Jam 09.00 pagi, hari sabtu. Kharis sudah siap keluar mengantar mama Melissa belanja. Tampilan sedikit beda. Sejak punya pacar dia sedikit merubah penampilannya dari gaya monoton celana jeans dan atasan kaos dengan size sedikit kebesaran untuk tubuhnya yang langsing.
Hari ini tampil lebih modis dengan celana side stripe jeans dan t-shirt putih yang sedikit membentuk tubuh tanpa lengan beraksen karet di pinggiran bawah, tapi masih tetap alas kakinya sneakers, kali ini pilihan warna lebih berani, merah menyala.
Di lemari Kharis punya stock baju-baju modis yang dibelikan mama Melissa, tapi ya sebelas-duabelas dengan Revy sih sebenarnya dengan selalu menggunakan baju kebesarannya, hanya berbeda bersih dan rapih dan layak pakai tentu saja sekalipun kaos oblong Kharis memilih yang berkualitas.
Kharis sudah mengeluarkan mobil dari garasi dan parkir di sisi jalan depan rumah masih menunggu mama untuk berangkat. Mama di dalam tampaknya masih memberi arahan kepada kedua ART setia mereka apa yang harus dilakukan. Mama bersama Wenny, ART yang tugasnya bersih-bersih rumah dan mengurus pakaian mereka, pagi-pagi sudah sibuk membersihkan kamar Revy. Senang banget mama anak lelaki urakannya akhirnya pulang rumah.
Ini mereka mau belanja karena mama pengen tante Mince masak makanan kesukaan Revy, padahal kakaknya sampai di rumah sudah tengah malam nanti, apa masih sempat makan ya... Begitulah mama di mana-mana yang sayang anak-anaknya, jangankan menyiapkan makanan kesukaan kadang jodohpun turut disiapkan.
Kaca jendela di sisi sopir diketuk. Kharis menekan power window dan Lewi sudah ada di sana sedikit membungkuk dengan wajah close up depan Kharis. Kedua tangannya berpegang pada kap mobil, tapi alamak... tampangnya kusut banget.
Ada yang 'istimewa' pacaran sama tetangga antara lain: lebih awal melihat tampang terjelek pasangannya. Nggak ada cerita jaga image tetap keren tampan dan cantik di mata pasangan. Lewi sudah beberapa kali lihat Kharis dengan muka kamar dan Kharis baru sekarang lihat tampang Lewi seperti itu, acak-acakan, mata kuyuh dan agak bengkak, kelihatan pucat.
"Pagi kakak..."
Kharis mengulurkan tangan kanannya sambil senyum ia mencubit kecil pipi Lewi dan berkata...
"Pagi-pagi senyum, biar sepanjang hari diberkati..."
Lewi senyum tipis, kekasihnya mengutip perkataannya tempo hari.
"Kakak sakit?"
Kharis melanjutkan ketika Lewi tidak bicara dan tidak tersenyum seperti biasa.
"Nggak bisa tidur semalam..."
"Kenapa.... eh, itu mama, aku anterin mama belanja dulu, nanti aku telpon ya... Kakak sarapan minum susu terus istirahat ya biar nggak sakit..."
Mama masuk ke mobil langsung memasang seatbelt dan memperhatikan wajah Lewi.
"Selamat pagi tante..."
Lewi menjauh dari jendela.
"Kamu sakit?"
Mama langsung ke inti yang dia sempat dengar dan langsung menyusul kalimat selanjutnya...
"Ada keluhan apa?"
Jiwa dokternya langsung keluar.
"Nggak sakit tante, cuma nggak bisa tidur aja..."
"Oh... mukanya langsung dibilas air dingin agak lama, sarapan ringan aja sereal atau buah, minum perasan jeruk atau lemon jangan minum susu, terus olahraga ringan, sebentar siang sempatkan tidur."
Dokter tentu advisnya lebih spesifik dan lebih mumpuni. Lewi beruntung banget punya calon mertua dokter sedikit gangguan di tubuh bisa konsultasi gratis, tapi tante Melissa punya advis nggak cara mengusir kegalauan hatinya.
"Pergi ya, kakak..."
Kharis melambai dan segera menjalankan mobilnya, sementara Lewi dengan langkah gontai masuk ke dalam rumah. Belum sempat dia utarakan maksudnya untuk bicara berdua, pengennya sebelum Revy datang. Sepanjang malam dia galau soal reaksi Kharis. Gantian yang galau ini.
Siang sudah berlalu, kekasih hati tidak menelpon, panggilan darinya pun tidak dijawab. Hanya ada pesan pendek...
✉ Sorry kk msh blnja 💖
Sedikit terhibur melihat emoticon cinta, akhirnya Lewi tertidur. Saat terbangun jam sudah di angka 5 lewat 10. Ponsel di nakas langsung disambar dan segera menghubungi kesayangan dan langsung dijawab...
📱
"Kakak... gimana, udah segar lagi?"
Iya... lagi apa?
Suara serak khas bangun tidur.
"Baru selesai mandi..."
Video call ya...
Tanpa menunggu jawaban langsung mengalihkan mode panggilan.
Riris... kita ke kafe depan ya... pengen ngobrol...
"Nggak bisa kak, ternyata mama ada undangan nikahan anak dari koleganya, aku disuruh ikut karena ada salah satu anaknya juga teman SMA aku. Aula pesta arah-arah bandara jadi kita sekalian jemput kak Revy... ini mau siap-siap."
Lewi terdiam lesu tidak punya kesempatan untuk bercerita pada Kharis, takut gadis itu salah paham.
"Kakak... kangen aku ya...?"
Kharis merasakan sesuatu di hatinya saat melihat wajah itu.
Iya... banget. Ada yang mau aku omongin juga...
" Mau bertemu... 10 menit kayaknya masih boleh..."
Kharis jadi pengen menghibur kekasihnya yang nampaknya sedang tidak baik-baik saja.
Boleh... tapi kamu yang ke sini ya...
Wajah langsung cerah.
"Baiklah..."
Dan gadis itu bergegas keluar sebelum mamanya masuk kamar rempong dandanan ke pesta.
Di depan rumah Lewi, agak gemetar dia, selama tetanggaan beberapa kali dia ke sini karena disuruh mama bawa ini itu. Sekarang dia ke sini dengan tujuan berbeda. Pintu terbuka, tangan kekar langsung meraih pundak Kharis membawa masuk.
"Om Peter ada?"
"Ada... di kamar lagi telpon mami..."
Lewi menatap Kharis sebentar dan perlahan membawa Kharis masuk di pelukan, meletakkan dagunya di pundak gadis itu. Lama dalam posisi itu seolah ingin melepaskan semua gundahnya. Ia kemudian berkata pelan...
"Aku sayang kamu, sayang banget..."
"Kakak kenapa... ada sesuatu yang mengganggu?"
Lewi melepaskan pelukan dan kedua tangannya berpindah memegang lengan kurus itu... menatap penuh sayang...
"Jangan pernah ragukan perasaan aku ya... kalau ada sesuatu langsung tanya ke aku, kita pernah komitmen mau saling jujur dan saling percaya kan...?"
Kharis memandang heran mendapati kekasihnya bersikap melankolis. Tapi dia diburu waktu tak bisa bertanya lebih sekarang, takut juga disemprot mama jika ketahuan datang ke rumah cowok, mama yang saklek soal aturan. Dia sadar dia sudah melanggar ini, tapi dia juga kasihan melihat Lewi. Dalam waktu yang belum terlalu lama sebagai pasangan setidaknya dia sudah tahu bagaimana bahasa tubuh Lewi saat sedang tidak nyaman.
"Iya... kakak jangan kuatir soal itu, kita sama-sama berusaha, ya..."
"Aku nggak bisa lama..."
"Baik..."
Lewi sekarang menangkup kedua pipi gadisnya dan kemudian mendekatkan wajahnya mencium kening gadis itu dengan sepenuh hatinya.
Dunia di sekeliling mereka serasa begitu damai dan indah, jika diijinkan mereka tak ingin saling melepaskan... Ahhh seperti ini merasa dicintai, dipedulikan... seandainya waktu bisa dihentikan...
Kharis akhirnya menjauhkan tubuhnya, tidak ingin tenggelam dalam lingkaran rasa dan romantisme yang bisa menjerat yang bisa membuat dia lupa waktu dan bahkan lupa segalanya.
"Aku pergi, ya...."
Lewi akhirnya membiarkan Kharis keluar dari rumahnya walaupun masih enggan sebenarnya melihat Kharis pulang, masih ingin lebih lama memeluk cintanya..
.
🌝🌝🌝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Sri Astuti
Lewi galau bin melow.. takut Kharis terhasut
2023-07-17
0
Putri Minwa
cerita yang menarik thor
2022-11-27
0
Adhie Adhie
ya begitulah klo awal2 pacaran semua serba indah bangeeeeet ❤️
2022-01-25
0