Eps 7 Jaga Hati

Kharis berdiri menunggu di koridor lantai dua di depan ruangan dosen jurusannya sambil bersandar di tembok, tidak ada kursi di sana. Pak Martin sedang memberikan bimbingan skripsi, ada dua mahasiswa, dan sudah agak lama. Kharis ingat Lewi sedang menunggu. Dia mengambil ponsel di tas dan mengirim pesan.

✉ Kak kyknya msh lama. Kk plng aja, Kharis gpp.

📩 Gpp juga nunggu kamu, tenang aja 😀😉

So sweet, ada yang baik hati mau menunggu. Kharis tersenyum, geli sendiri dengan pikiran yang melintas, seperti ini rasanya punya pacar kali ya... dianterin, ditungguin, merasa ada yang menemani. Sayangnya dia milik orang lain. Senyumnya memudar disertai helaan napas.

Tidak lama pintu terbuka, pembimbingan selesai giliran Kharis sekarang. Pak Martin tidak suka basa-basi, jadi hanya beberapa saat Kharis di dalam ruangan menyerahkan tugasnya, setelah mengucapkan terima kasih dia pun keluar.

Parkiran sepi maklum kegiatan kuliah semester ini sudah selesai. Dari jauh dia mengenali mobil Lewi langkah dia arahkan ke sana. Kayaknya ada sedikit debar sekarang di dadanya, sentuhan Lewi sesaat tadi masih tertinggal. Jujur dia suka cara Lewi memperlakukannya tadi, tapi ada resah juga, merasa tidak berhak dan tidak patut.

Baru beberapa langkah sebuah teriakan dari belakang memanggil namanya. Kepala Kharis berputar mencari asal suara. Lucas, setengah berlari datang mendekat.

"Khar, urusan dengan Pak Martin udah?"

"Iya, syukurlah. Thank you ya Luc.. infonya."

"Udah tugas aku, nggak usah terima kasih segala..."

"Aku baru mau WA kamu tadi, eh liat kamu turun tangga. Tugas MK-nya Bu Rosa buat aja, ditungguin minggu ini.

"Serius?" Kharis tak percaya

"Iya, serius, ada 11 mahasiswa yang belum ada nilai tugas termasuk kamu. Banyak... makanya dia kasih kesempatan. Jarang-jarang loh, lagi baik hati dia. Judulnya beda sih, tunggu aku liat di WA."

Lucas mengambil ponselnya. kemudian menggeser-geser layarnya. Kharis yang tidak sabar mendekat dan ikut melongok ke ponsel Lucas. Lama geser-gesernya, kayaknya ada yang grogi berdiri dekat Kharis. Mereka saling memandang sejenak. Lucas segera mengalihkan pandangan, mengeser-geser lagi. Kharis tertawa.

"Hehehe... Mana?"

"Bentar, lagi dicariin..."

Lucas meringis, lupa nama chat siapa yang harus dibukanya.

"Nih, ketemu... ini judulnya..."

Lucas mengangsurkan ponselnya ke tangan Kharis.

Setelah membaca isi chat bu Rosa Kharis berkata...

"Aku teruskan ke nomor aku aja ya Luc..."

Dia mengangkat kepala menatap Lucas meminta persetujuan, setelah mendapat anggukan kepala, Kharis meneruskan chat Bu Rosa, dan mengembalikan hp si ketua kelas.

"Thank you, Luc. Banyak banget kebaikan buat aku kali ini... Pak Martin yang biasanya judes n galak, tadi senyum-senyum aja dia ngeliat aku...."

Kharis tertawa senang.

"Kamu terlalu manis untuk diabaikan..."

Menjawab pelan dalam ambigu Lucas senyum simpul dan menatap Kharis intens.

"Hahaha. basi kali Luc... aku pulang ya, udah ditunggu."

Kharis menunjuk mobil putih di depan mereka.

"Siapa?"

Lucas melihat ke arah mobil yang dimaksud.

"Kak Lewi. Ok ya... see you."

Kharis melambaikan tangan sambil melangkah.

Lewi? Siapa? Pacar? Lucas menatap punggung gadis manis incarannya sejak semester satu itu. Tiga tahun sudah mereka bersama, Kharis, Queen, Delanno dan Lucas sendiri, mereka berempat sering disangka pasangan kekasih oleh teman-teman, Lucas dan Kharis, Delanno dan Queen. Tapi begitulah, semester 6 sudah berakhir tinggal menunggu KHS, berkali-kali Lucas mengungkapkan perasaannya hanya ditanggapi dengan candaan. Lebih enak bersahabat nggak terbebani, itu menurut Kharis.

Kecewa ada tapi mungkin ia menjadi terbiasa dengan frasa sahabat jadi kekecewaan selalu terobati oleh ketulusan Kharis. Dia juga sudah lelah mencoba dan menyambut opsi persahabatan yang ditawarkan Kharis dan merasa nyaman dengan status mereka setidaknya gadis itu tidak menjaga jarak dengannya. Itu cukup sampai sesaat tadi, ketika nama Lewi disebut...

Di dalam mobil...

"Sorry kakak, lama... hehe."

Kharis menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Iya... lama memang."

"Sorry banget... maaf deh..."

"Hahaha..."

Lewi tertawa melihat raut bersalah yang tergambar jelas di wajah Kharis. Dia mengulurkan tangan ke arah pipi kanan gadis itu dan mengusap pelan dengan punggung jari telunjuknya.

Merasakan sentuhan tangan itu lagi, Kharis jadi baper. Semakin ke sini semakin manis saja perlakuan kak Lewinya. Boleh tidak ia memiliki rasa ini, nyaman dan bahagia, hangat dan menggetarkan, meskipun kedua tangan terasa dingin dan debaran terasa di dada.

"Becanda... Aku senang kok bisa melakukan sesuatu buat kamu..." ucap Lewi masih dengan tawanya lalu menjalankan Jazz putihnya itu.

Kharis memperbaiki arah punggungnya bersandar sempurna di jok mobil itu dan menghadap lurus ke depan. Tadi dia bersandar di ujung kiri jok mobil memiringkan tubuhnya menghadap Lewi saat meminta maaf. Perlahan dia menarik napas, menetralkan hati dan wajahnya yang terbawa suasana manis tadi.

Terdiam dalam nalarnya tentang Lewi, potongan-potongan kedekatan Lewi dengan orang-orang yang dia kenal melintas di kepalanya. Bagaimana Lewi memperlakukan Melva, Frelly, siapa lagi yaa, banyak... terakhir ini Peggy, bahkan lebih dari yang Kharis dapatkan tadi. Ya, Lewi tipikal cowok flamboyan mungkin.

Perkataan Pak Max dosen Psikologi Komunikasi di semester 5 kemaren masih terekam di memori: "Jika rasio berada di atas maka emosi akan turun, sebaliknya jika emosi di atas maka rasio di bawah."

"Jadi Kharis... mari bersikap rasional alias jangan baper, jaga hatimu. Jika dia peduli denganmu, memberi perhatian, sedikit afeksi, itu bukanlah sesuatu yang istimewa, bukan berarti bahwa dia juga suka kamu..."

Kharis memantapkan hatinya yang sempat sedikit tergoda untuk berharap lebih.

"Kita cari makan dulu ya..."

"Kakak, boleh langsung pulang aja?"

Kharis tidak ingin memperpanjang lagi kebersamaan dengan Lewi hari ini. Semakin lama bersama semakin banyak yang terjadi. Sebelum ada kontak fisik tadi, dia merasa nyaman saja tapi setelahnya nalurinya berkata dia harus menghindar sekarang. Tidak baik untuknya dan untuk hatinya. Sedikit susah menjaga hati kalau masih berada di atmosfir yang sama.

"Kenapa, kamu nggak lapar, udah jam makan siang ini..."

Lewi beberapa kali memalingkan pandangan dari jalan raya dan menatap Kharis yang gelagapan mencari alasan untuk menolak.

"Mmm... kepalaku sakit."

Akhirnya alasan klasik itu keluar. Kharis melirik dan menemukan tatapan kuatir di wajah Lewi.

"Ok kita pulang aja... masih bisa ditahan kan?"

Lewi berkata penuh perhatian. Tangan kirinya terulur lagi kali ini telapak tangannya ditempelkan di dahi. Aduuuh... yang begini ini yang harus dihindari. Kharis sedikit memundurkan kepalanya mencoba melepaskan tempelan telapak tangan itu.

"Kharis cuma sakit kepala, mungkin cape."

"Tiduran aja..."

"Iya. makasih kakak."

Sepanjang perjalanan pulang tidak ada lagi suara di antara mereka. Kharis merasa lelah, yaa fisiknya dan terutama hatinya. Yang terjadi hari ini sesuatu di luar jangkauannya. Memang sedikitnya tidak memungkiri realita bahwa dia menikmati kebersamaan mereka, beda ketika dia bersama Lucas atau Lanno. Bersama Lewi sepertinya ruang kosong dalam hatinya terisi penuh dengan suara, tawa, candaan, bahkan sikap sayang seorang Lewi. Tapi sisi lain hatinya merasa resah, merasa bodoh karena terbawa sesuatu yang bukan haknya.

Mobil berhenti, Kharis membuka mata dan menegakkan tubuhnya. Dia menoleh disambut senyum yang selalu menawan itu. Kharis membalas senyum itu.

"Istirahat, ya..."

"Makasih banyak untuk hari ini. Kharis merepotkan kakak. God bless ya..."

"My pleasure..."

Keluar dari pintu mobil Kharis tersenyum lagi dan melangkah masuk ke rumahnya. Entah bagaimana dia harus bersikap pada Lewi setelah hari ini...

☁️☁️☁️

Terpopuler

Comments

Miah Restiana

Miah Restiana

iya konci mobil hilang.. mmh papah yg bw...

2021-11-01

2

Mbah Edhok

Mbah Edhok

masih terus menyimak thor ... pertarungan hati kharis ...

2021-09-24

1

Ambat Heldy

Ambat Heldy

good.

2021-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1 Tak Pernah Bicara
2 Eps 2 Pencipta Galau
3 Eps 3 Rela Aku Rela
4 Eps 4 Sepertinya Dia Berubah
5 Eps 5 Berawal dari 'Ce'
6 Eps 6 Ada Sensasi Apa
7 Eps 7 Jaga Hati
8 Eps 8 Biar Jelas Semuanya
9 Eps 9 Sebahagia Ini Memiliki
10 Eps 10 Sarapan Terindah
11 Eps 11. Aku Milik Kamu
12 Eps 12. Butuh Janji Kamu
13 Eps 13. Unpredictable Girl
14 Eps 14. Tidak Baik-Baik Saja
15 Eps 15. Putusin Dia
16 Eps 16 Apa yang Harus Dilakukan
17 Eps 17. Ujian Datang Terlalu Cepat
18 Eps 18. Pilihan 1
19 Eps 19. Pilihan 2
20 Eps 20 Pilihan 3
21 Eps 21 Maaf Terima Kasih
22 Eps 22 Hati Revy
23 Eps 23. Salah Paham?
24 Eps 24. Sama-sama Sedih, Tapi...
25 Eps 25 Jodoh Tidak Jauh
26 Eps 26. Ironi
27 Eps. 27. Baiklah
28 Eps 28 Belajar Semua Hal
29 Eps 29 Membayangkan Bertemu
30 Eps 30 Wisuda Bersama
31 Eps 31. Cinta yang Kembali
32 Eps 32 Waktu Berdua
33 Eps 33. Rival
34 Eps 34. Dia Selingkuh
35 Eps 35. Sebelum Dia Pergi
36 Eps 36 Komitmen
37 Eps. 37. Keyakinan
38 Eps 38. Tentang Lewi
39 Eps 39 Sibuk
40 Eps 40 Gegana Lagi
41 Eps. 41 Sekretaris
42 Eps. 42 Mami
43 Eps 43. Sekuat Rasa
44 Eps 44. Calon
45 Eps. 45 Suka-suka
46 Eps. 46 Boss, Asisten dan Sekretaris
47 Eps. 47 Welcome
48 Eps. 48. Atasan Bukan Kekasih
49 Eps. 49. Derita Boss
50 Eps 50. Anak Magang
51 Eps 51. Cemburu Kah?
52 Eps. 52. Sekretaris Aku
53 Eps. 53. Begini Rasanya
54 Eps 54. Ke Mana Aja
55 Eps. 55. Gerr...!
56 Eps. 56. Urusan Hati
57 Eps. 57. Belum Kelar
58 Eps. 58. Aku Yakin, tapi Dia??
59 Eps. 59. Complicated
60 Eps 60. Biar Pas 5
61 Eps 61 Belum Cukup umur
62 Eps. 62. Membuatnya Pantas
63 Eps 63. Show Time
64 Eps. 64. Dating
65 Eps 65. Dikalahkan Anak Magang
66 Eps. 66. Langkah Selanjutnya?
67 Eps. 67. Hubungan Kalian Serius?
68 Eps. 68. Bukan Tandingan
69 Eps. 69. Mama = Rumah
70 Eps. 70. Belum Percaya
71 Eps. 71. Kekasih Sepenuhnya
72 Eps. 72. Nggak Usah Sembuh
73 Eps. 73. Rencana Cadangan
74 Eps. 74. Melamar
75 Eps 75. Mami-Mama
76 Eps. 76. Mami-Mama 2
77 Eps. 77. Aku Kamu Kita
78 Eps 78. Ayo Menikah
79 Eps. 79. Beri Aku 2 Menit
80 Eps. 80. Gimana Rasanya
81 Eps 81. Cintanya Papa
82 Eps. 82. Menit Demi Menit
83 Eps. 83. Hak Paten
84 Eps 84. Hanya Bahagia
85 Eps 85. Menyatukan Dua Keinginan
86 Eps 86. Awal dari Sebuah Akhir...
87 Bonus Eps. Mengatur Langkah
88 Berpikir
89 Bonus Eps. Urusan Bpk. Rumah Tangga
90 Bonus Eps. Mengurus Suami
91 Bonus Eps. Mungkin
92 Bonus Eps. Aku yang Hamil, Dia yang Manja
93 Bonus Eps. Menanti
94 Bonus Eps. Menanti 2
95 Bonus Eps. Yang Dinantikan
96 Bonus Eps. Nomor Satu Siapa
97 Bonus Eps. Sebuah Nikmat untuk Papi
98 Bonus Eps. Kemasan
99 FATE OR DESTINY
100 Bonus Eps. Sayang Selamanya
101 Bonus Eps. Satu Lagi Ya...
102 My Gratitude
103 Mau Lanjut Nggak?
104 Eps. 104. Berusaha Tetap Saling Cinta
105 Eps. 105. Banyak Kebahagiaan
106 Eps. 106. Bukan Pilihan Bodoh
107 Hanya Sebuah Info Judul Baru
108 Bonus Eps. Selingan Aja...
109 Hiii Semuanya
110 Apa Ada Cinta
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Eps 1 Tak Pernah Bicara
2
Eps 2 Pencipta Galau
3
Eps 3 Rela Aku Rela
4
Eps 4 Sepertinya Dia Berubah
5
Eps 5 Berawal dari 'Ce'
6
Eps 6 Ada Sensasi Apa
7
Eps 7 Jaga Hati
8
Eps 8 Biar Jelas Semuanya
9
Eps 9 Sebahagia Ini Memiliki
10
Eps 10 Sarapan Terindah
11
Eps 11. Aku Milik Kamu
12
Eps 12. Butuh Janji Kamu
13
Eps 13. Unpredictable Girl
14
Eps 14. Tidak Baik-Baik Saja
15
Eps 15. Putusin Dia
16
Eps 16 Apa yang Harus Dilakukan
17
Eps 17. Ujian Datang Terlalu Cepat
18
Eps 18. Pilihan 1
19
Eps 19. Pilihan 2
20
Eps 20 Pilihan 3
21
Eps 21 Maaf Terima Kasih
22
Eps 22 Hati Revy
23
Eps 23. Salah Paham?
24
Eps 24. Sama-sama Sedih, Tapi...
25
Eps 25 Jodoh Tidak Jauh
26
Eps 26. Ironi
27
Eps. 27. Baiklah
28
Eps 28 Belajar Semua Hal
29
Eps 29 Membayangkan Bertemu
30
Eps 30 Wisuda Bersama
31
Eps 31. Cinta yang Kembali
32
Eps 32 Waktu Berdua
33
Eps 33. Rival
34
Eps 34. Dia Selingkuh
35
Eps 35. Sebelum Dia Pergi
36
Eps 36 Komitmen
37
Eps. 37. Keyakinan
38
Eps 38. Tentang Lewi
39
Eps 39 Sibuk
40
Eps 40 Gegana Lagi
41
Eps. 41 Sekretaris
42
Eps. 42 Mami
43
Eps 43. Sekuat Rasa
44
Eps 44. Calon
45
Eps. 45 Suka-suka
46
Eps. 46 Boss, Asisten dan Sekretaris
47
Eps. 47 Welcome
48
Eps. 48. Atasan Bukan Kekasih
49
Eps. 49. Derita Boss
50
Eps 50. Anak Magang
51
Eps 51. Cemburu Kah?
52
Eps. 52. Sekretaris Aku
53
Eps. 53. Begini Rasanya
54
Eps 54. Ke Mana Aja
55
Eps. 55. Gerr...!
56
Eps. 56. Urusan Hati
57
Eps. 57. Belum Kelar
58
Eps. 58. Aku Yakin, tapi Dia??
59
Eps. 59. Complicated
60
Eps 60. Biar Pas 5
61
Eps 61 Belum Cukup umur
62
Eps. 62. Membuatnya Pantas
63
Eps 63. Show Time
64
Eps. 64. Dating
65
Eps 65. Dikalahkan Anak Magang
66
Eps. 66. Langkah Selanjutnya?
67
Eps. 67. Hubungan Kalian Serius?
68
Eps. 68. Bukan Tandingan
69
Eps. 69. Mama = Rumah
70
Eps. 70. Belum Percaya
71
Eps. 71. Kekasih Sepenuhnya
72
Eps. 72. Nggak Usah Sembuh
73
Eps. 73. Rencana Cadangan
74
Eps. 74. Melamar
75
Eps 75. Mami-Mama
76
Eps. 76. Mami-Mama 2
77
Eps. 77. Aku Kamu Kita
78
Eps 78. Ayo Menikah
79
Eps. 79. Beri Aku 2 Menit
80
Eps. 80. Gimana Rasanya
81
Eps 81. Cintanya Papa
82
Eps. 82. Menit Demi Menit
83
Eps. 83. Hak Paten
84
Eps 84. Hanya Bahagia
85
Eps 85. Menyatukan Dua Keinginan
86
Eps 86. Awal dari Sebuah Akhir...
87
Bonus Eps. Mengatur Langkah
88
Berpikir
89
Bonus Eps. Urusan Bpk. Rumah Tangga
90
Bonus Eps. Mengurus Suami
91
Bonus Eps. Mungkin
92
Bonus Eps. Aku yang Hamil, Dia yang Manja
93
Bonus Eps. Menanti
94
Bonus Eps. Menanti 2
95
Bonus Eps. Yang Dinantikan
96
Bonus Eps. Nomor Satu Siapa
97
Bonus Eps. Sebuah Nikmat untuk Papi
98
Bonus Eps. Kemasan
99
FATE OR DESTINY
100
Bonus Eps. Sayang Selamanya
101
Bonus Eps. Satu Lagi Ya...
102
My Gratitude
103
Mau Lanjut Nggak?
104
Eps. 104. Berusaha Tetap Saling Cinta
105
Eps. 105. Banyak Kebahagiaan
106
Eps. 106. Bukan Pilihan Bodoh
107
Hanya Sebuah Info Judul Baru
108
Bonus Eps. Selingan Aja...
109
Hiii Semuanya
110
Apa Ada Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!