Eps 8 Biar Jelas Semuanya

Sore itu Kharis terbangun oleh suara ketukan keras di pintu serta suara mamanya yang berteriak di luar. Dengan malas ia bangkit dan berjalan sedikit limbung mencapai pintu. Dia memutar anak kunci dan membuka asal pintu kamar lalu kembali ke tempat tidur kemudian berbaring lagi dengan posisi telungkup. Dia benar-benar menikmati liburan semester beberapa hari ini di tempat tidur saja setelah menuntaskan semua tugasnya.

Mama Melissa masuk sesaat kemudian menuju sisi kiri tempat tidur, menggoyang pelan lengan kiri anaknya.

"Ya ampun... darling sudah hampir gelap ini, nggak baik tidur terlalu lama sore hari, nggak baik untuk kesehatan, bangun... ayo..."

"Sebentar lagi, Ma..."

Kharis enggan membuka mata.

"Kalau nggak bangun sekarang tambah lemas kamu, ayo... ada yang nyari tuch..."

"Bilang aja aku sakit..."

"Eh... nggak sakit bilang sakit, ayo. Yang nyari ganteng banget, loh..."

"Siapa...?"

Kharis membalikkan tubuhnya.

"Hehehe penasaran sama yang ganteng ya... lihat sendiri..."

"Temen aku?"

Mamanya mengangkat bahu kemudian berdiri menuju pintu.

"Jangan lama-lama..."

"Iya... iya."

Benar kata mamanya, tubuhnya seperti baru selesai melakukan pekerjaan berat, lemes banget. Dengan langkah malas dia keluar dari kamar. Masih setengah mengantuk dia menyeret langkah ke area meja makan, mengambil gelas yang ditangkupkan di atas sebuah wadah bermaksud hendak minum.

Belum sempat dia menuangkan air suara percakapan mamanya dengan seseorang tertangkap telinga. Dia menoleh, mama masuk dari arah ruang tamu bersama Lewi yang terlihat menenteng kantong kresek putih. Lewi tersenyum simpul melihat Kharis yang berdiri bengong, dia melambaikan tangannya yang bebas menyapa Kharis.

"Astaga... darling. Penampilan kamu masa kayak gitu, nggak malu apa ada Lewi, ganti baju dulu..."

Kharis melihat dirinya dengan celana tidur panjang dan kaos longgar, sedikit kusut untung sopan. Mungkin rambut pendeknya juga kusut mukanya juga muka lecek. Salah tingkah, dia meneruskan menuang air dan langsung menghabiskan tanpa jedah. Sambil berjalan ke kamar dia cemberut menatap mama yang tersenyum jenaka seraya mengedipkan mata. Kharis tersenyum jengah ke arah Lewi kemudian masuk kamar berniat mandi.

Memilih jeans biru pudar selutut dan t-shirt sedikit kebesaran dengan warna senada, dia memperhatikan dirinya di cermin. Rambut sudah disisir rapi, sejak SMA dia suka dengan potongan sebahu tanpa poni, selalu mengaitkan rambut bagian depan di belakang telinga. Dia hanya memakai bedak bayi di wajahnya dan sentuhan lipgloss di bibir mungilnya. Simple saja, toch bukan bertemu pacar, hanya tetangga, bukan kencan.

Tapi inikan malam minggu, ya... jangan-jangan Kharis lupa karena nggak pernah malam mingguan.

Apa maksud Lewi datang ke rumah sebenarnya sudah bisa dia baca. Intens menghubungi lewat chat dan panggilan telepon yang tidak dia gubris. Empat hari ini ada puluhan chat dan belasan panggilan tak terjawab. Kharis sengaja tidak merespon. Sehabis kejadian diantar Lewi ke kampus dia tidak ingin dan takut berjalan lebih jauh. Ada hati yang harus dia jaga, hatinya dan hati pacar Lewi. Dan dia harus tegaskan itu karena dia juga tidak mau terganggu dan mengganggu orang.

Di ruang tengah Lewi terlihat sedang bercakap dengan papa Didi. Kharis mendekat. Bunyi langkahnya membuat kedua lelaki beda usia itu menoleh. Lewi berdiri.

"Om... Lewi ijin ajak Kharis keluar..."

Papa Didi hanya mengangguk-angguk langsung berdiri dan berpindah ke ruang makan.

Sedikit shock Kharis mengernyitkan dahinya dan menatap lelaki bertubuh atletis itu. Dia tidak menyangka Lewi bertindak sendiri seperti itu, tidak menanyakan lebih dulu kesediaannya. Perasaan jengkel menyeruak.

"Lewi sudah minta ijin ke mama juga. Nikmati waktu kalian, pas malam minggu kan yang penting jangan neko-neko, pulang jangan terlalu malam."

Mama Melissa datang ikut mendukung keinginan Lewi.

"Darling... jangan manyun, jelek. Udah... ikut aja, niat baik jangan ditolak."

Apaan niat baik. Kharis menarik tangan mama ke arah kamar mama yang pas bersebelahan dengan ruangan itu.

"Mama apa-apaan sih, masa aku disuruh ikut kak Lewi, dia sudah punya pacar, masa aku pergi malam malam begini dengan pacar orang..."

"Kak Lewi-mu belum punya pacar... jangan menghindar kayak orang bodoh..."

"Aku nggak bodoh, lagian mama tau apa..."

"Mama tau banyak, mama tau kamu jadi aneh akhir-akhir ini karena dia... udah... kasian dia nunggu dari tadi."

Menilik raut wajahnya, Kharis tahu mama Melissa tidak ingin dibantah. Dengan berat hati Kharis keluar kamar, menuju tempat sepatu mengambil dan mengenakan sneakers putihnya. Mama menyusul dan mengedipkan mata ke arah Lewi tanpa diketahui Kharis.

"Makasih ya Lewi... tante dibawain buah..."

"Sama-sama, tante..."

"Berangkat sekarang, Ris?"

Lewi berujar dengan wajah tersenyum lembut.

"Iya..."

Kharis menjawab pendek, bergerak ke arah pintu depan. Dia hanya pamit ke papanya, masih kesel sama mamanya. Dia mengikuti Lewi ke mobil yang sudah terparkir di depan rumahnya.

Sepanjang perjalanan Kharis hanya membisu. Emosi kembali mempermainkan hatinya dan sumbernya ada di sebelah kanannya. Sesekali dia menarik napas dan menghembuskannya mengontrol dirinya sendiri. Kalau bukan karena mamanya, dia pasti nggak mau berada di sini.

Baiklah, seperti kata mama dia tidak boleh bersikap bodoh, terus menghindar tanpa kejelasan. Mungkin malam inilah waktu yang tepat untuk menuntaskan biar jelas semuanya, ya tentang maksud Lewi yang intens mendekatinya beberapa hari ini, tentang sikapnya yang tidak mau menjadi perusak hubungan orang.

Tak tahan dalam kebisuan, Lewi pun bersuara.

"Kita cari makan ya... Ris. Kamu pengen makan apa?"

"Terserah... "

Kharis menjawab tanpa menoleh.

"Ris... kamu marah ya..."

Lama... tidak ada jawaban.

"Ris... Riris... maaf."

Kharis akhirnya menoleh.

"Berhenti... kita bicara dulu."

Lewi kemudian menepi memarkir mobilnya di sisi jalan yang terlihat lapang. Dia kemudian menggeser tubuh bersandar di pintu mobil biar leluasa memandang Kharis.

Kharis yang tidak ingin berlama-lama, tanpa memandang Lewi langsung berkata...

"Kharis marah, kakak bertindak seenaknya, Kharis tidak mau dipaksa-paksa melakukan sesuatu. Apa hak kakak mengatur Kharis..."

"Aku benar-benar minta maaf. Mungkin aku keterlaluan menurutmu seperti memaksa kamu untuk pergi bersamaku malam ini. Sejak hari selasa, kamu nggak mau baca chat aku, aku telpon kamu nggak jawab. Sorry ambil jalan seperti ini untuk bertemu kamu..."

"Kita nggak punya urusan apa-apa kan sehingga harus ketemu, Kharis juga nggak punyak kewajiban untuk menjawab chat dan telpon kakak, kita tidak terlalu dekat untuk melakukan itu. Kharis berterima kasih untuk kebaikan kakak hari selasa itu, tapi jangan jadikan alasan untuk menuntut Kharis melakukan apa yang kakak mau."

Kharis menjawab dengan suara bergetar, emosi yang sejak tadi bahkan sejak waktu-waktu yang lalu, apa yang mengganggu pikiran hati dan jiwanya keluar semua.

"Maaf jika kamu merasa seperti itu, tapi niatku hanya satu Ris, aku ingin hubungan kita menjadi lebih baik..."

"Apa maksud kakak...? Kharis menoleh...

"Aku, aku suka kamu, Ris. Aku sayang kamu..."

Suara yang sendu, dengan sorot mata yang dalam, Lewi menyatakan perasaanya.

🌝🌝🌝

Terpopuler

Comments

Sri Astuti

Sri Astuti

wow..dulunya silent.. tiba" bgt mendesak dan katakan sayang... oh😄

2023-07-17

0

Putri Minwa

Putri Minwa

kenapa di tolak RIS, jangan - jangan kakak itu punya niat jahat ya

2022-11-18

0

yeyeh pahriah

yeyeh pahriah

Sweet banget dah si Lewi.

2021-11-07

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1 Tak Pernah Bicara
2 Eps 2 Pencipta Galau
3 Eps 3 Rela Aku Rela
4 Eps 4 Sepertinya Dia Berubah
5 Eps 5 Berawal dari 'Ce'
6 Eps 6 Ada Sensasi Apa
7 Eps 7 Jaga Hati
8 Eps 8 Biar Jelas Semuanya
9 Eps 9 Sebahagia Ini Memiliki
10 Eps 10 Sarapan Terindah
11 Eps 11. Aku Milik Kamu
12 Eps 12. Butuh Janji Kamu
13 Eps 13. Unpredictable Girl
14 Eps 14. Tidak Baik-Baik Saja
15 Eps 15. Putusin Dia
16 Eps 16 Apa yang Harus Dilakukan
17 Eps 17. Ujian Datang Terlalu Cepat
18 Eps 18. Pilihan 1
19 Eps 19. Pilihan 2
20 Eps 20 Pilihan 3
21 Eps 21 Maaf Terima Kasih
22 Eps 22 Hati Revy
23 Eps 23. Salah Paham?
24 Eps 24. Sama-sama Sedih, Tapi...
25 Eps 25 Jodoh Tidak Jauh
26 Eps 26. Ironi
27 Eps. 27. Baiklah
28 Eps 28 Belajar Semua Hal
29 Eps 29 Membayangkan Bertemu
30 Eps 30 Wisuda Bersama
31 Eps 31. Cinta yang Kembali
32 Eps 32 Waktu Berdua
33 Eps 33. Rival
34 Eps 34. Dia Selingkuh
35 Eps 35. Sebelum Dia Pergi
36 Eps 36 Komitmen
37 Eps. 37. Keyakinan
38 Eps 38. Tentang Lewi
39 Eps 39 Sibuk
40 Eps 40 Gegana Lagi
41 Eps. 41 Sekretaris
42 Eps. 42 Mami
43 Eps 43. Sekuat Rasa
44 Eps 44. Calon
45 Eps. 45 Suka-suka
46 Eps. 46 Boss, Asisten dan Sekretaris
47 Eps. 47 Welcome
48 Eps. 48. Atasan Bukan Kekasih
49 Eps. 49. Derita Boss
50 Eps 50. Anak Magang
51 Eps 51. Cemburu Kah?
52 Eps. 52. Sekretaris Aku
53 Eps. 53. Begini Rasanya
54 Eps 54. Ke Mana Aja
55 Eps. 55. Gerr...!
56 Eps. 56. Urusan Hati
57 Eps. 57. Belum Kelar
58 Eps. 58. Aku Yakin, tapi Dia??
59 Eps. 59. Complicated
60 Eps 60. Biar Pas 5
61 Eps 61 Belum Cukup umur
62 Eps. 62. Membuatnya Pantas
63 Eps 63. Show Time
64 Eps. 64. Dating
65 Eps 65. Dikalahkan Anak Magang
66 Eps. 66. Langkah Selanjutnya?
67 Eps. 67. Hubungan Kalian Serius?
68 Eps. 68. Bukan Tandingan
69 Eps. 69. Mama = Rumah
70 Eps. 70. Belum Percaya
71 Eps. 71. Kekasih Sepenuhnya
72 Eps. 72. Nggak Usah Sembuh
73 Eps. 73. Rencana Cadangan
74 Eps. 74. Melamar
75 Eps 75. Mami-Mama
76 Eps. 76. Mami-Mama 2
77 Eps. 77. Aku Kamu Kita
78 Eps 78. Ayo Menikah
79 Eps. 79. Beri Aku 2 Menit
80 Eps. 80. Gimana Rasanya
81 Eps 81. Cintanya Papa
82 Eps. 82. Menit Demi Menit
83 Eps. 83. Hak Paten
84 Eps 84. Hanya Bahagia
85 Eps 85. Menyatukan Dua Keinginan
86 Eps 86. Awal dari Sebuah Akhir...
87 Bonus Eps. Mengatur Langkah
88 Berpikir
89 Bonus Eps. Urusan Bpk. Rumah Tangga
90 Bonus Eps. Mengurus Suami
91 Bonus Eps. Mungkin
92 Bonus Eps. Aku yang Hamil, Dia yang Manja
93 Bonus Eps. Menanti
94 Bonus Eps. Menanti 2
95 Bonus Eps. Yang Dinantikan
96 Bonus Eps. Nomor Satu Siapa
97 Bonus Eps. Sebuah Nikmat untuk Papi
98 Bonus Eps. Kemasan
99 FATE OR DESTINY
100 Bonus Eps. Sayang Selamanya
101 Bonus Eps. Satu Lagi Ya...
102 My Gratitude
103 Mau Lanjut Nggak?
104 Eps. 104. Berusaha Tetap Saling Cinta
105 Eps. 105. Banyak Kebahagiaan
106 Eps. 106. Bukan Pilihan Bodoh
107 Hanya Sebuah Info Judul Baru
108 Bonus Eps. Selingan Aja...
109 Hiii Semuanya
110 Apa Ada Cinta
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Eps 1 Tak Pernah Bicara
2
Eps 2 Pencipta Galau
3
Eps 3 Rela Aku Rela
4
Eps 4 Sepertinya Dia Berubah
5
Eps 5 Berawal dari 'Ce'
6
Eps 6 Ada Sensasi Apa
7
Eps 7 Jaga Hati
8
Eps 8 Biar Jelas Semuanya
9
Eps 9 Sebahagia Ini Memiliki
10
Eps 10 Sarapan Terindah
11
Eps 11. Aku Milik Kamu
12
Eps 12. Butuh Janji Kamu
13
Eps 13. Unpredictable Girl
14
Eps 14. Tidak Baik-Baik Saja
15
Eps 15. Putusin Dia
16
Eps 16 Apa yang Harus Dilakukan
17
Eps 17. Ujian Datang Terlalu Cepat
18
Eps 18. Pilihan 1
19
Eps 19. Pilihan 2
20
Eps 20 Pilihan 3
21
Eps 21 Maaf Terima Kasih
22
Eps 22 Hati Revy
23
Eps 23. Salah Paham?
24
Eps 24. Sama-sama Sedih, Tapi...
25
Eps 25 Jodoh Tidak Jauh
26
Eps 26. Ironi
27
Eps. 27. Baiklah
28
Eps 28 Belajar Semua Hal
29
Eps 29 Membayangkan Bertemu
30
Eps 30 Wisuda Bersama
31
Eps 31. Cinta yang Kembali
32
Eps 32 Waktu Berdua
33
Eps 33. Rival
34
Eps 34. Dia Selingkuh
35
Eps 35. Sebelum Dia Pergi
36
Eps 36 Komitmen
37
Eps. 37. Keyakinan
38
Eps 38. Tentang Lewi
39
Eps 39 Sibuk
40
Eps 40 Gegana Lagi
41
Eps. 41 Sekretaris
42
Eps. 42 Mami
43
Eps 43. Sekuat Rasa
44
Eps 44. Calon
45
Eps. 45 Suka-suka
46
Eps. 46 Boss, Asisten dan Sekretaris
47
Eps. 47 Welcome
48
Eps. 48. Atasan Bukan Kekasih
49
Eps. 49. Derita Boss
50
Eps 50. Anak Magang
51
Eps 51. Cemburu Kah?
52
Eps. 52. Sekretaris Aku
53
Eps. 53. Begini Rasanya
54
Eps 54. Ke Mana Aja
55
Eps. 55. Gerr...!
56
Eps. 56. Urusan Hati
57
Eps. 57. Belum Kelar
58
Eps. 58. Aku Yakin, tapi Dia??
59
Eps. 59. Complicated
60
Eps 60. Biar Pas 5
61
Eps 61 Belum Cukup umur
62
Eps. 62. Membuatnya Pantas
63
Eps 63. Show Time
64
Eps. 64. Dating
65
Eps 65. Dikalahkan Anak Magang
66
Eps. 66. Langkah Selanjutnya?
67
Eps. 67. Hubungan Kalian Serius?
68
Eps. 68. Bukan Tandingan
69
Eps. 69. Mama = Rumah
70
Eps. 70. Belum Percaya
71
Eps. 71. Kekasih Sepenuhnya
72
Eps. 72. Nggak Usah Sembuh
73
Eps. 73. Rencana Cadangan
74
Eps. 74. Melamar
75
Eps 75. Mami-Mama
76
Eps. 76. Mami-Mama 2
77
Eps. 77. Aku Kamu Kita
78
Eps 78. Ayo Menikah
79
Eps. 79. Beri Aku 2 Menit
80
Eps. 80. Gimana Rasanya
81
Eps 81. Cintanya Papa
82
Eps. 82. Menit Demi Menit
83
Eps. 83. Hak Paten
84
Eps 84. Hanya Bahagia
85
Eps 85. Menyatukan Dua Keinginan
86
Eps 86. Awal dari Sebuah Akhir...
87
Bonus Eps. Mengatur Langkah
88
Berpikir
89
Bonus Eps. Urusan Bpk. Rumah Tangga
90
Bonus Eps. Mengurus Suami
91
Bonus Eps. Mungkin
92
Bonus Eps. Aku yang Hamil, Dia yang Manja
93
Bonus Eps. Menanti
94
Bonus Eps. Menanti 2
95
Bonus Eps. Yang Dinantikan
96
Bonus Eps. Nomor Satu Siapa
97
Bonus Eps. Sebuah Nikmat untuk Papi
98
Bonus Eps. Kemasan
99
FATE OR DESTINY
100
Bonus Eps. Sayang Selamanya
101
Bonus Eps. Satu Lagi Ya...
102
My Gratitude
103
Mau Lanjut Nggak?
104
Eps. 104. Berusaha Tetap Saling Cinta
105
Eps. 105. Banyak Kebahagiaan
106
Eps. 106. Bukan Pilihan Bodoh
107
Hanya Sebuah Info Judul Baru
108
Bonus Eps. Selingan Aja...
109
Hiii Semuanya
110
Apa Ada Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!