Eps 4 Sepertinya Dia Berubah

Kharis baru saja mengumpulkan kertas jawaban ujian mata kuliah terakhir. Ini juga hari terakhir UAS. Lega rasanya karena merasa telah mengusahakan yang paling baik, telah belajar mati-matian, semoga hasilnya baik pula.

Dengan wajah tenang Kharis keluar dari ruangan dan tak lupa memberi kode ke arah Queen bahwa dia akan menunggu di luar. Kharis menuruni beberapa anak tangga dan duduk di salah satu bangku beton di selasar bangunan FISIP itu, menunggu tiga sahabatnya menyelesaikan ujian.

Sambil menunggu ia membuka aplikasi chat hijau, melihat pesan di grup angkatannya, tadi sepintas dia membaca bahwa limit akhir pemasukkan tugas ditambah yaitu sampai hari senin, dia pengen tahu mata kuliah apa saja itu.

Ternyata ada tiga mata kuliah, wahh... dia masih punya kesempatan ternyata. Senyum di wajahnya langsung mengembang, sungguh sebuah kebaikan yang patut disyukuri, dia pengen mencium tangan bu dosen dan pak dosen pengampu yang baik hati tersebut. Tidak menunggu lama Queen dan Delanno muncul masing-masing dengan ekspresi yang berbeda.

"Gimana... bisa ngejawab kan?"

"Bisa dong, nggak tau ni cowok..."

Queen menjawab sambil mengangkat dagu ke arah Lanno.

"Nggak yakin sih... asal jangan patah aja,"

Lanno menjawab pasrah. Patah itu istilah anak-anak sini untuk nilai E alias tidak lulus.

"Ya udah, masukkan tugas, kan masih bisa sampai hari senin, biar nilainya keangkat," Kharis sambil senyum.

"Tugas untuk mata kuliahnya Pak Martin nggak bisa lagi ya, Queen," lanjut Kharis.

"Coba aja, siapa tahu hatinya lagi seluas samudra, penuh kasih dan kemurahan, hehehe..."

"Nggak mungkin sih... dosen killer itu gak kenal kata toleransi. Tapi coba buat aja kali ya..."

"Iya... hati orang siapa yang tau. siapa tau dia luluh waktu lihat wajah kamu..." Queen senyum jahil.

"Ya udah... ayo makan siang, di kantin tante Lis aja ya..."

Kharis menarik tangan Queen dan berjalan ke arah kantin yang ada di belakang bangunan baru seberang jalan.

"Aku pengen makan di Ichiban, Khar... Semalam udah menghayal abis ujian mau makan sampe puas..." Lanno menyusul.

"Simpan dulu keinginan itu, kalau ke Mall kita bisa lupa waktu, selesaikan tugas dulu... ok?"

"Ayolah, Khar... Lucas udah setuju juga," Lanno coba membujuk Kharis."

"Nanti aja Lanno. Wa ke Lucas kita tunggu dia di kantin," pungkas Kharis.

Lanno cemberut tapi tidak membantah, dia tahu Kharis teguh banget kalau menyangkut kuliah.

*****

Kharis memarkir Y*ris silver yang sekarang menjadi tunggangannya ke mana-mana. Di garasi sudah terparkir mobil papa mama. Papa Didi setiap hari jumat sering pulang lebih awal, tapi kalau mama Melissa tumben sudah di rumah jam segini. Kharis memilih parkir di tepi jalan, mengambil tasnya kemudian bergerak turun. Ekor matanya menangkap sebuah mobil putih parkir tepat dibelakang mobilnya.

"*K*ak Lewi."

"Kharis... hai. Baru pulang?"

Punya kebiasaan baru dia, hmm... patut dipertanyakan!!!

"Iya, kak... Kharis masuk ya..."

Kharis ngin cepat-cepat berlalu. Kharis melempar sedikit senyum dan memutar arah tubuhnya.

"Ris... Riris..."

Eh... ada apa ini, sembarangan mengubah nama orang. Kharis batal melanjutkan langkah. Terkejut dengan sebuah fenomena baru dalam interaksi mereka. Tapi hatinya sudah terkontrol dengan baik, kerja otak memang sungguh menakjubkan; kumpulan fakta masa lalu plus pikiran logis tentang masa depan menjadi stimulus yang baik bagi emosi jiwa, tidak ada getar-getar aneh lagi, bener, serius!!

"Iya..."

Pendek dan kaku menjawab dan memberanikan diri menatap Lewi, agak lama... rekor baru biasanya dia tak mampu bertatapan dengan Lewi, paling-paling dua second.

"Emm..."

Lewi salah tingkah menerima tatapan Kharis. Dunia terbalik sekarang kayaknya, yang kuat yang menang. Kali ini hati Kharis sedang full power menolak pesona lelaki di depannya. Sementara lelaki itu siapa yang tahu apa yang ada di hatinya, dan mengapa mendadak ia kehilangan kata.

Akhirnya setelah jedah...

"Nanti sore anak-anak kumpul di sekretariat ada pembicaraan untuk baksos lagi, datang ya..."

"Kharis nggak bisa, banyak tugas kuliah deadlinenya hari senin. Lain kali deh..."

"Kamu keluar dari wa group, aku invite lagi ya, nomor belum diganti kan?"

Lewi mengambil hp di saku kiri celananya Lewi senyum, manis sekali. Oemji... kalau saja itu terjadi berbulan-bulan yang lalu Kharis pasti sudah terangkat terbang ke langit kamarnya.

In this present time, Kharis ada di luar kamar, di depan rumah, yang ada pohon mangga mini karena cangkokan milik tetangga depan, gak mungkin terbang ke atasnya. --Lebay kan--

"Iya invite aja, Kharis buru-buru. Mari kak..."

Tegas dan datar, langsung melangkah tak perlu melambaikan tangan atau menoleh lagi, memang dia siapa dia, lagi pula hati jangan diberi kesempatan untuk berkhianat.

Sepertinya dia berubah, apa dan mengapa Kharis tidak tergoda untuk penasaran haha... karena dia juga sudah berubah. Hmm benarkah??

***

Keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya yang gerah dari kampus, telinga Kharis mendengar bunyi notifikasi pesan berdenting. Kharis meraih hpnya di atas kasur, membuka aplikasi pesan itu, ada puluhan pesan di group, langsung diinvite ternyata.

Ada juga chat dari nomor yang dia hafal, nomor yang tidak dia simpan tapi melekat di memori, ada angka 2 di bulatan hijau. Kharis meletakkan hp di kasur, hati kecilnya penasaran tapi logikanya memilih mengabaikan chat dari Lewi.

Sekarang dia fokus pada tugas-tugasnya. Ada banyak ide telah berputar-putar di kepalanya saat mandi tadi, dan harus segera ia tuangkan ke laptop sebelum buyar. Ia kemudian duduk di depan meja dan mengeluarkan laptop dari tas, siap tempur untuk beberapa hari ke depan, tekadnya bulat untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Semangaaaat.

Ada ketukan di pintu, ceklek, mama Melissa masuk sudah dengan pakaian kebesarannya di rumah, daster bunga-bunga, kali ini tanpa lengan.

"Sudah pulang... kok mama nggak lihat kamu masuk..."

"Mama asyik nonton tv, salam aku nggak dijawab."

"Lagi apa..."

"Mau kerjain tugas... mama sexy deh," Kharis menggoda sang mama.

"Hush... anak kecil dilarang punya kata itu."

"Aku udah gede kali Ma, udah bisa produksi bayi malah..."

"Eh ngomong apa kamu, lulus kuliah dulu kerja dulu, punya pacar terus menikah, baru boleh. Mama nggak suka ya kamu bergaul bebas, nggak boleh free sex. Jangan meniru teman-teman kamu yang nggak bermoral, nggak ada etikanya. Ada aturannya, darling... hidup masa muda harus dijaga dengan baik. Mama sudah sering kasih tahu kan, apa yang boleh dan tidak boleh, anak gadis mama harus tahu menjaga diri..."

Mama Melissa memang selalu kasih 'ceramah' soal moral dan akhlak, tapi Kharis tetap hormat dan sayang, tidak mengeluh meskipun kadang 'ceramahnya' panjang banget. Kharis justru bersyukur karena sesibuk-sibuk mamanya, ia merasa tidak diabaikan. Mama Melissa memang the best, banyak cinta untuk mama.

"Jangan kuatir, Ma... aku tahu kok."

"Kamu belum cerita ke mama, kenapa kemaren itu kamu murung, lesu, nggak bersemangat. Hasil lab kamu bagus, normal semua berarti kamu sehat..."

"Nggak ada apa-apa, Ma. Siklus hidup aku kali lagi seperti itu..."

"Apa ada hubungannya dengan menantu masa depan mama?"

Mulai ada nada interogasi.

"Apaan... aku belum mikirin cowok, ihh mama... udah mama keluar aja, mama mengganggu konsentrasi aku."

Kharis menarik kedua tangan mamanya dan mendorong lembut tubuh setinggi dirinya yang masih terjaga bentuknya ke arah pintu. Mama Melissa tertawa tapi tidak menolak tindakan anaknya tersebut.

Pintu terbuka lagi... hanya bagian kepala yang terlihat, dengan senyum menggoda mamanya ngomong...

"Pasti ada hubungan sama Lewi Andrean, kan?"

Haaaah???

"Tadi mama ngobrol dengannya..."

Ceglek, pintu tertutup rapat, tapi mulut Kharis terbuka mendengar kesimpulan mamanya. Ihh mereka ngobrol tentang apa sih....

👩‍⚕️👩‍⚕️👩‍⚕️

Terpopuler

Comments

Sri Astuti

Sri Astuti

wah..apa itu... ayo deadline tugas lbh penting Kharis

2023-07-17

0

Putri Minwa

Putri Minwa

teganya mempermainkan perasaan

2022-11-10

0

diky hermawanrieo

diky hermawanrieo

mungkin sebenarnya lewi tw klo kharis merhatiin dy

2021-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 1 Tak Pernah Bicara
2 Eps 2 Pencipta Galau
3 Eps 3 Rela Aku Rela
4 Eps 4 Sepertinya Dia Berubah
5 Eps 5 Berawal dari 'Ce'
6 Eps 6 Ada Sensasi Apa
7 Eps 7 Jaga Hati
8 Eps 8 Biar Jelas Semuanya
9 Eps 9 Sebahagia Ini Memiliki
10 Eps 10 Sarapan Terindah
11 Eps 11. Aku Milik Kamu
12 Eps 12. Butuh Janji Kamu
13 Eps 13. Unpredictable Girl
14 Eps 14. Tidak Baik-Baik Saja
15 Eps 15. Putusin Dia
16 Eps 16 Apa yang Harus Dilakukan
17 Eps 17. Ujian Datang Terlalu Cepat
18 Eps 18. Pilihan 1
19 Eps 19. Pilihan 2
20 Eps 20 Pilihan 3
21 Eps 21 Maaf Terima Kasih
22 Eps 22 Hati Revy
23 Eps 23. Salah Paham?
24 Eps 24. Sama-sama Sedih, Tapi...
25 Eps 25 Jodoh Tidak Jauh
26 Eps 26. Ironi
27 Eps. 27. Baiklah
28 Eps 28 Belajar Semua Hal
29 Eps 29 Membayangkan Bertemu
30 Eps 30 Wisuda Bersama
31 Eps 31. Cinta yang Kembali
32 Eps 32 Waktu Berdua
33 Eps 33. Rival
34 Eps 34. Dia Selingkuh
35 Eps 35. Sebelum Dia Pergi
36 Eps 36 Komitmen
37 Eps. 37. Keyakinan
38 Eps 38. Tentang Lewi
39 Eps 39 Sibuk
40 Eps 40 Gegana Lagi
41 Eps. 41 Sekretaris
42 Eps. 42 Mami
43 Eps 43. Sekuat Rasa
44 Eps 44. Calon
45 Eps. 45 Suka-suka
46 Eps. 46 Boss, Asisten dan Sekretaris
47 Eps. 47 Welcome
48 Eps. 48. Atasan Bukan Kekasih
49 Eps. 49. Derita Boss
50 Eps 50. Anak Magang
51 Eps 51. Cemburu Kah?
52 Eps. 52. Sekretaris Aku
53 Eps. 53. Begini Rasanya
54 Eps 54. Ke Mana Aja
55 Eps. 55. Gerr...!
56 Eps. 56. Urusan Hati
57 Eps. 57. Belum Kelar
58 Eps. 58. Aku Yakin, tapi Dia??
59 Eps. 59. Complicated
60 Eps 60. Biar Pas 5
61 Eps 61 Belum Cukup umur
62 Eps. 62. Membuatnya Pantas
63 Eps 63. Show Time
64 Eps. 64. Dating
65 Eps 65. Dikalahkan Anak Magang
66 Eps. 66. Langkah Selanjutnya?
67 Eps. 67. Hubungan Kalian Serius?
68 Eps. 68. Bukan Tandingan
69 Eps. 69. Mama = Rumah
70 Eps. 70. Belum Percaya
71 Eps. 71. Kekasih Sepenuhnya
72 Eps. 72. Nggak Usah Sembuh
73 Eps. 73. Rencana Cadangan
74 Eps. 74. Melamar
75 Eps 75. Mami-Mama
76 Eps. 76. Mami-Mama 2
77 Eps. 77. Aku Kamu Kita
78 Eps 78. Ayo Menikah
79 Eps. 79. Beri Aku 2 Menit
80 Eps. 80. Gimana Rasanya
81 Eps 81. Cintanya Papa
82 Eps. 82. Menit Demi Menit
83 Eps. 83. Hak Paten
84 Eps 84. Hanya Bahagia
85 Eps 85. Menyatukan Dua Keinginan
86 Eps 86. Awal dari Sebuah Akhir...
87 Bonus Eps. Mengatur Langkah
88 Berpikir
89 Bonus Eps. Urusan Bpk. Rumah Tangga
90 Bonus Eps. Mengurus Suami
91 Bonus Eps. Mungkin
92 Bonus Eps. Aku yang Hamil, Dia yang Manja
93 Bonus Eps. Menanti
94 Bonus Eps. Menanti 2
95 Bonus Eps. Yang Dinantikan
96 Bonus Eps. Nomor Satu Siapa
97 Bonus Eps. Sebuah Nikmat untuk Papi
98 Bonus Eps. Kemasan
99 FATE OR DESTINY
100 Bonus Eps. Sayang Selamanya
101 Bonus Eps. Satu Lagi Ya...
102 My Gratitude
103 Mau Lanjut Nggak?
104 Eps. 104. Berusaha Tetap Saling Cinta
105 Eps. 105. Banyak Kebahagiaan
106 Eps. 106. Bukan Pilihan Bodoh
107 Hanya Sebuah Info Judul Baru
108 Bonus Eps. Selingan Aja...
109 Hiii Semuanya
110 Apa Ada Cinta
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Eps 1 Tak Pernah Bicara
2
Eps 2 Pencipta Galau
3
Eps 3 Rela Aku Rela
4
Eps 4 Sepertinya Dia Berubah
5
Eps 5 Berawal dari 'Ce'
6
Eps 6 Ada Sensasi Apa
7
Eps 7 Jaga Hati
8
Eps 8 Biar Jelas Semuanya
9
Eps 9 Sebahagia Ini Memiliki
10
Eps 10 Sarapan Terindah
11
Eps 11. Aku Milik Kamu
12
Eps 12. Butuh Janji Kamu
13
Eps 13. Unpredictable Girl
14
Eps 14. Tidak Baik-Baik Saja
15
Eps 15. Putusin Dia
16
Eps 16 Apa yang Harus Dilakukan
17
Eps 17. Ujian Datang Terlalu Cepat
18
Eps 18. Pilihan 1
19
Eps 19. Pilihan 2
20
Eps 20 Pilihan 3
21
Eps 21 Maaf Terima Kasih
22
Eps 22 Hati Revy
23
Eps 23. Salah Paham?
24
Eps 24. Sama-sama Sedih, Tapi...
25
Eps 25 Jodoh Tidak Jauh
26
Eps 26. Ironi
27
Eps. 27. Baiklah
28
Eps 28 Belajar Semua Hal
29
Eps 29 Membayangkan Bertemu
30
Eps 30 Wisuda Bersama
31
Eps 31. Cinta yang Kembali
32
Eps 32 Waktu Berdua
33
Eps 33. Rival
34
Eps 34. Dia Selingkuh
35
Eps 35. Sebelum Dia Pergi
36
Eps 36 Komitmen
37
Eps. 37. Keyakinan
38
Eps 38. Tentang Lewi
39
Eps 39 Sibuk
40
Eps 40 Gegana Lagi
41
Eps. 41 Sekretaris
42
Eps. 42 Mami
43
Eps 43. Sekuat Rasa
44
Eps 44. Calon
45
Eps. 45 Suka-suka
46
Eps. 46 Boss, Asisten dan Sekretaris
47
Eps. 47 Welcome
48
Eps. 48. Atasan Bukan Kekasih
49
Eps. 49. Derita Boss
50
Eps 50. Anak Magang
51
Eps 51. Cemburu Kah?
52
Eps. 52. Sekretaris Aku
53
Eps. 53. Begini Rasanya
54
Eps 54. Ke Mana Aja
55
Eps. 55. Gerr...!
56
Eps. 56. Urusan Hati
57
Eps. 57. Belum Kelar
58
Eps. 58. Aku Yakin, tapi Dia??
59
Eps. 59. Complicated
60
Eps 60. Biar Pas 5
61
Eps 61 Belum Cukup umur
62
Eps. 62. Membuatnya Pantas
63
Eps 63. Show Time
64
Eps. 64. Dating
65
Eps 65. Dikalahkan Anak Magang
66
Eps. 66. Langkah Selanjutnya?
67
Eps. 67. Hubungan Kalian Serius?
68
Eps. 68. Bukan Tandingan
69
Eps. 69. Mama = Rumah
70
Eps. 70. Belum Percaya
71
Eps. 71. Kekasih Sepenuhnya
72
Eps. 72. Nggak Usah Sembuh
73
Eps. 73. Rencana Cadangan
74
Eps. 74. Melamar
75
Eps 75. Mami-Mama
76
Eps. 76. Mami-Mama 2
77
Eps. 77. Aku Kamu Kita
78
Eps 78. Ayo Menikah
79
Eps. 79. Beri Aku 2 Menit
80
Eps. 80. Gimana Rasanya
81
Eps 81. Cintanya Papa
82
Eps. 82. Menit Demi Menit
83
Eps. 83. Hak Paten
84
Eps 84. Hanya Bahagia
85
Eps 85. Menyatukan Dua Keinginan
86
Eps 86. Awal dari Sebuah Akhir...
87
Bonus Eps. Mengatur Langkah
88
Berpikir
89
Bonus Eps. Urusan Bpk. Rumah Tangga
90
Bonus Eps. Mengurus Suami
91
Bonus Eps. Mungkin
92
Bonus Eps. Aku yang Hamil, Dia yang Manja
93
Bonus Eps. Menanti
94
Bonus Eps. Menanti 2
95
Bonus Eps. Yang Dinantikan
96
Bonus Eps. Nomor Satu Siapa
97
Bonus Eps. Sebuah Nikmat untuk Papi
98
Bonus Eps. Kemasan
99
FATE OR DESTINY
100
Bonus Eps. Sayang Selamanya
101
Bonus Eps. Satu Lagi Ya...
102
My Gratitude
103
Mau Lanjut Nggak?
104
Eps. 104. Berusaha Tetap Saling Cinta
105
Eps. 105. Banyak Kebahagiaan
106
Eps. 106. Bukan Pilihan Bodoh
107
Hanya Sebuah Info Judul Baru
108
Bonus Eps. Selingan Aja...
109
Hiii Semuanya
110
Apa Ada Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!