Saat itu Faqih hanya berfikir dia sewajarnya seorang wanita, sudah pasti cantik.
Namun semakin hari saat melihat tingkahnya yang ceria itu, belum lagi caranya mengajar anak-anak menghafal, dia benar-benar sabar. Bahkan saat anak-anak usia lima sampai sembilan tahun itu berlarian kesana-kemari Nuha hanya memperingatinya dengan hal yang justru akan membuat anak-anak itu tertawa lalu mau menurut untuk duduk dengan tenang.
karena Nuha mendapat kelas satu, yaitu mengajar dari juz 28, 29, dan juz 30.
Kenapa di ujung juz? Karena para penghafal Al-Qur'an akan memulai hafalan dari surah terpendek yaitu di juz 30, itu termaksud metode para Hafizh.
Sementara Faqih adalah guru penyempurna hafalan mereka. Biasanya, buat yang hafalannya sudah lebih dari 26 juz maka akan Faqih lah yang mengajar mereka dengan segala ketegasannya.
Kembali ke topik Nuha... Gadis itu juga sangat menjaga pandangannya sekali, dia santun setiap berpapasan dengan lawan jenis. Lebih-lebih dengan dirinya, sampai-sampai rasa penasaran itu muncul.
Hari itu beliau melihat Nuha tengah meletakkan tas dan sepatu di locker yang tak memiliki tutup.
Dan setelah gadis itu pergi menuju kelasnya, Faqih pun berjalan melewatinya, namun terhenti tepat di dekat tas Nuha, ia pun menoleh. Terlihat sebuah gantungan kunci bergambar Karakter toys story. Faqih tersenyum tipis.
"Wanita Soleh, gantungannya masih seperti ini." Faqih pun geleng-geleng kepala ia melanjutkan langkahnya, namun tangannya itu malah justru meraih tas Nuha lalu memindahkannya ke lima kotak sebelahnya.
Hingga saat tiba waktu Nuha hendak pulang ia pun kelimpungan, yang berujung tingkah kesalnya.
Seperti sebuah hiburan saja, Faqih yang melihat dari lantai dua hanya terkekeh. Belum lagi saat melihat gadis itu berjongkok dongkol, karena tasnya tak kunjung ketemu.
Hingga salah satu ustadzah memberitahu bahwa ada tas asing di Lockernya.
Nuha pun beranjak cepat dan mengusap wajahnya berucap hamdalah berkali-kali dengan gerakan yang menurutnya sangat lucu, sehingga membuat Faqih geleng-geleng kepala seraya tersenyum sembari berucap istighfar.
Dan gara-gara keisengan dia sekali itulah yang berujung candu untuk dia yang akhirnya melakukannya setiap hari.
Namun na'as di perbuatannya yang ke sekian kali. Mungkin kesepuluh kalinya hahaha author nggak ngitung saking seringnya. Dia kepergok oleh salah satu temannya si Farhat.
"Kau sedang apa?" Tanya Farhat tepat saat Faqih sedang lewat namun tangannya menyentuh tas Nuha. Karena Faqih sempat menunduk terlebih dulu dan pas mengangkat kepala itu, ia malah baru sadar bahwa di depannya ada Farhat yang tengah melangkah ke arahnya.
'aduh..!' (Faqih) yang masih dengan tampang biasa. "Jalan." Melepaskan tas Nuha.
"Kok, pegang tas Ustadzah?"
"Tidak sengaja, habis liat gantungan kuncinya." Melenggang begitu saja, "duluan ya ustadz Farhat. Assalamualaikum."
"Walaikumsalam." Gumam Farhat, tatapannya mengikuti Faqih, dia pun geleng-geleng kepala lalu kembali melihat ke arah tas Nuha, dan melihat gantungan tasnya. "Ya Allah, iya... Dia suka sekali toys story, sampai sekarang? Ckckck."
Farhat kembali melangkahkan kakinya, sementara Faqih menoleh kebelakang. Lalu menghela nafas.
"Alhamdulillah, aku selamat... Kalau ketahuan jailin ustadzah Nuha bisa malu." Faqih geleng-geleng, "astagfirullah al'azim, lagian aku ngapain sih." Faqih pun melanjutkan langkahnya.
Dan mulai hari itu dia tidak lagi memindahkan tas ataupun sepatu Nuha.
Namun jangan salah, kejailan Sang Hafizh itu tak berakhir sampai di situ. tapi berlanjut ke tingkatan yang lain, hingga Nuha benar-benar di buat dongkol olehnya.
dari sanalah sebuah rasa mulai hadir dalam benak Faqih.
Ia menyadari rasa kagumnya itu, yang semakin hari semakin menjadi.
Dan bahkan sering mengganggu pikirannya, Faqih pun menjalani sholat malam setiap harinya, dan mengucap nama Nuha dalam doanya. guna meminta jawaban akan kegundahan hatinya itu.
Hingga sebuah mimpi membuatnya yakin, dimana Nuha masuk ke dalam rumahnya, tanpa menggunakan alas kaki lalu memberinya segelas madu untuk Faqih dengan senyum indah tersungging di bibirnya.
Dan terbangun dengan jantung yang berdegup kencang, lalu besoknya Faqih pun mengutarakan niatan itu pada sang Abi, tentang dirinya yang memiliki keinginan untuk mengkhitbah Nuha.
dan pernikahan itu akhirnya terlaksana, hal itu juga yang membuat Faqih merasa bahagia karena adanya Nuha yang sudah menjadi kekasih halalnya.
(Flashback is off)
***
Di Sukabumi...
"Hallo, assalamualaikum." Sapa ustadz Rahmat.
"Walaikumsalam warahmatullah Bi?" Jawab Faqih dari sebrang.
"Kau sudah di rumah kita?" Tanyanya.
"Iya Bi dari tadi selepas Ashar.... Abi sama Umma pulang jam berapa?"
"Abi dan Umma nginep dua hari di rumah Abah.... Kalian di rumah berdua dulu saja ya."
"Loh, memang kenapa?"
"Abah sakit."
"Astagfirullah.... Abah sakit? Apa Faqih dan Nuha nyusul ke Sukabumi saja Bi?"
"Untuk apa? Tidak usah A'.... cuma demam biasa, maklum sudah tua." Jawab Abinya. Faqih pun bernafas lega.
"Ya sudah kalau begitu."
"Tidak apa ya di rumah dulu berdua."
"Iya Bi tidak apa... Salam untuk keluarga di Sukabumi ya."
"Walaikumsalam, iya nanti Abi sampaikan. Ya sudah Abi tutup ya.... Assalamualaikum."
"Walaikumsalam warahmatullah."
Ustadz Rahmat mematikan panggilan teleponnya setelah mendengar jawaban dalam dari Faqih.
Sementara Umma Hasna meletakkan secangkir kopi di meja. "Bi, itu A'a telfon ya?"
"Iya... Abah sudah minum obat belum?"
"Sudah... Abi serius kita pulang dua hari lagi?"
"Serius Umma, Abi cuma mau kasih ruang privasi untuk mereka. Sekalian supaya Nuha beradaptasi dulu, supaya nggak canggung."
"Iya deh... Hmmmm, kemaren pas anak kita nikah tuh Umma masih bayangin Zahra anaknya kak Siti."
"Umma... Iiissshhh, di bahas terus ah. Istighfar. Faqih sukanya sama Nuha mau bagaimana? Tidak mungkin di paksa harus sama anaknya pak Huda kan? lagi pula Nuha juga anak Soleha dan dari keturunan yang baik-baik juga kan?"
"Iya Bi... Maaf." Jawab Umma Hasna. 'haduh, malah jadi besanan sama Mbak Rahma.' gumam Umma Hasna dalam hatinya.
Keduanya pun melanjutkan obrolan itu, sembari menunggu kopi di cangkir ustadz Rahmat habis.
hal yang menjadikan bimbingan sebenarnya bukan ketidaksukaan Umma Hasna dengan Nuha, ya walaupun ada sedikit saat masih kecil dulu. karena memang Nuha termaksud anak super aktif, yang bahkan bikin dia geregetan sendiri pada masa itu.
sehingga membuatnya lebih menyukai Zahra anak ke dua dari Pak Huda, yang menurutnya lebih kalem dari pada Nuha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Herlina Lina
🤔
2024-03-02
0
Wenda Junia Apriani
jgn gt donk uma khn ksian nuhany
2023-07-29
0
Alivaaaa
umma Husna kok gitu sih 😔
2023-03-24
0