengan Lewi. Dia tersenyum jengah mengingat adegan yang baru terlintas di pikirannya, adegan bersetting pantai di sebuah drama di mana sepasang kekasih saling kejar, saling ciprat air asin, kemudian si pria menggendong pasangannya, juga si pria memeluk wanitanya dari belakang kemudian berputar-putar sambil tertawa. Dia sempat berpikir apa Lewi mau melakukannya...
Kharis tak menjawab hanya tertawa pelan. Dalam hati dia menginginkan moment seperti ini bukan hanya sekali ini, jalan berdua menikmati alam, bertualang ke tempat-tempat berbeda. Ada sesak menghampiri tapi sekuat tenaga dia mencoba melepaskan tak ingin mengganggu rasa nyaman dan bahagia saat ini. Dia mempererat tautan tangan mengusir gusar.
Lewi yang merasakan itu segera merengkuh pundak Kharis sambil mengecup pelipis kirinya. Terbawa perlakuan Lewi kepala Kharis tengadah mencari wajah Lewi, kini dua insan itu saling memandang dengan jarak yang sangat dekat... Rengkuhan semakin erat, tatapan perlahan berkabut, napas Kharis tertahan dan Lewi tidak menunggu lebih lama, kepalanya bergerak menipiskan jarak, dan ciuman pertama mereka pun terjadilah.
Hanya beberapa detik tapi cukup untuk melambungkan rasa, terutama bagi Kharis yang untuk pertama kalinya merasakan ini. Seketika tubuhnya meremang, sentuhan intim itu menghasilkan desiran di seluruh tubuhnya. Lewi melepas ciumannya tapi pandangan keduanya masih bertaut, jarak belum terkikis...
"Sweetheart... tutup mata..." berbisik kemudian dengan satu tangan yang kini menangkup pipi gadisnya.
Kharis seolah terhipnotis dengan bisikan Lewi perlahan menutup mata dan bibir itu kembali menempel mengambil ciuman selanjutnya, kali ini diserta l**atan lembut. Sekian detik berlalu belum ada tanda untuk mengakhiri dan secara naluri Kharis mulai membalas ciuman Lewi menyalurkan semua rasa yang bergemuruh di hati.
Enggan untuk mengakhiri... tetapi Kharis sedikit tersengal belum terbiasa, tangannya mendorong dada Lewi. Lewi melepas ciuman berganti tawa pelan, tangan di pipi mencubit gemas. Sadar dari sesuatu yang sempat memabukkan membuat Kharis refleks menjauhkan tubuhnya. Ada rasa malu dan canggung muncul kemudian setelah aktivitas intim tersebut. Tapi sejujurnya di hati ada rasa bahagia berlipat-lipat.
Kharis berjalan menuju mobil, di belakangnya Lewi masih tertawa... tak terbilang berapa banyak kali dia melakukannya dengan sejumlah wanita tapi ciuman dengan Kharis sesaat tadilah yang menghasilkan debar di dada dan terasa lebih indah. Dengan langkahnya yang panjang dia menyusul gadisnya.
"Cari makan sekarang?"
Kharis bertanya setelah bisa menguasai diri.
"Boleh... di mana?"
"Nggak jauh dari sini ada tempat makan ikan bakar, hanya warung makan biasa bukan restoran."
"Mmm... tidak masalah. Aku yang nyetir," Lewi menegaskan...
Masih ada beberapa jam ke depan untuk menikmati hari berdua merajut kenangan manis. Ya.. dia ingin hari ini tersimpan sebagai memori terindah untuk dirinya dan untuk Lewi.
.
🏝🏝🏝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Putri Minwa
wah enak dong, makan ikan bakar thor
2022-11-28
0
Made Elviani
Lewi ternyata suka curi kesempatan dgn gadis" mendekatinya........dasar kucing garong jg....... hehehehe
2021-10-06
0
Muhtar Ndori
akankah hubungan yg baru seumur jagung harus berakhir😥😥
2021-09-16
0