Eps 12. Butuh Janji Kamu

Saat sudah berhadapan Sendra hanya menatap tepat di wajah Lewi dengan senyum yang mengembang sempurna.

"Hi, Rean, mau pulang ya?"

"Iya, kami mau pulang..."

Senyum yang selalu nampak sejak tadi, kini menghilang di wajah Lewi. Kharis melepaskan tangannya dari genggaman Lewi, tapi Lewi malahan langsung menaikkan tangannya kini merangkul Kharis. Semua itu tidak lepas dari perhatian Sendra. Terlihat ada yang berubah di raut wajahnya.

"Hello Kharis..."

Sendra menyapa, menatap Kharis sebentar.

"Hai, kak Sendra..."

Sendra kembali memandang Lewi. Sementara Lewi mempererat rangkulan tangan kirinya di bahu, dan tangan kanannya merapikan rambut di bagian samping telinga kanan Kharis. Seolah tidak terlalu mempedulikan Sendra.

Kharis menyadari sesuatu, mereka berdua bukan hanya sekedar saling kenal. Itu yang Kharis tangkap kemudian, gestur tubuh mereka menunjukkan itu. Lewi yang biasanya ramah dan murah senyum, terlihat kaku dan acuh, sementara Sendra justru menunjukkan adanya kedekatan, memanggil dengan cara yang sangat akrab.

"Kami duluan..."

Masih dengan wajah kaku, Lewi kemudian menarik Kharis melangkah.

"Ayo sayang..."

"Re... nanti aku telpon, ya..."

Lewi tidak menjawab juga tidak menoleh, Kharis serba salah pengen pamit tapi sudah dibawa menjauh oleh Lewi.

Di mobil...

"Kakak kenal kak Sendra?"

"Iya..."

"Udah lama kenal?"

"Iya... Mmm, nanti saja aku cerita ya... Aku malas bahas dia."

"Aku pengen tahu bagaimana kakak bisa kenal kak Sendra, terus..."

"Riris... please, kita nikmati waktu kita ya, bahas tentang kita aja, bukan orang lain, ok?"

Lewi memotong kemudian. Benar-benar tidak ingin bicara soal Sendra. Akhirnya Kharis memilih bersandar dan memejamkan matanya, belajar untuk memahami Lewi dengan memberi dia waktu.

Waktu terasa berjalan lambat. Banyak tanya di hati, ada yang mulai mengganggunya, apakah Lewi ada hubungan dengan putusnya jalinan kasih Revy dan Sendra. Memilih tidak bertanya apapun menjadi pilihan untuk ketenangan saat ini.

Beberapa waktu berlalu dalam kebisuan, memasuki batas kota Kharis merasakan usapan lembut di kepalanya, dia membuka mata menoleh, kini wajah Lewi tidak sekaku tadi, dia juga menoleh dan tersenyum. Masih tak ada suara, tapi melegakan dibanding tadi. Tangan kiri itu kini turun menggenggam tangan Kharis, meletakkan genggaman itu di atas paha kirinya.

Lewi melewati gerbang masuk ke dalam perumahan dan berbelok ke arah ruko yang ada berjejer di depan perumahan itu. Mobil diparkir di depan sebuah kafe.

"Mampir sebentar ya... masih pengen bersama kamu."

Ternyata kafe itu milik teman kuliah Lewi, seorang lelaki matang berkepala plontos, nampaknya sudah menikah. Sejenak mereka saling menyapa, dan Lewi langsung memesan dua Hot Chocolate. Lewi kemudian mengajak Kharis ke area atas yang semi terbuka. Mereka memilih duduk di sofa setengah lingkaran dengan meja bulat, cukup nyaman untuk bersantai sejenak.

Duduk berdampingan tidak terlalu dekat, Lewi bersandar di sofa sementara Kharis duduk dengan kedua siku bersandar di meja dan mengamati interior kafe itu yang terkesan sederhana tapi nyaman. Hanya ada beberapa set sofa, mungkin diperuntukkan sebagai area privat karena ada sekat teralis kayu dan pohon bambu hias di antaranya walaupun tidak besar. Baru sekali ini Kharis datang di kafe itu meskipun dekat rumah.

Belum ada yang memulai percakapan, masing-masing dengan pikiran sendiri. Dua Hot Chocolate sudah tersaji dan belum tersentuh.

Lewi memainkan jemari tangan kanannya di rambut Kharis, pandangannya ada di kepala mungil berambut hitam lurus sebahu itu. Kharis memperhatikan tingkah Lewi, mencari bertemu bola mata yang fokus ke bagian atas kepalanya itu. Lama... Lewi hanya sedikit melirik kemudian kembali asyik sendiri menikmati apa yang dia lakukan di kepala gadisnya. Akhirnya dia bersuara...

"Nggak suka warnain rambut ya?"

"Nggak... lebih suka seperti ini, yang alami. Kakak malahan yang sering ganti warna, di-highlight lagi, hehehe."

"Nggak suka ya... "

"Suka... berasa pacaran sama oppa Korea, hehehe..."

"Kamu... "

Tersenyum gemas mengacak-acak rambut, kemudian merapihkan lagi masih dengan jemarinya.

"Riris.... Kamu tahu... alasan aku ambil S2 di sini, menolak semua tawaran mami karena kamu. Ya... aku sudah jatuh cinta sama kamu, diam-diam perhatiin kamu. Sampai minta tolong papi untuk ngomong ke om Didi supaya kamu aktif juga di komunitas... biar sering ketemu kamu..."

"Kok aku merasa sebaliknya, kakak nggak suka..."

"Aku menahan diri. Tapi waktu kamu nggak muncul lagi di sekretariat, jendela kamar kamu nggak pernah terbuka, nggak lihat kamu lewat dengan motor, aku jadi gelisah, apalagi waktu dengar kamu sakit. Sebulan nggak lihat kamu rasanya ada yang kurang dalam diri aku. Saat itu aku janji nggak akan menahan diri lagi."

Tangan masih di kepala berganti mengusap penuh rasa sayang.

"Akhirnya kita jadi kekasih.... Aku bahagia Riris..."

Lewi menarik gadis itu ke pelukannya, mencium lembut pelipis gadis itu. Sesaat tubuh Kharis menegang dalam pelukan. Tiba-tiba ada yang menjalar aneh di tubuhnya seperti rasa dingin tetapi nyaman. Ketika tangan Lewi yang satu mengusap-usap punggungnya perlahan tubuh Kharis rileks dan justru mendamba keintiman itu. Dia kemudian merespon dengan menyusupkan kedua tangannya di antara lengan itu juga mendekap tak ingin mengakhiri.

"Aku juga bahagia, kakak..."

"Jangan tinggalin aku, ya... janji.."

Lewi mengurai pelukan beralih memegang kedua tangan Kharis dan menatap lekat netra gadis manis itu.

"Kita baru aja jadian, belum tahu seperti apa hubungan kita ke depan, aku tidak mau menjanjikan apapun... kita jalani saja dengan baik, sambil saling jaga hati."

"Riris, aku butuh janji kamu... meskipun kita baru mulai, aku ingin kita tidak saling meninggalkan apapun yang ada di depan. Please, janji sama aku..."

Ada sesuatu dalam pikirannya yang belum bisa dia ungkapkan sampai dia tahu seberapa kuat cinta mereka berdua telah tertambat. Dalam hatinya dia yakin akan Kharis dan ingin memperjuangkan perasaannya tersebut. Tapi dia belum tahu hati Kharis yang sesungguhnya, yang dia tahu Kharis juga suka padanya. Tapi dia butuh lebih dari itu.

"Aku takut berjanji kemudian tidak sanggup menepati..."

Lewi menarik napas, menghembuskan perlahan. Dia memang tidak bisa memaksa jika itu sikap Kharis sekarang.

"Jika kakak punya tujuan dan keinginan tentang kita di masa depan, mari kita jalani dengan benar, kita perkuat hubungan kita dengan saling jujur dan saling percaya. Aku memang belum pernah pacaran sebelumnya, tapi aku punya prinsip sendiri, pacaran bukan sekedar have fun, sayang-sayangan hanya sebagai pelepasan emosi. Pacaran juga bagian untuk belajar dewasa menurut aku..."

"Kamu memang berbeda, Riris... Aku bersyukur banget kamu itu milik aku. Baiklah... Yang penting sekarang, kita berdua nggak main-main dengan hubungan ini... setuju sayang?"

Kharis menganggukkan kepala disertai senyum manis. Melihat senyum itu Lewi langsung mendaratkan satu kecupan singkat di pipi kiri yang langsung memerah juga. Lewi tertawa melihat pipi merah itu, tak tahan tangannya mencubit pipi itu menahan sampai gadisnya menarik wajahnya. Menggemaskan reaksi malu-malu gadisnya saat berada sedekat ini dan saat menerima perlakuan sayang darinya.

Dia sedikit mengharapkan gadisnya bermanja-manja seperti yang dilakukan gadis lain sekalipun mereka bukan pacar senang banget nempel-nempel dan cari-cari kesempatan... tapi nampaknya Kharis bukan tipe seperti itu... ---mungkin belum😉--

Lewi berjanji dalam hati tidak akan melepaskan Kharis, dia menemukan sesuatu dalam diri Kharis yang dia cari selama ini...

🌈🌈🌈

Terpopuler

Comments

Ayu galih wulandari

Ayu galih wulandari

Kanjuuut kak..😘😘

2024-03-02

0

Sri Astuti

Sri Astuti

cewek yg punya prinsip itu mahal harganya

2023-07-17

1

Putri Minwa

Putri Minwa

semangat terus thor 💪💪💪, lanjut

2022-11-18

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 1 Tak Pernah Bicara
2 Eps 2 Pencipta Galau
3 Eps 3 Rela Aku Rela
4 Eps 4 Sepertinya Dia Berubah
5 Eps 5 Berawal dari 'Ce'
6 Eps 6 Ada Sensasi Apa
7 Eps 7 Jaga Hati
8 Eps 8 Biar Jelas Semuanya
9 Eps 9 Sebahagia Ini Memiliki
10 Eps 10 Sarapan Terindah
11 Eps 11. Aku Milik Kamu
12 Eps 12. Butuh Janji Kamu
13 Eps 13. Unpredictable Girl
14 Eps 14. Tidak Baik-Baik Saja
15 Eps 15. Putusin Dia
16 Eps 16 Apa yang Harus Dilakukan
17 Eps 17. Ujian Datang Terlalu Cepat
18 Eps 18. Pilihan 1
19 Eps 19. Pilihan 2
20 Eps 20 Pilihan 3
21 Eps 21 Maaf Terima Kasih
22 Eps 22 Hati Revy
23 Eps 23. Salah Paham?
24 Eps 24. Sama-sama Sedih, Tapi...
25 Eps 25 Jodoh Tidak Jauh
26 Eps 26. Ironi
27 Eps. 27. Baiklah
28 Eps 28 Belajar Semua Hal
29 Eps 29 Membayangkan Bertemu
30 Eps 30 Wisuda Bersama
31 Eps 31. Cinta yang Kembali
32 Eps 32 Waktu Berdua
33 Eps 33. Rival
34 Eps 34. Dia Selingkuh
35 Eps 35. Sebelum Dia Pergi
36 Eps 36 Komitmen
37 Eps. 37. Keyakinan
38 Eps 38. Tentang Lewi
39 Eps 39 Sibuk
40 Eps 40 Gegana Lagi
41 Eps. 41 Sekretaris
42 Eps. 42 Mami
43 Eps 43. Sekuat Rasa
44 Eps 44. Calon
45 Eps. 45 Suka-suka
46 Eps. 46 Boss, Asisten dan Sekretaris
47 Eps. 47 Welcome
48 Eps. 48. Atasan Bukan Kekasih
49 Eps. 49. Derita Boss
50 Eps 50. Anak Magang
51 Eps 51. Cemburu Kah?
52 Eps. 52. Sekretaris Aku
53 Eps. 53. Begini Rasanya
54 Eps 54. Ke Mana Aja
55 Eps. 55. Gerr...!
56 Eps. 56. Urusan Hati
57 Eps. 57. Belum Kelar
58 Eps. 58. Aku Yakin, tapi Dia??
59 Eps. 59. Complicated
60 Eps 60. Biar Pas 5
61 Eps 61 Belum Cukup umur
62 Eps. 62. Membuatnya Pantas
63 Eps 63. Show Time
64 Eps. 64. Dating
65 Eps 65. Dikalahkan Anak Magang
66 Eps. 66. Langkah Selanjutnya?
67 Eps. 67. Hubungan Kalian Serius?
68 Eps. 68. Bukan Tandingan
69 Eps. 69. Mama = Rumah
70 Eps. 70. Belum Percaya
71 Eps. 71. Kekasih Sepenuhnya
72 Eps. 72. Nggak Usah Sembuh
73 Eps. 73. Rencana Cadangan
74 Eps. 74. Melamar
75 Eps 75. Mami-Mama
76 Eps. 76. Mami-Mama 2
77 Eps. 77. Aku Kamu Kita
78 Eps 78. Ayo Menikah
79 Eps. 79. Beri Aku 2 Menit
80 Eps. 80. Gimana Rasanya
81 Eps 81. Cintanya Papa
82 Eps. 82. Menit Demi Menit
83 Eps. 83. Hak Paten
84 Eps 84. Hanya Bahagia
85 Eps 85. Menyatukan Dua Keinginan
86 Eps 86. Awal dari Sebuah Akhir...
87 Bonus Eps. Mengatur Langkah
88 Berpikir
89 Bonus Eps. Urusan Bpk. Rumah Tangga
90 Bonus Eps. Mengurus Suami
91 Bonus Eps. Mungkin
92 Bonus Eps. Aku yang Hamil, Dia yang Manja
93 Bonus Eps. Menanti
94 Bonus Eps. Menanti 2
95 Bonus Eps. Yang Dinantikan
96 Bonus Eps. Nomor Satu Siapa
97 Bonus Eps. Sebuah Nikmat untuk Papi
98 Bonus Eps. Kemasan
99 FATE OR DESTINY
100 Bonus Eps. Sayang Selamanya
101 Bonus Eps. Satu Lagi Ya...
102 My Gratitude
103 Mau Lanjut Nggak?
104 Eps. 104. Berusaha Tetap Saling Cinta
105 Eps. 105. Banyak Kebahagiaan
106 Eps. 106. Bukan Pilihan Bodoh
107 Hanya Sebuah Info Judul Baru
108 Bonus Eps. Selingan Aja...
109 Hiii Semuanya
110 Apa Ada Cinta
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Eps 1 Tak Pernah Bicara
2
Eps 2 Pencipta Galau
3
Eps 3 Rela Aku Rela
4
Eps 4 Sepertinya Dia Berubah
5
Eps 5 Berawal dari 'Ce'
6
Eps 6 Ada Sensasi Apa
7
Eps 7 Jaga Hati
8
Eps 8 Biar Jelas Semuanya
9
Eps 9 Sebahagia Ini Memiliki
10
Eps 10 Sarapan Terindah
11
Eps 11. Aku Milik Kamu
12
Eps 12. Butuh Janji Kamu
13
Eps 13. Unpredictable Girl
14
Eps 14. Tidak Baik-Baik Saja
15
Eps 15. Putusin Dia
16
Eps 16 Apa yang Harus Dilakukan
17
Eps 17. Ujian Datang Terlalu Cepat
18
Eps 18. Pilihan 1
19
Eps 19. Pilihan 2
20
Eps 20 Pilihan 3
21
Eps 21 Maaf Terima Kasih
22
Eps 22 Hati Revy
23
Eps 23. Salah Paham?
24
Eps 24. Sama-sama Sedih, Tapi...
25
Eps 25 Jodoh Tidak Jauh
26
Eps 26. Ironi
27
Eps. 27. Baiklah
28
Eps 28 Belajar Semua Hal
29
Eps 29 Membayangkan Bertemu
30
Eps 30 Wisuda Bersama
31
Eps 31. Cinta yang Kembali
32
Eps 32 Waktu Berdua
33
Eps 33. Rival
34
Eps 34. Dia Selingkuh
35
Eps 35. Sebelum Dia Pergi
36
Eps 36 Komitmen
37
Eps. 37. Keyakinan
38
Eps 38. Tentang Lewi
39
Eps 39 Sibuk
40
Eps 40 Gegana Lagi
41
Eps. 41 Sekretaris
42
Eps. 42 Mami
43
Eps 43. Sekuat Rasa
44
Eps 44. Calon
45
Eps. 45 Suka-suka
46
Eps. 46 Boss, Asisten dan Sekretaris
47
Eps. 47 Welcome
48
Eps. 48. Atasan Bukan Kekasih
49
Eps. 49. Derita Boss
50
Eps 50. Anak Magang
51
Eps 51. Cemburu Kah?
52
Eps. 52. Sekretaris Aku
53
Eps. 53. Begini Rasanya
54
Eps 54. Ke Mana Aja
55
Eps. 55. Gerr...!
56
Eps. 56. Urusan Hati
57
Eps. 57. Belum Kelar
58
Eps. 58. Aku Yakin, tapi Dia??
59
Eps. 59. Complicated
60
Eps 60. Biar Pas 5
61
Eps 61 Belum Cukup umur
62
Eps. 62. Membuatnya Pantas
63
Eps 63. Show Time
64
Eps. 64. Dating
65
Eps 65. Dikalahkan Anak Magang
66
Eps. 66. Langkah Selanjutnya?
67
Eps. 67. Hubungan Kalian Serius?
68
Eps. 68. Bukan Tandingan
69
Eps. 69. Mama = Rumah
70
Eps. 70. Belum Percaya
71
Eps. 71. Kekasih Sepenuhnya
72
Eps. 72. Nggak Usah Sembuh
73
Eps. 73. Rencana Cadangan
74
Eps. 74. Melamar
75
Eps 75. Mami-Mama
76
Eps. 76. Mami-Mama 2
77
Eps. 77. Aku Kamu Kita
78
Eps 78. Ayo Menikah
79
Eps. 79. Beri Aku 2 Menit
80
Eps. 80. Gimana Rasanya
81
Eps 81. Cintanya Papa
82
Eps. 82. Menit Demi Menit
83
Eps. 83. Hak Paten
84
Eps 84. Hanya Bahagia
85
Eps 85. Menyatukan Dua Keinginan
86
Eps 86. Awal dari Sebuah Akhir...
87
Bonus Eps. Mengatur Langkah
88
Berpikir
89
Bonus Eps. Urusan Bpk. Rumah Tangga
90
Bonus Eps. Mengurus Suami
91
Bonus Eps. Mungkin
92
Bonus Eps. Aku yang Hamil, Dia yang Manja
93
Bonus Eps. Menanti
94
Bonus Eps. Menanti 2
95
Bonus Eps. Yang Dinantikan
96
Bonus Eps. Nomor Satu Siapa
97
Bonus Eps. Sebuah Nikmat untuk Papi
98
Bonus Eps. Kemasan
99
FATE OR DESTINY
100
Bonus Eps. Sayang Selamanya
101
Bonus Eps. Satu Lagi Ya...
102
My Gratitude
103
Mau Lanjut Nggak?
104
Eps. 104. Berusaha Tetap Saling Cinta
105
Eps. 105. Banyak Kebahagiaan
106
Eps. 106. Bukan Pilihan Bodoh
107
Hanya Sebuah Info Judul Baru
108
Bonus Eps. Selingan Aja...
109
Hiii Semuanya
110
Apa Ada Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!